{"title":"ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU PEWARNAAN MENGGUNAKAN GIEMSA 10% TERHADAP HASIL SEDIAAN DARAH MALARIA","authors":"Ruth Sopia Hassor, Yuliansyah Sundara Mulia, Mohamad Firman Solihat, Sulaeman Sulaeman","doi":"10.34011/jks.v4i1.1611","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1611","url":null,"abstract":"Penelitian tentang pemeriksaan malaria secara mikroskopik terhadap parameter waktu dengan menggunakan pewarna giemsa 10%. Hasil penilaian pewarnaan sediaan darah malaria meliputi penilaian secara mikroskopik, kriteria sediaan darah yang baik secara mikroskopik dinilai dari latar belakang, warna lekosit, sitoplasma, inti dan warna eritrosit.Tujuan penelitian ini adalah melihat perbandingan waktu pewarnaan menggunakan giemsa 10% terhadap hasil sediaan darah malaria.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif dan di analisis secara kualitatif menggunakan analisis data statistik. Sampel yang digunakan adalah total Populasi sampel Plasmodium malaria yang dilakukan perbandingan dalam tiga waktu yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah penderita malaria.Sediaan darah sebanyak ;2 µl, darah tipis dan 6µL darah tebal dibuat apus untuk pewarnaan menggunakan pewarna giemsa 10% dan dilakukan untuk 15 replikasi pada waktu yang berbeda yaitu 15,20 dan 30 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan mikroskopik pewarnaan malaria menggunakan pewarna giemsa 10% pada waktu 15 menit menunjukan terdapat 8 sediaan yang baik dan 7 tidak baik. pada waktu 20 menit semua sediaan memiliki kriteria baik, dan pada waktu 30 menit terdapat 8 sediaan yang baik dan 7 sediaan tidak baik. Hasil uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0,022 (<0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh variasi waktu pewarnaan menggunakan giemsa 10% terhadap hasil sediaan darah malaria, dan waktu yang baik untuk pewarnaan dengan giemsa 10% adalah 20 menit.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBEDAAN WAKTU DAN SUHU INKUBASI TERHADAP TITER SEKRETOR PADA BERCAK SALIVA PUNTUNG ROKOK","authors":"Rifanni Luthfi Amanda, Betty Nurhayati, Nina Marliana, Adang Durachim","doi":"10.34011/jks.v4i1.1459","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1459","url":null,"abstract":"Identifikasi individu pada pemeriksaan forensik salah satunya adalah dengan pemeriksaan golongan darah. Pada individu berstatus sekretor, golongan darah dapat diperiksa melalui cairan tubuh seperti saliva. Puntung rokok merupakan barang bukti yang sering ditemukan di TKP dan dapat menjadi spesimen pemeriksaan golongan darah karena terdapat bercak saliva. Salah satu tahapan dalam pemeriksaan sekretor adalah tahap inkubasi untuk menginisiasi reaksi antigen-antibodi antara sampel dan antisera. Pada penelitian ini, dilakukan pemeriksaan titer sekretor pada bercak saliva puntung rokok dengan variasi suhu inkubasi pada refrigerator (2-8˚ C) dan pada suhu ruang (20-25˚ C) serta pada variasi waktu inkubasi 15 menit dan 120 menit yang dibandingkan dengan waktu standar (1080 menit). Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, dilakukan pemeriksaan dari spesimen yang sama dengan perlakuan suhu dan waktu inkubasi yang berbeda dengan menggunakan prinsip aglutinasi-inhibisi. Hasil penelitian menunjukkan titer terendah 1/4 dan titer tertinggi 1/16. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai titer pada pemeriksaan dengan waktu inkubasi 15 menit, namun tidak terdapat perbedaan pada waktu inkubasi 120 menit. Selain itu, tidak terdapat perbedaan titer pada pemeriksaan suhu inkubasi refrigerator maupun suhu ruang.