Indah Sri Ayu Wulandari, Rika Endara safitri, Reni Evi Eka Susanti
{"title":"PEMANFAATAN PEWARNA BRAZILIN DARI EKSTRAK KAYU SECANG (CAESALPINIA SAPPAN LINN) UNTUK PEMBUATAN HAND BODY","authors":"Indah Sri Ayu Wulandari, Rika Endara safitri, Reni Evi Eka Susanti","doi":"10.36526/jc.v2i2.1101","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i2.1101","url":null,"abstract":"Batang kayu secang (Caesalpinia Sappan Linn) berbentuk bulat, berwarna orange kemerahan memberikan warna merah bila serutan kayunya direbus. Kandungan kimia pada kayu secang yaitu brazilin.Warna merah ekstrak kayu secang digunakan untuk pewarna hand body (lotion). Zat warna dalam kayu secang diekstraksi dengan pelarut aquadest, kemudian diuji stabilitas zat warna brazilin pada kayu secang dengan pengaruh pH, H2O2, ZnCl2, dan lama penyimpanan yang diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV Vis, ekstrak kayu secang dengan pelarut aquadest dan hand body (lotion) dari ekstrak kayu secang di analisis mengunakan FTIR. Pembuatan hand body (lotion) dengan variasi minyak zaitun, VCO, dan kelapa dorang, variasi volume minyak kelapa dorang, variasi volume ekstrak kayu secang, dan diuji sifat fisik hand body (lotion) yaitu dengan uji pH dan total mikrobia dengan metode cawan hitung (plate count) agar sebar (SNI 2332.9: 2015). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formulasi hand body / lotion ekstrak kayu secang yang memenuhi syarat SNI 2332.9: 2015. Hasil pengamatan hand body (lotion) tersebut memiliki nilai pH sebesar 6, nilai ini masuk dalam standart yang disyaratkan oleh SNI. Nilai pH produk pelembab kulit (yang diacu berdasarkan SNI 2332.9: 2015 disyaratkan berkisar antara 4,5-8,0. Hasil pengujian metode cawan hitung (plate count) agar sebar, hasil hand body / losion ekstrak kayu secang menunjukkan hasil total mikroba < 10 koloni/gram dengan artian hasil hand body / losion dari ekstrak kayu secang menunjukkan kualitas dan status baik atau higienis karena masih memenuhi syarat kualitas cemaran mikrobia pada kosmetik berdasarkan SNI 2332.9: 2015 yaitu 1 x 103koloni/gram","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122604826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSTRAKSI ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI UNTUK AGEN PEREDUKSI ION CR(VI)","authors":"Putri Dyah Ayu Pitaloka, Rosyid Ridho, Rika Endara safitri","doi":"10.36526/jc.v2i2.1102","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i2.1102","url":null,"abstract":"Pengaruh katalis asam oksalat dari sekam padi terhadap efektivitas fotoreduksi ion Cr(VI) telah diteliti. Proses fotoreduksi ion Cr(VI) dilakukan dalam suatu sistem reaktor tertutup (sistem batch) yang dilengkapi dengan lampu UV. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh konsentrasi NaOH dan CaCl2 pada sintesis asam oksalat dari sekam padi dan pengaruh massa asam oksalat dan sinar UV terhadap efektivitas fotoreduksi ion Cr(VI). \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan CaCl2 mempengaruhi hasil dari massa asam oksalat, untuk konsentrasi NaOH hasil massa optimum sebesar 0,7686 g dengan konsentrasi NaOH sebesar 2,5 M dan untuk konsentrasi CaCl2 hasil massa optimum sebesar 0,7905 g dengan konsentrasi CaCl2 sebesar 1 M. Pengaruh massa asam oksalat dapat meningkatkan hasil fotoreduksi ion Cr(VI) yaitu massa optimum 30 mg hasil fotoreduksi sebesar 97,74 %. Sedangkan untuk efektivitas fotoreduksi ion Cr(VI) lebih bagus menggunakan sinar UV pada proses fotoreduksinya dengan hasil sebesar 97,74 % dibandingkan tanpa menggunakan sinar UV dengan hasil 