Rolan Rusli, Ganjar Firmansyah, Rosniar Rosniar, R. Damayanti
{"title":"Optimasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Hidrotermal","authors":"Rolan Rusli, Ganjar Firmansyah, Rosniar Rosniar, R. Damayanti","doi":"10.25026/jsk.v6i1.1529","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.1529","url":null,"abstract":"ZnO is an inorganic material that has many benefits, one of which is in the pharmaceutical field. So far, the synthesis of inorganic materials has been carried out using high temperatures. Research was carried out to synthesize ZnO using hydrothermal at 180°C for 24 hours then burned at temperatures of 300, 600, and 900°C for 6 hours. The compound resulting from synthesis at 180°C was obtained by the compound [Zn(urea)3](NO3)2 which decomposed into ZnO nanoparticle compounds at 300°C to 900°C. ZnO synthesized at temperatures of 300, 600, and 900°C has a hexagonal structure, space group P63/m with lattice parameters a=b= 3.25 Å and c= 5.21 Å and ? = ? = 90° and ? = 120°. The synthesized ZnO has a nanoparticle size in the range of 172-455 nm.\u0000Keywords: ZnO, hydrothermal, synthesis, nanoparticle, hexagonal structure\u0000 \u0000Abstrak\u0000ZnO merupakan material anorganik yang memiliki banyak manfaat, salah satunya dalam bidang farmasi. Selama ini sintesis material anorganik dilakukan menggunakan suhu yang tinggi. Penelitian dilakukan untuk mensintesis material ZnO pada suhu rendah. Metode sintesis material ZnO dilakukan dengan menggunakan hidrotermal pada suhu 180°C selama 24 jam kemudian dibakar pada suhu 300, 600, dan 900°C selama 6 jam. Senyawa hasil sintesis pada 180°C diperoleh senyawa [Zn(urea)3](NO3)2 yang terurai menjadi senyawa nanopartikel ZnO pada 300°C hingga 900°C. ZnO hasil sintesis pada suhu 300, 600, dan 900°C memiliki struktur heksagonal, grup ruang P63/m dengan parameter kisi a=b= 3,25 Å dan c= 5,21 Å serta memiliki sudut ? = ? = 90° dan ? = 120°. ZnO hasil sintesis memiliki ukuran nanopartikel dengan rentang 172-455 nm.\u0000Kata Kunci: ZnO, hidrotermal, sintesis, nanopartikel, struktur heksagonal","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"8 8‐9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140413442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efek Penambahan Kolesterol dan Tween 80 terhadap Karakteristik dan Stabilitas Fisik Liposom Hydrolyzed Collagen","authors":"Alya Nur Amilia, Noorma Rosita, H. Yusuf","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2291","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2291","url":null,"abstract":"Hydrolyzed collagen (HC) exhibits excellent anti-aging activity, but when applied topically, it faces limitations related to its physicochemical properties and low permeability to penetrate the skin. A system like liposomes is required. With the addition of cholesterol and Tween 80 surfactant to the liposome formulation, it is anticipated to enhance the characteristics and stability of the system in various combination ratios of Soy phosphatidylcholine: cholesterol: Tween 80, namely (F1= 4: 2: 1), (F2= 4: 1: 1), and (F3= 4: 1: 2). Characterization test results indicate that formula F3 exhibits the best characteristics, with respective values for particle size, PDI, zeta potential, and %EE being 63.26nm ± 0.73; 0.182 ± 0.011; 2.5mV ± 0.1; and 85.54% ± 0.20. Real-time stability test results, analyzed statistically using a Paired T-test, yield p-values for all three formulas (Sig 2-tailed) < 0.05, signifying a significant difference. Formula F2 demonstrates the smallest differences in particle size reduction and %EE. Hence, it can be observed that F2 stands out as the formula with the best characteristics and stability compared to F1 and F3.\u0000Keywords: Characteristics; hydrolyzed collagen; liposomes; cholesterol; Tween 80\u0000 \u0000Abstrak\u0000Hydrolized Collagen (HC) memiliki aktivitas anti-aging yang sangat baik, namum secara topikal memiliki keterbatasan terkait sifat fisika kimia dan permeabilitasnya yang rendah untuk menembus kulit. Dibutuhkan suatu sistem seperti liposom. Dengan penambahan kolesterol dan surfaktan Tween 80 ke dalam formulasi liposom diharapkan akan meningkatkan karakteristik dan stabilitas sistem dalam beberapa perbandingan kombinasi formula Soy phospatidylcholine: kolesterol: Tween 80 yaitu (F1= 4: 2: 1), (F2= 4: 1: 1), dan (F3= 4: 1: 2). Hasil uji karakteristik menunjukkan formula F3 memiliki karakteristik terbaik dengan nilai ukuran partikel, PDI, zeta potensial, dan %EE secara berturut-turut 63,26nm ± 0,73; 0,182 ± 0,011; 2,5mV ± 0,1; dan 85,54% ± 0,20. Hasil uji stabilitas real-time menunjukkan hasil analisis statistik menggunakan Paired T-test diperoleh p-value ketiga formula yaitu Sig (2- tailed) < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan dan formula F2 yang memiliki selisih penurunan ukuran partikel dan %EE terkecil. Sehingga, dapat dilihat bahwa F2 merupakan formula yang memiliki karakteristik dan stabilitas paling baik dibandingkan dengan F1 dan F3.