Jurnal Hortikultura最新文献

筛选
英文 中文
Perubahan Atribut Mutu dan Umur Simpan Beberapa Jenis Cabai Pada Berbagai Kemasan dan Suhu Penyimpanan (The Quality Atribute Change and Shelf Life of Several Types of Chili on Various Packaging and Storage Temperature)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/jhort.v29n1.2019.p111-118
D. Musaddad, Suwarni Tri Rahayu, P. S. Levianny
{"title":"Perubahan Atribut Mutu dan Umur Simpan Beberapa Jenis Cabai Pada Berbagai Kemasan dan Suhu Penyimpanan (The Quality Atribute Change and Shelf Life of Several Types of Chili on Various Packaging and Storage Temperature)","authors":"D. Musaddad, Suwarni Tri Rahayu, P. S. Levianny","doi":"10.21082/jhort.v29n1.2019.p111-118","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/jhort.v29n1.2019.p111-118","url":null,"abstract":"Kemunduran mutu cabai segar setelah dipanen dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengemasan dan penyimpanan suhu dingin merupakan bagian dari upaya untuk menekan kemunduran mutu. Tujuan penelitian untuk mengetahui laju rata-rata perubahan atribut mutu dan umur simpan beberapa jenis cabai pada berbagai kemasan dan suhu penyimpanan. Rancangan yang digunakan, yaitu rancangan acak kelompok pola faktorial dengan tiga faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama, yaitu tiga jenis cabai : (a1) cabai merah besar, (a2) cabai merah keriting, dan (a3) cabai rawit. Faktor kedua, dua suhu penyimpanan (b1) suhu kamar (20±3oC dan (b2) suhu dingin (10±1oC). Faktor ketiga, tiga jenis kemasan, yaitu (c1) baki styrofoam tanpa bungkus, (c2) baki styrofoam dibungkus plastik stretch film, dan (c3) baki styrofoam dibungkus plastik PE 0,03 mm berperforasi. Peubah yang diamati meliputi susut bobot, kadar air, kekerasan, kesegaran, vitamin C, dan umur simpan. Secara umum untuk semua jenis cabai dan jenis pengemas, penyimpanan di suhu dingin dapat menekan laju rata-rata perubahan atribut mutu sekaligus memperpanjang umur simpan sekitar 2,5–3 kali lipat dibandingkan suhu kamar. Pengemasan dengan styrofoam yang dibungkus plastik stretch film (c2) memberikan efek positif terhadap penekanan laju rata-rata perubahan atribut mutu dan umur simpan semua jenis cabai pada penyimpanan di suhu dingin, yaitu masing-masing 25 hari untuk cabai merah besar, 24 hari untuk cabai merah keriting, dan 18 hari untuk cabai rawit. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa penyimpanan di suhu dingin dengan menggunakan pengemasan styrofoam dibungkus plastik stretch film dapat menekan laju rata-rata kemunduran mutu semua jenis cabai.KeywordsCabai; Mutu; Umur simpan; Suhu; KemasanAbstractThe deterioration in the quality of fresh chili after harvesting is influenced by environmental factors. Low temperature packaging and storage are part of effective efforts to reduce quality deterioration. The objective of this research was to obtain the rate of quality attribute change and shelf life of several kinds of chili on various packaging and storage temperature. The experiment was conducted using randomized block in a factorial design with three factors and three replications. The first factor was three type of chili: (a1) red hot chili, (a2) curly chili, and (a3) cayenne pepper. The second factor was two types of storage temperature: (b1) room there temperature (20±3°C) and (b2) cold temperature (10±1oC). The third factor was three types of packaging: (c1) styrofoam trays without wrapping, (c2) styrofoam trays with stretch film , and (c3) styrofoam trays with perforated PE plastic 0.03 mm. The variables observed included weight loss, moisture content, hardness, vitamin C, freshness, and shelf life. Generally, for all kinds of chili and types of packaging, storage in cold temperatures can slow the rate of change of the quality attributes while extending shelf life of about 2.5–3 times higher than","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129677778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Evaluasi Konsentrasi Lethal dan Waktu Lethal Insektisida Botani Terhadap Ulat Bawang (Spodoptera exigua) di Laboratorium 实验室对洋葱毛虫(Spodoptera exigua)的Lethal和时间的浓度评估
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P69-80
Ahsol Hasyim, W. Setiawati, Liferdi Lukman, L. S. Marhaeni
