F. Sidjabat, Vichy Alwi, M. Mahmudi, Yulia Puspitasari
{"title":"PENGUKURAN TIMBAL PADA AIR SUNGAI DAN BIOINDIKATOR LOKAL DI SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI, PROVINSI JAWA TIMUR","authors":"F. Sidjabat, Vichy Alwi, M. Mahmudi, Yulia Puspitasari","doi":"10.22435/JEK.V19I3.3459","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V19I3.3459","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Heavy metal contamination has become one of the priorities of global public health problems since it was first published in 1848 as a cause of disease. This study aims to obtain the latest conditions of lead (Pb) contamination along the Brantas River in Kediri City. Sampels were river water and local bio-indicators B. gonionotus (bader fish) and Ipomoea aquatica (water spinach). Data collected usingI 6989.8: 2009 for river water, SNI 2354.5: 2011 B. gonionotus and SNI 01-2896-1998 for water spinach. The results of the Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) examination at the BARISTAND Laboratory in Surabaya City were compared with the Pb threshold value according to PP No 82 of 2001 for river water, SNI 2729: 2013 for B. gonionotus, and SNI 7387: 2009 for Ipomoea aquatica. Pb contamination in Brantas River is caused by vehicle fuel discharges that cross the bridge before the sampling point, domestic waste, and agriculture. Therefore, river conservation policies and supervision of the industrial and domestic sectors around the Brantas River basin across sectors and across regions are needed. In addition, water treatment techniques for Brantas River water is needed so that in the future it can be consumed. \u0000Keywords: Lead contamination, Brantas River, bioindicators, B. gonionotus, Ipomoea aquatica \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Cemaran logam berat menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan masyarakat secara global sejak dipublikasikan pertama kali di tahun 1848 sebagai penyebab penyakit. Penelitian deskriptif ini bertujuan mendapatkan kondisi terbaru cemaran timbal (Pb) di sepanjang Sungai Brantas Kota Kediri. Sampel adalah air sungai dan bioindikator lokal B. gonionotus (ikan bader) dan Ipomoea aquatica (kangkung air) yang dikumpulkan menggunakan SNI 6989.8:2009 untuk air sungai, SNI 2354.5:2011 untuk ikan bader, dan SNI 01-2896-1998 untuk kangkung air. Hasil pemeriksaan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) di Laboratorium BARISTAND Kota Surabaya, Kadar Pb melebihi ambang batas serta lokasi titik pengambilannya untuk sampel air sungai adalah 0.05 mg/L (sebelum), 0,25 mg/L (setelah), dan 0,33 mg/L (di Sungai Jong Biru); sampel ikan bader adalah 0,453 mg/kg (setelah Sungai Jong Biru), dan sampel kangkung air adalah 3,29 mg/kg (di bawah Jembatan Mrican). Kontaminasi Pb di Sungai Brantas disebabkan oleh buangan bahan bakar kendaraan yang melintas di jembatan sebelum titik pengambilan sampel, limbah domestik, dan pertanian. Diperlukan kebijakan konservasi perairan sungai dan pengawasan industri dan domestik disekitar DAS Brantas, serta perlu disiapkan teknik pengolahan air Sungai Brantas sehingga di masa depan dapat dikonsumsi. \u0000Kata kunci: Kontaminasi timbal, Sungai Brantas, bioindikator, B. gonionotus, Ipomoea aquatica","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129762997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIFTERI PADA ANAK DI INDONESIA","authors":"Noer Endah Pracoyo","doi":"10.22435/JEK.V19I3.4018","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V19I3.4018","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The diphtheria is pathogen re-emerging diseases caused by Corynebacterium diphtheriae. In 1920 that were pandemic outbreak that caused of the death a thousand of children and there still was found fluctuated cases until 2018. The diphtheria could be prevented by immunization but still to be causing disease as an outbreak (KLB). The article is a review of several articles that aim to analyze the factors causing diphtheria in Indonesia. The number of selected articles were 25 with diphtheria incidence variables and risk factors for diphtheria causes. The result shown that the risk factors which was caused of the diphtheria outbreak i.e; children not to get immunization properly, incomplete basic immunization in children under 5 years old, the lack of parents knowledge about the importance of vaccinations in children and and environmental conditions that are less hygiene sanitation in residential