\u0000Kata Kunci: Karakteristik; hydrolized collagen; liposom; kolesterol; tween 80","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"55 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140408583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Susanti Susanti, Nitya Nurul Fadilah, Ainin Nurani, I. Karimah, N. Wulandari, Rendi Saepul Dani
{"title":"Formulasi Sediaan Patch Bioselulosa Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) untuk Pengobatan Luka Bakar","authors":"Susanti Susanti, Nitya Nurul Fadilah, Ainin Nurani, I. Karimah, N. Wulandari, Rendi Saepul Dani","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2185","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2185","url":null,"abstract":"The large number of problems and incidents of burn wounds has encouraged researchers to study pharmaceutical products for burn wounds, one of which is modified patch with biocellulose-based materials which have the ability to maintain a moist environment in the wound and absorb exudates during the inflammatory phase. To further increase the effectiveness of healing burns, biocellulose patches can also be fortified with natural ingredients, one of which is Moringa oleifera leaves. Moringa leaves contain saponin which is a compound that stimulates the formation of collagen, a structural protein that plays a role in the wound healing process and also has the ability to act as a cleanser so it is effective for healing open wounds. The aim of this research was to formulate a biocellulose patch fortified with Moringa leaf extract and test its burn wound healing activity. The patch is made from nata by fermenting coconut water using Acetobacter xylinum, then the patch is fortified with Moringa leaf extract in 3 concentrations (F1=3%, F2=6%, F3=9%). Evaluations carried out include organoleptic tests, pH, uniformity of size and thickness. The effectiveness test for healing burn wounds was carried out on experimental mice. All patch meet the physical evaluation test requirements. The patch in F3 had a burn wound healing percentage that was close to the positive control, namely 92.91% on the 8th day.\u0000Keywords: biocellulose, moringa, burns, patch\u0000 \u0000Abstrak\u0000Banyaknya masalah dan kejadian luka bakar memacu peneliti dalam mengkaji sediaan farmasi untuk luka bakar tersebut salah satunya modifikasi sediaan patch dengan bahan dasar bioselulosa yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan lingkungan yang lembab pada luka dan menyerap eksudat selama fase inflamasi. Dalam upaya meningkatkan efektivitas penyembuhan luka bakar, patch bioselulosa juga dapat difortifikasi dengan bahan alam salah satunya yaitu daun kelor (Moringa oleifera). Daun kelor memiliki kandungan saponin yang merupakan salah satu senyawa yang memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka sekaligus mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuhan luka terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan patch bioselulosa yang difortifikasi ekstrak daun kelor dan menguji aktivitas penyembuhan luka bakarnya. Sediaan patch dibuat dari nata dengan cara fermentasi air kelapa menggunakan bakteri Acetobacter xylinum kemudian patch difortifikasi ekstrak daun kelor dalam 3 konsentrasi (F1=3%, F2=6%, dan F3=9%). Evaluasi yang dilakukan diantaranya uji organoleptis, pH, keseragaman ukuran dan ketebalan. Uji efektivitas penyembuhan luka bakar dilakukan terhadap tikus percobaan. Semua sediaan patch memenuhi syarat uji evaluasi fisik. Sediaan pada F3 memiliki persentase penyembuhan luka bakar yang mendekati kontrol positif yaitu sebesar 92,91% pada hari ke-8.\u0000Kata Kunci: bioselulosa, kelor, luka bakar, patch","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"96 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140411106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakterisasi Nanoselulosa dari Tandan Kosong Aren (Arenga pinnata) sebagai Filler dalam Pembuatan Tisu","authors":"Widhi Mulya Nurdin, Irmawati Irmawati, La Ode Muhamad Alwan, Haeruddin Haeruddin","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2156","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2156","url":null,"abstract":"The high demand for tissue made from wood as the main raw material has led to the shrinkage of Indonesian forests. Nanocellulose from empty palm bunches was prepared in this study by delignification, hydrolysis and ultrasonication in order to obtain the optimum ultrasonification time. Time variations were 15 min, 30 min and 45 min at 50°C. FTIR analysis showed wavelengths for ?