{"title":"FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI KOTA PEKANBARU, PROVINSI RIAU","authors":"Hetty Ismainar, Tety Kuniasari, Ahmad Hanafi","doi":"10.22435/jek.v20i3.5732","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.5732","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Open defecation is the act of disposing of waste in an area that can contaminate the environment. In Indonesia, there are still areas with Open Defecation Free (ODF) coverage that does not meet the national target (100%), one of which is in Pekanbaru City (28,6%). This study aims to explain the influence of environmental factors on defecation behavior. The type of research was quantitative with a cross-sectional design. A total of 194 families become respondents with proportional random sampling technique. Collecting data using a questionnaire. Data analysis was univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with logistic regression test. There were still 105 families (54.1%) who had open defecation. The variable that has a significant relationship with p-value <0.05 with open defecation behavior was latrine access (p=0.019), TOMA support (p=0.000), health care coaching (p=0.033), financial income (p=0.003) and habits (p=0.000). There were two dominant factors, namely habit with POR=3.771 (1.881-7.563) and TOMA support with POR=3.698 (1.872-7.034). Public awareness is needed, also increasing the frequency of home visits, socializing, and providing health information through print, electronic and social media. \u0000Keywords: Open Defecation Free (ODF), Environmental Factor, Pekanbaru \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah tindakan membuang kotoran di area yang dapat mengkontaminasi lingkungan. Di Indonesia masih terdapat daerah dengan cakupan STOP BABS masih belum sesuai target nasional (100%), salah satunya di Kota Pekanbaru (28,6%). Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh faktor lingkungan terhadap perilaku BABS. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Total 194 kepala keluarga (KK) yang menjadi responden dengan teknik proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistic. Masih ditemukan 105 KK (54,1%) yang berperilaku BABS. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan p-value <0,05 dengan perilaku BABS yaitu akses jamban (p=0.019), dukungan TOMA (p=0.000), pembinaan nakes (p=0.033), pendapatan (p=0.003), dan kebiasaan (p=0.000). Terdapat dua faktor dominan yaitu kebiasaan dengan POR=3,771 (1,881-7,563) dan dukungan TOMA dengan POR=3,698 (1,872-7,034). Perlu kesadaran dari masyarakat, peningkatan frekuensi kunjungan rumah, sosialisasi dan pemberian informasi kesehatan melalui media cetak, elektronik juga media sosial. \u0000Kata kunci: Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Faktor Lingkungan, Pekanbaru","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"131 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127034865","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. M. Letelay, F. P. Senewe, Rohani Retnauli Simanjutak
{"title":"HUBUNGAN PERILAKU BERISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI PROVINSI MALUKU UTARA","authors":"A. M. Letelay, F. P. Senewe, Rohani Retnauli Simanjutak","doi":"10.22435/jek.v20i3.5385","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.5385","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Non-communicable disease (NCD) had contributed as the cause of death has increased from 63 to 73 % within a decade. The health profile of North Maluku showed increase occurances of non-communicable disease and risk factor related on habit, especially for smoking, drink of alcohol, non-healthy food consumption and this habits become seriously health problem. This article is the results of futher data analysis of Riskesdas 2018, which aims to know the relationship of NCD incidence to the habit of the community in North Maluku. Sample who used in the analysis are respondent with above 15 yo and it was chosen 2104 respondents who is on inclusion criteria. The variables were to be analyze are the habit of smoking, consumption alcohol, sof drink, energy drink, salty food, processed food products, instan noodle, fruits and vegetables, and physical activity. The results showed the incidence of NCD were related with the habit of salty food consuption (OR=1.2), in the age less than 44 yo (OR=2.5), educated respondent level (OR=1.4) and in the unmarried respondent (OR=1,9). It was suggested that it is necessary to cooperate between stake holder and goverment in attention to educate people related on PTM prevention, especially control risk factor associated on culture and habits of the comunity. \u0000Keywords: Non-communicable disease, risky behavior, North Maluku Province \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Kontribusi