Mohammad Wildan Yurdhiika, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Mohamad Firman Solihat
{"title":"EKSTRAK UBI UNGU (Ipomoea batatas L) SEBAGAI INDIKATOR ALTERNATIF UJI FERMENTASI KARBOHIDRAT Escherichia coli","authors":"Mohammad Wildan Yurdhiika, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Mohamad Firman Solihat","doi":"10.34011/jks.v4i1.1452","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1452","url":null,"abstract":"Penggunaan indikator dalam bidang mikrobiologi digunakan pada uji fermentasi karbohidrat bakteri untuk mengetahui metabolisme bakteri. Indikator sintetis yang terbatas dan mahal juga bersifat karsinogenik yang berdampak buruk untuk lingkungan. Oleh karena itu, pemanfaatan bahan alam dengan kandungan antosianin dapat digunakan sebagai indikator alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak ubi ungu sebagai indikator alternatif uji fermentasi karbohidrat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Quasy Eksperiment dengan desain Post-test Only Control Group. Kelompok penelitian terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan ekstrak ubi ungu dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% serta variasi pH media 6,7, dan 8. Kelompok kontrol menggunakan indikator Bromocresol Purple. Parameter yang diamati yaitu perubahan warna yang terjadi. Data yang diperoleh diujikan dengan Friedman. Hasil penelitian menunjukan terjadi perubahan warna pada media yang berarti ekstrak ubi ungu dapat digunakan sebagai indikator alternatif uji fermentasi karbohidrat Escherichia coli. Hasil uji Friedman didapatkan nilai signifikasi <0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kontrol yang bermakna perubhan warna yang terjadi tidak sejelas kontrol pada semua variasi konsentrasi maupun pH media. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak ubi ungu dapat digunakan sebagai indikator alternatif uji fermentasi karbohidrat Escherichia coli.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Hartini Analis, Rohayati Rohayati, Mamat Rahmat, Sulaeman Sulaeman
{"title":"PEMANFAATAN NASI AKING SEBAGAI PENGGANTI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MEDIA Potato Dextrose Agar (PDA) UNTUK PERTUMBUHAN Trichopyton rubrum","authors":"Sri Hartini Analis, Rohayati Rohayati, Mamat Rahmat, Sulaeman Sulaeman","doi":"10.34011/jks.v4i1.1463","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1463","url":null,"abstract":"Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dari kelompok dermatofita. Salah satu jenis infeksi yangumum terjadi adalah tinea pedis yang disebabkan oleh Trichopyton rubrum. Jamur ini melekatpada kulit dan menggunakan enzim keratinase untuk mencerna keratin. Dalam mendiagnosisinfeksi jamur ini, dilakukan pengkulturan pada media PDA. Sumber karbohidrat dalam media PDAdapat digantikan dengan bahan lain yang lebih ekonomis dan mudah diperoleh seperti nasi aking.Nasi aking mengandung karbohidrat sebesar 83,14%, protein 3,36% serta amilosa 29,70%.Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment, dengan mengggunakan 3 replikasi dan 2perlakuan yaitu variasi massa tepung (5g, 10g, dan 15g), serta lama waktu inkubasi (Hari ke-3,5, 7, dan 10). Media PDA digunakan sebagai kontrol. Inokulasi Trichopyton rubrum dilakukandengan metode single dot pada media PDA dan media nasi aking. Pengamatan dilakukan secaramakroskopis dengan mengamati karakteristik morfologi dan mengukur diameternya, serta secaramikroskopis untuk melihat adanya hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia. Hasil data pengukuran diameter pertumbuhan Trichopyton rubrum dianalisis menggunakan uji parametrik Two Way Anova. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan Trichopyton rubrum pada mediaPDA dan media nasi aking tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rata-rata diameterkoloni Trichopyton rubrum mencapai 6,20 cm pada konsentrasi tepung nasi aking sebesar 10gram dengan waktu inkubasi 10 hari. Dengan demikian, nasi aking dapat digunakan sebagaipengganti karbohidrat dalam media PDA untuk pertumbuhan Trichopyton rubrum.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ghina Dwi Kurnia, Yogi Khoirul Abror, Nina Marliana, Ani Riyani
