Eem Hayati, Septyanur Alim, Adang Durachim, Ganjar Noviar
{"title":"PENGARUH WAKTU SIMPAN DARAH DAN JENIS ANTIKOAGULAN TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT","authors":"Eem Hayati, Septyanur Alim, Adang Durachim, Ganjar Noviar","doi":"10.34011/jks.v4i1.1485","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1485","url":null,"abstract":"Pemeriksaan laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam skrining, diagnosis, pemantauan penyakit dan pemantauan pengobatan. Pemeriksaan laboratorium yang banyak diminta oleh klinisi salah satunya pemeriksaan trombosit.Berdasarkan PERMENKES No.43 Tahun 2013 Stabilitas pemeriksaan hitung jumlah trombosit tidak boleh lebih dari 2 jam di suhu kamar. Ini terjadi karena agregasi dan adhesi trombosit, yang memiliki masa hidup paling singkat 7–10 hari dibandingkan sel lain. Dalam penelitian ini, diperlukan 5 sampel darah dengan variasi waktu penyimpananyaitu diperiksa segera, ditunda 5 jam dan 6 jam. Setelah itu, Semua sampel diperiksa hitung jumlah trombosit. Tujuan penelitian untuk mempelajari bagaimana antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA berdampak pada jumlah trombosit dengan variasi penyimpanan. Eksperimen semu adalah jenis penelitian yang digunakan. Uji yang digunakan adalahGLM. Jika ada beda pada uji GLM di lajutkan uji Bias. Hasil pemeriksaan jumlah trombosit dalam darah dengan K2EDTA dan K3EDTA menunjukkan bahwa hasilnya relatif lebih rendah dengan antikoagulan K3EDTA dibandingkan dengan K2EDTA. Hasil pemeriksaan trombosit dengan nilai sig > 0.05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara penggunaan antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA. Berdasarkan waktu penyimpanan jumlah trombosit yang di simpan 5 jam dan 6 jam, keduanya adaperbedaan secara statistik, dimana dengan nilai sig < 0.05, terdapat pengaruh waktu simpan darah dan jenis antikoagulan terhadap jumlah trombosit, tetapi secara klinis di tunda selama 5 jam dengan antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA tidak ada perbedaan secara klinis.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"149 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH METODE PENGUMPULAN SALIVA SEBELUM DAN SETELAH MENYIKAT GIGI TERHADAP TITER STATUS SEKRETOR","authors":"Kamila Nurul Azizah, Betty Nurhayati, Nina Marliana, Adang Durachim","doi":"10.34011/jks.v4i1.1460","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1460","url":null,"abstract":"Saliva merupakan salah satu cairan tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan sekretor. Sekretor mengacu pada pada individu yang mengeluarkan antigen ABH pada cairan tubuhnya. Dalam pengumpulan saliva perlu diperhatikan bagaimana pengumpulan dan penanganan dari saliva tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh metode pengumpulan pada saliva sebelum dan setelah menyikat gigi terhadap titer status sekretor. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuarsi eksperimen dengan desain penelitian semu. Dalam penelitian ini saliva dikumpulkan sebelum dan setelah menyikat gigi, setiap pengumpulan dilakukan dengan metode yang berbeda. Titer status status sekretor diperiksa dengan metode hemaglutinasi inhibisi. Hasil penelitian dengan uji Willcoxon pada kelompok data saliva yang dikumpulkan sebelum menyikat gigi dengan metode yang berbeda didapatkan p 0,018 dan kelompok data saliva yang dikumpulkan setelah menyikat gigi dengan metode berbeda nilai p 0,027. Kedua kelompok data tersebut menunjukkan nilai sig p<0,05. Sedangkan, kelompok data saliva yang dikumpulkan dengan metode Passive drooling sebelum dan setelah menyikat gigi didapatkan nilai p 0.180 dan kelompok saliva yang dikumpulkan dengan metode Spitting sebelum dan setelah menyikat gigi didapatkan nilai p yaitu 0.317 kedua data menunjukkan p>0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pengumpulan saliva dengan metode yang berbeda. Namun, tidak terdapat pengaruh pengumpulan saliva yang diambil sebelum dan setelah menyikat gigi.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037089","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ilman Hadi Rahman, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Mamat Rahmat
