Tri Wahyuningsih, Qurrata Ayun, Rika Endara Safitri
{"title":"EKSTRAK DAUN JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.) SEBAGAI BAHAN AKTIF PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN ANTISEPTIK","authors":"Tri Wahyuningsih, Qurrata Ayun, Rika Endara Safitri","doi":"10.36526/jc.v3i2.1809","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i2.1809","url":null,"abstract":"Sabun merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting saat ini. Salah satunya adalah sabun yang dapat membunuh bakteri yang lebih dikenal dengan nama sabun antiseptik. Pembuatan sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak daun mete yang mengandung senyawa metanol yang di destilasi menggunakan pelarut etanol dilakukan pada penelitian ini, tujuannya adalah untuk 1) Mempelajari pengaruh lama maserasi daun jambu mete kering terhadap sifat fisik destilat dengan menggunakan variasi lama maserasi selama 1, 2, 3, 4 dan 5 hari, sebagai bahan aktif sabun antiseptik, 2) Mempelajari pengaruh massa maserasi daun jambu mete kering terhadap sifat fisik destilat dengan menggunakan variasi massa maserasi 1, 2, 3, 4 dan 5 g, sebagai bahan aktif sabun antiseptik. Dari data diperoleh hasil yang optimum dari lama maserasi daun jambu mete kering terhadap sifat fisik destilat dengan variasi lama maserasi selama 1, 2, 3, 4 dan 5 hari adalah 4 hari yaitu 0,7932 g/cm3. Dan hasil optimum dari massa maserasi daun jambu mete kering terhadap sifat fisik destilat dengan variasi massa maserasi 1, 2, 3, 4 dan 5 gr adalah 4 gr yaitu 0,7920 g/cm3","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114548203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTERISASI MONOLITH POLY(MATE-CO-VBC-CO-EDMA) DENGAN INVERSE SIZE EXCLUSION CHROMATOGRAPHY (ISEC) PADA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI","authors":"Eko Malis","doi":"10.36526/jc.v3i2.1808","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i2.1808","url":null,"abstract":"Monolith yang dipreparasi masih didominasi oleh macropores, yang diindikasikan dari nilai porositas eksternal kedua kolom yang masih besar. Kolom monolith dengan %T35 mempunyai porositas lebih berimbang dibandingkan kolom dengan %T30, yaitu masing-masing 44,32 : 24,25 % dan 68,02 : 36,421. Akan tetapi kedua monolith masih mempunyai micropores yang relatif besar yaitu %T35 adalah 12,63 dan %C30 sebesar 17,81. Dari hasil uji distribusi pori kedua kolom monolith Poly(MATE-co-VBC-co-EDMA) Proporsi mesopores dan macropores cukup berimbang. Tujuan utama dari pengembangan kolom monolith untuk pemisahan system kromatografi, adalah praktis, minim sampel, cepat ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yang berbeda. Pada aplikasi kolom monolith poly(MATE-co-VBC-co-EDMA) untuk sistem KCKT pemisahkan sampel biomolekul berdasarkan interaksi hidrofobik kromatografi (HIC) dan penukar ion antaranalit dan fasediam monolith","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130087378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI SEBAGAI AGEN PEREDUKSI ION Hg (II) DAN DESINFEKSI BAKTERI E. Coli SECARA FOTOKATALITIK","authors":"Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v3i2.1805","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i2.1805","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini telah dilakukan proses ekstraksi asam oksalat dari sekam padi yang meliputi peleburan dengan NaOH, pengendapan dengan penambahan CaCl2, pengasaman dengan menggunakan H2SO4 dan kristalisasi sehingga terbentuk kristal oksalat. Kristal oksalat yang dihasilkan digunakan untuk mereduksi larutan Hg(II) dengan variasi massa oksalat dan konsentrasi awal Hg(II). Selain itu kristal oksalat juga digunakan untuk mendegradasi bakteri E. Coli di ruang gelap dan dengan penyinaran UV.Dari hasil penelitian didapatkan massa oksalat optimum yang digunakan untuk mereduksi ion Hg(II) sebesar 75 mg dengan efektivitas fotoreduksi 74,77%, sedangkan untuk variasi konsentrasi Hg(II) awal menunjukkan semakin tinggi konsentrasi merkuri maka semakin kecil efektivitas fotoreduksinya. Pada penambahan asam oksalat dengan sinar UV, menunjukkan jumlah bakteri E. Coli yang terdegradasi mencapai 98,9%, sedangkan jika diruang gelap hanya mencapai 80,55 %","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127324568","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OPTIMASI PEMBUATAN EDIBLE COATING DARI WHEY PROTEIN DAN KITOSAN","authors":"Qurrata Ayun","doi":"10.36526/jc.v3i2.1807","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i2.1807","url":null,"abstract":"Edible