Frida Husna Musofi, Yeni Wahyuni, Asep Dermawan, Firman Solihat
{"title":"Efektivitas Ekstrak Bunga Kenanga (Cananga odorata) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Instar III Aedes aegypti","authors":"Frida Husna Musofi, Yeni Wahyuni, Asep Dermawan, Firman Solihat","doi":"10.34011/jks.v4i1.1589","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1589","url":null,"abstract":"Demam dengue adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies A.aegypti. Salah satu pengendalian A.aegypti dengan penggunaan larvasida alami. Larvasida alami merupakan larvasida yang terbuat dari tanaman yang mempunyai kandungan beracun terhadap serangga pada stadium larva. Salah satu bahan alami yang dapat di gunakan untuk menghambat pertumbuhan larva nyamuk A.aegypti yaitu tanaman bunga kenanga (Cananga odorata). Bunga kenanga dapat digunakan sebagai larvasida dikarenakan mengandung flavonoid, tanin, steroid dan saponin yang merupakan senyawa metabolit sekunder yang dibuktikan dengan uji fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimum ekstrak bunga kenanga (Cananga odorata) yang dapat membunuh larva instar III A.aegypti lebih dari 50% (LC50). Simplisia bunga kenanga diekstraksi dengan metode maserasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah larva A.aegypti instar III sebanyak 10 ekor setiap perlakuan dengan melakukan pengujian ekstrak bunga kenanga (Cananga odorata) dengan berbagai konsentrasi terhadap mortalitas larva A.aegypti selama 8 jam, 16 jam, dan 24 jam. Pada penelitian ini terdapat 3 konsentrasi yaitu 0,02%, 0,04%, dan 0,06% dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata mortalitas larva A.aegypti yaitu 20%, 60%, dan 100%. Setelah dilakukan uji probit didapatkan konsentrasi LC50 yaitu 0,031%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak bunga kenanga berpotensi sebagai larvasida terhadap mortalitas larva A.aegypti.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rai Cita Dewanti Wirawan, Ani Riyani, Nani Kurnaeni, Dewi Nurhayati
{"title":"PERBEDAAN INTERFERENSI LIPEMIK TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL DAN DI ATAS NORMAL DENGAN METODE GOD-PAP","authors":"Rai Cita Dewanti Wirawan, Ani Riyani, Nani Kurnaeni, Dewi Nurhayati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1424","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1424","url":null,"abstract":"Sampel lipemik adalah salah satu permasalahan yang terjadi pada proses pra-analitik dan mengganggu analisis laboratorium. Kadar glukosa meningkat palsu karena kekeruhan pada sampel lipemik dapat meningkatkan penyerapan cahaya dalam fotometer. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan interferensi lipemik terhadap kadar glukosa darah normal dan di atas normal dengan metode GOD-PAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan interferensi lipemik terhadap kadar glukosa darah normal dan di atas normal dengan metode GOD-PAP. Penelitian bersifat quasi experiment, dengan memberikan perlakuan terhadap objek yang diteliti yaitu membuat modifikasi lipemik dengan variasi konsentrasi trigliserida ±400, ±700, ±1500 dan ±2000 mg/dL pada pooled sera yang memiliki kadar glukosa darah normal dan di atas normal kemudian diperiksa kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP. Uji normalitas menunjukkan distribusi yang normal terbukti dari semua kelompok data memiliki nilai Sig. > 0,05. Nilai Sig. 0,000 diperoleh pada uji One Way Anova, dimana nilai Sig. < 0,05 artinya terdapat perbedaan interferensi lipemik terhadap kadar glukosa darah normal maupun di atas normal dengan metode GOD-PAP. Serum dengan kadar glukosa darah normal memiliki nilai TE 18,82%, dimana TE > TEa terdapat pada serum lipemik dengan kadar trigliserida 375 mg/dL sedangkan serum dengan kadar glukosa darah di atas normal memiliki nilai TE 14,69%, dimana TE > TEa terdapat pada serum lipemik dengan kadar trigliserida 698 mg/dL. Terdapat perbedaan interferensi lipemik terhadap kadar glukosa darah normal dan di atas normal dengan metode GOD-PAP.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tsania Syifa Afifah, Dewi Nurhayati, Ani Riyani, Nani Kurnaeni