{"title":"THE EFFECT OF TEMPERATURE AND STORAGE TIME SERUM ON C- RECATIVE PROTEIN ON PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELITUS","authors":"Ghina Dwi Kurnia, Yogi Khoirul Abror, Nina Marliana, Ani Riyani","doi":"10.34011/jks.v4i1.1429","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1429","url":null,"abstract":"C-Reactive Protein is an acute phase protein that is used to determine inflammation. In patients with type 2 diabetes mellitus, increased CRP levels can result in oxidative stress. Stability of serum stored at 2-8℃ stable within 48 hours if the sample needs to be stored for no more than 3 weeks it can be stored for 4℃, if stored at room temperature can be stored for no more than 7 days, but storage is still found serum that is not feasible because the temperature conditions do not meet the requirements. The research used was an experimental study with a sample population of 10 people with type 2 diabetes mellitus who were over 50 years old and had blood sugar ≥ 250 mg/dL and had diabetes for ≥5 years. Serum was examined qualitatively and a semi-quantitative was carried out to determine CRP levels. Serum storage at refrigerator and room temperature for 0, 12, 24, 36, and 72 hours. There was no statistical effect on serum storage time at refrigerator temperature for 0, 12, 24, 36 and 72 hours on CRP titers, there was a statistical effect on serum storage time at room temperature for 36 and 72 hours on CRP titers previously had a titer of 24 mg/L to 12 mg/L. There was no statistical effect on serum storage time at refrigerator temperature on CRP titers, there was a statistical effect on serum storage time at room temperature for 36 and 72 hours on CRP titers.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"152 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Nur Lenny RR, Nani Kurnaeni, Ani Riyani, Dewi Nurhayati
{"title":"Stability of Total Cholesterol Measurement CHOD-PAP Method in K3EDTA Plasma with Variations in Incubation Period","authors":"Siti Nur Lenny RR, Nani Kurnaeni, Ani Riyani, Dewi Nurhayati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1428","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1428","url":null,"abstract":"Pemeriksaan kolesterol total berguna untuk membantu diagnosis penyakit jantung, atherosclerosis, stroke, hipertensi, obesitas dan Diabetes Melitus (DM). Spesimen yang dapat digunakan adalah serum atau plasma dengan antikoagulan yang dianjurkan adalah Etilen Diamin Tetra Acetat (EDTA). Kenyataan di lapangan seringkali pembacaan hasil tidak dapat dilakukan sesuai prosedur yang disebabkan karena beberapa faktor yang mengakibatkan waktu inkubasinya menjadi lebih dari 10 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas kadar kolesterol total pada spesimen plasma K3EDTA dengan variasi waktu inkubasi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment. Sampel yang digunakan adalah 4 orang mahasiswa/i Jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Bandung. Perlakuan berjumlah 6 yaitu inkubasi 10, 30, 60, 90, 120 dan 150 menit pada masing-masing spesimen plasma K3EDTA. Hasil rata-rata kadar kolesterol total pada waktu inkubasi 10 menit (sebagai standar) 155 mg/dL, dibandingkan dengan inkubasi 30 menit 147 mg/dL perbedaannya 5,1%; 60 menit 140 mg/dL perbedaannya 9,6%; 90 menit 130 mg/dL perbedaannya 16,1%; 120 menit 123 mg/dL perbedaannya 20,6%; dan inkubasi 150 menit 119 mg/dL perbedaannya 23,2%. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji GLM dan uji Pairwise Comparisons, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan signifikan (Sig.0,000<0,05) antara kelompok inkubasi 10 menit dengan kelompok perlakuan inkubasi 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol total pada plasma K3EDTA secara statistik sudah tidak stabil pada waktu inkubasi 30 menit.