{"title":"WASTE MANAGEMENT IN INDONESIAN PUBLIC HEALTH CENTRES: FACTORS ASSOCIATED WITH WASTE SEGREGATION PRACTICES AND DISPOSAL METHODS","authors":"S. Irianti, Puguh Prasetyoputra","doi":"10.22435/jek.18.1.1831.1-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1831.1-14","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 Pada tahun 2014 Indonesia mulai menerapkan Universal Health Coverage (UHC), yang akan meningkatkan cakupan asuransi kesehatan. Artinya bahwa pemanfaatan layanan kesehatan akan meningkat juga, sehingga pengelolaan limbah medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) akan menjadi semakin penting. Artikel ini merupakan analisis data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan tahun 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan limbah dan pembuangan akhir limbah layanan kesehatan di Puskesmas. Jumlah sampel adalah 8.599 Puskesmas. Variabel yang dianalisis meliputi sistem pembuangan limbah, perilaku pemisahan limbah, dan pengolahan limbah dengan cara dibakar. Analisis data dilakukan secara multivariat dengan model logistik biner multivariabel dan regresi multinomial pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis regresi multivariabel menemukan bahwa ada ketidaksetaraan berbasis geografis di mana Puskesmas yang terletak di wilayah Jawa-Bali, di daerah perkotaan, bukan di daerah terpencil, dan di pulau-pulau utama, cenderung melakukan pemisahan limbah medis, dan cenderung tidak melakukan praktik pembakaran terbuka. Puskesmas yang memiliki sistem pembuangan limbah yang layak, mengindikasikan bahwa memiliki kecenderungan mempraktikkan pemisahan limbah medis (tidak pembakaran terbuka). Sebaliknya puskesmas di daerah pedesaan, tidak melakukan pemilahan limbah dan cenderung mengelola sampah dengan cara dibakar. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya untuk menerapkan pengelolaan limbah layanan kesehatan yang tepat di Puskesmas, termasuk fasilitas dasar, pelaksanaan pemisahan di sumber, dan pengolahan serta pembuangan limbah yang tepat menjadi sangat penting. \u0000 Kata kunci: Limbah medis, fasilitas kesehatan, analisis regresi, pengelolaan limbah, Indonesia \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000 In 2014, Indonesia started implementing Universal Health Coverage (UHC). As coverage of health insurance expands, healthcare utilisation will increase. Therefore, sustainable healthcare waste management (HCWM) in public health centres (PHCs) will become more important. This paper addresses the drivers of waste segregation and the final disposal of healthcare wastes. We obtained data on health care waste management (HCWM) in 8,599 PHCs from the 2011 Health Facility Research (Rifaskes). We then fitted multivariable binary logistic and multinomial regression models at the 0.05 level of significance. The multivariable regression analyses found that there were geographically based inequalities where PHCs located in JavaBali region, in the urban area, not in the remote area, in main islands, were more likely to practice medical waste segregation, and less likely to practice open burning. Owning a sewerage system corresponds to a higher likelihood of practising medical waste segregation and lower likelihood of open burning. Moreover, PHCs with better basic amenities were more likely to segregate their waste and less likely to practice open","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"2014 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132654103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bunga Ch Rosha, Dwi Sisca Kumalaputri, Indri Yunita Suryaputri
{"title":"HUBUNGAN KEGEMUKAN, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH DENGAN KEJADIAN TOLERANSI GULA TERGANGGU (TGT) DI INDONESIA","authors":"Bunga Ch Rosha, Dwi Sisca Kumalaputri, Indri Yunita Suryaputri","doi":"10.22435/jek.18.1.1602.27-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1602.27-36","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The incidence of diabetes has been increasing gradually each year. According to WHO, diabetes is the leading cause of blindness, kidney failure, heart attack, and stroke. Prevention strategies are needed, especially for people with Impaired Glucose Tolerance (IGT), as IGT is an intermediate stage in the natural course of type 2 diabetes and a predictor of type 2 diabetes. This paper is a secondary-data analysis of 2013 Basic Health Research aiming to identify IGT predictors. Samples were the respondents aged 15 years and over, with a total of 38,149. Analysis was carried out using logistic regression with odds ratios and 95% confidence intervals. Results showed that factors associated with