{"title":"PENGARUH UKURAN DAN ARAH PEMOTONGAN JARINGAN PAYUDARA TERHADAP KUALITAS PREPARAT","authors":"Intan Ayu Fazriah, Wiwin Wiryanti, Adang Durachim, Yuliansyah Sundara Mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1507","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1507","url":null,"abstract":"Pemeriksaan histopatologi merupakan alat diagnostik yang sangat penting untuk identifikasi organisme infeksius. Bagian penting dalam mencapai diagnosis yang benar yaitu gross examination. Ukuran pemotongan jaringan saat gross examination tergantung pada arah pisau yang digunakan saat pemotongan. Arah pisau yang digunakan pada penelitian ini yaitu melintang dan membujur. Jaringan yang dipotong secara melintang dengan jaringan yang dipotong secara membujur akan menghasilkan gambaran yang berbeda pada preparat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dan arah pemotongan jaringan terhadap kualitas preparat jaringan payudara menggunakan metode kuasi eksperimen yang membandingkan kelompok membujur (eksperimen) dengan kelompok melintang (kontrol) untuk diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah jaringan payudara yang dibuat menjadi 24 preparat dari 4 blok yaitu melintang 2 x 2 x 0,3 cm, membujur 2 x 2 x 0,3 cm, melintang 3 x 2 x 0,5 cm dan membujur 3 x 2 x 0,5 cm. Indikator penilaian yang digunakan adalah kualitas preparat berupa nilai kontras warna inti sel dan sitoplasma serta kejelasan batas membran sel lemak. Hasil penelitian menunjukan bahwa preparat membujur 2 x 2 x 0,3 cm memiliki kualitas yang paling baik. Saran penulis adalah perlu dilakukan pembuatan standar nilai OD inti sel dan sitoplasma.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desy Lianti, Ani Riyani, Dewi Nurhayati, Nani Kurnaeni
{"title":"PERBANDINGAN KADAR UREUM PADA SERUM LIPEMIK METODE BERTHELOT DENGAN ULTRAVIOLET KINETIK","authors":"Desy Lianti, Ani Riyani, Dewi Nurhayati, Nani Kurnaeni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1472","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1472","url":null,"abstract":"Serum lipemik dapat mengganggu pemeriksaan kadar ureum karena kekeruhan dalam sampel mempengaruhi pemeriksaan yang menggunakan spektofotometri. Pemeriksaan kadar ureum di laboratorium umumnya menggunakan pendekatan berdasarkan reaksi enzimatik dengan metode Berthelot atau UV kinetik. Metode dengan panjang gelombang rendah lebih banyak terpengaruh oleh serum lipemik, karena absorbansinya tinggi. Interferensi lipemia dalam metode spektrofotometri ditentukan oleh panjang gelombang reaksi dan arah reaksi (yang mengukur peningkatan atau penurunan absorbansi). Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa arah dan tingkat interferensi akan berbeda ketika membandingkan metode pemeriksaan yang berbeda untuk parameter yang sama. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung pada bulan Mei 2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan desain penelitian static group comparation, yaitu dilakukan perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pooled sera. Data diolah menggunakan uji statistik General Linear Model (GLM) dan Paired Sample T-Test, didapatkan hasil rata-rata kadar ureum pada serum lipemik dengan metode Berthelot secara berurutan berdasarkan kadar trigliserida 99,2; 378; 658 dan 932 mg/dL adalah 16,5; 19,3; 22,0; 24,3 mg/dL dan untuk metode UV kinetik adalah 21,6; 14,7; 8,58; 5,22 mg/dL. Hasil data pada kedua metode ureum memiliki nilai p 0,001 < Sig 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Berthelot dan UV kinetik.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN MORFOLOGI TELUR Taenia saginata YANG DISIMPAN DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN","authors":"Vira Dwi Aliifah, Entuy Kurniawan, Sulaeman Sulaeman, Yuliansyah Sundara Mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1482","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1482","url":null,"abstract":"Infeksi Taenia saginata (cacing pita sapi), merupakan masalah kesehatan masyarakat. Telur cacing pita dapat menulari manusia melalui berbagai media, diantaranya melalui penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan dan konsumsi daging setengah matang. Telur Taenia saginata memiliki morfologi khas yang mempengaruhi daya ketahanan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan morfologi telur Taenia saginata yang