{"title":"Strategi Keberlanjutan Pengelolaan Sumber Daya Berbasis Komunitas dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan","authors":"Zita Wahyu Larasati, Agnes Sunartiningsih","doi":"10.14421/jpm.2020.041-04","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jpm.2020.041-04","url":null,"abstract":"This article explains the strategy of managing the community resources in corporate social responsibility programs. For instance, this research aims to enrich studies on community empowerment strategies trough exploration of community empowerment programs conducted by corporates. This research uses a qualitative research method. Also, primary data was collected through in-depth interviews with the Sumbersari Village Cattle Group Society members, the Terapan Village Banana Processing Group administrators, Petrokimia Corporate of Gresik program assistants, and Petrokimia Corporate of Gresik staff. Furthermore, the research findings show that the sustainability strategy adopted by Petrokimia Corporate of Gresik is different for each program. In its implementation, Petrokimia Corporate of Gresik concerns on the plan for community empowerment sustainability programs, primarily based on an investigation and analysis of the needs, potential, and problems in both villages. These are due to differences in needs, potential, and problems in the two empowerment programs. These differences indicate that each region has its uniqueness in terms of variations, resources, and local responsibilities. The sustainability strategy implemented in the Cattle Program is potential integration and product diversification, while in the Banana Processing Program is adopted by product diversification.Artikel ini menjelaskan strategi pengelolaan sumber daya masyarakat dalam program tanggung jawab sosial perusahaan. Untuk itu, artikel ini diharapkan dapat memperkaya kajian mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalui eksplorasi program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada pengurus Paguyuban Kelompok Ternak Sapi Desa Sumbersari dan Kelompok Pengolahan Pisang Desa Terapan, tenaga pendamping program, dan staf Perusahaan Petrokimia Gresik. Studi ini menunjukan adanya perbedaan strategi keberlanjutan yang diterapkan oleh Perusahaan Petrokimia Gresik dalam Program Ternak Sapi Desa Sumbersari dan Program Pengolahan Pisang Desa Terapan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan, potensi, dan masalah dalam kedua program pemberdayaan tersebut. Perbedaan tersebut menunjukan bahwa setiap daerah memiliki kekhasnnya masing-masing dilihat dari variasi, sumber daya, dan tanggung jawab lokalnya. Strategi keberlanjutan yang diterapkan pada Program Ternak Sapi adalah integrasi potensi dan diversifikasi produk, sedangkan pada Program Pengolahan Pisang adalah diversifikasi produk.","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87317905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Layanan Sosial Berbasis Kolaborasi Komunitas di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Yogyakarta","authors":"Moralely Hendrayani","doi":"10.14421/jpm.2020.041-03","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jpm.2020.041-03","url":null,"abstract":"This article describes a social service based on a building of community collaboration. This research uses a qualitative method that the data collected by interview, documentation, and observation process in the Muhammadiyah orphanage of Yogyakarta. The study finds a new way of social services management processes based on an orphanage. The effectiveness of the social service program has been conducted by a standard procedure of operational for social workers. It is a process to build trust between clients and institutions. A trusting of the client can be a priority to social worker practice. It was implemented by social workers to avoid mall practice. The practical in this study rises that it needs a trusting with the client based on the principle of assessment. For instance, social service needs to create a client community and establish a collaboration with other stakeholders. Artikel ini mendeskripsikan layanan sosial berbasis pembentukan kolaborasi komunitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui proses wawancara, dokumentasi, dan observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Yogyakarta. Studi ini menemukan cara baru dalam proses manajemen pelayanan sosial berbasis panti. Efektifitas program layanan sosial dilakukan dengan menetapkan standar operasional bagi tenaga kesejahteraan sosial. Hal ini sebagai proses membangun kepercayaan antara lembaga dengan klien. Kepercayaan klien menjadi prioritas dalam praktik pekerjaan sosial. Konteks ini untuk menghindari kesalahan dalam praktik kerja para pekerja sosial. Praktik yang muncul dalam studi ini bagaimana pekerja sosial membangun kepercayaan dengan klien melalui asas penilaian kebutuhan. Untuk itu, pelayanan sosial berbasis panti perlu membentuk komunitas