{"title":"Analisis Jejaring Sosial Peran Pers dalam Penyebaran Informasi Terkait Kebijakan PPKM","authors":"P. Aisyah, Gema Nusantara Bakry, N. A. Sjafirah","doi":"10.24815/jkg.v11i1.24555","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i1.24555","url":null,"abstract":"Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat pandemi dilakukan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Efektivitas aturan pemerintah ini perlu diimbangi dengan pemberitaan pers yang masif untuk memberikan edukasi dan mitigasi kepada masyarakat terkait pembatasan aturan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pers dalam mendistribusikan informasi kebijakan PPKM di Twitter. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Network Analysis (SNA) dengan plug in Twitter Streaming Developer untuk melakukan penambangan teks terkait dengan aturan PPKM. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran pers dalam jaringan sosial PPKM di Twitter adalah sebagai penyebar informasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai sentralitas yang didapatkan yaitu degree centrality, closeness centrality, betweenness centrality dan eigenvector centrality. Aktor pers yang memiliki nilai popularitas paling tinggi pada jaringan sosial PPKM ini adalah @detikom diikuti oleh @cnnindonesia, @asumsico, @nuicemedia, dan @kumparan. Pola relasi yang terbentuk adalah pola komunikasi roda asimetris yang sangat efektif untuk penyebaran informasi. Penelitian ini menemukan bahwa pers dalam penyebaran informasinya disarankan untuk lebih peduli dalam mencari sudut pandang dan judul yang akan diberikan di media sosial karena jumlah followers tidak mempengaruhi penyebaran informasi di Twitter. The implementation of Community Activity Restrictions (PPKM) during a pandemic was implemented to control the spread of COVID-19. The effectiveness of this government regulation needs to be balanced with massive press coverage to provide education and mitigation to the public regarding the restrictions on the rule. This study aims to find out how the role of the press in distributing policy information on PPKM on Twitter. The research method used in this research was Social Network Analysis (SNA) with the Twitter Streaming Developer plug-in to perform text mining related to PPKM rules. The results showed that the role of the press in the PPKM social network on Twitter was as a disseminator of information. This was shown from the centrality values obtained, namely degree centrality, closeness centrality, betweenness centrality, and eigenvector centrality. The press actor with the highest popularity value on the PPKM social network was @ detikom followed by @cnnindonesia, @asumsico, @nuicemedia, and @kumparan. The relationship pattern was an asymmetric wheel that was very effective for information dissemination. This study found that the press, in disseminating information, is advised to be more concerned about finding the point of view and titles given on social media because the number of followers does not affect the dissemination of information on Twitter.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90405232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sharenting dan Privasi Anak: Studi Netnografi pada Unggahan Instagram dengan Tagar #Anakku","authors":"Amanda Dwiarsianti","doi":"10.24815/jkg.v11i1.24803","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i1.24803","url":null,"abstract":"Perkembangan Social Networking Sites (SNS) telah melahirkan praktik baru dalam pengasuhan yang dinamakan sharenting. Praktik sharenting mengacu pada tindakan orang tua yang kerap membagikan foto atau video anaknya ke media sosial. Berbagai penelitian menunjukkan dampak positif dan negatif dari sharenting. Salah satu kekhawatiran dari praktik sharenting adalah permasalahan privasi anak. Penelitian ini bertujuan memaparkan sharenting yang dilakukan oleh orang tua dari kalangan biasa di Indonesia dengan menganalisis jejak digital yang ditinggalkan di Instagram melalui penggunaan tagar #anakku dan dikaitkan juga dengan permasalahan privasi anak. Metode netnografi digunakan dalam penelitian ini untuk mempelajari budaya dari pengguna media digital dari jejak daring. Hasil penelitian menemukan ada lima kategori unggahan sharenting di Instagram dengan tagar #anakku. Sejumlah unggahan yang ditemukan menunjukkan kurang adanya kesadaran orang tua dalam menjaga privasi anaknya dalam unggahan mereka di Instagram.The development of Social Networking Sites (SNS) has created