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M DENGAN PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN DI WILAYAH PUSKESMAS BAYONGBONG KABUPATEN GARUT","authors":"Fitri Fitri Handayani, Santi Santi Sofiyanti","doi":"10.34011/jks.v4i1.1537","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1537","url":null,"abstract":"Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah asuhan yang diberikan secara berkesinambungan kepada ibu selama kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir (BBL). Asuhan komprehensif memungkinkan bidan untuk memberikan asuhan yang berkualitas pada pasien sesuai dengan kebutuhannya. Kelancaran pengeluaran ASI sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan bayi, namun masih banyak ibu menyusui/ibu nifas yang terkendala karena keterlambatan dan sedikitnya pengeluaran ASI/kolostrum. Pijat Oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran pengeluaran ASI. Tujuan Laporan Tugas Akhir ini untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny M dengan penerapan pijat oksitosin. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah studi kasus pada Ny M. Lokasi studi kasus dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bayongbong Garut. Waktu yang digunakan untuk melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dari tanggal 30 Januari 2023 sampai 3 Maret 2023. Subyek dalam studi kasus ini yaitu Ny M G2P1A0. Asuhan kebidanan komprehensif dilakukan mulai dari masa kehamilan trimester 3 usia kehamilan 38-39 minggu, persalinan, bbl/neonatus dan nifas. Pada saat masa nifas yaitu dari kunjungan KF 1 (8 jam postpartum) penulis menerapkan pijat oksitosin untuk mempercepat atau memperlancar pengeluaran ASI pada Ny M. Kesimpulan dari studi kasus ini yaitu asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny M terutama penerapan pijat oksitosin pada Ny M di masa nifas berhasil dilakukan, sehingga yang sebelumnya pengeluaran kolostrum/ASI pada Ny M sedikit menjadi keluar lebih cepat dan banyak setelah dilakukan pijat oksitosin.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wilda Noor Ayuningsih, Eem Hayati, Betty Nurhayati, Ganjar Noviar
{"title":"PENGARUH WAKTU SIMPAN DARAH DAN JENIS ANTIKOAGULAN TERHADAP JUMLAH RETIKULOSIT PADA SUHU LEMARI ES","authors":"Wilda Noor Ayuningsih, Eem Hayati, Betty Nurhayati, Ganjar Noviar","doi":"10.34011/jks.v4i1.1455","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1455","url":null,"abstract":"Pemeriksaan retikulosit merupakan pemeriksaan hematologi. Tahap pra analitik pemeriksaan laboratorium salah satunya yaitu penggunaan antikoagulan. Jumlah retikulosit digunakan untuk menilai keakuratan respons sumsum tulang terhadap anemia. Pemeriksaan retikulosit menggunakan pewarna supravital yang dapat mewarnai sisa-sisa ribosom dan RNA dalam retikulosit yang hidup. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus saat pemeriksaan hematologi yaitu antikoagulan, waktu dari pengumpulan sampel hingga pengujian dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA dengan variasi penyimpanan waktu yaitu 0 jam, 30 jam, dan 36 jam pada jumlah retikulosit pada suhu lemari es. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang. Data penelitian jumlah retikulosit diolah secara statistik dengan metode General Linear Model (GLM). Data rata-rata jumlah retikulosit dengan antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA pada masing-masing waktu simpan darah yaitu 0 jam 1,3%; 30 jam 0,72%; dan 36 jam 0,63%. Hasil data untuk variasi waktu 0 jam, 30 jam, dan 36 jam memiliki nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah retikulosit dengan antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA pada suhu lemari es.