klien dan membangun kolaborasi dengan semua stakeholder terkait. ","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86474212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pondok Pesantren: Studi Kasus Pesantren Joglo Alit","authors":"Moh. Abu Suhud, Islah Islami","doi":"10.14421/JPM.2020.041-01","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JPM.2020.041-01","url":null,"abstract":"This article explores community empowerment based on Islamic boarding schools. This research used a qualitative method by case study approach. Data was collected by in-dept interview and direct observation. This study begins with the argument that Pesantren are not only known as education of Islamic religion, but also are role models in the sustainable of economic. This is as conducted by Pesantren Joglo Alit, Karangdukuh Village, Klaten, which is able to develop of the pilot of Ummah economic empowerment. Pesantren Joglo Alit able to developing group namely sentra peternakan rakyat. This activity were influenced by a social capital of Kiai in the society. The social capital not only influence but also needs of other prompting that can to giving of stimulan on the awareness of society. The pattern of awareness acts as a reinforcement of the community’s identity so that they do not give up if they fail in raising livestock. In this aspect, it is necessary to contribute new ideas that can be transformed so as to increase people’s confidence. Strong confidence can be in line with innovative ideas so as to create superior products. This product is a competitive value for sale in the midst of intense business competition. For this reason, the prospect of community animal husbandry centers can develop as a driving force for the community’s economy.Tulisan ini mengeksplorasi pemberdayaan masyarakat berbasis pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi secara langsung. Kajian ini diawali dengan argumentasi bahwa pesantren tidak hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan agama unsich, akan tetapi juga merupakan role model dalam kemandirian ekonomi. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Pesantren Joglo Alit, Desa Karangdukuh, Klaten, yang mampu berkembang menjadi sentra pemberdayaan ekonomi umat. Pesantren Joglo Alit mampu mengembangkan sentra peternakan rakyat. Pengembangan ini dibantu oleh posisi sentral pengelola pesantren yang memiliki modal sosial di masyarakat. Namun peran modal sosial saja tidak cukup, tetapi juga butuh pengaruh lain yang dapat memberikan stimulan dalam penyadaran masyarakat. Pola penyadaran berperan sebagai penguat jati diri masyarakat agar tidak putus asa jika mereka gagal dalam beternak. Pada aspek ini perlu sumbangan ide baru yang dapat ditransformasikan sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri masyarakat. Rasa percaya diri yang kuat dapat sejalan dengan ide inovatif sehingga dapat menciptakan produk unggulan. Produk ini sebagai nilai yang kompetitif untuk dijual di tengah persaingan bisnis yang ketat. Untuk itu, prospek sentra peternakan rakyat dapat berkembang sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. ","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"85 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76195962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo","authors":"Imam Subqi, U. Albab","doi":"10.14421/jpm.2019.032-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jpm.2019.032-10","url":null,"abstract":"This article discusses two important studies. First, the way the Kalibeber Wonosobo community handles waste. Second, the model of waste management in the Kalibeber Wonosobo group. This research uses a Participatory Action Research approach. This approach involves the Kalibeber community as an object and subject as well as to deal with waste. The results of this study show two important scopes. First, the Kalibeber Wonosobo community has an initiative to deal with waste. The initiative emerged because the community felt the environment was dirty, the river water flow was obstructed, and many sufferers of itching. Second, the waste management model uses decentralization. Waste management is carried out in each sub-area to be able to reuse waste (recycling). This discourse is different from other studies. The most prominent differentiating side is the active role of the community by being able to separate organic and inorganic waste. The community operates independently with a voluntary financing mechanism.Artikel ini membahas dua kajian penting. Pertama, cara masyarakat Kalibeber Wonosobo menangani sampah. Kedua, model pengelolaan sampah kelompok paguyuban peduli sampah Kalibeber Wonosobo. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research. Pendekatan ini melibatkan masyarakat kalibeber sebagai obyek dan subyek sekaligus untuk menangani sampah. Hasil penelitian ini menunjukan dua cakupan penting. Pertama, masyarakat Kalibeber Wonosobo memiliki inisiatif untuk menangani sampah. Inisiatif muncul karena masyarakat merasakan lingkungan kotor, aliran air sungai terhambat, dan banyak penderita penyakit gatal-gatal. Kedua, model pengelolaan sampah menggunakan desentralisasi. Pengelolahan sampah ini dilakukan pada setiap sub area untuk bisa memanfaatkan kembali sampah (daur ulang). Diskursus ini berbeda dengan kajian lain. Sisi pembeda yang paling menonjol, antara lain peran masyarakat yang aktif dengan mampu memisahkan sampah organik dan anorganik. Masyarakat bergerak mandiri dengan mekanisme pembiayaan secara sukarela.","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"56 8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83411198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI “KAMPUNG DAMAI”: STUDI PENDAMPINGAN KOMUNITAS OLEH WAHID FOUNDATION DI GEMLEGAN KLATEN","authors":"S. Susilawati","doi":"10.14421/JPM.2018.022-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JPM.2018.022-10","url":null,"abstract":"Indonesia is a multicultural country. For the statement, we are always found social conflict who directly to conducted intolerance action. This intolerance has been attacking group or hate speech in public space. To prevent intolerance issues, Wahid Foundation as a non-government organization has been trying the movement in humanism activities and peace promotes. The activities are through women economic empowerment approach who including “Kampung Damai” concept. For instance, this article is trying the description of women economic empowerment and the result of promoting peace in Gemlegan Village have conducted by Wahid Foundation the name of “Kampung Damai”. This paper is developing of research with a used qualitative-description method. To take informant was used snowball sampling technique. The data collecting was used observation, interview, and documentation methods. For the validity data, I am using triangulation sources and it can analysis through reduction data, display data, and conclusion process. Based on data analysis who collecting has have found that women economic empowerment in Gemlegan Village I share of three-part, namely building group of UKM (Usaha Kecil Menengah), capacity building, and developing the enterprise. Meanwhile, women economic empowerment was the same with peace promote. Hence, the result of women empowerment can be seen of individual aspect (the women who involved in economic development), parents and community, and village government. From the activities carried out by the Wahid Foundation, in general, it has led to a big idea, namely a harmonious and peaceful life. As a basis to strengthen a tolerated life through the increased family economy.[Indonesia merupakan negara multikultur. Berangkat dari hal tersebut, tak jarang konflik yang mengarah pada tindakan intoleransi sering kali terjadi. Berupa tindakan menyerang maupun melalui ujaran kebencian (hate speech). Menangkal isu intoleransi yang muncul, Wahid Foundation sebagai lembaga non pemerintah mencoba bergerak dalam ranah kemanusiaan dan mengkampanyekan perdamaian. Kegiatan yang dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi perempuan dan dikemas dalam konsep “Kampung Damai”. Artikel ini mencoba mendeskripsikan bagaimana pendampingan pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilakukan oleh Wahid Foundation dan implikasinya menjadi desa inklusi untuk mempromosikan perdamaian. Paper ini merupakan pengembangan dari penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik penarikan informan menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data yang terhimpun dapat ditemukan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan di Desa Gemlegan penulis bagi menjadi tiga, yaitu pembentukan kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM), penguatan kapasitas, dan pengembangan usaha","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91349208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAMPUNG WISATA “GURAMEH” SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN BUDIDAYA IKAN TAWAR DI KERGAN TIRTOMULYO BANTUL","authors":"Muhammad Afri Nur Cahya, Muhammad Ash-shiddiqy","doi":"10.14421/JPM.2018.022-09","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JPM.2018.022-09","url":null,"abstract":"This article aims to examine the initial ideas for the formation of the Pokdakan (working group for freshwater fish farming) Mina Mulya, the stages of empowerment, and the implications of the empowerment model. These three studies are based on the problem of the consumption of freshwater fish in the Bantul community, which is increasing every year. Meanwhile, the production of fish cultivation managed by the community is very minimal. During this time the local government to meet the consumption needs of fish for households, food stalls, restaurants, until processed fish sold at tourist recreation centers taken from the area of Central Java and East Java. Seeing a potential area to develop fish cultivation production is