PTM sebagai penyebab kematian mengalami kenaikan dari 63% menjadi 73% dalam satu dekade di dunia dari tahun 2007-2017. Profil dinas kesehatan provinsi Maluku Utara menunjukkan adanya peningkatan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan kebiasaan dalam konsumsi makanan yang merupakan faktor risiko kejadian PTM pada masyarakat Maluku Utara, antara lain, kebiasaan merokok, minum alkohol, diet tidak sehat menjadi masalah kesehatan masyarakat Maluku Utara yang serius. Artikel ini merupakan hasil analisis lanjut data Riskesdas tahun 2018, yang bertujuan mengetahui hubungan kejadian PTM dengan kebiasaan masyarakat di Provinsi Maluku Utara. Sampel yang digunakan dalam analisis ini adalah responden Provinsi Maluku Utara, yang berusia > 15 tahun sebanyak 2104 responden yang memenuhi kriteria untuk dilakukan analisis. Variabel dalam penelitian ini adalah kebiasaan merokok, kebiasaan makan makanan berisiko (makanan asin, makanan olahan, mi instan), kebiasaan minum minuman berisiko (alcohol, softdrink, berenergi), kebiasaan makan buah dan sayur serta kebiasaan aktivitas fisik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian PTM sangat berhubungan dengan kebiasaan penduduk makan makanan asin (OR=1,2), pada kelompok usia < 44 tahun (OR=2,5), dengan tingkat pendidikan tinggi (OR=1,4), dan belum menikah (OR=1,9). Saran yang dapat disampaikan adalah perlunya kerja sama lintas sektor dan perhatian pemerintah setempat untuk mengendalikan faktor risiko yang berhubungan erat dengan budaya dan kebiasaan masyarakat melalui edukasi. \u0000Kata kunci: Penyakit tidak menular, perilaku berisiko, ","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116477599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN LIMBAH TERNAK DI KAWASAN PETERNAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM KABUPATEN BANDUNG","authors":"Zahra Zahra, Lely Indrawaty, Prisca Petty Arfines, Rina Marina","doi":"10.22435/jek.v20i3.5317","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.5317","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Domestic solid waste and livestock waste management are part of 2019-2025 Citarum Watershed Pollution and Degradation Control Action Plan. Domestic and livestock activities in the livestock area in Bandung regency have the potential to cause Citarum river pollution. This analysis aim to know the method of domestic solid waste and livestock waste management in the livestock area of Tarumajaya Village, Kertasari District, Bandung Regency. This research was conducted in 2019, with a quantitative and qualitative approach. The result is some people still manage domestic solid waste by burning or throwing it into the river, and managing livestock waste by throwing it into the river. Alternatives for eco- friendly domestic solid waste management through ‘waste banks’ and livestock waste management with biogas technology, have been known and practiced by some people. The current challenge is to maintain the continuity of the program. It is recommended to the local government, especially the Health Office and Health Center, as well as the Agriculture Office to periodically provide socialization, technical and management training, consultation and monitoring of the environment friendly programs. \u0000Keywords: Citarum river, waste bank, biogas \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Permasalahan sampah rumah tangga dan limbah peternakan merupakan bagian dari Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum 2019-2025. Aktivitas domestik dan peternakan di kawasan peternakan Kabupaten Bandung ditengarai memiliki potensi penyebab pencemaran Sungai Citarum. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pola pengelolaan sampah rumah tangga dan limbah ternak di kawasan peternakan Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2019, dengan pendekatan kuantitatif dan didukung pendekatan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan sebagian masyarakat masih mengelola sampah rumah tangga dengan cara dibakar atau dibuang ke sungai, dan mengelola limbah ternak dengan cara membuang ke sungai. Alternatif pengelolaan sampah rumah tangga yang ramah lingkungan melalui bank sampah dan pengelolaan limbah ternak dengan teknologi biogas, telah dikenal dan dipraktekkan sebagian masyarakat. Tantangan saat ini adalah menjaga kontinuitas program tersebut. Disarankan kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan dan jajarannya, serta Dinas Pertanian secara periodik memberikan sosialisasi, pelatihan teknis dan manajemen, konsultasi dan monitoring program ramah lingkungan tersebut. \u0000Kata kunci: Sungai Citarum, bank sampah, biogas","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127107502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tin Afifah, Ika Saptarini, J. Irianto, Heny Lestary, Cahyorini Cahyorini, Andi Susilowati