{"title":"PERBEDAAN STABILITAS AKTIVITAS ENZIM ALKALI FOSFATASE PADA SERUM DAN PLASMA HEPARIN PADA SUHU RUANG","authors":"Tsania Syifa Afifah, Dewi Nurhayati, Ani Riyani, Nani Kurnaeni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1456","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1456","url":null,"abstract":"Salah satu tahapan pemeriksaan laboratorium adalah tahapan pra analitik, dimana tahapan tersebut memiliki persentase kesalahan yang paling besar, yaitu sebesar 68%. Pemeriksaan aktivitas enzim alkali fosfatase merupakan salah satu pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan, penyakit, dan kerusakan pada jaringan hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas aktivitas enzim ALP pada serum dan plasma heparin pada suhu ruang. Penelitian ini merupakan quasy eksperimental dengan memberi perlakuan berupa penyimpanan sampel serum dan plasma heparin selama 10, 12, dan 14 jam pada suhu ruang yang kemudian aktivitas enzim dibandingkan dengan aktivitas pada sampel segera diperiksa, Didapatkan 64 data pemeriksaan yang diolah menggunakan SPSS dengan uji general liear model (GLM). Penelitian ini mendapatkan hasil uji GLM sampel serum dengan variasi lama simpan 10, 12, dan 14 jam menunjukkan nilai sig. 0,220, 0,262, dan 0,062. Sedangkan pada sampel plasma heparin menunjukkan nilai sig. 0,118, 0,271, dan 0,053 (Sig.>0,05). Sehingga dapat dihasilkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi lama simpan dengan pemeriksaan segera. Hasil uji GLM antara sampel serum dan plasma heparin pada pemeriksaan segera, setelah 10, 12, dan 14 jam menunjukkan nilai sig. 0,054, 0,080, 0,050, dan 0,136 (Sig.> 0,05). Maka, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap variasi lama simpan. Maka, dari penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara stabilitas aktivitas enzim pada serum dan plasma heparin, yaitu tetap stabil hingga 14 jam pada suhu ruang.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036936","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH LAMA SIMPAN DAN VARIASI KONSENTRASI SUSPENSI DARAH PASIEN TALASEMIA TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN CROSSMATCH METODE TABUNG","authors":"Tarisya Azizah Ramadhanty, Eem Hayati, Betty Nurhayati, Ganjar Noviar","doi":"10.34011/jks.v4i1.1483","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1483","url":null,"abstract":"Talasemia adalah penyakit yang ditandai adanya kelainan sintesis hemoglobin. Tindakan transfusi darah adalah tindakan medis yang sering dilakukan pasien talasemia. Uji pratransfusi meliputi pemeriksaan ABO, RhD, antibodi skrining, dan crossmatch. Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan dengan metode tabung dan metode gel. Hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan ini adalah lama simpan darah dan konsentrasi suspensi darah pasien talasemia. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh lama simpan darah 0 jam (segera), 3 jam, dan 6 jam serta pengaruh konsentrasi suspensi darah pasien talasemia 1%, 3%, dan 5% terhadap hasil pemeriksaan crossmatch metode tabung. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment. Dalam penelitian ini menggunakan darah pasien talasemia dan donor. Data hasil penelitian ini diolah menggunakan Uji Friedman. Hasil Penelitian crossmatch metode tabung pada lama simpan 0 jam, 3 jam, dan 6 jam dengan konsentrasi suspensi sel darah merah 1%, 3%, dan 5% menunjukkan hasil kompatibel (100%). Dan hasil uji statistik diperoleh nilai signifikasi Asymp Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna pada lama simpan dan variasi konsentrasi suspensi darah pasien talasemia terhadap hasil pemeriksaan crossmatch metode tabung.