coating adalah lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Komponen utama penyusun edible coating dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu hidrokoloid, lipid, dan komposit. Hidrokoloid yang dapat digunakan untuk membuat edible coating adalah protein (gelatin, kasein, protein kedelai, protein jagung, dan gluten gandum) dan polisakarida (pati, alginat, pektin, gum arab, dan modifikasi karbohidrat lainnya). Lipida yang dapat digunakan adalah lilin, bees wax, gliserol, dan asam lemak. Protein whey merupakan protein globular dimana kebanyakan gugus hidrofobik dan sulfidrilnya berada di dalam struktur protein. Indonesia yang merupakan negara maritim, dimana wilayahnya sebagian besar berupa perairan. Hasil tangkapan ikan yang didapatkan juga melimpah, dengan adanya hal ini, peneliti melakukan riset bagaimana caranya agar ikan yang disimpan dapat bertahan lama dengan menggunakan pembungkus yang aman yaitu edible coating. Sehingga diharapkan paduan edible coating yang terbuat dari whey protein dan kitosan (menghalangi oksigen masuk dengan baik) kulit udang mampu menjadi pengemas makanan alami yang memiliki kualitas baik yang mampu memperpanjang umur simpan makanan, baik berupa bahan makanan mentah (segar) maupun makanan siap saji. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis FTIR terlebih dahulu, kemudian mencari massa whey protein maksimum, massa kitosan dan gliserin yang optimum. Dari semua perlakuan yang telah dilakukan, diperoleh massa whey protein yang maksimum adalah 6 g, kitosan 0,6 g dan gliserin 3 g","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132885150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN ASAM OKSALAT (H2C2O4) DAN TITANIUM DIOKSIDA (TiO2) PADA PROSES FOTOREDUKSI ION Fe3+","authors":"Siti Nurhalimah, Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v3i1.1422","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1422","url":null,"abstract":"Dalam penelitian ini telah dipelajari pengaruh massa katalis, konsentrasi larutan FeCl3, keberadaan asam oksalat (H2C2O4) dan Titanium Dioksida (TiO2) terhadap efektivitas foto reduksi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengembangan metode foto reduksi yang dikatalis oleh asam oksalat dan titanium dioksida guna pengurangan konsentrasi ion Fe3+. Proses fotoreduksi ion Fe3+ dilakukan dalam suatu reactor tertutup yang dilengkapi lampu UV, yaitu dengan cara menyinari larutan yang terdiri dari larutan FeCl3 dan Kristal asam oksalat atau titanium dioksida, disertai pengadukan selama24 jam. Penentuan konsentrasi ion Fe3+ yang tidak tereduksi dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) tehnik pembangkitan uap dingin atau Cold-Vapor Atomic Absorption Spectrophotometry (CV-AAS). \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan fotokatalis asam oksalat dapat meningkatkan hasil foto reduksi ion Fe3+. Akan tetapi, semakin banyak penggunaan fotokatalis titanium dioksida maka dapat menurunkan hasil fotoreduksi ion Fe3+. Waktu penyinaran 24 jam adalah waktu optimal yang menghasilkan kenaikan fotoreduksi yang besar. Pada tahap konsentrasi larutan dengan massa katalis TiO2 75mg menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan FeCl3, maka semakin besar efektivitas fotoreduksi. Hal ini dikarenakan kenaikan konsentrasi dapat menyebabkan peningkatan kekentalan yang diakibatkan oleh kenaikan populasi spesies ion Fe3+ dalam larutan, sehingga menghalangi tumbukan antara ion Fe3+ dengan elektron, yang mengakibatkan rendahnya fotoreduksi. Didapatkan konsentrasi larutan FeCl3 yang optimal yaitu pada 10 ppm dan FeCl3 tereduksi sebesar 96,05%. Akan tetapi pada tahap konsentrasi larutan dengan massa katalis Asam Oksalat (H2C2O4) 10 mg menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan FeCl3 maka efektivitas fotoreduksi semakin rendah. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi larutan FeCl3 maka elektron yang dihasilkan akan semakin tinggi yang mengakibatkan efektivitas fotoreduksi semakin rendah. Didapatkan konsentrasi larutan FeCl3 yang optimal yaitu pada 5 ppm dan FeCl3 tereduksi sebesar 89 %.