a new practice in parenting called sharenting. Sharenting refers to the actions of parents publicizing photos or videos of their children on social media. Various studies have shown the positive and negative impacts of sharenting. One of the growing concerns of sharenting is the issue of child privacy. This study aims to describe sharenting by parents in Indonesia by analyzing digital footprints on Instagram through the #anakku hashtag and discuss it with child privacy issues. The netnography method is used in this research to study the culture of digital media users from online footprints. The results of the study found five categories of sharenting posts on Instagram with the hashtag #anakku. The results also revealed the lack of awareness of parents to protect their children's privacy on Instagram.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85890320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"A Multimodal Text Analysis of K-Pop Fans Representation on Indonesia Film Television","authors":"Ranny Rastati","doi":"10.24815/jkg.v11i1.24788","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i1.24788","url":null,"abstract":"K-Pop has become a global phenomenon that affects Indonesian pop culture. K-Pop contributes various inspirations for Indonesian pop culture products, including television shows. In January 2021, Indonesian film television (FTV) entitled Bagaimana Menyadarkan Istriku yang Terlalu Terobsesi K-Pop (How to Remind My K-Pop-Obsessed Wife) went viral on social media. The FTV received criticism for its depiction of K-Pop fans which was considered excessive and incorrect. The study examines how Indonesian-made FTV represents K-Pop fans in the FTV. The research was conducted with multimodal text analysis. The scene that includes K-Pop fan activity was selected based on the five levels of fan activities by Henry Jenkins. Those scenes indicated four fan activities: modes of reception, critical and interpretive practice, consumer activism, and alternative social community. The scenes were then analyzed by seeing the relation between visual (image) and audio (dialog) modes using the relation between modes by Bogucki. The analysis showed some inaccuracies in K-Pop fan activities, such as the use of K-Pop terms, pronunciation, merchandise, fashion, and hairstyle, were found. The FTV storyline focused on affairs and marriage issues. K-Pop was merely used to attract audience interest and to reach more viewers. K-Pop telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi budaya pop Indonesia. K-Pop menyumbangkan berbagai inspirasi untuk produk budaya pop Indonesia, termasuk acara televisi. Pada Januari 2021, film televisi Indonesia (FTV) berjudul Bagaimana Menyadarkan Istriku yang Terlalu Terobsesi K-Pop menjadi viral di media sosial. FTV tersebut menuai kritik karena dinilai berlebihan dan tidak tepat dalam menggambarkan sosok penggemar K-Pop. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana FTV buatan Indonesia merepresentasikan penggemar K-Pop di FTV tersebut. Penelitian dilakukan dengan analisis teks multimodal. Adegan yang mencakup aktivitas penggemar K-Pop dipilih berdasarkan lima tingkat aktivitas penggemar oleh Henry Jenkins. Adegan-adegan tersebut menunjukkan empat aktivitas penggemar: mode penerimaan, praktik kritis dan interpretatif, aktivisme konsumen, dan komunitas sosial alternatif. Adegan kemudian dianalisis dengan melihat hubungan antara mode visual (gambar) dan audio (dialog) menggunakan hubungan antar mode oleh Bogucki. Hasil analisis menemukan beberapa ketidakakuratan dalam aktivitas penggemar K-Pop, seperti penggunaan istilah K-Pop, pengucapan, merchandise, fesyen, dan gaya rambut. Jalan cerita FTV ini berfokus pada perselingkuhan dan masalah pernikahan. Isu K-Pop hanya digunakan untuk menarik minat penonton dan menjangkau lebih banyak penonton.