IGT were age (OR (95% CI): 1.51 (1.43-1.59)), gender (OR (95% CI): 1.54 (1.46- 1.62)), education ((OR (95% CI): 1.18 (1.10-1.26), overweight (OR (95% CI): 1.24 (1.17-1.31) ) and fruit and vegetable consumption (OR (95% CI): 0.89 (0.80-0.99)). To conclude, obesity is a risk factor of IGT prevalence, while consumption of fruits and vegetables less than 4 portions per day was protective against IGT. There is a need of IGT prevention strategy, such as regular blood sugar checks, weight control and increased physical activity (exercise) and consume fruits and vegetables that are low in glucose and fluctose. \u0000Keywords: IGT, obesity, fruit and vegetable consumption, Riskesdas \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Kejadian diabetes dari tahun ketahun semakin meningkat. Menurut WHO, diabetes merupakan penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, dan stroke. Perlu upaya pencegahan terutama pada orang dengan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), karena TGT merupakan tahap pertengahan di dalam perjalanan alamiah DM tipe 2 dan faktor prediktor terhadap terjadinya DM tipe 2. Artikel ini adalah analisis lanjut Riskesdas 2013, yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor prediktor TGT. Sampel adalah responden dengan umur 15 tahun ke atas berjumlah 38.149. Analisis dilakukan dengan regresi logistik dengan odds ratio dan 95 % confidence Interval. Hasil menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan TGT ialah umur (OR (95% CI): 1,51 (1,43-1,59)), jenis kelamin (OR (95% CI): 1,54 (1,46-1,62)), pendidikan ((OR (95% CI): 1,18 (1,10-1,26), kegemukan (OR (95% CI): 1,24 (1,17-1,31)) dan konsumsi buah dan sayur (OR (95% CI): 0,89 (0,80-0,99)). Dapat disimpulkan bahwa kegemukan berisiko terhadap kejadian TGT dan konsumsi buah dan sayur < 4 porsi perhari protektif terhadap kejadian TGT. Perlu adanya upaya pencegahan TGT, seperti pemeriksaan gula darah secara berkala, mengontrol berat badan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga), serta mengkonsumsi jenis buah dan sayur yang rendah glukosa dan fluktosa. \u0000Kata kunci: TGT, kegemukan, konsumsi buah dan sayur, Riskesdas","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134109174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI SOSIAL TENTANG STUNTING DI KABUPATEN TANGERANG","authors":"S. Liem, Hana Panggabean, Rustono Marta Farady","doi":"10.22435/jek.18.1.167.37-47","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.167.37-47","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Stunting is an indicator of chronic malnutrition in the first 1000 days of a child’s life. This threatens the quality of human resources of Indonesia. The local communities generally interpret stunting as “short” and use different terms such as ‘kerdil’, ‘cebol’, ‘kuntet’, and ‘kuntring’. Having short posture is frequently perceived as heredity rather than as malnutrition. Inadequate meanings derived from social perception process may lead mothers to ignore such behavior that will increase risks of stunting and undermine community participation in government-led programme to reduce stunting. This qualitative study aims to describe facts on how community preceived stunted children. Data were obtained through field observation and in-depth interviews with four mothers having under-five-aged children in Tangerang. Thematic analysis was used to analyse the collected data. This study revealed that stunting is not being associated with health or nutrition issues. In fact, participants perceive stunted children as smart children. Holding on to such perception may jeopardize optimal community participation in government’s efforts to reduce stunting prevalences. Design of appropriate activities may need to consider social perception held by local communities where the intervention will be implemented. \u0000 Keywords: Stunting, social perception, childhood nutrition \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 Stunting adalah indikator kekurangan gizi kronis dalam periode 1000 hari pertama kehidupan seseorang. Hal ini mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia. Masyarakat setempat pada umumnya memaknai stunting sebatas “berbadan pendek” dengan menggunakan istilah yang berbeda, misalnya ‘kerdil’, ‘cebol’, ‘kuntet’, dan ‘‘kuntring’’ sebagai akibat dari faktor keturunan. Perspektif persepsi sosial penting dalam pemaknaan tersebut, karena berpotensi mengabaikan perilaku berisiko anak stunting oleh para ibu dan menghambat partisipasi masyarakat dalam program pemerintah menurunkan kejadian stunting. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat memaknai balita berbadan pendek. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan empat orang ibu yang memiliki anak balita di kabupaten Tangerang. Data diolah dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan balita pendek tidak dikaitkan dengan masalah kesehatan maupun gizi, bahkan responden memandang anak ‘‘kuntring’’ sebagai anak yang pintar. Persepsi demikian dapat berdampak pada keterlibatan masyarakat yang tidak optimal dalam upaya pemerintah mengurangi kejadian stunting. Perencanaan intervensi pencegahan yang tepat perlu mempertimbangkan persepsi sosial yang berlaku dalam masyarakat. \u0000 Kata kunci: Stunting, persepsi sosial, gizi anak balita","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133653088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Dharmayanti, K. Azhar, Dwi Hapsari Tjandrarini, P. S. Hidayangsih
{"title":"PELAYANAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN BERKUALITAS YANG DIMANFAATKAN IBU HAMIL UNTUK PERSIAPAN PERSALINAN DI INDONESIA","authors":"I. Dharmayanti, K. Azhar, Dwi Hapsari Tjandrarini, P. S. Hidayangsih","doi":"10.22435/jek.18.1.1777.60-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1777.60-69","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Antenatal care (ANC) is a prevention healthcare for maternal health and their babies. In order to fulfill the needs of them, an accessible health facility that provides ANC with qualified services for the community is needed. This study aims to determine the utilization of maternal health services as preparation for safe delivery. Analysis of this study used the data from National Health Indicator Survey (Sirkesnas) 2016 and Village Potential Census (Podes) 2014. The analysis technique was multivariable logistic regression. The results showed that the use of qualified ANC tended to be used by mothers who were examined by midwives in health centers, highly educated mothers, those who were living in moderate and good neighborhoods, not living in slums (social environment) and residing in Java-Bali region. It can be concluded that midwives and location of ANC provided important role to improve the utilization of ANC services as an ideal preparation for safe delivery. \u0000Keywords: Quality of ANC, maternal health, living environment, social environment \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan fasilitas kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat serta pelayanan pemeriksaan ANC yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil sebagai persiapan persalinan yang aman. Analisis menggunakan data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 dan Potensi Desa (Podes) tahun 2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik multivariabel. Hasil uji regresi logistik multivariabel menunjukkan bahwa pemanfaatan ANC berkualitas cenderung digunakan oleh ibu yang diperiksa bidan di puskesmas, ibu berpendidikan tinggi, tinggal di lingkungan permukiman sedang dan baik, tidak tinggal di wilayah kumuh (lingkungan sosial) serta bertempat tinggal di Regional Jawa-Bali. Dapat disimpulkan bahwa bidan dan tempat ANC mempunyai peran sangat penting untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan ANC ideal sebagai persiapan persalinan yang aman. \u0000Kata kunci: Pelayanan kehamilan berkualitas, kesehatan ibu hamil, lingkungan permukiman, lingkungan sosial","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116818489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PERMASALAHANNYA DALAM PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (STUDI DI KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT)","authors":"Yulfira Media","doi":"10.22435/jek.18.1.1367.48-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1367.48-59","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000One of the government's efforts to reduce the high maternal mortality rate (MMR) is to implement the National Health Insurance (JKN) program. The purpose of the study was to determine the description of the implementation of the national health insurance program and its problems in an effort to reduce MMR. This research was conducted in Solok District, West Sumatra Province in 2017using qualitative methods with in-depth interviews with several informants from the Solok District Health Office, health workers, families who experienced cases of maternal deaths and community leaders. The results revealed that several public health insurance (JKN) efforts for pregnant and childbirth mothers, especially for the poor, have been provided and the outcome were quite good. However, there are still a number of problems including limited access to JKN, non-optimal JKN socialization and utilization of JKN