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036817","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN TEPUNG KACANG KEDELAI HITAM (Glycine soja L. Merr) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF NUTRIENT AGAR (NA) UNTUK PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus","authors":"Prity Dwi Apriliani, Iis Kurniati, Asep Dermawan, Asep Iin Nur Indra","doi":"10.34011/jks.v4i1.1490","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1490","url":null,"abstract":"Tepung Kacang Kedelai Hitam (Glycine soja L. Merr) sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Staphylococcus aureus: Evaluasi Jumlah Koloni, Konsentrasi Optimum, dan pH. Kacang kedelai hitam memiliki kandungan protein berkisar 35,2% yang dapat digunakan sebagai nutrisi utama untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan apakah tepung kacang kedelai hitam (Glycine soja L. Merr) dapat digunakan sebagai Media Alternatif pengganti Nutrient Agar (NA) untuk pertumbuhan S. aureus dan mengetahui jumlah koloni S. aureus yang tumbuh pada media alternatif serta konsentrasi dan pH optimum yang dapat digunakan untuk pertumbuhan S. aureus. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen yaitu S. aureus ditanam pada media tepung kacang kedelai hitam dengan variasi konsentrasi 2%, 4% dan 6% dengan variasi pH media 6, 7, dan 8. Hasil pengamatan selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil pengamatan pada kelompok kontrol yang digunakan yaitu media Nutrient Agar. Berdasarkan uji Two Way ANOVA didapatkan pada konsentrasi 2% (Sig. 0.000) dan 6% (Sig. 0.025) terdapat perbedaan hasil yang signifikan terhadap kontrol, sedangkan pada konsentrasi 4% (Sig. 0.558) tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 4% setara dengan kontrol media. Selain itu, pH optimum media untuk pertumbuhan S. aureus terletak pada pH 7 yaitu dapat dilihat pertumbuhan S. aureus yang meningkat dibandingkan dengan media pH 6 dan pH 8.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Waktu dan Suhu Penyimpanan Trombosit Konsentrat terhadap Jumlah Trombosit di UTD PMI Jakarta","authors":"Dede Hermawan, Eem Hayati, Adang Durachim, Ganjar Noviar","doi":"10.34011/jks.v4i1.1480","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1480","url":null,"abstract":"UTD PMI Provinsi DKI Jakarta hingga kini terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Komponen darah yang sering digunakan untuk transfusi adalah trombosit konsentrat yang di mana proses penyimpanan dapat menimbulkan perubahan jumlah trombosit akibat metabolisme trombosit. Tujuan penelitian untuk mengetahui rata-rata jumlah trombosit pada trombosit konsentrat yang disimpan pada suhu refrigerator (2° - 6°C) dan suhu ruang (20° - 25°C) selama 0 hari, 5 hari, dan 10 hari serta pengaruh waktu dan suhu penyimpanan trombosit konsentrat terhadap jumlah trombosit di UTD PMI DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan unit penelitian adalah satu kantung trombosit konsentrat yang disimpan dengan tanpa goyangan suhu refrigerator (4 - 6°C) dengan goyangan suhu ruang (20 - 25°C) selama 0 hari, 5 hari, dan 10 hari, kemudian diperiksa jumlah trombosit setiap perlakuan dengan menggunakan Hematology Analyzer Sysmex XN-350. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah trombosit pada suhu refrigerator (4 - 6°C) dengan lama simpan 0 hari sebesar 161.900 sel/µL, 5 hari sebesar 143.060 sel/µL dan 10 hari sebesar 131.680 sel/µL. Rata-rata jumlah trombosit pada suhu ruang (20 - 25°C) dengan lama simpan 0 hari sebesar 162.680 sel/µL, 5 hari sebesar 214.240 sel/µL dan 10 hari sebesar 136.160 sel/µL. Hasil uji GLM menunjukkan nilai nilai Sig. 0,000 < α=0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna suhu simpan trombosit konsentrat pada suhu refrigerator (4 - 6°C) dan pada suhu ruang (20 - 25°C).","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"187 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fasya Fatarani Nadhira, Mamat Rahmat, Yuliansyah Sundara Mulia, Zuri Rismiarti