{"title":"Evaluasi Konsentrasi Lethal dan Waktu Lethal Insektisida Botani Terhadap Ulat Bawang (Spodoptera exigua) di Laboratorium","authors":"Ahsol Hasyim, W. Setiawati, Liferdi Lukman, L. S. Marhaeni","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P69-80","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P69-80","url":null,"abstract":"[Evaluation of Lethal Concentration and Lethal Time of Botanical Insecticide Against Beet Armyworm (Spodoptera exigua) in The Laboratory]Pemanfaatan insektisida botani merupakan salah satu pilihan untuk mengendalikan serangan hama Spodoptera exigua yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk menetapkan konsentrasi sublethal dan waktu prolethal insektisida botani terhadap larva instar ketiga S. exigua di laboratorium. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang ( ± 1.250 m dpl.), mulai bulan Mei sampai Desember 2015. Penelitian menggunakan metode pencelupan serangga. Mortalitas larva S. exigua diamati mulai 1, 3, 6, dan 12 jam setelah perlakuan dan diulang setiap 24 jam sampai 96 jam. Data mortalitas larva diolah menggunakan analisis probit untuk menetapkan nilai LC50 dan LT50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas larva S. exigua paling tinggi terjadi pada saat 96 jam setelah perlakuan ekstrak bintaro (85,0%), diikuti oleh ekstrak akar tuba (82,5%), dan yang terendah diperoleh dari hasil aplikasi ekstrak huni yang hanya dapat mematikan larva S. exigua sebesar 57%. Dari lima ekstrak tumbuhan tersebut, nilai LC50 terendah diperoleh dari ekstrak daun bintaro (1.002,67 ppm), diikuti oleh ekstrak daun akar tuba (1.256,07 ppm), ekstrak kirinyuh (1.304,37 ppm), ekstrak suren (1.307,37 ppm), dan tertinggi diperoleh dari ekstrak huni (3.316,06 ppm). Waktu kematian 50% (LT50) S. exigua yang terpendek terjadi pada 33,50 jam dengan fiducial limit 23,24 – 48,42 jam untuk ekstrak daun akar tuba, sedangkan waktu kematian 50% (LT50) S. exigua yang terpanjang diperoleh dari ekstrak daun huni, yaitu 136,52 jam dengan fiducial limit 76,47 – 234,51 jam. Dari penelitian ini diketahui bahwa insektisida botani menunjukkan efikasi yang tinggi terhadap larva S. exigua sehingga dapat direkomendasikan sebagai komponen untuk pengendalian hama terpadu (PHT).KeywordsBawang merah;  Mortalitas; Insektisida botani; LC50; LT50 AbstractUtilization of botanical pesticides is one option of environmentally friendly methods to control the attack of Spodoptera exigua . The objective of this study was to evaluate of lethal concentration and lethal time of plant extracts as botanical insecticide against third instar larva of beet armyworm, S. exigua under laboratory condition. The experiment was conducted at Indonesian Vegetables Research Institute at Lembang (±1,250 m asl.), from May to December 2015. Insect dipping method was used in this research. Mortality of S. exigua larvae was observed at 1,3,6, and 12 hours after exposures to the plant extracts and repeated every 24 hours up to 96 hours of exposures. The results of the experiments showed that at 96 hours post treatment, the highest mortality (85.0%) of the S. exigua larvae was caused by sea mango extract followed by Derris leaf extract (82.5%) and the lowest mortality of S. exigua larvae (57%) was obtained from spreng extract. The lowest LC50 from five of the ext","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133248649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Efek Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk KaliumTerhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang Ketan (Effects of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and Potash Fertilizer Application on the Growth and Production of Banana cv. Ketan)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P61-68
I. Muas, nFN Jumjunidang, nFN Hendri, Deni Emilda, D. Fatria
{"title":"Efek Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk KaliumTerhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang Ketan (Effects of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and Potash Fertilizer Application on the Growth and Production of Banana cv. Ketan)","authors":"I. Muas, nFN Jumjunidang, nFN Hendri, Deni Emilda, D. Fatria","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P61-68","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P61-68","url":null,"abstract":"<p><span lang=\"EN-US\">Aplikasi mikroba <em>inducer</em> dan pemupukan merupakan komponen teknologi yang dapat memengaruhi keberhasilan pengelolaan tanaman pisang. Informasi tentang pemanfaatan mikroba <em>induser</em> dan pemupukan kalium untuk meningkatkan produktivitas tanaman pisang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga penelitian mengenai hal tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek aplikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan   dan produksi pisang ketan. Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terbagi dan diulang tiga kali. Sebagai petak utama adalah aplikasi FMA (tanpa inokulasi dan diinokulasi FMA), sedangkan anak petak adalah pemberian pupuk kalium (0, 200, 400</span><span>,</span><span lang=\"EN-US\"> dan 600 g K<sub>2</sub>O/ tanaman/tahun). </span><span lang=\"SV\">Pengamatan karakter tanah   dilakukan sebelum dan setelah percobaan, antara lain terhadap  pH,  N total, P , K, Ca, Mg</span><span>,</span><span lang=\"SV\"> dan  KTK efektif.   Pengamatan</span><span>  karakter pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) </span><span lang=\"EN-US\">meliputi tinggi </span><span> t</span><span lang=\"EN-US\">anaman  , jumlah daun, diameter batang, </span><span>yang dilakukan   1 bulan sekali</span><span lang=\"EN-US\">, serta saat keluar jantung.