areas. From the results was concluded that immunization is very important in the prevention of diphtheria Education is needed to public about the importance of vaccination, and the importance of maintaining healthy environment. \u0000Keywords: Diphtheria, immunization, outbreaks \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Difteri adalah penyakit pathogen re-emerging yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Pada tahun 1920 terjadi pandemic yang menyebabkan kematian pada ribuan anak-anak dan sampai dengan tahun 2018 masih ditemukan kasus yang berfluktuatif. Penyakit difteri ini dapat dicegah dengan imunisasi namun masih dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Artikel ini merupakan review dari penelusuran beberapa artikel yang bertujuan untuk melakukan analisis faktor penyebab kejadian difteri di Indonesia. Jumlah artikel terpilih sebanyak 25 artikrl dengan variabel kejadian difteri dan faktor risiko penyebab difteri. Hasil analisa menunjukkan bahwa beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan kejadian difteri antara lain pada anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, pemberian imunisasi dasar pada anak di bawah lima tahun yang tidak lengkap, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya melakukan imunisasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih pada pemukiman padat penduduk. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting dalam pencegahan penyakit difteri. Diperlukan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. \u0000Kata kunci: Difteri, imunisasi, Kejadian Luar Biasa (KLB)","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128946608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jusniar Ariati, D. Perwitasari, Roy Nusa Res, Rina Marina, Pei-Yu Alison Lee
{"title":"DETEKSI MIKROFILARIA WUCHERERIA BRANCROFTI DAN BRUGIA SP PADA SPESIES NYAMUK PASCA PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL (POPM) DI BEBERAPA KABUPATEN DI INDONESIA","authors":"Jusniar Ariati, D. Perwitasari, Roy Nusa Res, Rina Marina, Pei-Yu Alison Lee","doi":"10.22435/JEK.V19I3.3911","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V19I3.3911","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Efforts to break transmission of filariasis chain, through elimination program with preventive mass drug administration (POPM) and vector control, which is currently taking place in all provinces in Indonesia. Known as elephantiasis or lymphatic filariasis, it is a filarial worm with the main species being Wuchereria bancrofti and Brugia sp. The aims of study was to identify mosquitoes that have the potential become vector filariasis. Known as elephantiasis (Elephantiasis) or Lymphatic filariasis is a major species of filarial worms with that Wuchereria bancrofti and Brugia sp. Mosquito collection conducted in 23 districts / cities in Indonesia using modificated Human Landing Collection (HLC) method that is double net to feed humans inside, while the method of Transcription Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (iiPCR) was used to detect the presence of filarial worms in the mosquitoes. The number of samples collected was 26,276 mosquitoes, 38 were identified. The results of the examination used iiPCR showed that positive W. bancrofti was found in 6 districts / cities and positive Brugia sp were found in 9 districts / cities where the study was conducted. There are other mosquito species that are not confirmed as filarial vectors, but found DNA traces both the parasite in mosquitoes that have not been confirmed as vectors. \u0000Keywords: Microfilariae, Wulcheria brancrofti, Brugia malayi, Mass Drug Administration (MDA) \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Upaya pemutusan rantai penularan filariasis melalui program eliminasi dengan pemberian obat pencegahan masal (POPM) dan pengendalian vector, saat ini sedang berlangsung di semua provinsi di Indonesia. Di kenal sebagai penyakit kaki gajah (Elephantiasis) atau Filariasis limfatik merupakan cacing filaria dengan spesies utama yaitu Wuchereria bancrofti, dan Brugia sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nyamuk yang berpotensi menjadi vector filariasis. Pengambilan sampel nyamuk dilakukan di 23 kabupaten/kota di Indonesia menggunakan metode Modificated Human Landing Collection (HLC) yaitu kelambu ganda dengan umpan manusia, sedangkan metode Transcription Insulated Isothermal Polimerase Chain Reaction (iiPCR) digunakan untuk mendeteksi keberadaan cacing