66,84%","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132828809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH MASSA ARANG AKTIF KULIT DURIAN TERHADAP PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK JELANTAH DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT POLIAMIDA-ARANG KULIT DURIAN","authors":"Ria Sheftiana Rusli Hayaati, Rika Endara safitri, Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v2i2.1098","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i2.1098","url":null,"abstract":"Limbah minyak jelantah dapat menimbulkan berbagai masalah seperti pencemaran lingkungan dan munculnya berbagai penyakit apabila di konsumsi, namun hal tersebut dapat dicegah dengan cara pemurnian kembali minyak jelantah dengan cara adsorbsi. Limbah kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif dalam pemurnian minyak jelantah dengan metode membran komposit poliamida- arang kulit durian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh membran komposit poliamida-arang kulit durian terhadap karakteristik fisik minyakminyak. \u0000Proses pemurnian minyak jelantah meliputi pembuatan arang aktif dari kulit durian, optimasi variasi pelarut dan variasi massa arang kulit durian dengan melihat karakteristik fisik membran melalui uji densitas dan uji swelling, aplikasi pengolahan minyak jelantah, karakteristik minyak jelantah dengan uji kadar air, asam lemak bebas dan peroksida. \u0000Nilai densitas dan derajat swelling terbaik pada variasi perbandingan pelarut 10:2 ml. Sedangkan pada optimasi massa arang nilai densitas dan swelling terbaik pada variasi massa arang 1.5 gr. Membran komposit poliamida arang kulit durian dapat mengurangi kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada minyak jelantah tetapi kadar air meningkat dengan bertambahnya massa arang","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130363754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penambahan Pektin Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Linn)Pada Pembuatan Edible Film Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mekanik Di Fillet Ikan","authors":"Tusniyawati Tusniyawati, Rosyid Ridho, Qurrata Aýun","doi":"10.36526/jc.v2i1.925","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i1.925","url":null,"abstract":"Edible film merupakan lapisan tipis yang dapat diletakkan di atas permukaan produk makanan untuk penghalang bagi CO2 dan O2dan sebagai salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan makanan. Edible film dapat disintesis dari bahan diopolimer pektin. Pektin diperoleh dari ekstraksi kulit pisang kepok (Musa paradisiacal linn) dan penambahan larutan etanol 96% dalam filtrat ekstraksi. Massa tetap yang digunkan dalam penelitian ini adalah berat kulit pisang kepok 6 g, pelarut asam klorida (HCl) sebanyak 0,05 M dengan pengenceran 200 mL aquades dan variasi suhu dalam proses ekstraksi yaitu (700C, 750C, 800C, 850C, dan 900C). Penambahan platicizer dan variasi konsentrasi gliserin dilakukan untuk memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik film pektin kulit pisang kepok. Sehingga memahami karakter polipropilen. Hasil ekstraksi yang digunakan untuk pembuatan edible film pada suhu 850C yaitu 25,21% . Karakteristik sifat fisik dan mekanik edible film pektin kulit pisang kepok menunjukkan bahwa penambahan konsentarasi gliserin berpengaruh terhadap nilai ketebalan tertinggi yaitu 70,56 mm dengan konsentrasi gliserin 12 g, nilai kelarutan yang konstan terlihat pada gliserin 3 g dan 6 g yaitu 0,6% dengan waktu (2:07 dan 2:25), nilai susut bobot tertinggi 19,31% pada konsentrasi gliserin 6 g, kadar air diperoleh nilai terendah 120 % konsentrasi gliserin 9 g. Hasil gugus fungsional FT-IR menunjukkan bahwa ekstraksi yang dihasilkan adalah pektin dan uji SEM menunjukkan perbandingan permukaan film dengan konsentrasi 6 g dan 12 g tidak rata karena proses pembuatan yang tidak homogen.