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88740190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manajemen Krisis Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh Saat Pandemi COVID-19","authors":"Deni Yanuar, Nadia Muharman, Rahmawati Rahmawati, Maini Sartika, Yashirly Asyhurin Oktayuana","doi":"10.24815/jkg.v11i1.25321","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i1.25321","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan manajemen krisis dilakukan oleh hotel Kyriad Muraya Aceh pada masa pandemi Covid-19 serta bagaimana komunikasi krisis yang mereka lakukan dalam mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Situasional Communication Crisis Theory menurut W. Timothy Coombs berkaitan dengan strategi pesan komunikasi krisis. Pada penelitian ini menggunakan konsep tahapan Krisis menurut Steven Fink yang terbagi atas tahap prodromal, tahap akut, tahap kronik dan tahap resolusi, dan juga menggunakan konsep langkah mengelola krisis menurut Rhenald Kasali. Jenis penelitian ini kualitatif studi kasus dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai Teknik pengumpulan data. Wawancara yang dilakukan berupa wawancara semi terstruktur dan pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan karakteristik tertentu. Hasil penelitian ini adalah Hotel Kyriad Muraya melewati tahap prodromal namun ketika memasuki tahap akut, kronik hingga resolusi manajemen hotel melakukan berbagai tindakan penanganan krisis, yaitu dengan melakukan analisis krisis, pilihan strategi yaitu strategi adaptif berupa kompromi, mengubah kebijakan, modifikasi operasional, dan meluruskan citra dan juga melakukan pengendalian krisis dalam langkah mengelola krisis. Kyriad Muraya becomes a role model in terms of implementing the 4M health protocol during the COVID-19 pandemic in Aceh. This study aims to determine how the Kyriad Muraya Aceh hotel carried out the stages of crisis management during the COVID-19 pandemic. The theory used in this research is Situational Communication Crisis Theory by W. Timothy Coombs. This study employed the concept of crisis stages by Steven Fink, consisting of the prodromal stage, acute stage, chronic stage, and resolution stage, and also used the concept of crisis management steps by Rhenald Kasali. This study used a qualitative approach, and data were collected using semi-structured interviews of five informants selected using a purposive sampling technique, as well as documentation and observation. The results of this study showed that the Kyriad Muraya Hotel passed through the prodromal stage. However, when it entered the acute, chronic, and resolution stages, the hotel management performed various crisis handling actions, including crisis analysis and the choice of strategy. The strategies included an adaptive strategy in the form of negotiation, changing policies, operational modifications, image improvement, and carrying out crisis control.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78927039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dualisme Dampak Pemanfaatan Media Sosial Tiktok dalam Humas Pemerintah","authors":"Asti Prasetyawati","doi":"10.24815/jkg.v10i2.23148","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.23148","url":null,"abstract":"Era digital telah mengubah praktik kehumasan pemerintah menjadi humas digital. Berbagai informasi dan pesan formal resmi dari pemerintah kini dapat dikemas dengan cara yang lebih ringan dan menarik melalui berbagai platform media baru, salah satunya melalui media sosial seperti TikTok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari pemanfaatan TikTok dalam menyosialisasikan konten-konten serius yang dilakukan oleh humas pemerintah di Indonesia, khususnya oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi lewat akun TikTok @kemenkomarves, dengan menggunakan metode observasi sekunder dan tinjauan literatur. Studi ini ingin menganalisis lebih jauh mengenai pemanfaatan TikTok dalam menyebarkan konten- konten serius yang dilakukan oleh humas Kemenko Marves. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dualisme dampak yang ditimbulkan TikTok dalam melakukan penyebaran konten humas Kemenko Marves. Meskipun penyebaran informasi melalui TikTok berpotensi dapat mereduksi esensi asli pesan, namun hal ini juga sekaligus menjadikan informasi tersebut menjadi dekat dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan adaptasi teknologi dan strategi humas digital yang tepat agar humas pemerintah dapat menciptakan konten-konten digital yang menarik dan diminati oleh masyarakat luas. The digital era has changed government public relations practices into digital public relations. Several official information and messages from the government could be formed in a lighter and more attractive way through various new media platforms; one of them is through social media like TikTok. This study aims to analyze the impact of TikTok in disseminating serious content carried out by government public relations in Indonesia, especially by the Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investment through @kemenkomarves TikTok account, using secondary