filaria dalam tubuh nyamuk. Jumlah nyamuk yang berhasil dikumpulkan sebanyak 26.276 nyamuk dengan 38 spesies yang teridentifikasi. Hasil pemeriksaan DNA menggunakan iiPCR menunjukkan spesies Wulchereria bancrofti ditemukan di 6 kab/kota dan spesies Brugia malayi ditemukan di 9 kab/kota tempat penelitian. Terdapat spesies nyamuk lainnya yang tidak terkonfirmasi sebagai vektor filaria, namun ditemukan jejak DNA kedua parasite tersebut dalam nyamuk yang belum terkonfirmasi sebagai vektor. \u0000Kata kunci: Mikrofilaria, Wulcheria brancrofti, Brugia malayi, POPM","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"204 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114270101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT DI SUMATERA BARAT PADA MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Elsa Yolarita, Desi Widia Kusuma","doi":"10.22435/JEK.V19I3.3913","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V19I3.3913","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The problem of managing medical waste is still an obstacle for most hospitals, especially during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the amount ofmedical waste, evaluation of hospital medical waste management and the implementation of discretion in West Sumatera during COVID-19 pandemic. Data collection was carried out by distributing questionnaires online with google forms. The results showed that the amount of medical waste almost doubled during the pandemic, with the largest being around 41,670 kg month. Management that does not comply with standards is storage of medical waste, selecting a special route, transportation by special trolly, disinfection and non-compliance with the use of PPE for waste officers. Discretion was carried out by 4 hospitals with obstacles including the incinerator not meeting the requirements and the absence of medical waste transportation. It is recommended that the hospital conduct monitoring and evaluation of medical waste management and compliance with the use of PPE for waste officers. The local government facilitates discretion through the procurement of medical waste transportation to PT. Semen Padang, strive for large hospitals to process medical waste from surrounding health care facilities and build a medical waste transfer depot. \u0000Keywords: Hospital, medical waste, COVID-19, discretion \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Persoalan pengelolaan limbah B3 medis masih menjadi kendala sebagian besar rumah sakit terutama pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah limbah B3 medis, evaluasi pengelolaan limbah B3 medis rumah sakit serta pelaksanaan diskresi di Sumatera Barat pada masa pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara daring dengan google forms. Hasil penelitian menunjukkan jumlah limbah B3 medis rata-rata meningkat hampir 2 kali lipat pada masa pandemi, terbesar sekitar 41.670 kg/bulan. Pengelolaan yang tidak sesuai standar adalah pengurangan dan pemilahan, penyimpanan limbah B3 medis, pemilihan jalur khusus,pengangkutan dengan trolly khusus, disinfeksi serta ketidakpatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) petugas limbah. Diskresi dilaksanakan oleh 4 rumah sakit dengan kendala antara lain incinerator tidak memenuhi persyaratan dan ketiadaan transportasi limbah B3 medis. Disarankan rumah sakit untuk melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah B3 medis serta kepatuhan penggunaan APD petugas limbah. Pemda memfasilitasi diskresi melalui pengadaan transportasi limbah B3 medis ke PT. Semen Padang, mengupayakan rumah sakit besar mengolah limbah B3 medis dari Fasyankes sekitarnya dan membangun transfer depo limbah B3 medis. \u0000Kata kunci: Rumah sakit, limbah B3 medis, COVID-19, diskresi","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123940083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PELAKSANAAN DISINFEKSI DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DAN POTENSI RISIKO TERHADAP KESEHATAN DI INDONESIA","authors":"A. Athena, E. Laelasari, Tities Puspita","doi":"10.22435/jek.v19i1.3146","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v19i1.3146","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000When the Covid-19 pandemic was established, various countries made efforts to prevent the transmission of the disease; Indonesia is no exception. One way to break the chain of transmission is to disinfect. This article is a scoping review with the aim of getting an overview of