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN DAN LAMA PENYIMPANAN SALIVA PADA SUHU REFRIGERATOR TERHADAP TITER STATUS SEKRETOR","authors":"Tiara Utami Putri, Ganjar Noviar, Eem Hayati, Betty Nurhayati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1461","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1461","url":null,"abstract":"Sekretor adalah seseorang yang dapat mensekresikan antigen golongan darahnya ke dalam cairan tubuhnya seperti saliva. Saliva mengandung glikoprotein musin yang membawa spesifitas golongan darah. Saliva dapat terpengaruh oleh waktu pengambilan, suhu, dan lama penyimpanan. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan titer status sekretor saliva pagi dan saliva sore yang disimpan pada suhu refrigerator (2-80C) selama 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran titer status sekretor dan melihat adakah pengaruh waktu pengambilan dan lama penyimpanan saliva pada suhu refrigerator terhadap titer status sekretor. Penelitian ini menggunakan 6 sampel saliva berstatus sekretor golongan darah A dengan metode aglutinasi inhibisi. Hasil penelitian ini yaitu saliva pagi dengan variasi lama penyimpanan menunjukkan rentang nilai titer status sekretor 1/16 - ≥1/512, sedangkan pada sampel saliva sore menunjukkan rentang nilai titer 1/8 - 1/256. Hasil uji statistik Friedman dan uji Wilcoxon terhadap waktu pengambilan saliva didapatkan nilai p (sig) 0,001 yang berarti nilai p (sig) < 0,05, artinya terdapat pengaruh waktu pengambilan saliva terhadap titer status sekretor. Sedangkan hasil uji Friedman dan uji Wilcoxon terhadap lama penyimpanan saliva pada suhu refrigerator (2-80C) didapatkan nilai p (sig) 0,027 yang berarti nilai p (sig) < 0,05 pada kelompok data saliva yang disimpan 90 menit, artinya terdapat pengaruh lama penyimpanan saliva terhadap titer status sekretor.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH LAMA PENYIMPANAN LARUTAN GIEMSA 3% TERHADAP KUALITAS PREPARAT MALARIA","authors":"Nurul Asmawati, Sulaeman Sulaeman, Entuy Kurniawan, Yuliansyah Sundara mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1457","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1457","url":null,"abstract":"Pemeriksaan mikroskopik merupakan Gold standart untuk identifikasi parasit malaria dengan menggunakan Giemsa 3% yang langsung di gunakan sesaat setelah di buat sebagai larutan standar pewarnaan preparat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran morfologi Plasmodium sp pada pewarnaan dengan lama simpan larutan giemsa yang bervariasi langsung digunakan, disimpan 1 Jam, 2 jam, 3 Jam, 4 jam, 5 Jam, dan 6 Jam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana peneliti membandingkan pengaruh perlakuan kelompok experiment terhadap kelompok kontrol. Data hasil penelitian di analisis dengan spss uji kruskal wallis dan di lanjutkan dengan uji Mann Withney U Tes. Didapatkan hasil kualitas preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 1 jam nilai Asymp.Sig > 0,05 yaitu 1.00, disimpulkan baik. preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 2 jam nilai Asymp.Sig > 0,05 yaitu 0,065, disimpulkan baik. preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 3 jam nilai Asymp.Sig > 0,05 yaitu 0,317. preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 4 jam nilai Asymp.Sig > 0,05 yaitu 0,065, disimpulkan baik. preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 5 jam nilai Asymp.Sig > 0,05 yaitu 0,145 namun pada sitoplasma dan eritositnya mendapat nilai Asymp.Sig < 0,05 yaitu 0,011 disimpulkan tidak baik. preparat yang di warnai dengan giemsa 3% yang di simpan 6 jam nilai Asymp.Sig < 0,05 yaitu 0,004, disimpulkan tidak baik. Disarankan untuk menggunakan larutan giemsa 3% yang langsung digunakan sesaat setelah dibuat.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nina Marliana, Juli Ariko Sandhi, Rohayati Rohayati, Yogi Khoirul Abror