service access, inadequate availability of health facilities and health workers. The alternative suggestions proposed include increasing periodic socialization of JKN programs and participation, especially in remote areas by involving cross-sectors, optimizing the utilization of JKN membership access through increasing the availability, quality and affordability of maternal health services, increasing health financing for the poor, and optimizing the system referral through strengthening application-based delivery referrals. \u0000Keywords: National health insurance, maternal health services, maternal mortality \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Salah satu upaya pemerintah untuk menekan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan menerapkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran implementasi program jaminan kesehatan nasional dan permasalahannya dalam upaya penurunan AKI. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada beberapa informan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, petugas kesehatan, keluarga yang mengalami kasus kematian ibu dan tokoh masyarakat. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa beberapa upaya penjaminan kesehatan masyarakat untuk ibu hamil dan melahirkan terutama bagi masyarakat miskin sudah dilaksanakan, dan hasilnya sudah cukup baik. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan di antaranya adalah masih terbatasnya akses kepesertaan JKN, belum optimalnya sosialisasi JKN, belum optimalnya pemanfaatan akses pelayanan JKN, belum memadainya ketersediaan sarana prasarana/fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Alternatif saran yang diusulkan antara lain adalah meningkatkan sosialisasi program dan kepesertaan JKN secara berkala terutama di daerah terpencil dengan melibatkan lintas sektor, mengoptimalkan pemanfaatan akses kepesertaan JKN melalui peningkatan ketersediaan, ku","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121192273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STATUS KERENTANAN Aedes aegypti TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT DAN PIRETROID DI INDONESIA","authors":"Jusniar Ariati, Dian Perwitasari, Rina Marina, Shinta Shinta, Doni Lasut, Roy Nusa, Anwar Musadad","doi":"10.22435/jek.17.3.847.135-145","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.17.3.847.135-145","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The long-term use of insecticides causes resistance to targeted insects, so that a study of its resistance in Indonesia is needed. A cross-sectional study was conducted to determine the resistance status of Aedes aegypti to organophosphates and pyrethroids in 102 districts in 2015 with reference to WHO standard bioassay test. Sampling and testing of Ae. Aegypti larvae from 100 houses were carried out from three area of each health center. Test results on 0.8% malathion revealed that 84% districts were resistant, 13% districts were tolerant, and 3% districts were vulnerable. The test results for temephos of 0.02% also found that 49% districts were resistant, 29% districts were tolerant and 22% districts were vulnerable. While for 0.05% cypermethrin insecticide test; 98% were resistant, and 1% was tolerant. The test on 0.025% alpha cypermethrin found that 40% were resistant, 51% were tolerant and 9% were vulnerable. Test on 0.025% deltamethrin found that 65% were resistant, 22% districts were tolerant and 14% districts were vulnerable. With the high resistance to organophosphate and pyrethroid groups, it is recommended to rearrange the application of insecticide types in each region cyclically. \u0000Keywords: Insecticides, resistance, organophosphates, pyrethroid, Aedes aegypti \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Penggunaan insektisida dalam jangka waktu lama menyebabkan resistensi terhadap serangga sasaran, sehingga diperlukan uji status kerentanan Ae.aegypti di Indonesia. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel uji (jentik Ae. aegypti) dilakukan di 102 Kabupaten/kota di Indonesia pada 100 rumah di setiap tiga wilayah kerja puskesmas. Metode uji kerentanan menggunakan bioassay test standar WHO. Hasil uji terhadap malathion 0,8% mendapatkan 86 (84%) kabupaten telah resisten, 13 kabupaten (13%) toleran dan 3 (3%) kabupaten rentan. Hasil uji terhadap temephos 0,02% menunjukkan 50 (49%) kabupaten resisten, 30 (29%) kabupaten toleran dan 22 (22%) kabupaten rentan. Hasil uji insektisida sipermetrin 0,05%, sebanyak 100 (98%) kabupaten resisten, dan 1 (1%) kabupaten toleran. Hasil uji terhadap alfa sipermetrin 0,025%, sebanyak 18 kabupaten (40%) resisten, 23 (51%) kabupaten toleran dan 4 (9%) kabupaten berstatus rentan. Hasil uji terhadap deltametrin 0,025% sebanyak 66 (65%) kabupaten resisten, 22 (22%) kabupaten toleran dan 14 (14%) kabupaten rentan. Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi resistensi terhadap insektisida golongan organofosfat dan piretroid. Disarankan untuk mengganti kedua jenis insektisida tersebut di setiap wilayah yang teridentifikasi resitensi tinggi. \u0000Kata kunci: Insektisida, resitensi, organofosfat, piretroid, aedes aegypti","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122563428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERILAKU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI : STUDI PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU (PSP) DAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA WANITA PASCA MENOPAUSE DI KOTA BOGOR","authors":"Woro Riyadina, Evi Martha, Athena Anwar","doi":"10.22435/jek.17.3.666.182-196","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.17.3.666.182-196","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Half of the women (48%) had hypertension at the age of menopause and the majority of hypertension was uncontrolled. For hipertensive patients, behavioral factors (knowledge, attitude and practice) and environment related to the prevention and control of blood pressure. This study explored further from the research data \" The Dynamics of Change in Body Mass Index and Blood Pressure in Postmenopausal Women in Bogor on 2011-2014, focus on knowledge, attitude and practice of preventing and controlling hypertension in Bogor City. Data collection was carried out with indepth interviews on key informants responsible for health program and Focus Group Discussion (FGD) for 4 groups of hypertensive and normotensive informants, respectively. The qualitiative data analyzed using theme analysis, triangulation was carried out for data validation. Analysis of drinking water quality data was done by independent t test. The majority of postmenopausal women were 55 years old and senior high school education. Most of them already have good knowledge and attitudes in the prevention and control of blood pressure, but are still lacking in practice. Aluminum and lead (Pb) contamination in drinking water has exceeded the standard value and has the potential to increase blood pressure. For hypertensive patient, health workers should have a strategy to increase the motivation to practice the prevention and control of blood pressure with various counseling methods that are more innovative and applicative to specific local potential and routine monitoring of drinking water sources to maintain good drinking water quality. \u0000Keywords: Hypertension, menopause, behavioral factors, control of blood pressure \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Separuh wanita (48%) mengalami hipertensi saat memasuki usia menopause dan mayoritas hipertensi tidak terkontrol. Bagi penderita hipertensi, faktor perilaku dan lingkungan berhubungan dengan pencegahan dan pengontrolan tekanan darah. Penelitian ini adalah eskplorasi lebih lanjut dari data penelitian “Dinamika Perubahan Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Pasca Menopause di Kota Bogor, tahun 2011-2014 tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP) dan lingkungan wanita pasca menopause dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi. Pengumpulan data PSP dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan kunci penanggung jawab program kesehatan, dan Diskusi Kelompok Terpadu (DKT) pada 4 kelompok informan hipertensi dan 4 kelompok normotensi. Pengumpulan data lingkungan fisik dilakukan dengan observasi dan mengukur kualitas air dengan pemeriksaan parameter kimiawi air minum. Analisis data kualitatif menggunakan analisis tematik, sedangkan analisis data kualitas air minum dengan uji beda mean (independent t test). Hasil menunjukkan bahwa mayoritas wanita pasca menopause yang normotensi dan hipertensi berumur 55 tahun dan pendidikan SMA, sebagian besar sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam pencegahan dan pengontrolan tekanan darah, t","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130918588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elsa Elsi, Sahat P Manalu, Dasuki Dasuki, A. Kusuma