-cellulose functional groups of empty palm bunches, namely O-H groups at 3042.43 cm-1, C-H at 2900.94 cm-1 and C-O at 1049.28cm-1. FE-SEM analysis showed that nanocellulose with 45 min ultrasonification time has a particle size that meets the criteria of nanoparticles. The addition of nanocellulose in napkins increased the thickness and water absorption, with the addition of 6 g of nanocellulose giving the most significant results. With further research, the utilization of TKA in the tissue industry can help to reduce pressure on forests and provide a sustainable alternative for tissue production.\u0000Keywords: Nanocellulose, Aren Empty Bunch, Filler\u0000 \u0000Abstrak\u0000Tingginya permintaan tisu yang terbuat dari kayu sebagai bahan baku utamanya telah menyebabkan penyusutan hutan Indonesia. Nanoselulosa tandan kosong aren dibuat dalam penelitian ini melalui proses delignifikasi, hidrolisis dan ultrasonifiasi dengan tujuan untu mendapatkan waktu ultrasonifikasi yang optimum. Metode penelitian yang digunakan meliputi proses delignifikasi, hidrolisis asam serta ultrasonifikasi. Variasi waktu yang dilakukan 15 menit, 30 menit dan 45 menit pada suhu 50oC. Hasil analisis FTIR menunjukkan panjang gelombang untuk gugus fungsi ?-selulosa tandan kosong aren yaitu gugus O-H pada daerah 3042,43 cm-1, C-H pada 2900,94 cm-1 dan C-O 1049,28cm-1 . Hasil analisis FE-SEM menunjukkan bahwa nanoselulosa dengan lama waktu ultrasonifikasi 45 menit memiliki ukuran partikel yang memenuhi kriteria nanopartikel. Penambahan nanoselulosa dalam tisu napkins meningkatkan ketebalan dan daya serap air, dengan penambahan 6 gr nanoselulosa memberikan hasil yang paling signifikan. Dengan penelitian lebih lanjut, pemanfaatan TKA dalam industri tisu dapat membantu mengurangi tekanan terhadap hutan dan menyediakan alternatif yang berkelanjutan untuk produksi tisu.\u0000Kata Kunci: Nanoselulosa, Tandan Kosong Aren, Filler","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"77 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140408660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pipit Romadhona, lalu Muhammad Anwar, Salma Hilmy Rusydi Hashim
{"title":"Inhibitor Enzim Papain-Like Protease (Plpro) SARS CoV-2 dan Mediator Inflamasi TNF-? dan IFN-? pada Bawang Putih (Allium Sativum L)","authors":"Pipit Romadhona, lalu Muhammad Anwar, Salma Hilmy Rusydi Hashim","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2010","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2010","url":null,"abstract":"COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS CoV-2 virus. Garlic (Allium sativum L) contains compounds that are responsible for immunomodulatory effects and have antiviral activity. This study aims to find out more about the compounds contained in garlic that have the potential for COVID-19 treatment. The research method is in silico. Macromolecules targeting papain-like protease enzyme tethering with code 6B18 and TNF-? mediators with code 1TNF and IFN-? with code 4Z5R. The results of research on 34 compounds in garlic obtained compounds that can inhibit the enzyme PLpro, namely the hyperin compound at -8.7 kcal/mol, compounds that can inhibit TNF-? mediators, namely phytol compounds at -8.0 kcal/mol, and compounds that can inhibit INF-a mediators, namely ergosterol compounds at -8.2 kcal/mol.\u0000Keywords: COVID-19, PLpro, garlic, inflammation, TNF-a, IFN-a, in silico\u0000 \u0000Abstrak\u0000COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2. Bawang putih (Allium sativum L) mengandung senyawa yang bertanggung jawab atas efek imunomodulator dan memiliki aktivitas antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut senyawa yang terkandung didalam bawang putih yang berpotensi sebagai pengobatan COVID-19. Metode penelitian secara in silico. Makromolekul target penambatan enzim papain-like protease dengan kode 6B18, dan untuk mediator TNF-? dengan kode 1TNF dan IFN-? dengan kode 4Z5R. Hasil penelitian dari 34 senyawa pada bawang putih diperoleh senyawa yang dapat menghambat enzim PLpro yaitu senyawa hyperin sebesar -8.7 kcal/mol, senyawa yang dapat menghambat mediator TNF-? yaitu senyawa phytol sebesar -8.0 kcal/mol dan yang dapat menghambat mediator INF-a yaitu senyawa ergosterol sebesar -8.2 kcal/mol.\u0000Kata Kunci: COVID-19, PLpro, bawang putih, inflamasi, TNF-?, IFN-?, in silico","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"12 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140410224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Rahmadani, Indriana Tasya, Wahyu Yunita Lestari, Nurdianah Abdul Kadir, Mitha Saputri, Farah Erika, U. Usman, Sukemi Sukemi, Hanggara Arifian, Supriatno Salam, H. Herman, Laode Rijai