</span><span> Pengamatan terhadap  </span><span lang=\"EN-US\">kandungan</span><span> hara makro pada daun (N, P, K, Ca, Mg</span><span lang=\"EN-US\">)</span><span>  dan kolonisasi FMA pada akar pisang </span><span lang=\"EN-US\"> dilaksanakan pada kondisi tanaman akan memasuki fase generati</span><span>f</span><span lang=\"EN-US\">.</span><span> Parameter produksi  yang diamati meliputi</span><span> bobot buah </span><span lang=\"EN-US\">per</span><span> tandan, </span><span> </span><span>jumlah sisir </span><span lang=\"EN-US\">per</span><span> tandan</span><span lang=\"EN-US\"> dan</span><span> jumlah buah </span><span lang=\"EN-US\">per tandan.</span><span> Jumlah tanaman sampel yang diamati adalah sebanyak delapan tanaman dari setiap perlakuan. </span><span lang=\"EN-US\">Hasil penelitian</span><span lang=\"EN-US\">menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi aplikasi FMA dan pupuk kalium terhadap parameter pertumbuhan dan komponen produksi. Aplikasi FMA  memberikan pengaruh terhadap saat keluar jantung dan bobot buah/tandan, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap beberapa parameter produksi seperti saat panen, jumlah sisir serta jumlah buah per sisir.  Pemberian pupuk kalium   dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, mempercepat saat keluar jantung, saat panen dan meningkatkan produksi.. <span class=\"hps\">Implikasi</span></span><span class=\"hps\"><span> dari</span></span><span> <span class=\"hps\">penelitian ini</span> </span><span class=\"hps\"><span lang=\"EN-US\">adalah dalam meningkatkan produksi pisang perlu dilakukan aplikasi FMA dan pemupukan kalium.</span></span><br /> <br /><strong>Keywords</strong></p><p><span lang=\"EN\"","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116308331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Dampak Program Gerakan Tanam Cabai Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Cabai Tingkat Rumah Tangga di Bogor dan Jakarta (Impact of Chilli Planting Program n Chilli Self Sufficiency at Household Level in Bogor and Jakarta) 辣椒运动计划对满足茂物和雅加达家庭层级辣椒的影响(智利计划计划在茂物和雅加达的Household水平上的影响)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P119-128
Rizka Amalia Nugrahapsari, Rima Setiani, Sulusi Prabawati, nFN Turyono, nFN Hardiyanto
{"title":"Dampak Program Gerakan Tanam Cabai Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Cabai Tingkat Rumah Tangga di Bogor dan Jakarta (Impact of Chilli Planting Program n Chilli Self Sufficiency at Household Level in Bogor and Jakarta)","authors":"Rizka Amalia Nugrahapsari, Rima Setiani, Sulusi Prabawati, nFN Turyono, nFN Hardiyanto","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P119-128","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P119-128","url":null,"abstract":"Program Gerakan Tanam Cabai (Gertam Cabai) dilatarbelakangi oleh fluktuasi harga cabai yang berlangsung tiap tahun. Program ini bertujuan membantu penyediaan cabai secara berkelanjutan pada tingkat rumah tangga. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sejauh mana pengaruh Gertam Cabai terhadap kemandirian pemenuhan kebutuhan cabai tingkat rumah tangga di Kota Bogor dan Jakarta. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan impact analysis. Pada metode impact analysis dilakukan pengukuran nilai indikator sebelum dan setelah intervensi program pada dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat intervensi program (Kelompok Aksi) dan kelompok yang tidak mendapat intervensi program (Kelompok Kontrol). Pada masing-masing kelompok dilakukan penghitungan selisih nilai indikator pada saat impact dan baseline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Gertam Cabai belum memberikan pengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan cabai tingkat rumah tangga. Hal ini terlihat dari: (1) tidak adanya perbedaan volume pembelian cabai antara sebelum dan sesudah Gertam Cabai pada kelompok penerima, dan (2) tidak adanya perbedaan volume pembelian cabai sesudah periode program tersebut antara kelompok penerima dan non penerima. Hal ini disebabkan karena banyak tanaman cabai yang mati, cabai yang dibagikan tidak sesuai dengan preferensi konsumen, dan cabai merupakan komoditas yang bersifat inelastis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila program itu masih akan dilaksanakan, yaitu: (1) jenis cabai dalam program itu agar disesuaikan dengan preferensi konsumen, dan (2) pembangunan sistem dan tatanan kelembagaan untuk memastikan keberlanjutan program meliputi sistem pembagian benih, penentuan kelompok penerima, pendampingan pra dan pasca pembagian benih, serta pembekalan teknis budidaya kepada kelompok penerima.KeywordsGerakan tanam cabai; Rumah tangga; Impact analysisAbstract Chilli planting program was motivated by the fluctuation of chili price every year. The objective of this