{"title":"EKSTRAK DAUN JATI (TECTONA GRANDIS) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI EOSIN DALAM PEMERIKSAAN TELUR CACING GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS","authors":"Fasya Fatarani Nadhira, Mamat Rahmat, Yuliansyah Sundara Mulia, Zuri Rismiarti","doi":"10.34011/jks.v4i1.1502","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1502","url":null,"abstract":"Kecacingan masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan di belahan dunia lain. Sulitnya penanganan kecacingan karena kurangnya edukasi mengenai pemberian obat cacing, hidup bersih, dan pemeriksaan kecacingan secara merata pada seluruh penduduk. Salah satu cara pemeriksaan telur cacing yang menjadi gold standard adalah pemeriksaan langsung dengan pewarnaan eosin 2%. Eosin memiliki karakteristik warna berwarna merah, yang akan memberi warna merah pada latar belakang, dan keemasan pada permukaan telur cacing. Terdapat zat organik yang memilki warna sama dengan eosin 2% yaitu zat antosinanin, zat ini akan berwarna merah dalam suasana asam. Zat antosianin terdapat cukup tinggi pada daun tanaman jati (Tectona grandis). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pewarnaan telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dengan memanfaatkan daun jati (Tectona grandis). Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan variasi jenis pelarut dalam ekstraksi yaitu ethanol 96% dengan penambahan HCl pekat, aquades dengan penambahan HCl pekat, yang kemudian akan dibandingkan dengan eosin 2%. Pembuatan ekstrak dilakukan 1x24 jam dengan menggunakan simplisia daun jati (Tectona grandis) dan ekstrak digunakan sebagai pewarna langsung pada sediaan feses dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Pengamatan dilakukan secara mikroskopis untuk dilihat kejernihan, kejelasan lapang pandang dan telur cacing. Hasil data dianalisis dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pewarnaan dengan ekstrak daun jati (Tectona grandis) dengan pelarut ethanol 96% dengan penambahan HCl pekat, aquades dengan penambahan HCl pekat dan eosin 2% memberikan hasil tidak signifikan (p>0.05).","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Revie Endrianti, Surya Ridwanna, Sonny Feisyal Rinaldi, Mohammad Firman Solihat
{"title":"VERIFIKASI METODE HEMATOLOGY ANALYZER SYSMEX XN-330 DI LABORATORIUM KLINIK LABORA","authors":"Revie Endrianti, Surya Ridwanna, Sonny Feisyal Rinaldi, Mohammad Firman Solihat","doi":"10.34011/jks.v4i1.1491","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1491","url":null,"abstract":"Agar pemeriksaan hematologi memberikan hasil yang cepat dan akurat maka diperlukan alat otomatis yang memiliki tingkat kecepatan dan keakuratan yang cukup tinggi. Pengunaan alat hematology analyzer ini dapat mengurangi kesalahan pada proses pemeriksaan sampel serta memerlukan waktu pemeriksaan yang lebih singkat dibandingkan dengan metode pemeriksaan secara manual. Menurut jurnal Jy Vis & A. Huisman tahun 2016, dikatakan selama proses penerapan hematology analyzer yang baru, laboratorium klinik wajib melakukan proses verifikasi untuk memastikan kinerja analitik yang memenuhi standar. Dalam standar ISO 15189 menyatakan bahwa prosedur pemeriksaan tervalidasi yang digunakan tanpa modifikasi harus dilakukan verifikasi independen oleh laboratorium sebelum digunakan pada pemeriksaan rutin. Tujuan penelitian ini memastikan repeatability, akurasi dan uncertainty untuk pemeriksaan hematologi rutin dengan menggunakan alat hematology analyzer Sysmex XN-330. Jenis penelitian ini menggunakan jenis eksperimen, didapatkan dari pengumpulan data yang diperoleh dari pengukuran bahan kontrol dan kalibrator. Hasil presisi (repeatability) pada penelitian ini mengukur Coeffisient Variation (CV%) dibandingankan dengan Coeffisient Variation (CV%) pabrikan, menunjukan hasil yang dapat diterima dan dapat dikatakan lulus uji. Hasil akurasi pada penelitian ini mengukur bias (d%) dibandingankan dengan bias (d%) pabrikan, menunjukan hasil akurasi yang dapat diterima dan dapat dikatakan lulus uji. Hasil uncertainty gabungan dengan variasi nilai yang dihasilkan dengan symbol ± menunjukkan ketidakpastian yang terkait dengan besaran ukur tertentu dan bukan kesalahannya.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fauzia Zalfa Badjuri, Adang Durachim, Wiwin Wiryanti, Ani Riyani, Mahmud Dani