very relevant. The intelligence of the Kergan Village community in Tirtomulyo looking at the direction of economic development based on community participation is so contextual. Through qualitative research with a case study approach, this paper found a novelty about the model of community empowerment. The model offered by the people is the “Gurameh” tourist village. As a model for empowering freshwater fish farming, Kergan Village is transformed into a more innovative and creative locus of community activities. In another aspect, the initial idea of the establishment of a “Gurameh” tourist village was initiated by Sunarto who had anxiety about the potential of his residence. Starting from comparative studies to other places, the idea of a tourist village “Gurameh” has become a model of empowerment based on fish farming. As a model, the tourist village “Gurameh” also processes the harvested fish for snacks and “souvenir” for anyone who wants to visit. Many creative and innovative activities in Kergan Village to develop in other locations. Starting from Sunarto’s idea, the concept of the trickle-down effect has spread in almost every community working group that is able to develop freshwater fish farming.[Artikel ini hendak mengkaji tentang ide awal pembentukan Pokdakan Mina Mulya, tahapan pemberdayaan, dan implikasi model pemberdayaan. Tiga kajian ini dilandaskan pada masalah konsumsi ikan tawar masyarakat Bantul yang setiap tahun semakin meningkat. Sementara itu, produksi budidaya ikan yang dikelola masyarakat sangat minim. Selama ini pemerintah lokal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan bagi rumah tangga, warung makan, restoran, hingga olahan ikan yang dijajakan pada pusat rekreasi wisata diambil dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Melihat kawasan yang cukup potensial untuk mengembangkan produksi budidaya ikan menjadi sangat relevan. Kecerdasan masyarakat Dusun Kergan Desa Tirtomulyo membaca arah pengembangan ekonomi berbasis partisipasi masyarakat begitu kontekstual. Melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, paper ini menemukan kebaruan tentang model pemberdayaan masyarakat. Model yang ditawarkan oleh masyarakat adalah kampung wisata “Gurameh”. Sebagai model pemberdayaan budidaya ikan tawar, Dusun Kerga","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87640192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENERAPAN KONSEP SUPLY CHAINS MANAGEMENT DALAM PENGEMBANGAN POLA DISTRIBUSI DAN WILAYAH PEMASARAN UMKM DESA KRAMBILSAWIT","authors":"Muhfiatun Muhfiatun, Muh Rudi Nugraha","doi":"10.14421/JPM.2018.022-08","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JPM.2018.022-08","url":null,"abstract":"This research aims to formulate development strategies and regional distribution pattern of Small Medium Enterprises (SME) marketing Village Krambilsawit. Low productivity and the narrowness of the region of product marketing, requires that SMEC Village Krambilsawit doing repairs ranging from upstream to downstream processes. The use of the concept of supply chain management, where very precise in order to resolve the problems occurred at Krambilsawit village of SME. In this study researchers using qualitative and quantitative research methods. Data obtained from the results of the direct interview to the perpetrators of the SMEC Village Krambilsawit. As for the methods of analysis used to formulate policy that is by using SWOT analysis. From this research that the results obtained in order to develop patterns of distribution and marketing SME Krambilsawit Village area required the presence of revamping the Groove Commerce SMEC, i.e. by implementing two levels or three levels of chanel to expand network marketing. The implications of the end, the author hopes this research could be a reference in developing patterns of distribution and marketing of SME Krambilsawit Village.[Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan pola distribusi dan wilayah pemasaran UMKM Desa Krambilsawit. Rendahnya produktifitas serta sempitnya wilayah pemasaran produk, mengharuskan UMKM Desa Krambilsawit melakukan perbaikan mulai dari proses hulu ke hilir. Penggunaan konsep supply chain management, dirasa sangat tepat guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada UMKM Desa Krambilsawit. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dari hasil waawancara secara langsung kepada pelaku UMKM Desa Krambilsawit. Adapun metode analisis yang digunakan guna merumuskan kebijakan yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa guna mengembangkan pola distribusi dan wilayah pemasaran UMKM Desa Krambilsawit maka diperlukan adanya pembenahan alur tata niaga UMKM, yakni dengan menerapkan two level chanel atau three level chanel guna memperluas jaringan pemasaran. Implikasi akhir, penulis berharap penelitian ini bisa menjadi acuan dalam mengembangkan pola distribusi dan wilayah pemasaran UMKM Desa Krambilsawit.]","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86851669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGEMBANGAN SDM MELALUI PROGRAM CAPACITY BUILDING REMAJA DI SANGGAR KALPIKA: MERAWAT TRADISI MELESTARIKAN BATIK LUKIS","authors":"Renita Rahmawati","doi":"10.14421/jpm.2018.022-07","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jpm.2018.022-07","url":null,"abstract":"This study examines capacity building activities in preserving painting batik carried out by Sanggar Kalpika Tamansari Yogyakarta in 2018. The purpose of capacity building that has been studied, hopes to be an example for other communities. Basically, this study is the result of the development of capacity building activities carried out by Sanggar Kalpika to produce field data. In order for the resulting data to be tested for validity, I conducted a study through a qualitative approach. The process is to conduct interviews and observation studies to the actors of capacity building activities. Furthermore, the data studied was carried out by the process of data reduction, data display, and conclusion drawing. That way, this paper will explain about preparation, analysis, planning, implementation, and evaluation. An important indicator in the success of this activity is that cooperation and solidarity with each other are so strong that the work done can go according to plan. Even the support of surrounding communities who are not involved in the members though. On the other hand, I found weaknesses, namely the recruitment of members carried out only specifically for the Tamansari community. That way, the community outside Tamansari will not be able to get involved and know in detail about the activities carried out by the Sanggar Kalpika. This is due to the limited resources of the members and the increasing competition for batik painting. In addition, another prominent aspect is the recruitment of members. The membership recruitment process is not generally opened only for teenagers of Tamansari. This condition has an impact on the preservation of batik painting because of the shrinking interest of teenagers. The reason found by me, many teenagers after attending the training were not interested in participating in the advanced program because they chose to continue their studies in college.[Studi ini mengkaji kegiatan capacity building dalam melestarikan batik lukis yang dilakukan oleh Sanggar Kalpika Tamansari Yogyakarta pada tahun 2018. Tujuan capacity building yang telah dikaji, harapannya dapat menjadi contoh bagi masyarakat lain. Pada dasarnya, kajian ini hasil pengembangan kegiatan capacity building yang dilakukan Sanggar Kalpika sehingga menghasilkan data lapangan. Agar data yang dihasilkan dapat diuji validitasnya, penulis melakukan kajian melalui pendekatan kualitatif. Adapun prosesnya dengan melakukan wawancara dan studi observasi kepada para pelaku kegiatan capacity building. Selanjutnya, data yang dikaji dilakukan proses reduksi data, display data, hingga penarikan kesimpulan. Dengan begitu, tulisan ini hendak menjelaskan tentang persiapan, analisis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Indikator penting dalam keberhasilan kegiatan ini adalah kerjasama dan solidaritas satu sama lain yang sangat kuat sehingga usaha yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Bahkan dukungan masyarakat sekitar yang tidak terlibat dalam ang","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"91 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73188900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGELOLAAN SENTRA INDUSTRI KERAJINAN BLANGKON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI BUGISAN","authors":"Lisa Indrawati","doi":"10.14421/jpm.2018.022-06","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jpm.2018.022-06","url":null,"abstract":"Kampung Bugisan in town of Yogyakarta is an area that is quite well-known as the center of the Blangkon craft industry. However, there is an assumption that the local government has not wholeheartedly provided an affirmative program for crafts that have long been carried out by the community. Through the absurd basic assumptions, this article would like to describe the management of the Blangkon craft industry center and its effect on the lives of the people of Kampung Bugisan. Because this article is a development of field research, I tries to narrate the facts using a qualitative approach. Data collection techniques are carried out by interview, observation and documentation. All data are seen as validity of the data and analyzed through the process of reduction data, display data, and conclusion drawing. The results of this study indicate that the emergence of the center of the Blangkon craft industry in Kampung Bugisan originated from individuals who later developed into group activities. The raw materials used are Batik cloth, drill cloth, cardboard paper or ‘kloso’, sewing thread and patchwork. The production process through several stages including preparing materials and tools, making ‘congkeng’, mewiru, making Blangkon or mblangkon, and finishing. The marketing of Blangkon handicrafts in Kampung Bugisan is done by selling at Beringharjo Market, and with online media. The positive impact of the Blangkon business in Kampung Bugisan is the creation of jobs, absorbing workers, the emergence of new craftsmen, and increasing income. But there is also another aspect that might be a challenge for the activists of the Blangkon craft industry, which is creating increasingly fierce competition and changing people’s lifestyles.