program was to assist the household level for having sustainable supply of chilli. The purpose of this study was to analyze the influence of chilli Planting Program on the self sufficiency of household chilli needs in Bogor and Jakarta. The method of analysis used is descriptive statistics and impact analysis. In the impact analysis method, the indicator measurement before and after the program intervention was done in two groups: the group receiving the program (Action Group) and the group that did not participate in the program (Control Group). The next step is to calculate the difference between the indicators value at impact and baseline on each group. The results showed that chilli planting program has not affected chilli self sufficiency at household level. This can be seen from: (1) there is no difference in the volume of chilli purchasing before and after chilli planting program in the action group, and (2) there is no difference in the volume of chilli purchasing after ","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"33 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132053957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Analisis Korespondensi untuk Mengetahui Atribut Unggulan Jeruk Pamelo: Studi Kasus Pada Empat Aksesi Jeruk Pamelo di Magetan (Correspondence Analysis to Identified the Superior Attribute of Pummelo: Case Study on Four Pummelo Accession in Magetan) Analisis Korespondensi untuk Mengetahui Atribut Unggulan Jeruk Pamelo:Studi Kasus Pada Empat Aksesi Jeruk Pamelo di Magetan(通过对应分析确定西瓜的优势属性:马盖丹四个西瓜种植案例研究)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P129-136
Emi Budiyati, A. Pramesti, Lyli Mufidah
{"title":"Analisis Korespondensi untuk Mengetahui Atribut Unggulan Jeruk Pamelo: Studi Kasus Pada Empat Aksesi Jeruk Pamelo di Magetan (Correspondence Analysis to Identified the Superior Attribute of Pummelo: Case Study on Four Pummelo Accession in Magetan)","authors":"Emi Budiyati, A. Pramesti, Lyli Mufidah","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P129-136","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P129-136","url":null,"abstract":"Pamelo (Citrus maxima) memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia merujuk karakteristiknya yang unik, baik dari sisi ukuran, rasa, dan lama penyimpanan. Beberapa aksesi yang dibudidayakan di Magetan meliputi Nambangan, Magetan, Sri Nyonya, dan terdapat juga klon Adas yang belum dilepas. Analisis korespondensi dilakukan mengetahui atribut unggulan pada keempat aksesi jeruk pamelo tersebut, dengan menggunakan data primer dari panel terbatas atas 132 sampel buah, yang dilakukan pada tahun 2014. Beberapa tahapan yang dilakukan: (1) cleaning data yang bersumber dari penilaian panelis mengelompokkan data berdasarkan kesukaan, (2) melakukan uji asosiasi tabel kontingensi antara varietas pamelo dan kriteria unggul, dan (3) analisis korespondensi terhadap aksesi pamelo. Hasil yang diperoleh menunjukkan varietas Nambangan melekat dengan atribut unggul kebersihan, bentuk buah, warna, dan tebal kulit ; varietas Magetan terikat dengan jumlah biji, varietas Sri Nyonya dengan tebal, tekstur, dan rasa daging buah; serta klon Adas dengan warna daging buah. Berdasarkan hasil dari penilaian panelis atribut unggul utama dari penampilan dalam adalah rasa daging buah (18,98%) dan untuk penampilan luar adalah bentuk buah (18,32%). Hal ini menjadikan varietas Sri Nyonya menjadi pilihan pertama panelis (27,37%). Hasil tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada petani terkait kesesuaian aksesi yang dipilih dengan pasar yang dibidik (terkait atribut unggulan yang disukai), serta menjadi acuan bagi pembuat kebijakan, terutama Pemerintah Kabupaten Magetan, terkait aksesi yang diprioritaskan untuk dikembangkan, mengingat pasar dalam negeri dan ekspor masih terbuka.KeywordsPamelo; Analisis korespondensi; Atribut unggul AbstractPummelo (Citrus maxima) has the potential to be developed in Indonesia, referring to its unique characteristics, both in terms of size, taste, and length of storage. Some accessions that common cultivated in Magetan are Nambangan, Magetan, Sri Nyonya, and there are also Adas clone that have not been released. Correspondence analysis was conducted to determine the superior attributes of the four pummelo citrus accessions, using primary data from limited panels for 132 fruit samples, which was carried out in 2014. Several steps were done: (1) cleaning data sourced from panel appraisal to group data based on their preference, (2) test the association of contingency tables between pummelo accessions and superior criteria, and (3) conduct correspondence analysis of pummelo accessions. The results show that the Nambangan variety is inherent with superior attributes of cleanliness, fruit shape, color, and thickness of the skin; the Magetan variety is tied to the number of seeds, while Sri Nyonya variety with thick flesh, flesh texture, and fruit flavor; while Adas clone with fruit flesh color. Based on the results, the panelist’s assessed the main superior attribute for internal appearance was fruit flesh flavor (18.98%) while the outer appearan","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134239158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Respon Karakter Morfo-Fisiologi Genotipe Tomat Senang Naungan Pada Intensitas Cahaya Rendah (The Respon of Morpho-Physiological Characters of Loving-Shade Genotypes at Low Light Intensity) 西红柿的形态生理学反应喜欢在低强度的情况下遮荫。