{"title":"Sintesis, Molecular Docking dan Aktivitas Sitotoksik Senyawa Analog Kalkon Berbasis Alfa Tetralone terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7","authors":"A. Rahmadani, Indriana Tasya, Wahyu Yunita Lestari, Nurdianah Abdul Kadir, Mitha Saputri, Farah Erika, U. Usman, Sukemi Sukemi, Hanggara Arifian, Supriatno Salam, H. Herman, Laode Rijai","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2092","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2092","url":null,"abstract":"The chalcone compound is a precursor of flavonoid and pyrazoline compounds. Chalcone has two aromatic rings (A and B) and one ?,?-unsaturated carbon atom. Chalcone compounds can be synthesized via the Claisen Schmidt condensation reaction. Chalcone synthesis uses the basic ingredients of alpha tetralone and benzaldehyde analogues. In this research, chalcone synthesis took place for 48 hours at room temperature. Synthetic materials using ethanol solvent and sodium hydroxide catalyst, as well as basic ingredients alpha tetralone, 3,4-dimethoxybenzaldehyde and 4-methoxybenzaldehyde. Characterization of synthesized compounds using spectroscopic methods, including 1H-NMR, 13C-NMR, Fourier Transform Infrared (FTIR) and mass spectroscopy. Characterization results using spectroscopic methods showed that the two chalcone analogue compounds were successfully synthesized with yields above 70%. Both chalcone compounds showed low activity against MCF-7 cancer cells. Molecular docking simulations showed that both chalcone analogues produced energy levels and intramolecular interactions that were no better than 4-hydroxytamoxifen.\u0000Keywords: chalcone analogues, alpha tetralone, cytotoxic\u0000 \u0000Abstrak\u0000Senyawa kalkon merupakan salah satu prekursor dari senyawa flavonoid dan pirazolina. Kalkon mengandung dua cincin aromatis (A dan B) dan satu atom karbon ?,?-tak jenuh. Senyawa kalkon dapat disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen Schmidt. Kalkon disintesis menggunakan bahan dasar alfa tetralone dan analog benzaldehida. Dalam penelitian ini senyawa kalkon disintesis selama 48 jam pada suhu ruang menggunakan pelarut etanol dan katalis natrium hidroksida serta bahan dasar alfa tetralone, 3,4-dimetoksibenzaldehida dan 4-metoksibenzaldehida. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi meliputi 1H-NMR, 13C-NMR, Fourier Transform Infrared (FTIR) dan spektroskopi massa. Karakterisasi menggunakan metode spektroskopi menunjukkan kedua senyawa analog kalkon berhasil disintesis dengan rendemen diatas 70%. Hasil pengujian sitotoksik menunjukkan bahwa kedua senyawa analog kalkon tidak aktif terhadap sel kanker payudara MCF-7. Simulasi penambatan molekuler menunjukkan bahwa kedua analog kalkon menghasilkan tingkat energi dan interaksi intramolekuler yang tidak lebih baik dibandingkan dengan 4-hidroksitamoksifen.\u0000Kata Kunci: analog kalkon, alfa tetralone, sitotoksik","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"3 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140412020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) sebagai Antijerawat terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes","authors":"Arfiani Arifin, Natsir Djide, Nurhidayah Nurhidayah","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2075","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2075","url":null,"abstract":"Propionibacterium acnes is one of the gram-positive bacteria that can lead to the development of acne. One of the plants with the potential to be an anti-acne agent is the Petai Cina leaf (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). This study aims to formulate a peel-off gel mask preparation of the ethanol extract of Petai Cina leaf (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) that meets the physical quality test requirements and to determine the antiacne activity of the formulation. The extraction method used was maceration with 96% ethanol solvent. From the obtained extract, peel-off gel mask preparations were made and tested for their minimum inhibitory concentration (MIC): FI (2.5%), FII (5%), and