{"title":"PROFIL LINGKUNGAN HIDUP BALITA DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK MENURUT FAKTOR LINGKUNGAN: DATA SDKI 2017","authors":"Tin Afifah, Ika Saptarini, J. Irianto, Heny Lestary, Cahyorini Cahyorini, Andi Susilowati","doi":"10.22435/jek.v20i3.5418","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.5418","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Environmental health is one of the factors that play a role in the level of health status of the population. Child mortality is one indicator of health status. The survival of children is very dependent on environmental conditions. The purpose of this article is to present a profile of the distribution of children under five years according to the health of the family's living environment and the child's mortality rate according to the characteristics and health of the environment. Data analysis of the 2017 IDHS used was toddlers who were born alive with de jure residence status. The variables studied were sources of drinking water, sanitation facilities, and main floor materials as well as mother's education, and place of residence. The descriptive analysis according to the classification of residence and the estimation of the calculation of the mortality rate for neonatal mortality rate, infant mortality rate, child mortality rate and under-five mortality rate using STATA 15 techniques. The results showed that 1 in 10 children under five in Indonesia lives in a household that does not have sanitation facilities. Most of the children under five live with families uses proper drinking water sources, and 8 out of 10 children under five live in houses with floors made of finished materials. Children under five who live in families with sanitation facilities, sources of proper drinking water and floors made of finished materials have a tendency for lower child mortality rates compared to other groups. It can be concluded that sanitation facilities and proper drinking water sources as well as floors made of finished materials support the survival of children under five years in Indonesia. \u0000Keywords: survival of children, child mortality rate, environmental health, sanitation, drinking water source \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Kesehatan lingkungan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam tingkat derajat kesehatan penduduk. Angka kematian anak merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Kelangsungan hidup anak sangat tergantung dari kondisi lingkungannya. Tujuan penulisan artikel adalah menyajikan profil distribusi balita menurut kesehatan lingkungan rumah tinggal keluarga serta tingkat kematian anak menurut karakteristik dan kesehatan lingkungannya. Analisis data SDKI 2017 yang digunakan adalah balita yang lahir hidup dengan status tempat tinggal de jure. Variabel yang diteliti adalah sumber air minum, fasilitas sanitasi, dan bahan lantai utama serta pendidikan ibu, dan tempat tinggal. Analisis secara deskripsi menurut klasifikasi tempat tinggal dan estimasi penghitungan angka kematian neonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian balita secara teknik langsung menggunakan STATA 15. Hasil menunjukkan terdapat 1 dari 10 balita di Indonesia tinggal di rumahtangga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Sebagian besar balita tinggal dengan keluarga yang menggunakan sumber air minum layak, dan terdapat 8 dari 10 balit","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115561868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KASUS-KASUS KERACUNAN JAMUR LIAR DI INDONESIA","authors":"Ivan Permana Putra","doi":"10.22435/jek.v20i3.4943","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.4943","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Wild mushrooms are one of the germplasm which have been consumed for decades. Besides the good nutritional content for health, some of wild mushrooms which identical to edible mushrooms are known to have toxins that can cause poisoning. To date, despite the high numbers of poisoning cases, information regarding cases of wild mushroom poisoning in Indonesia are not properly organized. This paper is a literature-based quantitative study by reviewing and validating all reports of mushroom poisoning in Indonesia during the 2010-2020 period. The results showed that over the last 10 years, there have been 76 cases of poisoning due to consumption of wild mushrooms in Indonesia. A total of 550 people became victims and 9 of them died. The wild mushroom genera suspected to be the cause of poisoning include: Amanita sp. (egg phase), Calvatia sp., Chlorophyllum cf. molybdites, Clitocybe sp., Coprinellus sp., Coprinopsis sp., Coprinus sp., Galerina sp., Inocybe sp., Lepiota sp., Macrocybe sp., Macrolepiota sp., Panaeolus sp., Parasola