disimpan dengan variasi suhu dan waktu penyimpanan. Sampel telur Taenia saginata diperoleh dari kotoran sapi yang disimpan dengan suhu dan waktu penyimpanan. Suhu yang digunakan yaitu 25°C, 50°C, 75°C, dan 100°C dengan waktu penyimpanan 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, dan 60 menit. Perubahan morfologi telur Taenia saginata diamati secara mikroskopis meliputi bentuk, integritas dinding, dan viabilitas embrio. Hasil penelitian menunjukkan perubahan morfologi telur Taenia saginata Pada suhu 50°C dengan waktu penyimpanan 15 menit mengalami kerusakan morfologi telur yang disebabkan oleh meningkatnya suhu dan lamanya waktu penyimpanan. Penelitian dapat menjadi informasi mengenai suhu dan waktu yang tepat terhadap pengolahan sayuran dan daging.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OPTIMASI WAKTU DAN SUHU FIKSASI SPESIMEN TERHADAP KUALITAS PREPARAT JARINGAN","authors":"Shofia Muthiawati, Wiwin Wiryanti, Adang Durachim, Yuliansyah Sundara Mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1508","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1508","url":null,"abstract":"Fiksasi merupakan langkah penting dalam pematangan jaringan yang mencegah autolisis dan mempersiapkan jaringan untuk tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Larutan fiksatif yang umum digunakan adalah neutral buffer formalin 10%. Suhu fiksasi dapat mempengaruhi morfologi jaringan, di mana peningkatan suhu dapat meningkatkan laju fiksasi, tetapi juga meningkatkan autolisis dan difusi elemen seluler. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu dan suhu fiksasi yang optimal untuk mendapatkan kualitas preparat jaringan yang baik. Sampel yang digunakan adalah jaringan hati tikus, dan metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, 48 preparat jaringan hati tikus dari 24 blok digunakan. Jaringan dibagi dalam 6 kelompok yang difiksasi pada suhu ruang dan suhu 37°C selama 1,5 jam, 1 jam dan 30 menit dengan fiksasi pada suhu ruang selama 1,5 jam sebagai kontrol. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas preparat adalah kekontrasan intensitas warna inti dan sitoplasma yang diukur menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksasi pematangan jaringan pada suhu 37°C selama 1,5 jam memberikan hasil yang terbaik dalam hal kualitas preparat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pengaruh waktu dan suhu fiksasi terhadap jaringan lain, seperti jaringan lemak atau jaringan tulang serta diperlukan standar nilai Optical Density (OD) untuk pewarnaan Hematoksilin-Eosin menggunakan ImageJ.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN LAMA PEMAKAIAN SEPATU TERHADAP ANGKA KEJADIAN TINEA PEDIS PADA KAKI MAHASISWA","authors":"Yanwar Fajar Nugraha, Sulaeman Sulaeman, Entuy Kurniawan, Yuliansyah Sundara Mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1541","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1541","url":null,"abstract":"Personal hygiene adalah cara seseorang menjaga kebersihan. Individu yang kurang memperhatikan personal hygiene akan mengalami kurang perawatan diri. Kulit terinfeksi oleh mikroorganisme, bakteri, virus maupun jamur salah satunya penyakit yang disebabkan oleh infeksi dermatofitosis yaitu Tinea pedis. Praktik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai hubungan personal hygine dan lama pemakaian sepatu terhadap kejadian tinea pedis pada sela kaki mahasiswa Jurusan Teknologi laboratorium Medik. Jenis penelitian yang dipakai merupakan deskriptif survei studi hubungan terhadap pendekatan penelitian adalah cross sectional karena faktor penyebab dan akibat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Hasil observasi dari 40 responden mahasiswa tingkat dua jurusan Teknologi laboratorium Medik bahwa mahasiswa jurusan Teknologi laboratorium Medik lebih banyak yang pentingnya personal hygiene, sebanyak 3 responden (7,5%) tidak melakukan personal hygiene. Gambaran kedua, mahasiswa tingkat 2 lebih banyak memakai sepatu lebih dari 6 jam dengan 39 (97,5%) responden. Gambaran ketiga mahasiswa tingkat 2 lebih banyak yang tidak mengalami tinea pedis yaitu sebanyak 37 responden (92,5%). Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan penggunaan personal hygiene terhadap kejadian tinea pedis digunakan uji chi-square dan didapatkan nilai Asymp. Sig = 0,011 yang bisa dijelaskan adanya hubungan mengenai personal hygiene terhadap kejadian tinea pedis. Sedangkan hubungan lama pemakaian sepatu terhadap kejadian tinea pedis diperoleh nilai Asymp. Sig = 0,925 yang artinya tidak ada korelasi signifikan mengenai lama pemakaian sepatu terhadap kejadian tinea pedis.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN Y KABUPATEN CIANJUR","authors":"Depi pitri Rahmawati, Djudju Sriwenda","doi":"10.34011/jks.v3i3.1318","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1318","url":null,"abstract":"Wanita hamil memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang komprehensif, bermutu, terjangkau, dan berhak memutuskan tentang kehamilannya. Masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi batu lahir (BBL) merupakan kondisi fisiologis. Kondisi fisiologis tetap harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, karena dapat menjadi kondisi patologis yang akan mengancam jiwa bahkan berujung pada kematian. Banyak program yang dilakukan oleh Pemerintah untuk menurunkan angka kematian, salah satunya yaitu dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif dapat mendeteksi resiko tinggi maternal dan neonatal secara optimal. Asuhan Kebidanan Komprehensif dapat melibatkan berbagai pihak seperti pendampingan pada ibu hamil sebagai upaya tindakan peningkatan dan pencegahan yang berlangsung sejak dinyatakan hamil hingga masa nifas. Tujuan penelitian yaitu memberikan asuhan komprehensif pada klien dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan . Metode penelitian yang dipilih adalah studi kasus yaitu Wanita hamil dilanjutkan ke masa persalinan, masa nifas, dan neonatus. Responden adalah seorang wanita hamil usia kehamilan 37 minggu yang diberikan asuhan secara komprehensif dan berkelanjutan dimulai saat hamil, kemudian dilanjutkan dengan masa persalinan, masa nifas, dan asuhan neonatus di Kabupaten Cianjur. Masalah fisiologis yang dirasakan pada trimester III yaitu sering buang air kecil BAK) terutama pada malam hari. Klien diberikan konseling ketidaknyamanan trimester III serta cara mengatur BAK. Masalah yang dialami oleh klien dapat teratasi. Saat masa persalinan, nifas, dan bayi baru lahir tidak ditemukan adanya masalah. Asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan membuat ibu dapat menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara normal tanpa ada penyulit dan komplikasi, serta penanganan ketidaknyamanan klien dapat teratasi. Saran: pelayanan asuhan kebidanan komprehensif hendaknya dilakukan sesuai dengan teori dan standar pelayanan serta kewenangan bidan.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135847624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Asuhan Kebidanan Kehamilan Dengan Abortus Imminens","authors":"Raymala Raymala, Gilang Purnamasari","doi":"10.34011/jks.v3i3.1406","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1406","url":null,"abstract":"Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Komplikasi yang dapat terjadi dalam kehamilan salah satunya adalah abortus. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kejadian abortus diantaranya perdarahan, perforasi, infeksi dan syok. Berdasarkan data yang di dapatkan di RSU Salak Bogor terdapat angka kejadian abortus sebanyak 23 kasus (48,9%) dari bulan September 2021-Februari 2022. Berdasarkan tingginya angka abortus tersebut itu penulis tertarik untuk memberikan asuhan pada Ny. S Usia 43 Tahun dengan Abortus Imminens di RSU Bogor.
 Metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah laporan kasus, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dalam bentuk pendokumentasian SOAP. Teknik pengumpulan data melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik.
 Data subjektif yang diperoleh, pada tanggal 19 maret 2022 Ny. S usia 43 tahun hamil 9 minggu mengeluh keluar bercak darah dari jalan lahir dan merasa sedikit mula. Pada tanggal 20 Maret 2022 pengeluaran darah semakin banyak dan adanya gumpalan darah. Data objektif diperoleh, tanda-tanda vital normal. Terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah, adanya pengeluaran darah pervaginam sebanyak 10cc dan tidak ada jaringan yang keluar. Analisa yang didapat yaitu Ny.S usia 43 tahun G3P2A0 dengan abortus imminens. Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan dokter, tirah baring, terapi obat Allylestrenol 3x5mg, tablet Fe, Asam folat, vit.D 1000iu dan memberikan support emosional.