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P22-32
D. Sulistyowati, M. Chozin, M. Syukur, M. Melati, Dwi Guntoro
{"title":"Respon Karakter Morfo-Fisiologi Genotipe Tomat Senang Naungan Pada Intensitas Cahaya Rendah (The Respon of Morpho-Physiological Characters of Loving-Shade Genotypes at Low Light Intensity)","authors":"D. Sulistyowati, M. Chozin, M. Syukur, M. Melati, Dwi Guntoro","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P22-32","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P22-32","url":null,"abstract":"Tomat memiliki potensi untuk dikembangkan dengan sistem pertanaman berganda sebagai tanaman sela di bawah tegakan, baik di kehutanan, perkebunan, maupun pekarangan, sehingga mengalami stres cahaya rendah.  Stres cahaya rendah menyebabkan berbagai perubahan morfologi, anatomi dan fisiologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakter morfologi, anatomi dan fisiologi genotipe tomat pada intensitas cahaya rendah. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Tersarang (nested design) yang diulang tiga kali, faktor pertama terdiri atas dua taraf naungan, tanpa naungan (0%) dan naungan 50%. Faktor kedua berupa 50 genotipe tomat (ditapis menjadi 4 kelompok genotipe, yaitu senang, toleran, moderat dan peka naungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe tomat senang naungan mampu berproduksi lebih tinggi saat ternaungi, karena genotipe ini mampu beradaptasi lebih baik. Yaitu dengan cara meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga dan jumlah buah dibandingkan genotipe peka. Terjadi peningkatan klorofil b lebih tinggi daripada klorofil a, sehingga terjadi penurunan yang lebih tinggi pada rasio klorofil a/b. Karakter yang berkorelasi dan berpengaruh langsung terhadap produksi tomat pada naungan 50% adalah luas daun, jumlah bunga, umur panen, rasio klorofil a/b, jumlah buah dan bobot per buah.KeywordsIntensitas cahaya rendah; Karakter genotipe tomatABSTRACTTomatoes have the potential to be developed with multiple cropping systems as intercropping plants under stands, both in forestry, plantations, and yard, thus experiencing low light stress. Low light stress causes a variety of morphological, anatomical and physiological changes. The aim of this study was to investigate the morphological, anatomical and physiological characters of tomato genotypes at low light intensity. The experiments were conducted in the experimental field of Bogor Agricultural Extension Institute, in Bogor, from October 2014 to January 2015. The experiment was arranged in nested randomized design with two factors and three replication. The first factor consisted of two levels of shading intensity, i.e. without shade (0 %) and 50% shading. and the second factor was 50 tomato genotypes (4 groups of tomato genotypes, i.e. shade-loving, shade-tolerant, shade-moderate and shade-sensitive genotypes). The results showed that the shade-loving genotypes was capable of producing higher levels when shaded, as the genotype was able to adapt better. That was by increasing the plant height, leaf number, leaf area, flower number and fruit number compared to sensitive genotypes. Increased chlorophyll b is higher than chlorophyll a, resulting in a higher decrease in the ratio of chlorophyll a/b. Character that correlates and directly affects tomato production in 50% shade was leaf area, leaf number, harvesting time, a/b chlo","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128149068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Pengaruh Formulasi Biofungsida Berbahan Aktif Cladosporium sp. Terhadap Penyakit Karat Putih Pada Tanaman Krisan (Effect of Biofungcide Formulation Based on Cladosporium sp. Against White Rust Disease on Chrysanthemum)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-10-09 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P91-102
E. S. Yusuf, W. Nuryani, K. Budiarto