sp., Psilocybe sp., and Scleroderma sp. (old phase). The good collaboration between the government, researchers, citizens, and journalists in documenting the character of the mushroom that causes poisoning needs to be done to create a database of poisonous mushrooms in Indonesia. This is expected to be able to prevent the incidence of wild mushroom poisoning in Indonesia. \u0000Keywords: Wild Mushrooms, Poisoning, Indonesia \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Jamur liar merupakan salah satu bahan pangan yang telah dikonsumsi dalam waktu yang lama. Selain memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan, beberapa kelompok jamur liar sulit dibedakan dengan jamur edible dan diketahui memiliki toksin yang mampu menyebabkan keracunan. Hingga saat ini, walaupun telah terjadi berulang kali, informasi mengenai kasus-kasus keracunan jamur liar di Indonesia masih belum dirapihkan dengan baik. Tulisan ini merupakan penelitian kuantitatif berbasis literatur dengan menelaah dan memvalidasi semua laporan keracunan jamur di Indonesia selama periode 2010-2020. Hasil koleksi informasi menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir, telah terjadi 76 kasus keracunan akibat pengkonsumsian jamur liar di Indonesia. Sebanyak 550 orang menjadi korban dan 9 diantaranya meninggal dunia. Genus-genus jamur liar yang diduga menjadi penyebab keracunan diantaranya adalah : Amanita sp. (fase telur), Calvatia sp., Chlorophyllum cf. molybdites, Clitocybe sp., Coprinellus sp., Coprinopsis sp., Coprinus sp., Galerina sp., Inocybe sp., Lepiota sp., Macrocybe sp., Macrolepiota sp., Panaeolus sp., Parasola sp., Psilocybe sp., dan Scleroderma sp. (fase tua). Kolaborasi yang baik antara pemerintah, peneliti, masyarakat, dan jurnalis dalam pendokumentasian karakter jamur penyebab keracunan perlu dilakukan untuk membuat database infomasi jamur liar beracun di Indonesia. Hal ini diharapkan mampu untuk mencegah kejadian keracunan jamur liar di Indonesia. \u0000Kata kunci: Jamur Liar, Keracunan","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114412319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PRAKTIK HIGIENE SANITASI PANGAN PENJAMAH MAKANAN DALAM PENJUALAN MAKANAN PADA AWAL PANDEMI COVID-19 DI JABODETABEK","authors":"Prisca Petty Arfines, Zahra Zahra, Dwi Nastiti Iswarawanti, Ika Saptarini","doi":"10.22435/jek.v20i3.5251","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jek.v20i3.5251","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The COVID-19 pandemic has affected people's behavior including shopping behavior. The most important things highlighted in food buying behavior include food safety and the implementation of health measures to minimize the COVID-19 transmission. This study aims to identify the description of food hygiene and sanitation practices (HSP) for food handlers during the COVID-19 pandemic. This study is an observational study with a cross-sectional design conducted in the Greater Jakarta area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi) in the first week of May 2020. Data collection was carried out online. The sample in this study was 189 food handlers. The variables analyzed included the HSP practices of food handlers, socio-demography, knowledge proxies, perceptions, and sources of information related to COVID-19. The results of the analysis showed that insufficient practice of HSP reached 49.7%. Factors related to the HSP practice are the provision of handwashing using soap facilities for food buyers/delivery (OR=2.4 95% CI 1.01-5.7) and the provision of medical tests for the worker (OR=2.61 95% CI 1.27-5.37). This study depicts the HSP’s practice of food handlers at the beginning of the pandemic in Jabodetabek is still lacking. Therefore, it is necessary to increase the promotion and priority of supervision on the HSP practice of food handlers in an integrated manner from across sectors. Strengthened coaching may lead to better HSP practices for food handlers. \u0000Keywords: Food sanitation, food hygiene, food safety, food purchasing, food handler \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi perilaku masyarakat termasuk perilaku berbelanja. Hal terpenting yang menjadi sorotan dalam perilaku penjualan makanan antara lain aspek keamanan pangan dan pelaksanaan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran praktik higiene sanitasi (HSP) pangan penjamah makanan dalam penjualan makanan di masa pandemi COVID-19. Studi ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan di area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) pada minggu pertama bulan Mei 2020. Pengumpulan data dilakukan secara daring. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 189 penjual makanan. Variabel yang dianalisis antara lain meliputi praktik HSP penjual makanan, sosio-demografi, proksi pengetahuan, persepsi, dan sumber informasi terkait COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa praktik HSP dengan kategori kurang mencapai 49,7%. Faktor yang berhubungan dengan praktik HSP dari penjual makanan adalah penyediaan sarana CTPS bagi pembeli/pengantar makanan (OR=2,4 95% CI 1,01-5,7) dan penyediaan tes kesehatan selama bekerja (OR=2,61 95% CI 1,27-5,37). Studi ini menunjukkan bahwa gambaran praktik higiene sanitasi pangan penjual pada awal masa pandemi di Jabodetabek masih kurang. Oleh karena itu perlu dilakukan penguatan promosi dan prioritas pengawasan pada praktik HSP penjual makan","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130339807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN SOSIAL BUDAYA SUKU ANAK DALAM TENTANG MALARIA DAN PENGENDALIANNYA DI PROVINSI JAMBI","authors":"Shinta Shinta, H. S. Manalu","doi":"10.22435/JEK.V20I2.4908","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V20I2.4908","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The malaria control program is focused on achieving malaria elimination as an effort to create a healthy living community, free from malaria transmission, which process is carried out in stages until 2030. The Suku Anak Dalam (SAD) currently still have a fairly large population and they are stillclassified as isolated communities, because most of them live nomadic (moving) in the forest with a culture that is still underdeveloped, still not free from malaria. This article is to provide information about the handling of malaria problems in SAD and its control policy efforts in dealing with malaria elimination. This article is a literature review, search from books, theses, journals, research reports and government policies that are accessed through online sites. Information is not limited by year, because it was related to the history of SAD. The results of the review : The prevalence of malaria in SAD is still high, due to the belangun/melangun tradition, lack of education and knowledge, difficult access to health care facilities, and inadequate facilities and infrastructure. The success of the malaria elimination program in SAD will depend on the support of stakeholders, both from the Puskesmas, the Health Office, and the local government in budget allocation. The commitment of all parties is still needed to support the malaria eradication program by strengthening human resources: educators, health workers to overcome obstacles in efforts to achieve malaria elimination in SAD areas. \u0000Keywords: Social cultural, suku anak dalam, malaria \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasi malaria sebagai upaya mewujudkan masyarakat hidup sehat, terbebas dari penularan malaria, yang prosesnya dilakukan secara bertahap sampai tahun 2030. Di sisi lain, masih ada Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi yang hidup terisolir, nomaden (berpindah-pindah) di dalam hutan dengan budaya yang masih terbelakang, dan belum terbebas dari malaria. Penulisan ini untuk memberikan informasi tentang penanganan permasalahan malaria pada SAD dan upaya kebijakan pengendaliannya dalam menghadapi eliminasi malaria. Tulisan ini merupakan kajian literatur, penelusuran dari buku, skripsi/tesis, Jurnal, hasil laporan penelitian dan kebijakan pemerintah yang diakses melalui situs online. Informasi tidak dibatasi oleh tahun terbit karena bertalian dengan sejarah SAD. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian malaria di SAD Jambi disebabkan oleh tradisi belangun/melangun, pendidikan dan pengetahuan yang terbatas, sulitnya akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan, serta sarana dan prasarana yang belum memadai. Keberhasilan program eliminasi malaria di SAD akan sangat tergantung dari dukungan stakeholder, baik dari Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah setempat dalam pengalokasian anggaran. Oleh karena itu diperlukan komitmen semua pihak untuk mendukung program upaya pembrantasan malaria dengan penguatan sumber daya manusia : tenaga pendidi","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125673698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERILAKU FOOD TABOO PADA IBU HAMIL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI PUSKESMAS PAMARAYAN KABUPATEN SERANG, BANTEN","authors":"Ashifa Meyta Kristya, Laras Sitoayu, Rachmanida Nuzrina, Putri Ronitawati, Mertien Sapang","doi":"10.22435/JEK.V20I2.4669","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V20I2.4669","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Food taboo is a hereditary dietary taboo that is not necessarily true. The health problem that can occur due to the food taboo is the lack of nutrient intake for pregnant women. The prevalence of food taboo behavior at Pamarayan Health Center, Serang District, Banten in 2019 was 66%. The purpose