WASTE MANAGEMENT IN INDONESIAN PUBLIC HEALTH CENTRES: FACTORS ASSOCIATED WITH WASTE SEGREGATION PRACTICES AND DISPOSAL METHODS

S. Irianti, Puguh Prasetyoputra
{"title":"WASTE MANAGEMENT IN INDONESIAN PUBLIC HEALTH CENTRES: FACTORS ASSOCIATED WITH WASTE SEGREGATION PRACTICES AND DISPOSAL METHODS","authors":"S. Irianti, Puguh Prasetyoputra","doi":"10.22435/jek.18.1.1831.1-14","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \n Pada tahun 2014 Indonesia mulai menerapkan Universal Health Coverage (UHC), yang akan  meningkatkan cakupan asuransi kesehatan. Artinya bahwa pemanfaatan layanan kesehatan akan meningkat juga, sehingga pengelolaan limbah medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) akan menjadi semakin penting. Artikel ini merupakan analisis data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan tahun 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan limbah dan pembuangan akhir limbah layanan kesehatan di Puskesmas. Jumlah sampel adalah 8.599 Puskesmas. Variabel yang dianalisis meliputi sistem pembuangan limbah, perilaku pemisahan limbah, dan pengolahan limbah dengan cara dibakar. Analisis data dilakukan secara multivariat dengan model logistik biner multivariabel dan regresi multinomial pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis regresi multivariabel menemukan bahwa ada ketidaksetaraan berbasis geografis di mana Puskesmas yang terletak di wilayah Jawa-Bali, di daerah perkotaan, bukan di daerah terpencil, dan di pulau-pulau utama, cenderung melakukan pemisahan limbah medis, dan cenderung tidak melakukan praktik pembakaran terbuka. Puskesmas yang memiliki sistem pembuangan limbah yang layak, mengindikasikan bahwa memiliki kecenderungan mempraktikkan pemisahan limbah medis (tidak  pembakaran terbuka). Sebaliknya puskesmas di daerah pedesaan, tidak melakukan pemilahan limbah dan cenderung mengelola sampah dengan cara dibakar. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya untuk menerapkan pengelolaan limbah layanan kesehatan yang tepat di Puskesmas, termasuk fasilitas dasar, pelaksanaan pemisahan di sumber, dan pengolahan serta pembuangan limbah yang tepat menjadi sangat penting. \n Kata kunci: Limbah medis, fasilitas kesehatan, analisis regresi, pengelolaan limbah, Indonesia \n  \nABSTRACT \n In 2014, Indonesia started implementing Universal Health Coverage (UHC). As coverage of health insurance expands, healthcare utilisation will increase. Therefore, sustainable healthcare waste management (HCWM) in public health centres (PHCs) will become more important. This paper addresses the drivers of waste segregation and the final disposal of healthcare wastes. We obtained data on health care waste management (HCWM) in 8,599 PHCs from the 2011 Health Facility Research (Rifaskes). We then fitted multivariable binary logistic and multinomial regression models at the 0.05 level of significance. The multivariable regression analyses found that there were geographically based inequalities where PHCs located in Java­Bali region, in the urban area, not in the remote area, in main islands, were more likely to practice medical waste segregation, and less likely to practice open burning. Owning a sewerage system corresponds to a higher likelihood of practising medical waste segregation and lower likelihood of open burning. Moreover, PHCs with better basic amenities were more likely to segregate their waste and less likely to practice open burning. This paper recommends the importance of resource for establishing proper HCWM in PHCs including basic amenities, implementation of segregation at source, and appropriate waste treatment and disposal. \nKeywords: Medical waste; health facilities; regression analysis; waste management; Indonesia","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"2014 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1831.1-14","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