the implementation of disinfection in preventing Covid-19 transmission in public areas and possible health risks posed in several regions in Indonesia. The data/information were collected by searching websites of various ministries/institutions and online media within 3 (three) months, starting from March 2020 (establishment of the Covid-19 pandemic) until May 2020. Data and information collected includes location, procedures, and targets of disinfection, as well as disinfectants used, and their effects on health. Data analysis was performed descriptively. The results showed that disinfection in public areas were conducted in offices, health facilities (hospitals and health centers), housing, shopping centers/malls/market, transportation areas (highways, terminals, bus stops, and vehicles). Disinfection has been carried out by spraying directly on surfaces/objects that are often touched and by spraying in the disinfection booth using irritant disinfectants. It can be concluded that the implementation of disinfection in public areas has the potential to cause health risks. It needs supervision in the implementation of disinfection, socialization and education about potential health risks to the community. \u0000Keywords: Disinfection, spraying, disinfection booths, public areas, disinfectants, health risks \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Saat ditetapkannya status pandemi Covid-19, berbagai negara melakukan upaya pencegahan penularan penyakit tersebut; tidak terkecuali Indonesia. Salah satu cara untuk memutus rantai penularan adalah dengan melakukan disinfeksi. Artikel ini merupakan scoping review dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan disinfeksi dalam pencegahan penularan Covid-19 di area publik dan kemungkinan risiko kesehatan yang ditimbulkan. Cara pengumpulan data/informasi adalah dengan penelusuran website berbagai kementerian/lembaga dan media online dalam kurun 3 (tiga) bulan, yaitu mulai Maret 2020 (penetapan pandemi Covid-19) sampai dengan Mei 2020. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi acuan, lokasi, cara, sasaran disinfeksi, serta disinfektan yang digunakan, dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa disinfeksi di area publik, di perkantoran, fasilitas kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), perumahan, pusat perbelanjaan/mall/pasar, dan area transportasi (jalan raya, terminal, halte, dan kendaraan) dilakukan dengan cara penyemprotan langsung terhadap permukaan/benda yang sering disentuh dan di dalam bilik disinfeksi, menggunakan disinfektan yang bersifat iritatif. Pelaksanaannya disinfeksi di beberapa area publik masih belum sesuai dengan Protokol/Pedoman Disinfeksi dalam Pencegahan Penularan Covid-","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"2446 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131090220","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KUALITAS AIR BERSIH DAN POTENSI DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MUARA ENIM","authors":"Dian Novriadhy","doi":"10.22435/jek.v19i1.2360","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v19i1.2360","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000 \u0000Muara Enim Regency has plateau and a relatively broad flood plain so that improving the quality of water that has been utilized by the community so far is a realistic solution to meet the needs of clean water. The study aimed to identify the relationship of the physical condition of water sources to chronic diseases suffered by residents and to explore water quality factors that had the potency to influence chronic diseases in the Muara Enim Regency. The research used a descriptive statistical approach and was cross-sectional by utilizing raw data from the 2015 and 2017 Integrated Database completed with water quality testing and literature studies. The variables including the physical condition of the water source, chronic diseases suffered, and water quality parameters. Data were analyzed using proportional difference tests and mapping of causal relationships. The results showed that stroke and rheumatism were chronic diseases that could potentially be caused indirectly by the physical condition of the water source. Clean water samples are known to contain organic materials that are difficult to decompose through microbiological processes, have the iron and H2S content that exceeds the Threshold Limit Value (TLV). The study concluded that deterioration of water sources was one of