[Kampung Bugisan Kota Yogyakarta merupakan kawasan yang cukup terkenal sebagai sentra industri kerajinan Blangkon. Namun ada asumsi yang muncul bahwa pemerintah daerah belum sepenuh hati memberikan afirmatif program bagi kerajinan yang sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat. Melalui asumsi dasar yang absurd maka artikel ini hendak mendeskripsikan pengelolaan sentra industri kerajinan blangkon dan efeknya bagi kehidupan masyarakat Kampung Bugisan. Oleh karena artikel ini pengembangan dari penelitian lapangan, penulis mencoba menarasikan fakta yang ada dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Semua data dilihat validitas datanya dan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya sentra industri kerajinan Blangkon di Kampung Bugisan berawal dari individu yang kemudian berkembang menjadi kegiatan kelompok. Bahan baku yang digunakan adalah kain batik, kain drill, kertas karton atau kloso, benang jahit dan kain perca. Proses produksinya melalui beberapa tahap diantaranya menyiapkan bahan dan alat, membuat congkeng, mewiru, membuat blangkon atau mblangkon, dan finishin","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85008728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KORBAN GEMPA BUMI MELALUI PROGAM KREDIT MIKRO KOPERASI SYARI’AH GEMI DI DUSUN MIRI SEWON BANTUL","authors":"Beni Hanifah Pinesti","doi":"10.14421/JPM.2018.022-05","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JPM.2018.022-05","url":null,"abstract":"This article aims to examine the empowerment program for victims of the Yogyakarta earthquake in 2006. Empowerment programs are carried out through GEMI-based Islamic cooperative micro credit. This program aims to help restore and improve the economy of small women entrepreneurs who were stalled due to the earthquake that struck Yogyakarta. In addition, this article looks at the success of empowerment carried out by the GEMI Syariah Cooperative or Islamic Banking (Koperasi Syariah GEMI). The research used is field research. The approach used is qualitative. Through cross check with validity using the trianggulation method, it is expected that field research can provide a credible perspective on what is conveyed by the informants. That way, field results show that empowerment carried out by the Koperasi Syariah GEMI uses five steps, namely capital, business training, mentoring, marketing, and institutional strengthening. The success of the program is seen from 3 aspects, namely institutional, capital, and marketing. The existence of Koperasi Syariah GEMI in empowering women, can directly provide positive effectiveness for the development of small businesses initiated or continue their businesses. This program can gradually help, restore, and improve the economy of small women entrepreneurs who were stalled due to the earthquake that struck Yogyakarta.[Artikel ini hendak mengkaji tentang program pemberdayaan perembuan korban gempa bumi Yogyakarta tahun 2006. Program pemberdayaan yang dijalankan melalui kredit usaha mikro berbasis koperasi syariah GEMI. Pragram ini bertujuan untuk membantu memulihkan dan meningkatkan perekonomian pengusaha kecil perempuan yang sempat terhenti akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta. Selain itu, artikel ini melihat keberhasilan pemberdayaan yang dilakukan Koperasi Syariah GEMI. Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Melalui cross check dengan validitas menggunakan metode trianggulasi, diharapkan penelitian lapangan dapat memberikan sebuah perspektif yang kredibel tentang apa yang disampaikan oleh para informan. Dengan begitu, hasil lapangan menunjukan bahwa pemberdayaan yang dilakukan Koperasi Syariah GEMI menggunakan lima langkah yaitu permodalan, pelatihan usaha, pendampingan, pemasaran, dan penguatan lembaga. Keberhasilan program dilihat dari 3 aspek, yaitu kelembagaan, permodalan, dan pemasaran. Adanya koperasi syariah GEMI dalam memberdayakan perempuan, secara langsung dapat memberikan efektif positif bagi pengembangan usaha kecil yang dirintis atau melanjutkan usaha mereka. Program ini secara berangsur dapat membantu, memulihkan, dan meningkatkan perekonomian pengusaha kecil perempuan yang sempat terhenti akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta.]","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84800294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}