ABSTRAK  Pada tahun 2014 Indonesia mulai menerapkan Universal Health Coverage (UHC), yang akan  meningkatkan cakupan asuransi kesehatan. Artinya bahwa pemanfaatan layanan kesehatan akan meningkat juga, sehingga pengelolaan limbah medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) akan menjadi semakin penting. Artikel ini merupakan analisis data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan tahun 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan limbah dan pembuangan akhir limbah layanan kesehatan di Puskesmas. Jumlah sampel adalah 8.599 Puskesmas. Variabel yang dianalisis meliputi sistem pembuangan limbah, perilaku pemisahan limbah, dan pengolahan limbah dengan cara dibakar. Analisis data dilakukan secara multivariat dengan model logistik biner multivariabel dan regresi multinomial pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis regresi multivariabel menemukan bahwa ada ketidaksetaraan berbasis geografis di mana Puskesmas yang terletak di wilayah Jawa-Bali, di daerah perkotaan, bukan di daerah terpencil, dan di pulau-pulau utama, cenderung melakukan pemisahan limbah medis, dan cenderung tidak melakukan praktik pembakaran terbuka. Puskesmas yang memiliki sistem pembuangan limbah yang layak, mengindikasikan bahwa memiliki kecenderungan mempraktikkan pemisahan limbah medis (tidak  pembakaran terbuka). Sebaliknya puskesmas di daerah pedesaan, tidak melakukan pemilahan limbah dan cenderung mengelola sampah dengan cara dibakar. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya untuk menerapkan pengelolaan limbah layanan kesehatan yang tepat di Puskesmas, termasuk fasilitas dasar, pelaksanaan pemisahan di sumber, dan pengolahan serta pembuangan limbah yang tepat menjadi sangat penting.  Kata kunci: Limbah medis, fasilitas kesehatan, analisis regresi, pengelolaan limbah, Indonesia   ABSTRACT  In 2014, Indonesia started implementing Universal Health Coverage (UHC). As coverage of health insurance expands, healthcare utilisation will increase. Therefore, sustainable healthcare waste management (HCWM) in public health centres (PHCs) will become more important. This paper addresses the drivers of waste segregation and the final disposal of healthcare wastes. We obtained data on health care waste management (HCWM) in 8,599 PHCs from the 2011 Health Facility Research (Rifaskes). We then fitted multivariable binary logistic and multinomial regression models at the 0.05 level of significance. The multivariable regression analyses found that there were geographically based inequalities where PHCs located in Java­Bali region, in the urban area, not in the remote area, in main islands, were more likely to practice medical waste segregation, and less likely to practice open burning. Owning a sewerage system corresponds to a higher likelihood of practising medical waste segregation and lower likelihood of open burning. Moreover, PHCs with better basic amenities were more likely to segregate their waste and less likely to practice open burning. This paper recommends the importance of resource for establishing proper HCWM in PHCs including basic amenities, implementation of segregation at source, and appropriate waste treatment and disposal. Keywords: Medical waste; health facilities; regression analysis; waste management; Indonesia
印度尼西亚公共卫生中心的废物管理:与废物分类做法和处置方法有关的因素
摘要:2014年印尼开始实行《全球卫生包容性》,这将增加医疗保险。这意味着医疗保健的使用也将增加,因此公共卫生中心的医疗废物管理将变得越来越重要。这篇文章是2011年健康研究机构(Rifaskes)对影响公共卫生设施废物隔离和最终废物处理的因素的分析。样本总数为8,599名儿童。分析的变量包括污水处理系统、污水处理行为和污水处理处理。multivariat地进行了数据分析二进制物流层面的多元和multinomial回归模型意义0。05。多变量回归分析发现,存在地理上的不平等,即位于巴厘岛地区、城市地区、而不是偏远地区和主要岛屿的Puskesmas,往往对医疗废弃物进行隔离,也不太可能进行公开焚烧。诊所的有价值的污水处理系统,表明实行分离倾向(医疗废物焚烧不开)。另一方面,农村地区的puskesmas不做污水处理,往往通过焚烧来处理垃圾。这表明应用的资源就在诊所的医疗服务,包括废物管理基础设施,实施分离在适当的污水处理、加工和来源变得非常重要。关键词:医疗废物,健康、回归分析、废物管理设施,2014年印尼抽象在印尼开始implementing全民健康覆盖(UHC)。作为健康保险的承保,健康公用事业将增加。因此,公共卫生中心的持续医疗废物管理将变得更加重要。这篇论文说明了浪费的种族隔离和最终对健康废物的揭露。2011年健康设施研究中心8.599 PHCs公布了医疗废物管理的数据。然后,我们将在0.05级的意味深长级别进行多变量二元多元素回归模型。广泛的逆向分析发现,基于地理上的差异,即PHCs在雅瓦瓦地区、城市地区、偏远地区、主要岛屿地区存在的可能性更大,更不可能实现医疗浪费,而且不太可能实现开放燃烧。使sewerage系统具有更强的通病浪费和低通通性开放的边缘。更重要的是,从最基本的意义上来说,更像segregate它们的浪费和更少的实践。这篇论文概述了在PHCs包括基本平等、资源实现、对治疗和处置的过度浪费等等原则的重要性。妙语:医疗废物;健康facilities;regression分析;废弃物;印尼
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信