of this study was to determine the relationship between food knowledge, education level, socio-cultural environment and history of health problems with food taboo behavior among pregnant women at Pamarayan Health Center. This study used a cross sectional study design by conducting interviews. The sample of this research was 136 pregnant women. Data was collected offline by implementing health protocols. Statistical test using the chi-square test. The results of the study show that pregnant women who behave in food taboo (64%), lack of food knowledge (72.8%), low education level (66.9%), good socio-cultural environment (59.6%) and a history of health problems (72.8%). Factors that have a relationship with food taboo behavior is food knowledge (OR=2,840), education level (OR=2,614), socio-cultural environment (OR=3,402) and a history of health problems (OR=2,428). The conclusiont is that there is a relationship between food taboo behavior with food knowledge, education level, socio-cultural environment and a history of health problems at Pamarayan Health Center. Suggestions for conducting counseling about the food taboo by involving local community leaders. \u0000Keywords: Food Taboo, Pregnant, Women \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Food taboo merupakan suatu pantangan makanan terutama pada ibu hamil, secara turun temurun dan belum tentu kebenarannya, sehingga menyebabkan kurangnya asupan zat gizi. Prevalensi perilaku food taboo di Puskesmas Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten tahun 2019 yaitu 66%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan makanan, tingkat pendidikan, lingkungan sosial budaya dan riwayat gangguan kesehatan dengan perilaku food taboo pada ibu hamil di Puskesmas Pamarayan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan melakukan wawancara. Sampel penelitian ini yaitu 136 ibu hamil. Pengambilan data dilakukan secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan, ibu hamil yang berperilaku food taboo (64%), pengetahuan makanan kurang (72,8%), tingkat pendidikan rendah (66,9%), lingkungan sosial budaya baik (59,6%) dan riwayat gangguan kesehatan (72,8%). Faktor yang memiliki hubungan dengan perilaku food taboo ialah pengetahuan makanan (OR=2,840), tingkat pendidikan (OR=2,614), lingkungan sosial budaya (OR=3,402), dan riwayat gangguan kesehatan (OR=2,428). Kesimpulan ada hubungan antara perilaku food taboo dengan pengetahuan makanan, tingkat pendidikan, lingkungan sosial budaya dan riwayat gangguan kesehatan di Puskesmas Pamarayan. Saran melakukan penyuluhan mengenai food taboo dengan melibatkan tokoh masyarakat sekitar. \u0000Kata kunci: Tabu Makana","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121746876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. P. Senewe, Noer Endah Pracoyo, Rina Marina, A. M. Letelay, Ning Sulistiyowati
{"title":"PENGARUH PENYAKIT PENYERTA/KOMORBID DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN COVID-19 DI KOTA BOGOR TAHUN 2020","authors":"F. P. Senewe, Noer Endah Pracoyo, Rina Marina, A. M. Letelay, Ning Sulistiyowati","doi":"10.22435/JEK.V20I2.5114","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V20I2.5114","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The prevalence of confirmed COVID-19 cases is high and tends to increase, becoming the main cause of morbidity and mortality. This study aims to determine the relationship between comorbidities and individual characteristics on the incidence of COVID-19 cases in Bogor City in 2020. The research method is case controlith a sample of 289 consisting of 148 cases and 141 controls (1:1). Datas were collected online using a structured questionnaire, taken from the medical record of 5 hospitals in Bogor City who had been treated. Samples were obtained from March to September 2020. Data were analyzed univariate to see the descriptive picture, bivariate to obtain crude OR, andultivariate using logistic regression method to obtain adjusted OR. The results of multivariate analysis showed a relationship between confirmed cases of COVID-19 and several risk factors include marriage factor (OR = 2.69 at 95% CI 1.54-4.70 with p value = 0.00), diabetes Mellitus (OR=3.07 at 95%CI 1.27-7.41 with p=0.01) and risk age group factors (OR=3.44 at 95%CI 2.00-5.90 with a p=0.00). In conclusion the risk factors for the incidence of COVID-19 cases are married residents, people suffering diabetes mellitus, and residents at the risk age group (18-59 years) in Bogor City. \u0000Keywords: COVID-19, comorbid, individual characteristics, Bogor city \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Prevalensi kasus konfirmasi COVID-19 yang tinggi dan cenderung meningkat menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian. Banyak hasil penelitian tentang faktor risiko terjadinya kasus