{"title":"EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TEH PUTIH SEBAGAI ANTIBAKTERI DALAM MENGHAMBAT DAN MEMBUNUH Staphylococcus epidermidis","authors":"Ilman Hadi Rahman, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Mamat Rahmat","doi":"10.34011/jks.v4i1.1454","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1454","url":null,"abstract":"Jerawat disebabkan karena kondisi pori-pori kulit yang tersumbat dan mengakibatkan kantong berisi nanah yang meradang. Jerawat dapat disebabkan oleh beberapa bakteri yang berflora normal dikulit, salah satunya Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini berkontribusi mengubah bagian cair sebum menjadi massa padat dan menyumbat saluran kelenjar sebasea. Penggunaan methicillin dapat menyebabkan resistensi terhadap antibiotik lain. Oleh karena itu, diperlukan bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri seperti daun teh putih (Camellia Sinensis L. Kuntze). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivtas antibakteri dari daun teh putih dan konsentrasi efektif ekstrak daun teh putih dalam menghambat dan membunuh S. epidermidis, serta menentukkan keasaman media optimum untuk pertumbuhan S. epidermidis. Penelitian ini menggunakan 5 variasi konsentrasi ekstrak daun teh putih yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dengan variasi keasaman media yaitu 6,5; 7,0; 7,5. Sampel yang digunakan berupa ekstrak daun teh putih dengan parameter penelitian yaitu pertumbuhan S. epidermidis. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan Two Way Anova. Hasil pada penelitian ini adalah konsentrasi efektif untuk menghambat pertumbuhan S. epidermidis adalah 10% tetapi konsentrasi tertinggi 30% masih belum dapat membunuh S. epidermidis. Keasaman media pertumbuhan yang optimum untuk pertumbuhan S. epidermidis adalah diantara pH 7,0 sampai 7,5.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS PEWARNAAN SEDIAAN BASIL TAHAN ASAM (BTA)","authors":"Irawati Irawati, Asep Dermawan, Mamat Rahmat, Iis Kurniati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1527","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1527","url":null,"abstract":"Diagnosis penderita yang terindikasi Tuberkulosis (TB) dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan mikroskopis, dimana pemeriksaan sediaan sputum untuk TB harus dilaksanakan oleh laboratorium yang terjalin dalam suatu jejaring pelayanan laboratorium TB. Diagnosis TB bergantung pada mikroskopis sediaan dahak, maka pemeliharaan atas mutu mikroskopi sangat penting untuk memastikan layanan mikroskopi dari Program Pemberantasan TB Nasional yang bisa diandalkan dan akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas pewarnaan terhadap sediaan Basil Tahan Asam (BTA) yang disimpan pada suhu ruangan yang menggunakan Air Conditioner (AC) dan suhu ruangan yang tidak menggunakan AC selama 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah sampel sebanyak 5 sampel pada tiap kelompok. Hasil dari penelitian ini adalah rata- rata kualitas pewarnaan sediaan pada suhu ruangan yang menggunakan AC (Air Conditioner) dengan waktu penyimpanan 0, 2, 4, 6 dan 8 minggu adalah 3 dengan nilai p-value ( Sig. Shapiro-Wilk ) < 0,05. Rata- rata kualitas pewarnaan sediaan pada suhu ruangan yang tidak menggunakan AC dengan waktu penyimpanan 0, 2, 4, 6 dan 8 minggu adalah 2,94 dengan nilai p-value ( Sig. Shapiro-Wilk ) < 0,05. Interaksi seluruh variabel > 0,05 ( Taraf Signifikansi ) maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar variabel sehingga tidak ada pengaruh antara suhu dan lama penyimpanan terhadap kualitas pewarnaan sediaan BTA.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Made Yulianingsih, Nina Marliana, Adang Durachim, Eem Hayati
{"title":"PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENCAIRAN PLASMA SITRAT BEKU TERHADAP PEMERIKSAAN PROTHROMBIN TIME","authors":"Ni Made Yulianingsih, Nina Marliana, Adang Durachim, Eem Hayati","doi":"10.34011/jks.v4i1.1510","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1510","url":null,"abstract":"Pemeriksaan Prothrombin Time digunakan untuk menguji faktor pembekuan darah pada jalur ekstrinsik dan jalur bersama. Spesimen yang digunakan adalah plasma sitrat. Plasma sitrat yang disimpan pada suhu -20°C atau lebih dingin stabil selama 2 minggu. Sebelum dilakukan pemeriksaan, plasma sitrat beku dicairkan pada suhu 37°C selama 10 menit. Setelah cair plasma sitrat dapat digunakan untuk pemeriksaan sampai dengan 24 jam. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan plasma sitrat dikerjakan segera, plasma sitrat yang dilakukan penundaan yaitu dibekukan pada freezer suhu -20°C kemudian dicairkan pada suhu 37°C selama 10 menit dan 15 menit serta plasma sitrat beku yang dicairkan pada suhu ruang 20-25°C selama 10 menit dan 15 menit. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh suhu dan waktu proses pencairan plasma sitrat beku terhadap pemeriksaan Prothrombin Time. Subjek penelitian adalah plasma normal. Pemeriksaan Prothrombin Time menggunakan metode Elektromekanik Clot Detection. Dari hasil data penelitian menggunakan uji statistik GLM (Generalized Linear Model), diperoleh nilai signifikan (α > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh suhu dan waktu proses pencairan plasma sitrat beku terhadap pemeriksaan Prothrombin Time.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH VARIASI WAKTU PERENDAMAN DENGAN ALKOHOL TERHADAP KUALITAS PREPARAT PERMANEN LARVA Culex sp","authors":"Amanda Putri, Yuliansyah Sundara Mulia, Sulaeman Sulaeman, Wiwin Wiryanti","doi":"10.34011/jks.v4i1.1533","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1533","url":null,"abstract":"Pembuatan preparat permanen spesimen patologi atau anatomi meliputi perendaman KOH 10%, dehidrasi, clearing, dan terakhir mounting. Dehidrasi bertujuan mengeluarkan cairan dari spesimen menggunakan alkohol bertingkat 30%, 50% dan 96%. Proses dehidrasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan preparat menjadi tidak jelas karena cairan belum sepenuhnya dikeluarkan, namun perendaman alkohol yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan pada sampel. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi waktu perendaman dengan alkohol terhadap kualitas preparat permanen larva Culex sp dan waktu yang optimum pada perendaman dengan alkohol dalam menghasilkan kualitas preparat permanen yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan variasi waktu perendaman alkohol masing-masing tingkatan 1x15 menit, 2x15 menit dan 3x15 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan variasi waktu 1x15 menit menghasilkan preparat permanen lebih baik dibandingkan variasi waktu 2x15 menit dan 3x15 menit. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi waktu perendaman dengan alkohol terhadap kualitas preparat permanen larva Culex sp dan waktu optimum yang menghasilkan kualitas preparat permanen larva Culex sp yang baik yaitu waktu 1x15 menit.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aulia Rahayu, Iis Kurniati, Asep Dermawan, Yeni Wahyuni
{"title":"EFEKTIVITAS EKSTRAK KERING BUAH KIWI EMAS (Actinidia chinensis) SEBAGAI ANTIBAKTERI DALAM MENGHAMBAT DAN MEMBUNUH Streptococcus mutans","authors":"Aulia Rahayu, Iis Kurniati, Asep Dermawan, Yeni Wahyuni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1506","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1506","url":null,"abstract":"Buah kiwi adalah buah padat nutrisi yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, seperti pencernaan yang sehat, kekebalan tubuh, dan metabolisme. Terdapat banyak macam buah kiwi di dunia, salah satunya yaitu buah kiwi emas. Kandungan tertinggi yang ada di dalam buah kiwi yaitu vitamin C sebesar 161,3 mg per 100 g. Vitamin C bermanfaat sebagai antibakteri dengan cara terlibat dalam metabolisme bakteri yang diketahui mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dan Streptococcus bahkan di bawah kondisi pH netral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi minimum ekstrak kering buah kiwi emas yang efektif menghambat dan membunuh Streptococcus mutans (S. mutans) dengan waktu inkubasi 24 jam. Metode penelitian yang digunakan adalah perbandingan antar kelompok. Kelompok eksperimen akan mendapat perlakuan yaitu pemberian ekstrak kering buah kiwi dengan variasi konsentrasi 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, dan 0,9% pada media dengan lama inkubasi 24 jam. Sampel yang digunakan adalah ekstrak kering buah kiwi emas yang dilarutkan dalam DMSO 5%. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan hasil terdapat perbedaan atau ekstrak kering buah kiwi emas dapat menghambat S. mutans pada waktu 24 jam. Hasil membuktikan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 0,1% tetapi tidak bersifat membunuh.