{"title":"Pengaruh Formulasi Biofungsida Berbahan Aktif Cladosporium sp. Terhadap Penyakit Karat Putih Pada Tanaman Krisan (Effect of Biofungcide Formulation Based on Cladosporium sp. Against White Rust Disease on Chrysanthemum)","authors":"E. S. Yusuf, W. Nuryani, K. Budiarto","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P91-102","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P91-102","url":null,"abstract":"Pengendalian penyakit karat putih pada tanaman krisan dengan menggunakan agens hayati merupakan salah satu upaya penting dalam mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penelitian bertujuan mengevaluasi kemangkusan biofungisida berbahan aktif Cladosporium sp. pada beberapa formulasi (WP-1, WP-2, dan WP-3) dibandingkan dengan penggunaan fungisida sintetik dan asam salisilat dalam mengendalikan penyakit karat pada krisan cv. Puspita Nusantara. Penelitian berlangsung selama 1 tahun dari bulan Januari hingga Desember 2016, dilakukan melalui dua tahap, yaitu penelitian super impose di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias dengan menggunakan rancangan acak lengkap terdiri atas enam perlakuan (WP-1, WP-2, WP-3, AS, FS, dan kontrol) dengan lima ulangan, setiap ulangan terdiri atas 100 tanaman. Aplikasi dilakukan setiap minggu pada sore hari dan verifikasi kemangkusan di lahan petani menggunakan uji t berpasangan terdiri atas dua perlakuan (WP-1 2 g/l dan fungisida sintetik berbahan aktif pyraclostrobin 250 g/l) dengan 10 ulangan. Hasil evaluasi kemangkusan perlakuan biofungisida menunjukkan bahwa seluruh formulasi mampu menekan serangan penyakit karat sebesar 17% hingga 27%. Demikian juga dengan hasil uji di lahan petani formulasi WP-1 mampu mengimbangi fungisida sintetik dengan menyisakan serangan karat 1,6% dan 1,7%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa seluruh formulasi biofungisida mempunyai keefektifan yang sama dalam menurunkan intensitas dan perkembangan penyakit karat, dengan fungisida sintetik berbahan aktif pyraclostrobin 250 g/l dengan kualitas bunga yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan kultur teknis petani yang berbasis fungisida sintetik.KeywordsDendranthema grandiflora; Agens hayati; Intensitas serangan; Evaluasi lapanganAbstract The application of biological agents to control white rust on chrysanthemum is one important issues in the era of ecofriendly and sustainable agriculture, including in chrysanthemum production system. The research was carried out to evaluate the application of several biofungicide formulations with the active ingredient of Cladosporium sp., i.e. WP-1, WP-2, and WP-3, synthetic fungicide and salicylic acid for white rust control in chrysanthemum cv. Puspita Nusantara. The research was conducted from January to December 2015, through two subsequent experiments, i.e. super-impose experiment that located in Indonesian Ornamental Crops Research Institution using a complete randomized design consisting of six treatments (WP-1, WP-2, WP-3, AS, FS, and control) and five replications and verification of biofungicide effectivess at the growers’ nursery using paired t test consisting of dua treatments (WP-1 2 g/l) dan synthetic fungicide with active ingridient pyraclostrobin 250 g/l) and 10 replications. The results of evaluation of biofungicide treatment efficacy showed that all of formulations biofungicide formulation were able to suppress rust attack by 17% to 27%. Likewise with the","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130447053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Studi Ex-Ante Teknologi Produksi Lipat Ganda Cabai Merah pada Musim Hujan: Studi Kasus di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Ex-ante Study of Chili Multiple Production Technology in the Rainy Season: Case Study in Garut District, West Java)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-09-26 DOI: 10.21082/JHORT.V29N2.2019.P257-268
nFN Puspitasari, nFN Hardiyanto, W. Adiyoga, Adhitya Marendra Kiloes
{"title":"Studi Ex-Ante Teknologi Produksi Lipat Ganda Cabai Merah pada Musim Hujan: Studi Kasus di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Ex-ante Study of Chili Multiple Production Technology in the Rainy Season: Case Study in Garut District, West Java)","authors":"nFN Puspitasari, nFN Hardiyanto, W. Adiyoga, Adhitya Marendra Kiloes","doi":"10.21082/JHORT.V29N2.2019.P257-268","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N2.2019.P257-268","url":null,"abstract":"Teknologi Produksi Lipat Ganda (Proliga) cabai merah merupakan paket teknologi yang terdiri atas beberapa komponen teknologi yang dirangkai sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas cabai merah hingga 20 ton/ha. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi awal mengenai sifat inovasi dan potensi adopsi paket teknologi Proliga cabai merah berdasarkan persepsi petani. Sebuah demplot teknologi Proliga cabai merah dilakukan di Kecamatan Banyuresmi, Kabupten Garut, Jawa Barat. Demplot tersebut melibatkan 30 orang petani partisipatif untuk dapat melihat seluruh komponen teknologi dari awal pesemaian hingga panen. Setelah demplot dipanen, petani selanjutnya ditanya mengenai persepsi mereka terhadap paket teknologi yang diperkenalkan berdasarkan dimensi-dimensi karakteristik inovasi, yaitu: keunggulan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan untuk diamati, dan kemudahan untuk diuji coba. Selain itu juga ditanyakan mengenai sejauh mana potensi adopsi dari masing-masing komponen teknologi oleh petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban positif terhadap komponen-komponen teknologi yang diperkenalkan berdasarkan lima dimensi karakteristik inovasi. Meskipun terdapat responden yang memiliki sikap negatif terutama pada dimensi kesesuaian, secara keseluruhan komponen-komponen teknologi yang diperkenalkan memiliki karakteristik inovasi yang tinggi dan sangat tinggi. Mayoritas petani menyatakan sikap yang positif terhadap potensi adopsi paket teknologi Proliga cabai merah.KeywordsCabai merah; Produksi lipat ganda; Sifat inovasi; Persepsi petaniAbstractMultiple Production Technology (Proliga) of chili is a technology package consisting of several technological components so that it can increase the productivity of chili up to 20 tons/ha. This study aims to conduct an initial survey of the characteristics of innovation and the potential for adoption of the chili’s Proliga technology package. A demonstration plot for chili’s Proliga technology was conducted in Banyuresmi Subdistrict, at Garut District, West Java. The demonstration plot involved 30 participatory farmers in being able to see all technological components from the beginning of the nursery until harvested. After the demonstration plot is completed, farmers will be asked about their perceptions of the technological package introduced based on the dimensions of innovation characteristics, such as relative advantage, suitability, complexity, easiness to observe, and trialability. It was also asked about the extent of the potential adoption of each component of technology by farmers. The results showed that the majority of respondents gave definite answers to the components of technology that were introduced based on the five dimensions of innovation characteristics, although there were still many respondents who had negative attitudes especially in the dimensions of suitability. Overall the technology components introduced have high and very high innovatio","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115035963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Karakterisasi dan Keragaan Pertumbuhan Tiga Klon Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Lokal (Characterization and Growth Performance of Three Clone of Local Hot Pepper)
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-06-19 DOI: 10.21082/JHORT.V29N1.2019.P33-44
A. E. Marpaung, S. Barus, D. Musaddad
{"title":"Karakterisasi dan Keragaan Pertumbuhan Tiga Klon Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Lokal (Characterization and Growth Performance of Three Clone of Local Hot Pepper)","authors":"A. E. Marpaung, S. Barus, D. Musaddad","doi":"10.21082/JHORT.V29N1.2019.P33-44","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V29N1.2019.P33-44","url":null,"abstract":"Cabai merah merupakan komoditas sayuran utama yang memiliki nilai permintaan tinggi di masyarakat Indonesia sehingga ketersediaannya harus terus dilakukan termasuk upaya peningkatan produksi. Penggunaan varietas unggul spesifik lokasi memberi kontribusi cukup besar terhadap peningkatan produksi sayuran secara nasional. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan keragaan pertumbuhan tiga varietas cabai merah lokal spesifik lokasi termasuk melihat keunggulannya dibandingkan dengan cabai merah varietas lainnya yang sudah beredar di pasar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Berastagi, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl dan jenis tanah Andisol. Kegiatan dilakukan sejak bulan Juni 2015 sampai dengan Maret 2016. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan lima kali ulangan. Kegiatan yang dilakukan meliputi karakterisasi dan keragaan pertumbuhan tanaman tiga cabai merah calon varietas lokal (Batang Ungu, Batang Ungu-Hijau, Batang Hijau) dan pembanding (Kencana dan Rampati). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga cabai merah varietas lokal memiliki perbedaan pada umur masa pertumbuhan. Pertumbuhan vegetatif cabai merah Batang Ungu dan Batang Ungu-Hijau berlangsung sampai umur 9 bulan setelah tanam, sedangkan cabai merah Batang Hijau hanya sampai umur 7 BST. Penampilan secara visual tanaman cabai merah Batang Ungu, Batang Ungu-Hijau, dan Rampati lebih tinggi, sedangkan cabai merah Batang Hijau lebih rendah namun diameter kanopi lebih lebar, sedangkan cabai merah Kencana lebih sempit. Waktu mulai berproduksi cabai merah Batang Ungu dan Batang Ungu-Hijau 1 bulan lebih lama dibandingkan cabai merah lainnya. Hasil per tanaman secara umum menunjukkan bahwa cabai merah Batang Ungu lebih tinggi dibandingkan dengan batang Ungu-Hijau, Batang Hijau, Rampati, dan Kencana, di mana total hasil per tanaman secara berurutan masing-masing adalah 1.183,15 g; 1.036,56 g; 700,55 g; 809,88 g ,dan 365,12 g. Hasil uji preferensi terhadap