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133067996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Imobilisasi Fotokatalis Komposit Tio2- Kitosan Sebagai Pendegradasi Zat Warna Remazol Yellow Fg","authors":"Siti Latifah, Rosyid Ridho, Ibnatul Fajril Baiti","doi":"10.36526/jc.v2i1.923","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i1.923","url":null,"abstract":"Telah dilakukan pembuatan TiO2-kitosan untuk fotokatalis dan pengujian aktivitas katalitiknya dalam proses fotodegradasi zat warna Remazol Yellow F.G. Penelitian ini bertujuan untuk membuat komposit TiO2-Kitosan, menentukan kondisi optimum, yaitu massa TiO2-kitosan, waktu optimum dan Konsentrasi Remazol Yellow FG. Metode penelitian dimulai dengan re-deasetilasi kitosan serta penentuan derajat deasetilasinya. Tahap kedua adalah pembuatan komposit TiO2-Kitosan. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan mencampurkan 20 gr Kitosan dengan 2 gr TiO2 ditambah 50 ml etanol sambil diaduk selama 5 jam. Kemudin disaring dengan kertas saring whatman, endapannya dikeringkan dan dikalsinasi pada sushu 2000C selama 10 menit. Pada penelitian ini Komposit TiO2-kitosan yang terbentuk lalu di karakterisasi menggunakan FTIR (Fourrier Transform Infra Red) untuk mengetahui gugus fungsinya. Hasil dari FTIR menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2- Kitosan telah terbentuk yaitu muncul serapan O-Ti-O pada serapan sekitar 712cm-1.Sedangkan uji adsorpsi-fotokatalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Uji kemampuan TiO2-Kitosan dalam proses adsorpsi-fotokatalisis, dilakukan dengan mendekolorisasi larutan zat warna Remazol Yellow FG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa TiO2-Kitosan yang optimum yaitu 25 mg, waktu kontak selama 5 jam dan dan konsentrasi Remazol Yellow FG 5 ppm . Pada kondisi optimum tersebut, komposit TiO2- Kitosan mampu mendekolorisasi zat warna Remazol Yellow F.G sebesar 92,98 %, hasil tersebut lebih tinggi daripada adsorben kitosan.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"283 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127493232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSTRAKSI SENYAWA TANIN DARI MANGROVE (Brugueria gymnorrhiza) MENGGUNAKAN PELARUT AQUADES DAN ETANOL SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN PENGUAT SERAT KAIN","authors":"Tika Meliyati Putri, Eko Malis, Rosyid Ridho","doi":"10.36526/jc.v2i1.922","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i1.922","url":null,"abstract":"Tanin merupakan senyawa kompleks biasanya campuran polifenol tidak mengkristal (tannin extracts). Penelitian ini pengambilan ektrak tanin dengan metode ektraksi soklet selama 3 jam dengan pelarut aquades dan pencampuran aquades- etanol dengan pernabdingan 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4 dengan suhu pelarut aquades 70oC dan pencampuran aquades-etanol 80oC. Pewarnaan ditambahkan NaCl dan proses mordanting dengan menggunakan Al2(SO4)3. Ikatan yang terbentuk hanya merupakan ikatan hidrogen, tetapi zat fiksator (Al2(SO4)3, CaO, dan CaCO3 dapat mengunci dan melapisi tanin agar tidak mudah keluar dari dalam serat. Hal ini dapat dilihat dari nilai uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada yang memperoleh nilai rata-rata antara 4-5 CD dan nilai rata-rata RGB bahwa nilai paling baik adalah hasil ekstrak dengan pelarut aquades-etanol perbandingan 1:3 dengan nilai rata-rata fiksasi CaO 0 CD dan CaCO3 6,6 CD. Hasil identifikasi terhadap isolat menggunakan spektrofotometer FTIR didapat spektrum yang spesifik untuk senyawa tanin yaitu pada bilangan gelombang 3424,96 cm-1; 2923,56 cm-1; 1635,34 cm-1; 1130,08 cm-1, 759,816 cm-1. Kekuatan serat yang baik adalah kain yang mendapatkan treatment CaO dan CaCO3 dengan nilai 3 Kg dibanding dengan sampel kain yang mendapatkan treatment Al2(SO4)3 dengan nilai 2,5 Kg.