the main obstacles to supply safe and affordable clean water using the local water sources. Materials that exceed the TLV known had the potency to causing a chronic illness indirectly. \u0000Keywords: chronic disease, clean water provision, dissolved organic matter, physical condition of water \u0000 sources \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Kabupaten Muara Enim memiliki dataran tinggi dan dataran banjir yang relatif luas sehingga peningkatan kualitas air yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat selama ini merupakan solusi realistis untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kondisi fisik sumber air dengan penyakit kronis yang diderita oleh penduduk dan untuk mengeksplorasi faktor kualitas air yang berpotensi mempengaruhi penyakit kronis di Kabupaten Muara Enim. Penelitian ini menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan bersifat potong lintang dengan menggunakan data mentah dari Basis Data Terpadu 2015 dan 2017 yang dilengkapi dengan pengujian kualitas air dan studi literatur. Variabel penelitian diantaranya kondisi fisik sumber air, penyakit kronis yang diderita, dan parameter kualitas air. Data dianalisis menggunakan uji perbedaan proporsional dan pemetaan hubungan sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stroke dan rematik adalah penyakit kronis yang berpotensi disebabkan secara tidak langsung oleh kondisi fisik sumber air. Sampel air bersih diketahui mengandung bahan organik yang sulit terurai melalui proses mikrobiologis, memiliki kandungan besi dan H2S yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Studi ini menyimpulkan bahwa kerusakan sumber air adalah salah satu kendala utama untuk memasok air bersih yang aman dan te","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127218750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Zainuddin, Khariri Khariri, M. S. Maarif, Etty Riani, S. M. Noor
{"title":"ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN LIMBAH DI INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) RUMINANSIA BESAR","authors":"N. Zainuddin, Khariri Khariri, M. S. Maarif, Etty Riani, S. M. Noor","doi":"10.22435/jek.v19i1.1613","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v19i1.1613","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Indonesia regulates post-entry observations of slaughter animals through the Animal Quarantine Installation (AQI). For the continuation of the existence of AQI, it is necessary to carry out an analysis of the sustainability of AQI waste management, because errors in waste management can cause disease and environmental pollution. The purpose of this study is to evaluate and determine the sustainability of AQI based on 5 dimensions, namely the dimensions of ecology, economics, technology, social, and institutions. AQIs taken as research objects are one government AQI and one private AQI. The study was conducted by observation. The results of the observations were analyzed using a modification of the Rap-fish method with Multidimensional Scaling called Rap-AQI. The results showed the sustainability of private AQI in multidimensional aspects showing a sustainability index of 57.47, each indicated from the dimensions of ecology (54.17), economy (70.12), social (57.47), technology (54.89), and institutional (50,73). Whereas the government's AQI showed unsustainable results with a sustainability index of 45.02, each from ecological dimensions (49.24), economic (45.30), social (55.77), technology (29.27) and institutional dimensions (43.53). Leverage attribute analysis shows that of 54 existing attributes, there are 12 sensitive attributes as a key factor in the sustainability of AQI waste management. \u0000Keywords: Sustainability, animal quarantine installation, atribute, dimention \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Indonesia mengatur pengamatan pasca-masuk hewan potong melalui Instalasi Karantina Hewan (IKH). Pemerintah telah melakukan kebijakan untuk pencegahan atau meminimalkan risiko penyebaran organisme penyakit hewan dan zoonosis pada kegiatan impor hewan dipintu masuk yaitu IKH. Untuk keberlanjutan keberadaan IKH, perlu dilakukan analisis keberlanjutan pengelolaan limbah IKH, karena kesalahan dalam pengelolaan limbah dapat menimbulkan dampak penyakit dan pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi dan menentukan keberlanjutan IKH berdasarkan 5 dimensi, yaitu dimensi-dimensi ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan kelembagaan. IKH