{"title":"优化时间和固定样本温度与组织修复质量","authors":"Shofia Muthiawati, Wiwin Wiryanti, Adang Durachim, Yuliansyah Sundara Mulia","doi":"10.34011/jks.v4i1.1508","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Fiksasi merupakan langkah penting dalam pematangan jaringan yang mencegah autolisis dan mempersiapkan jaringan untuk tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Larutan fiksatif yang umum digunakan adalah neutral buffer formalin 10%. Suhu fiksasi dapat mempengaruhi morfologi jaringan, di mana peningkatan suhu dapat meningkatkan laju fiksasi, tetapi juga meningkatkan autolisis dan difusi elemen seluler. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu dan suhu fiksasi yang optimal untuk mendapatkan kualitas preparat jaringan yang baik. Sampel yang digunakan adalah jaringan hati tikus, dan metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, 48 preparat jaringan hati tikus dari 24 blok digunakan. Jaringan dibagi dalam 6 kelompok yang difiksasi pada suhu ruang dan suhu 37°C selama 1,5 jam, 1 jam dan 30 menit dengan fiksasi pada suhu ruang selama 1,5 jam sebagai kontrol. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas preparat adalah kekontrasan intensitas warna inti dan sitoplasma yang diukur menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksasi pematangan jaringan pada suhu 37°C selama 1,5 jam memberikan hasil yang terbaik dalam hal kualitas preparat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pengaruh waktu dan suhu fiksasi terhadap jaringan lain, seperti jaringan lemak atau jaringan tulang serta diperlukan standar nilai Optical Density (OD) untuk pewarnaan Hematoksilin-Eosin menggunakan ImageJ.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"OPTIMASI WAKTU DAN SUHU FIKSASI SPESIMEN TERHADAP KUALITAS PREPARAT JARINGAN\",\"authors\":\"Shofia Muthiawati, Wiwin Wiryanti, Adang Durachim, Yuliansyah Sundara Mulia\",\"doi\":\"10.34011/jks.v4i1.1508\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Fiksasi merupakan langkah penting dalam pematangan jaringan yang mencegah autolisis dan mempersiapkan jaringan untuk tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Larutan fiksatif yang umum digunakan adalah neutral buffer formalin 10%. Suhu fiksasi dapat mempengaruhi morfologi jaringan, di mana peningkatan suhu dapat meningkatkan laju fiksasi, tetapi juga meningkatkan autolisis dan difusi elemen seluler. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu dan suhu fiksasi yang optimal untuk mendapatkan kualitas preparat jaringan yang baik. Sampel yang digunakan adalah jaringan hati tikus, dan metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, 48 preparat jaringan hati tikus dari 24 blok digunakan. Jaringan dibagi dalam 6 kelompok yang difiksasi pada suhu ruang dan suhu 37°C selama 1,5 jam, 1 jam dan 30 menit dengan fiksasi pada suhu ruang selama 1,5 jam sebagai kontrol. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas preparat adalah kekontrasan intensitas warna inti dan sitoplasma yang diukur menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksasi pematangan jaringan pada suhu 37°C selama 1,5 jam memberikan hasil yang terbaik dalam hal kualitas preparat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pengaruh waktu dan suhu fiksasi terhadap jaringan lain, seperti jaringan lemak atau jaringan tulang serta diperlukan standar nilai Optical Density (OD) untuk pewarnaan Hematoksilin-Eosin menggunakan ImageJ.\",\"PeriodicalId\":485404,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kesehatan Siliwangi\",\"volume\":\"105 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kesehatan Siliwangi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1508\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1508","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
OPTIMASI WAKTU DAN SUHU FIKSASI SPESIMEN TERHADAP KUALITAS PREPARAT JARINGAN
Fiksasi merupakan langkah penting dalam pematangan jaringan yang mencegah autolisis dan mempersiapkan jaringan untuk tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Larutan fiksatif yang umum digunakan adalah neutral buffer formalin 10%. Suhu fiksasi dapat mempengaruhi morfologi jaringan, di mana peningkatan suhu dapat meningkatkan laju fiksasi, tetapi juga meningkatkan autolisis dan difusi elemen seluler. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu dan suhu fiksasi yang optimal untuk mendapatkan kualitas preparat jaringan yang baik. Sampel yang digunakan adalah jaringan hati tikus, dan metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, 48 preparat jaringan hati tikus dari 24 blok digunakan. Jaringan dibagi dalam 6 kelompok yang difiksasi pada suhu ruang dan suhu 37°C selama 1,5 jam, 1 jam dan 30 menit dengan fiksasi pada suhu ruang selama 1,5 jam sebagai kontrol. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas preparat adalah kekontrasan intensitas warna inti dan sitoplasma yang diukur menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksasi pematangan jaringan pada suhu 37°C selama 1,5 jam memberikan hasil yang terbaik dalam hal kualitas preparat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami pengaruh waktu dan suhu fiksasi terhadap jaringan lain, seperti jaringan lemak atau jaringan tulang serta diperlukan standar nilai Optical Density (OD) untuk pewarnaan Hematoksilin-Eosin menggunakan ImageJ.