tanaman cabai merah di lapangan memperlihatkan bahwa cabai merah Batang Ungu dan Batang Ungu-Hijau memiliki tampilan keseluruhan dan bentuk/warna daun yang sangat bagus, sedangkan untuk kriteria tinggi tanaman, luas kanopi/tajuk, dan jumlah cabang tergolong bagus. Cabai merah Batang Hijau untuk setiap kriteria tergolong baik. Hasil uji preferensi terhadap buah cabai merah memperlihatkan bahwa cabai merah Batang Ungu, Batang Ungu-Hijau, Batang Hijau, dan varietas Kencana tergolong baik dilihat dari tampilan keseluruhan, yaitu ukuran, warna, bentuk, dan tekstur kulit buah.KeywordsCapsicum annum L.; Karakterisasi; Pertumbuhan; Hasil; Spesifik lokasiAbstractHot pepper is the main vegetable crops that have the highest demand value in Indonesian society, so that their availability should be continue to be made, including efforts to increase production. Using the best varieties specific location is giving a substantial contribution to the impro","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121813417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Uji Adaptasi Klon-Klon Kentang Transgenik Tahan Hawar Daun Pada Agroekosistem Jawa Barat dan Jawa Tengah [Adaptation Test of Transgenic Potato Resistance to Late Blight Under Agro Ecosystem of West and Central Java]
Jurnal Hortikultura Pub Date : 2019-05-17 DOI: 10.21082/JHORT.V28N2.2018.P175-182
nFN Kusmana, A. D. Ambarwati
{"title":"Uji Adaptasi Klon-Klon Kentang Transgenik Tahan Hawar Daun Pada Agroekosistem Jawa Barat dan Jawa Tengah [Adaptation Test of Transgenic Potato Resistance to Late Blight Under Agro Ecosystem of West and Central Java]","authors":"nFN Kusmana, A. D. Ambarwati","doi":"10.21082/JHORT.V28N2.2018.P175-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JHORT.V28N2.2018.P175-182","url":null,"abstract":"Uji adaptasi merupakan salah satu syarat utama untuk pendaftaran varietas tanaman hortikultura. Salah satu masalah utama pada produksi tanaman kentang adalah adanya serangan penyakit hawar daun yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans. Melalui usaha perakitan varietas tanaman telah dihasilkan beberapa calon varietas kentang tahan terhadap penyakit hawar daun. Tanaman kentang tahan hawar daun dihasilkan melalui persilangan antara varietas kentang Granola dengan kentang transgenik Katahdin SP951 serta varietas Atlantic dengan Katahdin SP951. Uji adaptasi dilakukan di Lapangan Uji Terbatas sentra produksi kentang di Jawa Barat (Kab. Bandung dan Kab. Garut) dan di Jawa Tengah (Kab. Banjarnegara). Waktu pengujian mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan Februari 2014. Penelitian disusun dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Untuk menguji stabilitas hasil menggunakan perangkat software komputer MSTATC. Untuk uji resistensi menggunakan isolat P. infestans dari masing-masing lokasi uji. Inokulasi dilakukan di rumah kaca pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam dilakukan sebanyak lima kali dengan interval waktu 4 hari, yaitu pada umur 30, 34, 38, 42, dan 46 hari. Hasil pengujian didapatkan genotipe yang stabil, yaitu Klon 20, 27, 62, dan 65, serta varietas pembanding Atlantic, Granola, Katahdin, dan Katahdin SP 951. Klon 66 dan 69 merupakan klon yang tidak stabil. Klon 27, 62, 65, 66, dan 69 merupakan klon yang resisten terhadap serangan hawar daun. Klon 20 memiliki ketahanan yang moderat resisten terhadap serangan hawar daun sementara Granola dan Atlantic merupakan genotipe yang peka terhadap hawar daun. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengusulan pendaftaran calon varietas kentang yang memiliki adaptasi baik di Jawa Barat dan Jawa Tengah serta tahan terhadap penyakit hawar daun.KeywordsSolanum tuberosum L; Adaptasi; Resistensi; Hawar daunAbstractAdaptation test is one of the main requirements for variety registration. One of major problem of potato production is potato late blight disease caused by P. infestans. Through the breeding program has produced several candidates potato varieties resistance to late blight. Late blight resistant potato was obtained through crosses between Indonesian local potato variety of Granola and Atlantic with transgenic variety of Katahdin SP951. Adaptation test was conducted at confined field trials in potato production area in West Java (District of Bandung and Garut) and Central Java (Banjarnegara). The experiment was conducted from October 2013 to February 2014. The experimental design was Randomized Complete Block Design with three replications. The software of MSTATC was used for testing the stability of genotypes. To test of resistance to P.infestans, it was used P. infestans isolates that collected from each test site. Inoculation was conducted in a greenhouse at the plant was 30 days old after planting and performed five times i","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128096353","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信