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121109796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH JENIS PELARUT DALAM EKSTRAKSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP DAYA MORTALITAS LARVA (Aedes aegypti)","authors":"T. Larasati, Ratna Mustika Yassi, Eko Malis","doi":"10.36526/jc.v3i1.1433","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1433","url":null,"abstract":"Aedes aegypti termasuk vektor dari penyakit serius seperti malaria, , demam dengue, demam berdarah dengue, filariasis, dan arbovirus yang menyebabkan masalah cukup besar. Tindakan pencegahan dari timbulnya penyakit ini salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh nyamuk dewasa dengan larvasida sintetis. Ddun kelor merupakan salah satu tanaman yang memiliki fungsi larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa alami daun kelor(Moringa oleifera) pada mortalitas larva Aedes aegypti dan mengetahui pelarut yang optimum terhadap ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera ) pada mortalitas larva Aedes aegypti. \u0000Ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan mengambil kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera), dengan menggunakan pelarut etanol, metanol, etil asetat, n-heksan, dan aquadest. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji kuantitatif menggunakan Spektroskopi UV-Vis pada kandungan esktrak daun kelor. \u0000Ekstrak yang paling banyak terfiltrat/ ekstraksi sebanyak 190 ml perolehan ekstraksi etanol dan metanol, sedangkan pada etil asetat dan n-heksan 165 ml lalu pada aquades 145 ml.Pada uji kualitatif fitokimia alur pengujian dilakukan mulai dari uji flavonoid dengan penambahan NaOH 10% dan membentuk jingga. pada uji alkaloid menggunakan preaksi Mayer terjadi endapan putih-bening dan pada Dragondorf hingga timbul warna jingga terang. Uji tanin menggunakan FeCl3 1% dengan hasil positif terdeteksi warna biru gelap-hitam, semua ekstrak menunjukkan hasil yang positif dalam uji ini.Data UV-VIS memberikan signal pada flavonoid terbanyak diperoleh oleh etil asetat 5,6% dan pada metanol 3,4%. Kadar tanin pada aquadest sebagai blanko sebesar 1,34%, dan terbesar pada bagian etanol mencapai 1,06%. Pemakaian ekstraksi dalam pengamatan mortalitas hidup larva memberikan hasil positif terbanyak pada ekstrak etanol, metanol, dan aquadest dengan data kematian sebesar masing- masing 6-8 ekor sedangkan pada etil asetat dan n- heksan masing-masing 1 ekor setiap counter larva. Pengamatan cukup baik dilakukan dengan efek kematian larva terhadap ekstrak","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116014761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Pasir Laut Teraktivasi Asam Sebagai Agen adsorbsi Logam Cr (IV) pada limbah pengolahan kulit","authors":"Shinta Apriliawati, Eko Malis, Dewi Sartika","doi":"10.36526/jc.v3i1.1413","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1413","url":null,"abstract":"Kromium (Cr) merupakan salah satu logam berat yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu metode pemisahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah metode adsorpsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pasir laut yang teraktivasi asam sulfat dapat digunakan sebagai adsorben anion logam Cr(total) yang terdapat dalam limbah pabrik kulit. Variasi penelitian ini meliputi penentuan pH optimum, konsentrasi optimum, penentuan waktu optimum, serta penentuan persen adsorpsi pasir laut teraktivasi H2SO4 untuk menurunkan kadar ion logam Cr (total) pada limbah pabrik kulit dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Variasi pH dilakukan pada pH 3, 5, 7, dan 9. Variasi konsentrasi dilakukan pada 100, 150, 200, 250 ppm. Variasi waktu dilakukan pada 30, 60, 90, dan 120 menit. Kapasitas adsorpsi semakin meningkat seiring peningkatan pH akan menyebabkan terlepasnya ion-ion (karbonat) ke dalam larutan. Semakin lama waktu kontak memungkinkan terjadinya peningkatan penyerapan ion logam. Interaksi yang terlalu lama dapat menurunkan tingkat penyerapan. Hal ini disebabkan semakin lama waktu kontak dapat mengakibatkan desorpsi, yaitu lepasnya ion logam Cr(total) yang sudah terikat pada gugus aktif adsorben. Adsorben paling optimum adalah pasir hitam teraktivasi H2SO4 2M. Sebanyak 6,5 gram pasir hitam teraktivasi H2SO4 2M digunakan untuk menyerap limbah dengan konsentrasi 1,86 mg/L. Kapasitas adsorpsi yang diperoleh 0,33 mg/L dengan presentase dalam menyerap ion logam Cr (total) sebesar 82,2 %.