{"title":"KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENGGUNA AIR MINUM KEMASAN DAN ISI ULANG DI INDONESIA","authors":"Elsa Elsi, Sahat P Manalu, Dasuki Dasuki, A. Kusuma","doi":"10.22435/jek.17.3.319.155-164","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.17.3.319.155-164","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000One of SDG's 2030 targets is that households have access to drinking water. The phenomenon is some of community use bottled water/refill as drinking water. The aim of this article are knowing household proportion with improve clean water source and water collecting time that use bottled water/refill drinking water, and relation of clean water source characteristics with using bottle/refill drinking water. Research design is cross sectional. Dependent variable is household drinking water sources type, independents are household clean water source characteristics, and travel time collecting water. Bivariate data analysis was carried out to analyze the relationship between the proportion of bottled / refilled water users by households with adequate water sources and households that use inappropriate water sources. The results showed that proportion of households with unimproved drinking water sources, unimproved clean water source and unimproved water collecting time are greater using bottled/refill drinking, each (7,6%) and (26,7%). There are statistic significances relation between household with unimproved drinking water source, unimproved travel time collecting water with using bottled/ relill drinking water (p = 0,000). Also found statistic significances between household with improved drinking water source, unimproved clean water source and unimproved travel time collecting water with using bottled/ relill drinking water (p = 0,000). \u0000Keywords: Bottled water, refill drinking water, improved water \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Salah satu target SDG’s 2030 adalah rumah tangga memiliki akses terhadap air minum. Sebagian masyarakat menggunakan air minum kemasan/ isi ulang sebagai air minum. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna air minum kemasan/isi ulang sebagai sumber air utama. Desain penelitian adalah potong lintang. Variabel terikat adalah jenis sumber air minum rumah tangga, sedangkan variabel bebas terdiri dari karakteristik sumber air utama dan waktu yang diperlukan untuk mengambil air. Analisis data secara bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara proporsi pengguna air minum kemasan/isi ulang oleh rumah tangga dengan sumber air layak dengan rumah tangga yang menggunakan sumber air tidak layak. Hasil menunjukkan bahwa proporsi pengguna air minum kemasan/isi ulang oleh rumah tangga dengan sumber air minum yang belum layak lebih tinggi diibandingkan dengan rumah tangga dengan sumber air minum layak, yaitu masing-masing (7,6%) dan (26,7%). Terdapat hubungan bermakna antara rumah tangga dengan sumber air minum belum layak, dengan waktu tempuh pengambilan air belum layak terhadap penggunaan air minum kemasan/ isi ulang (p=0,000). Pada rumah tangga dengan sumber air minum layak, sumber air utama belum layak dan waktu pengambilan belum layak juga ditemukan hubungan bermakna secara statistik terhadap penggunaan air minum kemasan/ isi ulang (p=0,000). \u0000Kata kunci: Air kemasan, air minum isi ulang, air layak","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130939557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN PELAKSANAAN JARINGAN SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEGAWATDARURATAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN DI DESA KARANG BAJO, KABUPATEN LOMBOK UTARA","authors":"Novianti Novianti, Anissa Rizkianti","doi":"10.22435/jek.17.3.882.165-181","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.17.3.882.165-181","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The reduction of maternal mortality remains the main focus of health development target of achievement in many parts of the world as the highest contribution of deaths occurred in developing countries. Social network system developed within community has obstacles in achieving target of maternal mortality reduction. In general, this study used quantitative and qualitative approach. Sampling for each respondent and informant was done using purposive sampling method. Quantitative data collection was undertaken among 90 postpartum women, and 25 qualitative informants. Quantitative results show attitude and behavior of women: most women chose delivery at health facility (96.7%) with assistance by health professionals (100%). Almost all respondents received ANC (95.6%), mostly reported of having socialization and information on safe delivery, obtained by health workers, village health volunteers, head of village and traditional birth attendant (TBA). Most respondent chose to not have childbirth with assistance by TBA. Result of in-depth interview among community members involved in P4K acknowledged that strategy to overcome obstacles in social network is to include TBA in the