{"title":"HUBUNGAN NILAI C-REACTIVE PROTEIN DAN TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Nina Marliana, Juli Ariko Sandhi, Rohayati Rohayati, Yogi Khoirul Abror","doi":"10.34011/jks.v4i1.1546","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1546","url":null,"abstract":"Pada tahun 2019, pasien diabetes di seluruh dunia pada usia 20-79 tahun mencapai 463 juta orang, dengan tingkat prevalensi sebesar 9,3%.Prevalensi terbanyak adalah daiabetes tipe 2 sekitar 90%. Diabetes merupakan kondisi gangguan metabolik kronis dengan peningkatan kadar gula darah karena kelainan sekresi insulin sel beta pankreas, ketidaksesuaian kerja insulin. Tingginya insulin dan resistensi insulin pada Diabetes tipe 2 berdampak pada metabolisme lemak menyebabkan ketidaknormalan lipid seperti meningkatnya kadar trigliserida dalam plasma. Pada beberapa pasien diabetes terutama pasien dengan kelainan genetik pada metabolisme lipid, trigliserida akan meningkat secara ekstrim yang mengakibatkan peradangan pada pankreas. C-Reactive Protein yaitu protein fase akut diproduksi oleh hati sebagai respons inflamasi, bahkan pada obesitas menjadi penanda inflamasi kronis. C-Reaktif Protein merupakan penanda sensitif aktivitas inflamasi pada dinding arteri, merupakan prediktor penting terhadap risiko kardiovaskular dan merupakan penanda inflamasi yang paling stabil. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan nilai C-Reactive Protein dengan kadar Trigliserida pada penderita Diabetes tipe 2. Deskriptif observasi secara kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan. Desain penelitian ini survei analitik. Populasi adalah seluruh penderita Diabetes tipe 2 yang diperiksa di Laboratorium Klinik Pertama , sampel adalah 30 orang. Hasil penelitian selanjutnya dilakukan uji bivariat dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan gambaran C-Reactive Protein 100% tinggi sedangkan, gambaran kadar Trigliserida menunjukkan 8 orang atau 26,7% kadar Trigliserida normal dan 22 orang atau 73,3% kadar Trigliserida tinggi. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai p sebesar 0.450 > 0.05, sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang sangat lemah antara C-Reactive Protein dengan Trigliserida pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Iis Kurniati, Risma Nur Inayah, Asep Dermawan, Yeni Wahyuni
{"title":"POLA KEPEKAAN ISOLAT BAKTERI KULTUR PUS PADA INFEKSI KULIT DAN JARINGAN LUNAK TERHADAP BERBAGAI ANTIBIOTIKA","authors":"Iis Kurniati, Risma Nur Inayah, Asep Dermawan, Yeni Wahyuni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1505","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1505","url":null,"abstract":"Infeksi kulit dan jaringan lunak adalah infeksi yang umum di Indonesia karena keadaan udara di Indonesia yang lembab dan berdebu, sehingga bakteri dapat dengan mudah tumbuh subur. Kondisi ini didukung dengan keadaan kebersihan yang buruk sehingga mempermudah berkembang biaknya penyakit infeksi. Upaya untuk membantu pemerintah mengurangi resistensi antibiotika yaitu dengan memberikan antibiotika berdasarkan hasil pola bakteri dan uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kepekaan isolat bakteri kultur pus pada infeksi kulit dan jaringan lunak terhadap berbagai antibiotika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sedangkan desain penelitian ini adalah observasional analitik. Dari hasil penelitian bakteri yang ditemukan terbanyak adalah Staphylococcus aureus (29.7%), Streptococcus pyogenes (12.2 %), Escherichia coli (10.8%), Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae (9.5%), Enterococcus faecalis (8.1%), Citrobacter freundii (5.4%), Streptococcus agalactiae (5.4%), Klebsiella oxytoca (4.1%), Pseudomonas aeruginosa (4.1%), Morganella morganii (2.7%), Proteus mirabilis (2.7%), Acinetobacter sp (1.4%), Proteus ssp (1.4%), Staphylococcus epidermidis (1.4%), Streptococcus dysgalactiae (1.4%). Sebagian besar Gram negatif resisten diatas 50% terhadap ampicillin dan sensitif 100% terhadap amikacin, sedangkan sebagian besar Gram positif resisten diatas 50% terhadap oxacillin, dan tetracycline, sensitif 100% terhadap ampicillin, linezolid, tigecycline, ceftriaxone, thrimethoprim supfamethoxazole.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asrul Yudha Fadhiila Lamsudianyah, Adang Durachim, Wiwin Wiryanti, Ani Riyani