yang diambil sebagai objek penelitian adalah satu IKH pemerintah dan satu IKH swasta. Penelitian dilakukan dengan pengamatan. Hasil pengamatan dianalisa dengan menggunakan modifikasi metode Rap-fish dengan Multidimensional Scaling yang disebut Rap-IKH. Hasil penelitian menunjukkan keberlanjutan IKH swasta dalam multidimensi aspek menunjukkan indeks keberlanjutan 57,47, masing-masing ditunjukkan dari dimensi ekologi (54,17), ekonomi (70,12), sosial (57,47), teknologi (54,89), dan kelembagaan (50,73). Sedangkan IKH pemerintah menunjukkan hasil yang kurang berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan 45,02, masing-masing dari dimensi ekologi (49,24), ekonomi (45,30), sosial (55,77), teknologi (29,27) dan dimensi kelembagaan (43,53). Analisis leverage atribut menunjukkan bahwa dari 54 atribut yang ada, terdapat ","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125481000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. Laelasari, Rachmalina S Prasodjo, Cahyorini Cahyorini, Kartika Handayani, Yuwana Wiryawan, Athena Anwar
{"title":"MODEL INTERVENSI HIPERTENSI DI PUSKESMAS PURWOYOSO, SEMARANG","authors":"E. Laelasari, Rachmalina S Prasodjo, Cahyorini Cahyorini, Kartika Handayani, Yuwana Wiryawan, Athena Anwar","doi":"10.22435/jek.18.1.1472.15-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1472.15-26","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000To overcome community health problems, the government has launched the Healthy Indonesia Program through Family Approach (PIS-PK) since 2015. Until early 2018 the progress of this program over regions varies. The aim of this operational research conducted in Semarang in 2018 was to provide assistance for regions in implementing PIS-PK stages based on guidelines in order to produce an intervention model that can be sustainably applied with the commitments of related sectors and community participation. The result showed that Puskesmas Purwoyoso has implemented management of health service program throughout P1, P2, and P3 stages correctly in accordance with the guidelines. Based on healthy family indicators, RW 11 Purwoyoso Village was chosen as a priority area to be intervention model of hypertension prevention. The PIS-PK indicator showed that hypertension sufferers who were regularly treated was small in number. Several models used in handling hypertension cases through community empowerment approach including picking up patients with severe hypertension; blood pressure checking activity during social group gathering, so-called ‘arisan’ (CETAR), and anti-hypertension gardens. The intervention model had been implemented and established in RW 11 of Puskesmas Purwoyoso working area, therefore, other sectors involvement and community participation in hypertension prevention were expected \u0000Keywords: Intervention model, hypertension, PIS-PK \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Sejak tahun 2015 Pemerintah telah meluncurkan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) untuk menangani masalah kesehatan di masyarakat. Hingga awal tahun 2018, kemajuan pelaksanaan PIS PK di beberapa daerah bervariasi. Riset operasional yang dilakukan di Semarang pada tahun 2018 ini bertujuan untuk mendampingi daerah dalam melaksanakan tahapan pelaksanaan program PIS PK yang sesuai dengan pedoman, hingga menghasilkan model intervensi yang dapat diimplementasikan dengan melibatkan lintas sektor dan melibatkan peran serta masyarakat.Hasil pendampingan menunjukkan, Puskesmas Purwoyoso sudah menerapkan manajemen program pelayanan kesehatan Puskesmas melalui tahapan P1, P2, dan P3 sesuai pedoman. Berdasarkan nilai IKS dan cakupan indikator PIS PK yang belum berjalan dengan baik yaitu penderita hipertensi yang berobat teratur, maka dipilih RW 11 Kelurahan Purwoyoso sebagai wilayah prioritas untuk mendapat intervensi model penanggulangan hipertensi. Pemilihan model intervensi hipertensi melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah jemput pasien gawat hipertensi, cek tensi saat arisan (CETAR), dan taman hepi (anti hipertensi). Model intervensi telah ditetapkan dan diimplementasikan di RW 11 yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Purwoyoso, dan diharapkan keterlibatan lintas sektor serta masyarakat untuk ikut berperan dalam penanggulangan hipertensi. \u0000Kata kunci: Model intervensi, hipertensi, PIS-PK","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117135014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}