FIII (10%), Medi-klin® (positive control), and gel base (negative control). The antibacterial activity was tested using the well diffusion method. The results of this study showed that the peel-off gel mask preparations FI (2.5%), FII (5%), FIII (10%), and the gel base (negative control) met the physical quality test requirements. The results of the anti-acne activity testing against the growth of Propionibacterium acnes bacteria obtained concentrations of extract FI (2.5%) 18.53 mm, FII (5%) 18.85 mm, FIII (10%) 22.27 mm, Medi-klin® 26.43 mm, and the negative control of Petai Cina leaf 6 mm. This indicates that the ethanol extract of Petai Cinaleaf has inhibitory effects on the growth of Propionibacterium acnes bacteria as an anti-acne agent.\u0000Keywords: Chinese petai leaves (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.), Peel-off gel mask, Propionibacterium acnes, Anti-acne\u0000 \u0000Abstrak\u0000Propionibacterium acnes merupakan salah satu bakteri gram positif yang dapat mengakibatkan timbulnya jerawat. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antijerawat adalah daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) yang memenuhi syarat uji mutu fisik dan untuk mengetahui aktivitas antijerawat formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). Metode ekstraksi digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh dibuat sediaan masker gel peel-off yang telah di uji konsentrasi hambat minimumnya (KHM) dengan konsentrasi ekstrak FI (2,5%), FII (5%) dan FIII (10%), Medi-klin® (kontrol positif) dan basis gel (kontrol negatif). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil penelitian sediaan masker gel peel-off FI (2,5%), FII (5%), FIII (10%) dan basis gel (kontrol negatif) memenuhi syarat uji mutu fisik. Hasil pengujian aktivitas antijerawat terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes diperoleh konsentrasi ekstrak FI (2,5%) 18,53 mm, FII (5%) 18,85 mm, FIII (10%) 22,27 mm, Medi-klin® 26,43 mm dan kontrol negatif daun petai cina 6 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai cina memiliki daya hambat terhadap","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140414618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antibakteri Nanoemulsi Kombinasi Minyak Sereh (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) dan Minyak Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Staphylococcus aureus","authors":"Nuradnin Hasan, Sri Mulyaningsih, A. Setianto","doi":"10.25026/jsk.v6i1.2082","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v6i1.2082","url":null,"abstract":"Lemongrass oil (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) and basil oil (Ocimum basilicum L.) are secondary metabolites that can be utilized as antibacterials. This study aims to determine the antibacterial activity of nanoemulsion preparation formulations of a combination of lemongrass oil and basil oil against S. aureus bacteria and determine the effective concentration of the mixture of the two. Both oils used were verified including GC-MS analysis, specific gravity, refractive index, solubility in alcohol and acid number. The nanoemulsion preparation formulation contained 4% (v/v) combination of lemongrass oil and basil oil, each fraction consisting of F1 (1:3), F2 (2:2) and F3 (3:1). The resulting preparation was tested for physical properties including organoleptic, homogeneity, viscosity, particle size, pH, irritation test, hedonic test and antibacterial activity test using the pitting diffusion method. The results of GC-MS analysis, lemongrass oil has the main compound components, namely E-citral (38.49%) and Z-citral (25.26%) while basil oil has the main compounds, namely Methyl chavicol (58.14%) and linalool (31.72%). Evaluation of the physical properties of lemongrass oil and basil oil roll-on deodorant preparations met the parameters in accordance with the standard. From the results of the antibacterial activity test for S. aureus, F1 had an inhibition zone of 11.44 ± 2.51 mm, F2 18.89 ± 1.05 mm both included in the strong category and F3 23.78 ± 1.72 mm included in the very strong category. The positive control had a zone of inhibition of 10.56 ± 0.53 mm and the negative control had a zone of inhibition of 0 mm. In conclusion, F3 formulation of roll on deodorant preparation with a combination of lemongrass oil and basil oil (3:1) at 4% has effective antibacterial activity against S. aureus bacteria.