social network of P4K, train and provide knowledge on emergency action that is hygienic and safe, as well as report promptly if encounter difficulties in helping childbirth and using Tabulin to overcome the economic problems of the family. The social network works by exploiting the potential that exists in the community agreed upon and built on initiation within the community itself and proven to be able to overcome various obstacles to prevent and handle the emergency of pregnancy and childbirth. \u0000Keywords: Social Network P4K, Maternal Mortality, Community Development \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Penurunan angka kematian ibu (AKI) masih menjadi fokus utama target pencapaian pembangunan kesehatan di berbagai belahan dunia dengan penyumbang kematian tertinggi adalah negara-negara berkembang. Sistem jaringan sosial yang telah terbentuk pada kelompok masyarakat memiliki hambatan dalam mencapai target penurunan AKI. Secara garis besar penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Penarikan sampel untuk setiap responden dan informan dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan terhadap 90 ibu-ibu pasca melahirkan dan informan kualitatif berjumlah 25 orang. Hasil kuantitatif menunjukkan sikap dan perilaku ibu: sebagian besar memilih persalinan di fasilitas kesehatan (96,7%) dengan penolong persalinan dengan tenaga kesehatan (100%). Hampir seluruh responden ibu melakukan ANC (95,6%), sebagian besar responden mengaku sudah pernah mendapat sosialisasi dan informasi mengenai persalinan yang aman, dimana informasi didapat dari tenaga kesehatan, kader desa, kepala desa dan juga dari dukun beranak. Sebagian besar responden memilih tidak melahirkan dengan pertolongan dukun (65,6%). Hasil wawancara mendalam terhadap anggota masya","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128984810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN PRINSIPAL DALAM MEMBENTUK INDEKS PENGETAHUAN TENTANG FILARIASIS","authors":"Anton Suryatma, Tities Puspita","doi":"10.22435/jek.17.3.613.146-154","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.17.3.613.146-154","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Knowledge about filariasis is one of many importance dimensions of succsessing filariasis elimination in Indonesia. This study aims at forming knowledge index about filariasis using principal component analysis. Principal component analysis methods have been used to reduce the researcher subjectivity in making knowledge composit. Data was from multicentre research on filaria 2017 by Indonesian National Institute of Health Research and Development. It was a cross sectional study conducted in 23 districts with 13,266 respondents. Ten questions about the causes and impacts of filariasis were asked with a structured questionnaire. Tetrachoric correlation and principal component analysis were used in data analysis. The knowledge index could explain 45.18% (rho=0.4518) of knowledge variations from the ten questions. This index can potentially be used as an output or a predictor variable in advance analysis. Future studies should take into account all levels and depths of knowledge when forming a knowledge composit. \u0000Keywords: knowledge, filaria, filariasis, principal component analysis \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Pengetahuan tentang filariasis merupakan salah satu dimensi penting dalam keberhasilan eliminasi filariasis di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk membentuk indeks pengetahuan tentang filariasis menggunakan metode analisis komponen prinsipal. Metode analisis komponen prinsipal digunakan untuk mengurangi subjektifitas peneliti dalam membentuk komposit pengetahuan. Data yang digunakan berasal dari penelitian multisenter filariasis 2017 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Penelitian tersebut merupakan penelitian potong lintang di 23 Kabupaten dengan 13.266 responden. Terdapat sepuluh pertanyaan yang ditanyakan melalui kuesioner terstruktur mengenai penyebab dan akibat dari filariasis. Data dianalisis dengan korelasi tetrakorik dan analisis komponen prinsipal. Indeks pengetahuan filariasis yang terbentuk dapat menjelaskan 45,18% (rho=0,4518) variasi pengetahuan dari 10 pertanyaan. Indeks ini dapat digunakan dalam analisis lanjutan sebagai variabel output atau prediktor. Disarankan untuk mempertimbangkan tingkatan dan kedalaman pengetahuan apabila hendak membentuk komposit pengetahuan filariasis. \u0000Kata kunci: pengetahuan, filaria, filariasis, analisis komponen prinsipal","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129652103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}