{"title":"PERBANDINGAN HASIL MIKROSKOPIS PREPARAT JARINGAN DENGAN MINYAK DAUN KAYU MANIS SEBAGAI AGEN CLEARING PADA PEMATANGAN JARINGAN","authors":"Asrul Yudha Fadhiila Lamsudianyah, Adang Durachim, Wiwin Wiryanti, Ani Riyani","doi":"10.34011/jks.v4i1.1671","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1671","url":null,"abstract":"Clearing adalah salah satu tahapan pada prosessing jaringan. Clearing memiliki tujuan untuk menghilangkan alkohol dan juga larutan dehidran lain dari dalam jaringan. Xylol adalah senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai agen clearing, namun xylol memiliki kekurangan yaitu bersifat toksik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengganti xylol dengan reagen alternatif pada proses clearing. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian yakni deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah jaringan ginjal tikus Rattus norvegicus. Uji statistik yang digunakan adalah uji Independent T-Test pada saat data berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney U pada data yang tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil nilai uji Independent T-Test yaitu nilai intensitas warna inti sel Sig 0.55 dan nilai intensitas warna sitoplasma Sig 0.582 yang mana keduanya bernilai > 0.05 artinya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara penggunaan xylol dan minyak daun kayu manis sebagai agen clearing. Pada penelitian ini, minyak daun kayu manis dapat digunakan sebagai agen clearing pengganti xylol","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"384 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH SUHU RUANGAN DAN LAMA SIMPAN DARAH SITRAT TERHADAP NILAI LAJU ENDAP DARAH METODE WESTERGREN","authors":"Annisa Ramadhanti Dwi Riana, Adang Durachim, Eem Hayati, Nina Marlina","doi":"10.34011/jks.v4i1.1493","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1493","url":null,"abstract":"Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan untuk mengukur proses pengendapan sel darah merah dalam spesimen darah dengan satuan millimeter per jam (mm/jam). International committee for Standardization in Haematology (ICSH) merekomendasikan metode Westergren dan antikoagulan natrium sitrat sebagai Gold Standard dalam pemeriksaan laju endap darah. Nilai pemeriksaan laju endap darah dapat dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu ruangan, suhu rata-rata di Jawa Barat 18oC dengan suhu tertinggi 32oC, masih banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memperhatikan suhu ruangan optimal dalam pemeriksaan laboratorium khususnya LED. Selain itu, lama simpan juga dapat berpengaruh dalam pemeriksaan LED, oleh sebab itu sebaiknya Pemeriksaan laju endap darah harus segera diperiksa setelah pengambilan darah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh suhu ruangan dan lama simpan darah sitrat terhadap nilai laju endap adrah metode westergren. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan desain penelitian rancangan acak kelompok (RAK), dengan memberikan variasi suhu ruangan 18oC dan 28oC dan memberikan perlakuan lama simpan darah sitrat selama segera, 2 jam, dan 3 jam, kemudian dilakukan pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) metode Westergren. Data hasil penelitian yang didapatkan dianalisis secara statistik menggunakan uji General Linear Model (GML)- Repeated Measure. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh suhu ruangan dan lama simpan darah sitrat terhadap nilai laju endap darah metode westergren (p>0,05).
","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}