 Kata Kunci : K2EDTA, K3EDTA, waktu simpan darah, jumlah retikulosit","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH WAKTU SIMPAN DARAH DAN JENIS TABUNG TERHADAP NILAI TROMBOSIT","authors":"Eem Hayati, Nurin Thirafi Fakhrana Yusup, Adang Durachim, Ganjar Noviar","doi":"10.34011/jks.v4i1.1500","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1500","url":null,"abstract":"Pemeriksaan hitung sel darah, salah satunya parameter trombosit, merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan di laboratorium klinik karena memiliki peranan penting, karena berbagai faktor seringkali terjadi penundaan pada proses pemeriksaan. Namun berdasarkan PERMENKES No.43 Tahun 2013 stabilitas trombosit pada suhu kamar tidak boleh lebih dari 2 jam. Dalam proses pemeriksaan tentu tidak dapat dipungkiri pentingnya penggunaan tabung sebagai wadah penampung darah. Selama 50 tahun terakhir, tabung kaca telah menjadi perangkat standar untuk pengujian laboratorium klinis. Seiring perkembangan zaman kepedulian terhadap keselamatan pegawai laboratorium dan pembuangan limbah biologis telah mengarah pada pengembangan tabung plastik. Bahan penelitian ini yakni whole blood EDTA sebanyak 4.5mL dengan variasi lama simpan darah 0 jam, 5 jam ,dan 6 jam, kemudian dilakukan pemeriksaan parameter jumlah trombosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tabung kaca dan tabung plastik dengan variasi penyimpananterhadap jumlah trombosit. Jenis penelitianyang digunakan adalah eksperimen semu. Data diolah menggunakan uji General Linear Model untuk data yang berdistribusi normal, apabila semua atau salah satu variabel data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan Uji Friedman dan Wilcoxon. Hasil pemeriksaan dengan Micro tube berbahan plastik relatif lebih rendah dibandingkan Vacutainer tube berbahan kaca. Secara statistik didapatkan nilai sig >0.05 sehingga diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Vacutainer tube K3EDTA dan Micro tube K3EDTA. Sedangkan pada waktu simpan darah 5 jam dan 6 jam terdapat perbedaan dengan nilai sig < 0.05. Dapat disimpulan tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistic, namun terdapat pengaruh secara klinis pada penundaan darah 6 jam dikedua jenis tabung terhadap nilai trombosit.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Jenis Spesimen Air Susu Ibu terhadap Titer Antibodi Golongan Darah O","authors":"Riski Ramadhani, Ganjar Noviar, Eem Hayati, Betty Nurhayati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1590","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1590","url":null,"abstract":"Titer dan spesifisitas antibodi pada sel darah merah mempengaruhi keparahan suatu penyakit. Air Susu Ibu (ASI) mengandung sekretori IgA, IgM, dan IgG yang berfungsi sebagai pertahanan pertama untuk melawan infeksi mukosa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran dan pengaruh waktu penyimpanan dari jenis spesimen ASI yang berbeda terhadap titer antibodi golongan darah O. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yaitu dibuat dua kelompok spesimen ASI dan supernatan ASI. Kedua kelompok ASI tersebut disimpan pada suhu ruang dengan variasi waktu penyimpanan, kemudian diperiksa menggunakan hemaglutinasi metode tabung. Hasil penelitian dari kelima data pemeriksaan menunjukkan rentang titer antibodi A dan B 1/2 - 1/8. Sedangkan pada supernatan ASI menunjukkan rentang titer antibodi A dan B 1/2 - 1/32, di mana spesimen ASI dan supernatan ASI semakin disimpan lama maka mengalami penurunan titer antibodi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan spesimen ASI dengan nilai p (sig) sebesar 0,034 dan supernatan ASI dengan nilai p (sig) 0,039. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan titer antibodi pada spesimen ASI dan supernatan ASI yang segera diperiksa dan disimpan selama 4 jam pada suhu ruang. Sedangkan hasil uji Friedman terhadap jenis spesimen ASI menunjukkan p (sig) 0,257 sehingga disimpulkan bahwa distribusi data pemeriksaan titer antibodi tidak terdapat perbedaan yang bermakna.