 Kesimpulan kasus ini yaitu setelah diberikan penanganan abortus imminens sesuai dengan SOP Rumah Sakit Salak kehamilan Ny.S tidak dapat dipertahankan dan dilakukan kuretase tanggal 21 maret 2022. Saran untuk lahan praktik diharapkan tetap mempertahankan pelayanan sesuai dengan SOP khususnya pelayanan kebidanan dengan abortus. Saran bagi profesi dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya. Untuk Klien ibu mampu memahami tanda bahaya kehamilan dan merencanakan metode kontrasepsi mantap.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135776971","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVIDENCE BASED CASE REPORT (EBCR) : PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF","authors":"Annisa Andriani, Santi Sofiyanti","doi":"10.34011/jks.v3i3.1224","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1224","url":null,"abstract":"Latar Belakang: WHO melaporkan terjadi sekitar 210 juta kehamilan di seluruh dunia dengan 20 juta kasus bersalin mengalami kesakitan. Metode non farmakologis diketahui mampu membantu penurunan risiko nyeri maupun sakit dengan memperhatikan aspek psikologis. Aromaterapi merupakan salah satu metode non farmakologis yang bekerja merangsang sistem neuroendokrin untuk menimbulkan sensasi tenang sehingga nyeri dan sakit persalinan dapat teratasi. Tujuan: Evidenced base case report ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender utnuk menurunkan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif. Metode: Metode yang digunakan adalah evidenced base case report. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur: “Aromatherapy Lavender” , “Lavender Aromatherapy” , “Labor Pain”. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 2 jurnal yang didapatkan, didapatkan hasil bahwa skor nyeri sesudah pemberian intervensi menurun dibandingkan sebelum intervensi. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135777257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA KANKER SERVIKS : EVIDENCE BASED CASE REPORT (EBCR)","authors":"Melisa Herawati, Lola Noviani Fadilah","doi":"10.34011/jks.v3i3.1237","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1237","url":null,"abstract":"Latar belakang: Kanker serviks masih merupakan kanker dengan penderita terbanyak di Indonesia. Rangkaian pengobatan penderita kanker leher rahim yang panjang dan melelahkan bagi penderita akan menimbulkan keluhan lainnya. Salah satunya yaitu pola tidur yang terganggu, dikarenakan kelelahan maupun kecemasan. Tidur adalah keharusan yang dibutuhkan manusia untuk memberikan waktu pada organ tubuh untuk beristirahat sehingga dapat menjaga keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Tujuan: Penelitian ini untuk meningkatkan kualitas tidur terhadap penderita kanker leher rahim. Metode: Metode yang digunakan saat penelusuran jurnal pada E-Data based dibatasi pada publikasi 5 tahun, yaitu dalam rentang 2017 sampai 2022. Hasil: Didapatkan skor PSQI 6 sebelum dilakukan intervensi, selanjutnya pasien selama 3 hari diberikan intervensi aroma terapi lavender setiap malam ketika hendak tidur. Lalu didapatkan hasil skor PSQI 4. Kesimpulan: Aromaterapi Lavender dapat meningkatkan kualitas tidur dikarenakan kandungan linalool dan linaloyl acetate yang memiliki efek penenang.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"49 14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135777258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN AROMA LAVENDER UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA : EVIDENCE BASED CASE REPORT (EBCR)","authors":"Masrani Afrianti, Neneng Widaningsih","doi":"10.34011/jks.v3i3.1231","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v3i3.1231","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sectio Caesarea yaitu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan dinding uterus atau suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada di dalam rahim ibu. Penatalaksanaan nyeri nofarmakologi meliputi relaksasi, hipnosis, posisi dan perubahan, kutaneus, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, akupresur, aromaterapi, dan teknik membayangkan, distraksi, dan kompres hangat dengan aroma lavender. Tujuan : EBCR ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pemberian terapi kompres hangat dengan aroma lavender Untuk Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Manfaat dari aroma terapi lavender untuk mengurangi nyeri. Metode : Penelusuran jurnal ini menggunakan kata kunci, Boolean Operator dan E-data based dengan. Jenis penelitian leteratur review dan eksperiment. Hasil: Pemberian asuhan kompres hangat aroma lavender pada pasien post SC terbukti dapat mengurani intensitas nyeri pada luka operasi. Simpulan: Penerapan asuhan pada kompres hangat aroma lavender dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea dan meredakan nyeri pada luka jahitan.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135777256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}