\u0000Keywords: Lemongrass oil and basil oil, nanoemulsion preparation, S. aureus\u0000 \u0000Abstrak\u0000Minyak sereh (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) dan minyak kemangi (Ocimum basilicum L.) adalah minyak esensial yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri formulasi sediaan nanoemulsi kombinasi minyak sereh dan minyak kemangi terhadap bakteri S. aureus dan mengetahui konsentrasi yang efektif dari campuran keduanya. Kedua minyak yang digunakan diverivikasi meliputi analisis GC-MS, bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol serta bilangan asam. Formulasi sediaan nanoemulsi mengandung 4% (v/v) kombinasi minyak sereh dan minyak kemangi yang masing-masing fraksinya terdiri dari F1 (1:3), F2 (2:2) dan F3 (3:1). Sediaan yang dihasilkan diuji sifat fisik antara lain organoleptik, homogenitas, pH dan aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi sumuran. Hasil analisis GC-MS, minyak sereh memiliki komponen senyawa utama yaitu E-sitral (38,49%) dan Z-sitral (26,25%) sedangkan minyak kemangi senyawa utamanya yaitu Methyl chavicol (58,14%) dan linalool (31,72%). Evaluasi uji sifat fisik","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"3 8‐9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140409793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Teh Kulit Buah Salak (Salacca zalacaa) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit yang di Induksi Aloksan","authors":"Novia Dwi Ribatul, Fajar Prasetya, Satriani Badawi","doi":"10.25026/jsk.v5ise-1.2055","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v5ise-1.2055","url":null,"abstract":"Diabetes melitus merupakan suatu penyakit tidak menular dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Pengobatan diabetes melitus pada umumnya di tangani dengan pemberian obat-obatan antidiabetes serta pemberian insulin, namun dalam jangka waktu konsumsi yang panjang terdapat efek samping yang dihasilkaan dari pemberian obat tersebut dan juga biaya pengobatan yang semakin mahal, sehingga penderita diabetes menggunakan cara tradisional untuk menetralkan kadar glukosa darah dengan pemberian teh kulit buah salak. Kulit buah salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu limbah yang terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi awal potensi teh kulit buah salak dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes dan mengetahui berapa dosis yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Metode penelitian ini menggunakan mencit jantan putih, yang terdiri dari 3 kelompok masing-masing diberi teh kulit buah salak dengan dosis 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB dan 210 mg/kgBB. Digunakan aloksan sebagai penginduksi diabetes selama tiga hari secara intrapeitoneal. Pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer (Easy Touch GCU). Hasil penelitian menunjukkan pemberian teh kulit salak dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes dan dosis 210 mg/kgBB menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan glukosa darah yaitu sebesar 40,94%, Sehingga dapat dikatakan teh kulit buah salak (Salacca zalacca) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes.","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136071693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Diah Wulandari, Andi Tenri Kawareng, Islamudin Ahmad
{"title":"Analisis Proksimat Cookies dari Tepung Sukun (Artocarpus altilis) dan Tepung Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)","authors":"Putri Diah Wulandari, Andi Tenri Kawareng, Islamudin Ahmad","doi":"10.25026/jsk.v5ise-1.2052","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/jsk.v5ise-1.2052","url":null,"abstract":"Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian diabetes mellitus. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pengaturan makan dengan cara diet tinggi serat. Buah sukun dan buah naga merah merupakan pangan dengan kandungan serat yang tinggi. Cookies berbahan dasar tepung sukun dan tepung buah naga merah berpotensi untuk dijadikan makanan selingan bagi penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi pada cookies berbahan dasar tepung sukun dan tepung buah naga merah. Hasil dari pengujian yang dilakukan, diperoleh kadar air 4,51%, kadar abu total 5%, kadar abu tidak larut asam 0,34%, kadar glukosa 1,52%, kadar lemak 22,65%, kadar protein 11,65%, kadar karbohidrat 56,19%, dan kadar serat 21,5%. Cookies berbahan dasar tepung sukun dan buah naga merah memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat dijadikan alternatif makanan selingan bagi penderita diabetes mellitus.","PeriodicalId":473028,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136071325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}