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN ONIKOMIKOSIS PADA PETANI DESA KEDOKAN GABUS","authors":"Fajril Umar, Sulaeman Sulaeman, Yuliansyah Sundara Mulia, Entuy Kurniawan","doi":"10.34011/jks.v4i1.1475","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1475","url":null,"abstract":"Onikomikosis dapat menyerang seorang individu yang lingkungan kerjanya lembab juga kotor seperti petani. Kurangnya kesadaran akan pentingnya personal hygiene dan tidak menggunakan alat pelindung diri sangat berisiko terkena jamur terutama pada kuku kaki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat pelindung diri dan personal hygiene dengan kejadian onikomikosis pada petani Desa Kedokan Gabus. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil observasi dari 40 responden petani Desa Kedokan Gabus tergambar bahwa petani Desa Kedokan Gabus lebih sedikit yang sadar akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri, sebanyak 15 responden (37,5%) menggunakan alat pelindung diri lengkap, diperoleh Nilai sig. 0,033 < 0,05. Gambaran kedua, petani Desa Kedokan Gabus lebih menyadari pentingnya melakukan personal hygiene, sebanyak 23 responden (57,5%) melakukan personal hygiene, didapat Nilai sig. 0,00 < 0,05. Gambaran ketiga, petani Desa Kedokan Gabus lebih sedikit yang mengalami onikomikosis yaitu sebanyak 18 responden (45%). Gambaran keempat, jenis jamur yang menginfeksi petani Desa Kedokan Gabus yaitu T. rubrum, T. mentagrophytes dan A. fumigatus. Adanya hubungan signifikan antara penggunaan alat pelindung diri dan personal hygiene dengan kejadian onikomikosis.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Utami Warfindiastuti, Yeni Wahyuni, Ganjar Noviar, Firman Solihat
{"title":"PENGARUH VARIASI KONSENTRASI INDUKTOR GETAH PELEPAH PISANG RAJA (Musa sp.) DAN WAKTU TUNDA PEMERIKSAAN SPESIMEN DALAM SUHU REFRIGERATOR TERHADAP NILAI AGREGASI TROMBOSIT METODE VELASKAR","authors":"Utami Warfindiastuti, Yeni Wahyuni, Ganjar Noviar, Firman Solihat","doi":"10.34011/jks.v4i1.1488","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1488","url":null,"abstract":"Nilai agregasi trombosit dapat dipengaruhi oleh konsentrasi induktor dan waktu tunda pemeriksaan spesimen. Getah pelepah pisang mengandung flavonoid yang dapat menghambat terjadinya agregasi trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan induktor alami getah pelepah pisang raja (Musa.sp) dengan variasi konsentrasi 9%, 10% dan 11% dan waktu tunda pemeriksaan spesimen yang disimpan pada suhu refrigerator selama 0 jam, 2 jam dan 4 jam terhadap pemeriksaan agregasi trombosit metode Velaskar. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Desain penelitian yang akan dilakukan yaitu dibuatnya variasi konsentrasi getah pelepah pisang 9%, 10% dan 11% dan waktu tunda pemeriksaan spesimen selama 0 jam, 2 jam dan 4 jam, kemudian dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit pada sediaan apus darah tepi dengan menggunakan metode Velaskar. Data penelitian yang didapat diolah dengan menggunakan uji statistic metode General Linear Model-Repeated. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara statistik pada nilai agregasi trombosit metode Velaskar yang dilakukan penambahan induktor alami getah pelepah pisang dengan konsentrasi 9% diperoleh hasil Sig < 0,05 dan Tidak terdapat pengaruh secara statistik pada nilai agregasi trombosit metode Velaskar yang dilakukan penambahan induktor alami getah pelepah pisang raja (Musa.sp) dengan konsentrasi 10% dan 11% diperoleh hasil Sig > 0,05 walaupun terjadi penurunan pada nilai agregasi trombosit. Sedangkan pada waktu tunda pemeriksaan spesimen dalam suhu refrigerator selama 0 jam, 2 jam dan 4 jam tidak terdapat pengaruh secara statistik dengan nilai Sig > 0,05.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yuli Anipah, Nani Kurnaeni, Dewi Nurhayati, Ani Riyani