{"title":"PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU VIRGIN COCONUT OIL PADA PROSES DEPARAFINISASI PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN TERHADAP KUALITAS PREPARAT","authors":"Fauzia Zalfa Badjuri, Adang Durachim, Wiwin Wiryanti, Ani Riyani, Mahmud Dani","doi":"10.34011/jks.v4i1.1473","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1473","url":null,"abstract":"Deparafinisasi bertujuan untuk melarutkan kelebihan parafin dari jaringan, umumnya menggunakan xylol. Mempertimbangkan kelemahan xylol seperti berbahaya jika kontak dengan kulit, maka lebih baik jika mengganti xylol dengan bahan alternatif seperti virgin coconut oil (VCO). Penggunaan VCO sebagai bahan alternatif xylol harus diikuti dengan pemanasan dengan suhu yang bervariasi. Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya pengaruh variasi suhu dan waktu VCO pada proses deparafinisasi terhadap kualitas preparat dan perbedaan kualitas preparat menggunakan VCO dengan xylol sebagai bahan deparafinisasi jaringan. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan menggunakan jaringan hepar Rattus novergicus yang diberikan 5 perlakuan pada proses deparafinisasi yaitu menggunakan larutan xylol pada suhu kamar selama 5 menit, dan VCO pada suhu 50°C dan suhu 60°C dengan masing-masing suhu direndam selama 10 menit dan 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preparat yang menggunakan VCO pada suhu 50°C memberikan hasil kualitas preparat yang lebih baik dibandingkan dengan VCO pada suhu 60°C. Pada suhu 50°C secara mikroskopis didapatkan preparat dengan warna inti sel yang jelas dengan nilai OD 160.630 dan sitoplasma yang jelas dengan nilai OD 149.805, sedangkan pada suhu 60°C secara mikroskopis didapatkan preparat dengan warna inti sel yang jelas dengan nilai OD 172.061, namun warna sitoplasma terlihat mulai memudar dengan nilai OD 146.398. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh variasi suhu dan waktu pada proses deparafinisasi menggunakan VCO terhadap kualitas preparat dan terdapat pula perbedaan kualitas preparat jaringan antara xylol dengan VCO sebagai bahan deparafinisasi pewarnaan hematoksilin eosin.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Neutrophil Lymphocyte Ratio dengan Nilai D-Dimer pada Pasien Covid-19","authors":"Ariezka Tiffani, Nina Marliana, Fusvita Merdekawati, Yogi Khoirul Abror","doi":"10.34011/jks.v4i1.1479","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1479","url":null,"abstract":"Pada akhir tahun 2019, dunia mengalami pandemi coronavirus atau SARS-COV-2 yang teridentifikasi pertama kali di Wuhan, Cina. SARS-COV-2 termasuk virus yang menyerang saluran pernapasan. Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dapat mendeteksi peradangan yang dipicu oleh virus dan dapat meningkatkan NLR. D-dimer mencerminkan koagulasi, peningkatan nilai D-dimer plasma adalah faktor prognostik untuk hasil yang memperburuk penyakit. NLR dan D-dimer adalah biomarker untuk memprediksi tingkat keparahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara NRL dengan nilai D-dimer pada pasien Covid-19. Desain penelitian ini adalah survei analitik atau investigasi bagaimana dan mengapa peristiwa kesehatan terjadi, dalam hal ini dengan mengkaji dinamika hubungan antara nilai NRL dan D-dimer pada pasien Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan gambaran NRL pada 30 pasien Covid-19 yaitu 1 pasien atau 3,33% menunjukkan NLR yang normal dan 29 pasien atau 96,67% menunjukkan NLR yang tinggi. Sedangkan gambaran nilai D-dimer pada 30 pasien Covid-19 yaitu 3 pasien atau 10% menunjukkan nilai D-dimer yang normal dan 27 pasien atau 90% menunjukkan nilai D-dimer yang tinggi. Hasil uji analisis korelasi Spearman hubungan antara NRL dan nilai D-dimer pada pasien Covid-19 diperoleh nilai p-value atau sig sebesar 0.893 > 0.05, sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang sangat lemah antara NRL dengan nilai D-dimer pada pasien Covid-19.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}