COVID-19 yang hasilnya sangat bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komorbid/penyakit penyerta dan karakteristik individu terhadap kejadian kasus COVID-19 di Kota Bogor tahun 2020. Rancangan penelitian adalah case-control dengan sampel sebanyak 289 yang terdiri dari 148 kasus dan 141 kontrol (1:1). Data dikumpulkan secara daring menggunakan kuesioner terstruktur melalui aplikasi yang didapat dari data rekam medis 5 Rumah Sakit di Kota Bogor. Sampel diambil dari bulan Maret s.d. September 2020 yang pernah di rawat di RS. Data dianalisis secara univariat melihat gambaran deskriptif, secara bivariat mendapatkan crude OR dan multivariat dengan metode regresi logistic untuk mendapatkan adjusted OR. Hasil analisis multivariat menunjukkan hubungan antara kasus konfirmasi COVID-19 dengan beberapa faktor risiko di antaranya: faktor perkawinan (OR=2,69 pada 95%CI 1,54-4,70 dengan nilai p=0,00), faktor menderita diabetes mellitus (OR=3,07 pada 95%CI 1,27-7,41 dengan nilai p=0,01) dan faktor kelompok umur berisiko (OR=3,44 pada 95%CI 2,00-5,90 dengan nilai p=0,00). Kesimpulan bahwa faktor risiko kejadian kasus COVID-19 ialah penduduk yang sudah menikah, penduduk yang menderita sakit diabetes mellitus dan penduduk pada kelompok umur yang berisiko (18-59 tahun) di Kota Bogor. \u0000Kata kunci: COVID-19, comorbid, karakteristik individu, kota Bogor","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133381513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI MASYARAKAT TENTANG PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 DI JAWA TENGAH, INDONESIA","authors":"Arif Sofianto","doi":"10.22435/JEK.V20I2.4731","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JEK.V20I2.4731","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Various efforts have been made by the government and local governments in order to suppress the spread of COVID-19, but cases continue to increase. The purpose of this study was to determine the understanding and behavior of the community towards health protocols in Central Java. This type of research is descriptive with a quantitative approach, assisted by qualitative to deepen the analysis. This research using a survey technique involving 2,894 respondents spread throughout Central Java. The instrument used is a questionnaire through the google form media with the variable are demographic factors, knowledge about COVID-19, and implementation of the COVID-19 health protocol. Quantitative analysis used descriptive statistical techniques (sum, average, comparison, relationship), and qualitative analysis used the simultaneous model of Miles & Huberman. The conclusion of this study is that some people ignore COVID-19 due to lack of knowledge, so that it affects the implementation of weak health protocols, as well as lack of efforts to maintain health. The group of men, lower secondary education level, age 60 years and over and 20 years and below, working in trade, farmers, and labor sectors, as well as unemployed are the more groups that violate health protocols. Education is needed to increase knowledge and efforts to prevent COVID-19. Collaboration between the government and the community as well as social control is needed to increase knowledge and awareness of the implementation of the COVID-19 health protocol. \u0000Keywords: Central Java, COVID-19, Health Protocol \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dalam rangka menekan penyebaran COVID-19, namun peningkatan kasus terus terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman dan perilaku masyarakat terhadap protokol kesehatan di Jawa Tengah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dibantu kualitatif untuk memperdalam analisis. Penelitian dilakukan dengan teknik survey melibatkan 2.894 responden yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner melalui media google form dengan variabel faktor demografi, pemahaman dan implementasi protokol kesehatan COVID-19. Analisis kuantitatif menggunakan teknik deskriptif statistik (jumlah, rata-rata, perbandingan, hubungan), dan analisis kualitatif menggunakan model simultan Miles & Huberman. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian masyarakat mengabaikan COVID-19 karena kurangnya pengetahuan, sehingga berpengaruh pada implementasi protokol kesehatan yang lemah, serta kurangya upaya menjaga kesehatan. Kelompok laki-laki, tingkat pendidikan menengah kebawah, usia 60 tahun ke atas dan 20 tahun ke bawah, bekerja di sektor perdagangan, petani, dan buruh, serta pengangguran merupakan kelompok lebih banyak melanggar protokol kesehatan. Edukasi diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan upaya pencegahan COVID-19. Perlu kolaborasi antara peme","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129978436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}