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115834047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Biomasa Kangkung Air (Ipomoea Aquatica Forsk) untuk Adsorpsi Pewarna Tekstil","authors":"Elyz Zaqiyatul, Eko Malis, Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v3i1.1412","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1412","url":null,"abstract":"Zat warna yang digunakan pada umumnya beragam jenis dan golongannya tergantung dari jenis seratnya. Namun beberapa zat warna tekstil mengandung polutan berupa logam berat dan atau “intermediate dye” yang berbahaya. Logam berat tersebut antara lain adalah tembaga, nikel, krom, merkuri dan kobalt. Salah satu alternatif penanganan limbah adalah penggunaan adsorben sebagai pengikat atau pengadsorp bahan buangan berbahaya yaitu logam dan molekul organik yang tidak mudah terdegradasi. \u0000Peroses adsorben zat pewarna tekstil meliputi preparasi biomassa batang kangkung air, pembuatan induk pewarna tekstil, preparasi sampel larutan induk pewarna tekstil lila(wantex), penentuan panjang gelombang maksimum pewarna tekstil lila, pembuatan kurva standar untuk spektroskopi UV-VIS, dan penentuan pengaruh adsorpsi larutan pewarna tekstil lila terhadap biomasa kangkong air. \u0000Panjang gelombang maksimum untuk larutan standar pewarna tekstil lila 100 ppm menggunakan Spektofotometer UV-VIS yaitu 536 nm, Untuk mendapatkan panjang gelombang yang lebih optimum di lakukan scanning lagi dengan interfal 2 dan di dapat panjang gelombang maksimum 536 nm, larutan standar berasal dari larutan induk pewarna tekstil lila 100 ppm diencerkan menjadi 50 mL dengan konsentrasi yaitu 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 ppm. Semakin besar luas permukaan adsorben semakin besar pula kapasitas suatu adsorben dalam mengadsorpsi suatu adsorbat.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128646226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"APLIKASI FOTOKATALIS TIO2-RESIN PADA FOTOREDUKSI ION CU2+","authors":"Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v3i1.1424","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1424","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini telah dilakukan proses fotoreduksi yang dilakukan dengan sistem batch, dan dalam tahap ini juga dipelajari pengaruh massa fotokatalis TiO2-Resin, Pengaruh penyinaran, dan Pengaruh Ion CN terhadap fotoreduksi Ion Cu2+. Kenaikan massa fotokatalis (5–20 mg) memberikan efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) yang semakin besar, namun untuk massa yang lebih tinggi lagi (30-40 mg) dapat menurunkan efektivitas. Penggunaan fotokatalis TiO2-Resin memberikan hasil fotoreduksi ion Cu(II) yang lebih tinggi (77,6%) dibandingkan dengan tanpa menggunakan fotokatalis (38,98%). Penyinaran memberikan pengaruh yang signifikan pada fotoreduksi ion Cu(II) dibandingkan tanpa penyinaran. Sedangkan adanya ion CN akan menghambat proses fotoreduksi ion Cu(II).","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133009066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS BORAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMPARATOR WARNA DARI KULIT BUAH NAGA MERAH","authors":"Anindia Ajeng Nastiti, Qurrata Aýun, Eko Malis","doi":"10.36526/jc.v2i2.1197","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i2.1197","url":null,"abstract":"Banyuwangi merupakan pemasok buah naga terbesar di pulau jawa yaitu dengan mencapai 12.936 ton pada tahun 2013 (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2013), dari jumlah sebanyak itu dapat di akumulasi total kulit buah sebanyak 2.008 – 2.343 ton dan yang sayangnya hanya dibuang sebagai sampah. Sehingga penelitian ini memanfaatkan kulit buah naga merah yang mempunyai zat warna merah (Antosianin) sebagai indikator alami borak pada makanan siap saji. \u0000Kandungan antosianin yang tinggi pada kulit buah naga merah menjadikan pilihan sebagai indikator alami. Dengan perlakuan ekstraksi kulit buah naga merah menggunakan pelarut asam sitrat 0.4 M, waktu Maserasi 2 jam dan pada suhu 20oC menghasilkan kadar total antosianin antosianin sebanyak 12.747 ppm. Dimana hasil tersebut di peroleh menggunakan metode pH defferensi dengan menggunakan perbedaan pH, yaitu pH 1 dan pH 4.5. Pada pH 1 antosianin akan berbentuk senyawa oxonium, sedangkan pada pH 4,5 antosianin akan berbentuk karbinol yang tak berwarna. Hasil analisis sampel sosis dan cilok yang beredar di kota Banyuwangi, menunjukkan bahwa sosis yang beredar dibeberapa toko di kota Banyuwangi tidak mengandung adanya borak namun hasil analisis pada cilok yang beredar di beberapa titik jalan kota Banyuwangi mengandung adanya borak. Analisis sebelumnya dibandingkan dengan validasi yang dilakukan di dinaskelautan danPerternakan","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125901142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}