 
","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN SARI BUAH BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI PEWARNA PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING Soil-Transmitted Helminth PENGGANTI EOSIN 2%","authors":"Sulaeman Sulaeman, Ninda Putri Yunistira Amtaran, Yuliansyah Sundara Mulia, Yeni Wahyuni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1444","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1444","url":null,"abstract":"Penyakit kecacingan merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH). Diagnosis kecacingan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis menggunakan Eosin 2%. Akan tetapi salah satu kekurangan Eosin adalah memiliki harga yang mahal. Alternatif yang dapat digunakan yaitu menggunakan pewarna dari bahan alami salah satunya buah Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Buah Binahong memiliki kandungan antosianin yang memberikan warna merah keunguan sehingga dapat digunakan sebagai alternative pengganti Eosin 2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kulitas preparat telur cacing yang diwarnai dengan sari buah Binahong dengan Eosin 2%. Metode pemeriksaan telur cacing yang digunakan yaitu metode langsung yang kemudian diwarnai dengan sari buah Binahong langsung, 75%, 50% dan 25% dengan variasi pH 2 dan pH 12. Hasil uji Kruskal wallis sari buah Binahong 100% pH 2 memberikan hasil yang hamper mendekati Eosin 2% dan hasil uji Mann U whitney Nilai Asym. Sig. (2-tailed) sari buah Binahong 100% pH 2 > 0,05. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sari buah Binahong 100% pH 2 dapat dimanfaatkan sebagai pewarna pada pemeriksaan telur cacing STH pengganti Eosin 2%.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Syifa Marsha, Nina Marliana, Adang Durachim, Yeni Wahyuni
{"title":"PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DARAH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI ANTIKOAGULAN TERHADAP PEMERIKSAAN PROTROMBIN TIME (PT)","authors":"Syifa Marsha, Nina Marliana, Adang Durachim, Yeni Wahyuni","doi":"10.34011/jks.v4i1.1584","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1584","url":null,"abstract":"Prothrombin Time merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengevaluasiadanya gangguan koagulasi. Pada pemeriksaan PT antikoagulan yang digunakanadalah natrium sitrat 3,2%. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagaiantikoagulan alternatif adalah buah mengkudu dikarenakan memiliki banyak kandungansenyawa yang bermanfaat, salah satunya adalah coumarin yang membantumeningkatkan sirkulasi darah dan mencegah pembentukan bekuan darah. Buahmengkudu dapat menghambat pembuatan faktor koagulasi yang bergantung padavitamin K (Faktor II/Protrombin, Faktor VII, Faktor IX, dan Faktor X). Hal ini menunjukkanbahwa proses penghambatan buah mengkudu sebagai antikoagulan berikatan denganenzim vitamin K reduktase dan vitamin K epoksida reduktase. Hal ini dapat mengangguproses koagulasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya waktu koagulasi. Tujuanpenelitian untuk mengetahui potensi esktrak buah mengkudu sebagai antikoagulanalternatif terhadap pemeriksaan protrombin time (PT). Jenis penelitian ini adalahmerupakan eksperimen yang dilakukan perlakuan esktrak buah mengkudu terhadappemeriksaan protrombin time (PT). Hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak buahmengkudu dapat digunakan sebagai antikoagulan yang akan menghambat darah 1 mlpada konsentrasi 0,128 g dan 0,192 g pada lama penyimpanan selama 2 jam terhadappemeriksaan protrombin time (PT) memberikan hasil yang memanjang.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136036950","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fatimah Nur Salsabila, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Asep Iin Nur Indra
{"title":"PEMANFAATAN TEPUNG KACANG TUNGGAK SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF TRYPTICASE SOY AGAR UNTUK PERTUMBUHAN Escherichia coli","authors":"Fatimah Nur Salsabila, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Asep Iin Nur Indra","doi":"10.34011/jks.v4i1.1498","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1498","url":null,"abstract":"Penggunaan media kultur di laboratorium dapat digunakan untuk perbanyakan bakteri dan untuk menunjang diagnosis suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Mahalnya media yang diimpor, maka dapat dilakukan inovasi untuk mengurangi harga media dengan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Kacang tunggak mempunyai keunggulan mengandung protein yang cukup tinggi dan memiliki harga yang cukup terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tepung kacang tunggak dapat digunakan sebagai media alternatif TSA untuk pertumbuhkan E.coli serta menentukan konsentrasi dan pH optimum media alternatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasy eksperimental dengan desain Static Group Comparison. Kelompok eksperimen menggunakan tepung kacang tunggak dengan variasi konsentrasi 6%, 8% dan 10% serta variasi pH media 6, 7 dan 8. Kelompok kontrol menggunakan media TSA. Data yang diperoleh dilakukan pengujian statistik dengan uji ANOVA, diperoleh hasil (p<0.05) pada konsentrasi 6% dan 10% yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dengan kontrol, sedangkan pada konsentrasi 8% diperoleh nilai sig. 0.102 (p>0.05) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dengan kontrol. pada pH 6 dan pH 8 diperoleh hasil (p<0.05) menunjukkan ada perbedaan signifikan dengan kontrol, sedangkan pada pH 7 diperoleh nilai sig. 0.320 (p>0.05) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dengan kontrol. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung kacang tunggak dapat digunakan sebagai media alternatif TSA untuk pertumbuhan E.coli dengan konsentrasi optimum 8% dan pH optimum media adalah 7.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136037251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}