observation and literature review methods. This study is intended to analyse further the use of TikTok in disseminating serious content carried out by public relations of Kemenko Marves. The results of this study indicate the dualism of the impact caused by TikTok in transmitting Kemenko Marves public relations content. Although the dissemination of information through TikTok can reduce the original essence of the message, it also makes the information closer and easy to understand for the public. For this reason, appropriate technology adaptation and digital public relations strategies are needed to make the government public relations create digital content that is attractive for society.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78519250","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Y. Yusuf, Vikry Abdullah Rahiem, W. Wartono, Charisma Asri Fitrananda
{"title":"Representasi Busana Muslim Pemuda Hijrah di Channel Youtube Shift Media","authors":"Y. Yusuf, Vikry Abdullah Rahiem, W. Wartono, Charisma Asri Fitrananda","doi":"10.24815/jkg.v10i2.23093","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.23093","url":null,"abstract":"Busana secara simbolik merupakan bentuk komunikasi nonverbal yang dapat mengikat suatu komunitas. Pemuda hijrah dalam komunitas Shift di Y outube berusaha menyajikan keberagaman busana dan citra simbolis dalam video-video dakwah yang menampilkan Ustaz Hanan Attaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi busana muslim yang ditampilkan oleh Pemuda Hijrah di Channel Youtube Shift Media dalam rangka menarik perhatian generasi milenial. Metode penelitian yang digunakan adalah studi etnografi virtual, dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan menggunakan teori interaksi simbolik. Hasil penelitian menunjukkan representasi busana muslim yang ditampilkan dalam video komunikasi dakwah Pemuda Hijrah di Channel Youtube Shift Media bertujuan untuk melakukan pembauran dengan jamaah anak muda. Dengan menentukan segmentasi khalayak, kreator Channel Youtube Shift Media mencoba untuk menggeser busana muslim menjadi busana kasual yang lebih dekat dengan milenial saat mendatangi kegiatan kajian dakwah. Proses kontruksi makna denotatif busana muslim ditandai oleh Ustaz Hanan Attaki yang kerap tampil dengan menggunakan kemeja, kaos atau sweater dan penutup kepala model reggae (topi kupluk).Symbolically, clothing is a form of nonverbal communication that can bind a community. Pemuda Hijrah in the Shift community on Youtube tries to present various clothing and symbolic images in da'wah videos featuring Ustaz Hanan Attaki. This study aims to find out how Pemuda Hijrah displays the representation of Muslim clothing on the Shift Media Youtube Channel to attract the attention of millennial generation. The research method used is a virtual ethnographic study, with a qualitative descriptive approach and using symbolic interaction theory. The results of the study show that the representation of Muslim clothing displayed in the communication video of Pemuda Hijrah propaganda on the Shift Media Youtube Channel aims to mingle with young congregations. By determining the segmentation of the audience, the creators of Channel Youtube Shift Media are trying to Shift Muslim clothing into casual clothing that is more suited to millennials when they come to da’wah activities. The process of constructing the denotative meaning of Muslim clothing was marked by Ustaz Hanan Attaki, who often appeared wearing a shirt, t-shirt or sweater and a reggae-style head covering.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83084910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konvergensi Simbolik Komunitas Pageant Lovers Indonesia di Instagram","authors":"Idham Imarshan","doi":"10.24815/jkg.v10i2.21688","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.21688","url":null,"abstract":"Perkembangan dunia beauty pageant di Indonesia tidak terlepas dari peran pecinta kontes kecantikan yang dikenal dengan sebutan pageant lovers. Media sosial Instagram menjadi salah satu kanal bagi komunitas pageant lovers untuk berinteraksi dan berkomunikasi, melalui akun portal pageant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konvergensi simbolik komunitas pageant lovers Indonesia di Instagram berdasarkan teori konvergensi simbolik. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi terhadap caption dan kolom komentar pada unggahan akun portal pageant, serta wawancara dengan tiga narasumber dari tiga akun portal pageant berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi simbolik komunitas pageant lovers muncul secara spontan dari anggotanya, dan digunakan secara luas melalui Instagram. Beberapa bentuk konvergensi simbolik yang muncul adalah mbak brownies, turun gunung, dan negara topi bundar. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konvergensi simbolik yang terjadi dalam komunitas pageant lovers Indonesia di Instagram sesuai dengan teori konvergensi simbolik yang ada, yakni melalui proses tema fantasi, rantai fantasi, tipe fantasi, dan visi retoris. The development of beauty pageants in Indonesia cannot be separated from the role of beauty pageant contest lovers known as pageant lovers. Instagram has become one of the channels for the pageant lovers community to interact and communicate through pageant portal accounts. This study aims to understand the symbolic convergence of the Indonesian pageant lovers community on Instagram based on symbolic convergence theory. The research method used is the observation of captions and comments on pageant portal accounts and interviews with three sources from three different pageant portal accounts on Instagram. The results showed that the symbolic convergence of the pageant lovers community emerged spontaneously from its members and was widely used through Instagram. Several forms of symbolic convergence that occurred were “mbak brownies”, “turun gunung, and “negara topi bundar”. Based on the results, it can be concluded that the symbolic convergence that occurs in the Indonesian pageant lovers community on Instagram is following the existing symbolic convergence theory through the process of fantasy themes, fantasy chains, fantasy types, and rhetorical visions.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78740697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Model M-A-I-N dalam Mencari Pekerjaan: Studi pada Pengguna LinkedIn","authors":"Glorius Parulian Yuwono Setra, Fatiha Syuhada","doi":"10.24815/jkg.v10i2.22506","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.22506","url":null,"abstract":"Dengan adanya teknologi digital, kegiatan manusia menjadi lebih mudah dilakukan, termasuk dalam mencari pekerjaan. Salah satu aplikasi yang marak digunakan dalam mencari pekerjaan adalah LinkedIn. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aspek-aspek yang mendasari penggunaan LinkedIn sebagai media untuk mencari pekerjaan dengan model M-A-I-N. Penelitian ini mengaplikasikan paradigma positivistik, pendekatan kuantitatif, dan menggunakan kuesioner daring sebagai instrumen untuk memperoleh data penelitian. Prinsip accidental diterapkan pada penarikan sampel. Hasil penelitian yang menghimpun 103 jawaban responden menunjukkan bahwa aspek agency merupakan motif yang paling kuat dalam mendasari para pengguna LinkedIn di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mean of total paling besar yang dimilikinya (4,4059). Mayoritas responden mengakui bahwa mereka dapat menciptakan koneksi dengan banyak orang lewat LinkedIn.Digital technology is increasingly embedded in every aspect of human life. Hence, human activities have become more manageable with digital technology, including finding work. Today's society can find a job with just the touch of a finger. One of the applications that are widely used in finding employment is LinkedIn. This study aims to measure the aspects that underlie the use of LinkedIn as a medium to find work with the M-A-I-N model. This study applies a positivistic paradigm, a quantitative approach and uses an online questionnaire as an instrument to obtain research data. The accidental principle is applied to sampling. The study results, which collected 103 respondents' answers, show that the agency aspect is the strongest motive underpinning LinkedIn users in Indonesia. This is indicated by the highest mean of total value (4.4059). The majority of respondents admit that they can connect with many people through LinkedIn.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84888150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Akomodasi Komunikasi Aparatur Sipil Negara Magang di Perusahaan Manufaktur","authors":"Irma Rachmawati, E. Rusfian","doi":"10.24815/jkg.v10i2.23102","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.23102","url":null,"abstract":"Magang merupakan salah satu upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong pegawainya mampu mencermati berbagai dinamika kondisi aktual dan melakukan berbagai penyesuaian untuk melakukan langkah-langkah proaktif dalam mendukung industri nasional. Perbedaan budaya pada kedua jenis instansi dapat menjadi hambatan yang menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akomodasi komunikasi yang dilakukan oleh peserta magang dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses akomodasi komunikasi tersebut. Studi ini menggunakan Communication Accommodation Theory (CAT) yang merujuk pada empat tahapan model Giles dan Anxiety Uncertainty Management (AUM). Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif interpretif dengan metode studi kasus, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Penelitian menemukan bahwa peserta magang melakukan akomodasi kovergensi, divergensi, dan sedikit akomodasi berlebihan untuk dapat menyesuaikan komunikasi dengan pegawai PT X. Akomodasi komunikasi bertujuan untuk proses penyesuaian antarbudaya agar terbentuk saling pengertian di antara individu yang terlibat, tercipta perasaan nyaman, menurunkan hambatan komunikasi, dan mereduksi ketidakpastian dalam berinteraksi untuk mencapai komunikasi yang efektif. Internships are one of the efforts of the Ministry of Industry (Kemenperin) to encourage employees to observe various dynamics of actual conditions and make multiple adjustments to take proactive steps to support the national industry. Cultural differences in the two types of institutions can be obstacles that cause uncertainty and anxiety. This study aims to determine the communication accommodation made by interns and the barriers experienced in the communication accommodation process. This study employed Communication Accommodation Theory (CAT) which refers to the four stages of the Giles model and Anxiety Uncertainty Management (AUM). It used is a qualitative interpretive approach with a case study method and data collection techniques with in-depth interviews. The study found that the interns accommodated convergence, divergence, and a little excessive accommodation to adjust their communication style to PT X employees. Communication accommodation aims at the intercultural adjustment process to form a mutual understanding between the individuals involved, create a feeling of comfort, lower communication barriers, and reduce uncertainty in interacting to achieve effective communication.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86361438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Media Sosial pada Calabai di Sulawesi Selatan","authors":"Tuti Bahfiarti, Aurellia Addie Zeeva Theriady, Devi Akmalia, Teguh Ardiansyah Sabir","doi":"10.24815/jkg.v10i2.22343","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i2.22343","url":null,"abstract":"Media sosial, seperti Instagram, Facebook dan WhatsApp memudahkan proses interaksi dan komunikasi. Calabai sebagai komunitas di Sulawesi Selatan juga memanfaatkan media sosial tersebut untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pemanfaatan media sosial di kalangan calabai di Sulawesi Selatan. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan tiga orang calabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dominan di kalangan calabai adalah Instagram, Facebook dan WhatsApp. Pemanfaatan media sosial calabai untuk bisnis dan mempromosikan pekerjaan sebagai indo’botting. Calabai juga menggunakan media sosial sebagai sarana mengaktualisasikan diri, kebebasan berekspresi, menambah pertemanan baik komunitas calabai maupun masyarakat. Media sosial meningkatkan potensi keterbukaan diri calabai dalam mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Social media, such as Instagram, Facebook and WhatsApp, facilitate the process of interaction and communication. Calabai, as a community in South Sulawesi, also uses social media to communicate. This study aims to describe the use of social media among calabai in South Sulawesi. The research is a qualitative descriptive study using in-depth interviews with three calabai. The results showed that the dominant use of social media among calabai were Instagram, Facebook and WhatsApp. The utilization of social media by calaibai is for business and promoting work as indo'botting. Calabai also deploys social media as a means of self- actualization, freedom of expression, adding friendships to both the calabai community and the wider community. Social media increases the self-disclosure of calabai for self-actualization in social life.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75991061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}