{"title":"PENGARUH VARIASI LAMA WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM METODE Cholesterol Oxidase – Para aminoantypirin (CHOD-PAP)","authors":"Yuli Anipah, Nani Kurnaeni, Dewi Nurhayati, Ani Riyani","doi":"10.34011/jks.v4i1.1453","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1453","url":null,"abstract":"Pemeriksaan kadar kolesterol total serum merupakan bagian dari pemeriksaan profil lipid yang harus memperhatikan waktu inkubasi agar hasil pemeriksaan yang didapatkan merupakan hasil yang akurat dan valid. Namun, dalam beberapa kasus waktu inkubasi tidak terlalu diperhatikan disebabkan banyaknya permintaan pemeriksaan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi 10, 30, 60, 90, 120, dan 150 menit terhadap kadar kolesterol total serum. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium dengan jumlah sampel 4 orang Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Bandung. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasy experimental dengan memberikan perbedaan perlakuan lama waktu inkubasi pada pemeriksaan kadar kolesterol total serum. Analisis data yang digunakan yaitu Uji General Linear Model (GLM) dan Uji F. Hasil rata-rata kadar kolesterol total serum mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu inkubasi. Uji GLM menunjukkan nilai Sig. waktu inkubasi 30 menit dan 60 menit yaitu 0,561 dan 0,091 dimana nilai Sig. > 0,05 yang artinya kadar kolesterol total serum waktu inkubasi 30 dan 60 menit secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan kadar kolesterol total serum waktu inkubasi 10 menit. Nilai Sig. waktu inkubasi 90, 120, dan 150 yaitu 0,000 dimana nilai Sig. < 0,05 yang artinya kadar kolesterol total serum waktu inkubasi 90, 120 dan 150 menit secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan dengan kadar kolesterol total serum waktu inkubasi 10 menit. Uji F menunjukkan nilai Sig. 0,000 dimana nilai Sig. < 0,05 yang artinya waktu inkubasi memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol total serum. Terdapat pengaruh penurunan kadar kolesterol total serum seiring bertambahnya waktu inkubasi.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KADAR CRP DENGAN PERSENTASE MONOSIT PADA PASIEN TB PARU SETELAH PENGOBATAN 3 BULAN","authors":"Febrias Irawati, Rohayati Rohayati, Nina Marliana, Yogi Khoirul Abror","doi":"10.34011/jks.v4i1.1451","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1451","url":null,"abstract":"Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan inflamasi. Sel makrofag merangsang inflamasi dengan melepaskan sitokin seperti IL-6, di mana IL-6 memicu hati untuk menghasilkan protein fase akut yang disebut CRP dan fibrinogen, yang bertindak sebagai protein ekstraseluler, merangsang fagosit untuk memfagosit bakteri. Monosit memainkan peran penting dalam respon imun terhadap infeksi tuberkulosis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelatif. Jenis sampling adalah kuota sampling, dimana teknik harus mengalokasikan sampel dari populasi dengan karakteristik tertentu ke kuantitas (kuota) yang diinginkan. Terdapat 16 sampel (53%) yang memiliki persentase monosit dan CRP dalam kisaran normal, 3 sampel (10%) memiliki monosit dalam kisaran normal tetapi CRP meningkat, 5 sampel (17%) memiliki monosit meningkat, tetapi nilai CRP dalam kisaran normal dan 6 sampel (20%) menunjukkan peningkatan jumlah monosit dan kadar CRP. Pada penderita tuberkulosis paru, setelah tiga bulan pengobatan, terdapat hubungan antara proporsi monosit dengan kadar CRP. Secara statistik uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,010 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,463 artinya hubungan kedua variabel searah dengan kategori hubungan cukup.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}