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132605241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Edible Coating Dari Whey Protein Dan Kitosan Sebagai Bahan Pengemas Organik Pada BuahRanti (Solanum Nigrum L.)","authors":"L. Fitriani, Rosyid Ridho, Qurrata Aýun","doi":"10.36526/jc.v2i1.921","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v2i1.921","url":null,"abstract":"Penelitian tentang efektivitas edible coating dari whey protein dan kitosan sebagai pengemas organik pada buah ranti (Solanum ningrum L.)telah dilakukan. Edible coating merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Kajian yang dilakukan meliputi karakterisasi kitosan melalui analisis FTIR, pembuatan formulasi paduan edible coating melalui beberapa variasi dari bahan yang digunakan, dan uji efektivitas edible coating melalui beberapa analisis. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu karakterisasi kitosan berdasarkan analisis FTIR (Fourier Transform InfraRed) ; melakukan pembuatan formulasi edible coating melalui beberapa variasi yakni variasi massa whey protein dan variasi massa kitosan serta variasi massa gliserin. Setelah menemukan formulasi yang tepat antara whey protein dan kitosan serta gliserin, maka dilakukan uji efektivitas edible coating yang diaplikasikan pada buah ranti (Solanum ningrum L.) melalui analisis kadar susut bobot, kadar air, kadar totalasam tertitrasi, dan kadar vitamin C.Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi variasi edible coating yakni pada massa 6 g whey protein, 0,6 g kitosan, dan 3 g gliserin. Serta larutan edible coating dapat mempertahankan nilai kadar air, susut bobot, vitamin C, dan total asam pada buah ranti (Solanum ningrum L.) lebih baik dibandingkan dengan buah ranti (Solanum ningrum L.) yang tidak diberi larutan edible coating (kontrol).","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133293250","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Massa Titanium Dioksida (TiO2) Terhadap Pengemban Membran Nata De Soya Pada Proses Fotodegradasi Pewarna Tekstil","authors":"Ahmad Sukron, R. Safitri, Eko Malis","doi":"10.36526/jc.v1i2.804","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v1i2.804","url":null,"abstract":"Titanium Dioksida (TiO2) dikenal sebagai fotokatalis yang banyak digunakan untukmenguraikan masalah lingkungan seperti pencemaran limbah industri yang mengandung zatwarna, fenol, dan sejenisnya karena TiO2 memiliki kerakteristik yang aktif dan stabil terhadapproses biologi dan kimia. Metode penanganan limbah zat warna untuk memenuhi baku mutupencemaran yang relatif murah dan mudah diterapkan adalah metode fotodegradasimenggunakan fotokatalis titanium dioksida (TiO2). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :karakteristik celulosat asetat yang terbuat dari nata de soya, pengaruh perbandingankonsentrasi TiO2 dengan Nata de Soya terhadap karakteristik fisik (densitas dan swelling),kemampuan TiO2 dengan Nata de Soya pada pengolahan limbah pewarna textile secarafotokatalis terhadap kualitas air limbah. Penelitian ini menggunakan metode fotodegradasi,pengumpulan data dilakukan dengan metode kuantitatif. Hasil optimal massa TitaniumDioksida dengan variasi massa (0;0,02, 0,04;0,06 0,08;0,1, gram). Larutan diaduk selama 30menit. pengadukan larutan dituangkan dalam gelas beaker 250 ml dan didiamkan pada suhuruang waktu 12 jam supaya pelarut menguap dan membran dalam kondisi kering. massa ygdihasilkan dan diukur ketebalan membran pada 5 titik menggunakan mikroskop cahayadengan lensa pembesaran 5x dengan ukuran 1-1,5 cm x 1-1,5 cm dan ditimbang massapotongan membran. Fotokatalis Titanium Dioksida - Membran Nata de Soya. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa variasi waktu pengadukan 3 jam, 6 jam dan 9 jam diperoleh waktuoptimum 9 jam dengan absorbansi 2.958 dikarenakan pada saat pengadukan terjadi perubahankonstruksi yang ditandai mengkerutnya membran tetapi perubahan tersebut dilihat dengankasat mata.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126207203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sintesis Dan Karakterisasi Titanium Dioksida (Tio2) Plat Kaca Serta Aplikasi Pada Proses Fotodegradasi Metilena Biru","authors":"Nita Anggreani, Rosyid Ridho, R. Safitri","doi":"10.36526/jc.v1i2.801","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v1i2.801","url":null,"abstract":"Telah dilakukan pembuatan TiO2 Plat Kaca untuk fotokatalis yang digunakan dalam prosesfotodegradasi zat warna metilena biru. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan teknologifotoadsorp dengan skala besar untuk proses penanganan limbah dalam jumlah besar.Teknologi fotoadsorp adalah modifikasi alat sederhana dengan menambahkan lampu UVsebanyak 8 unit untuk proses penyinaran dan dilakukan pengadukkan yang dimana padapengaduknya dipasang TiO2 Plat Kaca. Pembuatan TiO2 Plat Kaca dilakukan denganmelapisi TiO2 yang mengandung etanol pada plat kaca. Pelapisan dilakukan dengan variasiTiO2 Plat Kaca 2, 4, 6, 8, dan 10x. Kemudian struktur kristal TiO2 Plat Kaca dianalisismenggunakan difraktometer sinar-X (XRD) dan didapatkan hasil terbaik pada pelapisan8x. Pengujian keefektifitasan TiO2 Plat Kaca dilakukan dengan menentukan waktupenyinaran (1, 2, 3, 4, 5 dan 6 jam) dan banyak lampu (2, 4, 6 dan 8 unit) maksimum yangdiaplikasikan pada zat warna metilena biru 5 ppm dan didapatkan hasil maxmimum padawaktu penyinaran 6 jam dan banyak lampu 8 unit. Setelah ditentukan waktu penyinarandan banyak lampu optimum, kemudian dilakukan variasi pelapisan optimum. Larutansampel diuji menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang 663 nm.Kemudian didapatkan variasi pelapisan maximum sebesar 10 kali pelapisan.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130011087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penambahan Kulit Kopi Kering Terhadap Penurunan Kadar Kafein Pada Kopi Lanang (Peaberry Coffee)","authors":"Ana Nur Imama, Rosyid Ridho, R. Safitri","doi":"10.36526/jc.v1i2.802","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/jc.v1i2.802","url":null,"abstract":"Kopi merupakan minuman yang banyak digemari masyarakat luas, kopi mengandungkafein yang bisa membuat orang kecanduaan. Kafein dapat diturunkan dengan caramenambahkan kulit biji kopi terhadap kopi bubuk. Kulit kopi dapat menurunkan kadar kafeinkarena mengandung senyawa antioksidan. Analisyis kadar kafein pada kopi dengan variasimassa penambahan kulit biji kopi yaitu (5,10,15,20,25%) terhadap 25 gram dan dilarutkan pada100 mL Akuades dan 2 gram Natrium Karbonat (Na2CO3) untuk mengikat zat tanin yangterlarut, ektrak dengan klorofom karena kafein mudah larut dalam kolorofom, titrasi dengannatrium thiosulfat hingga terjadi perubahan warna. Hasil penamambahan massa paling optimumadalah pada 25% yaitu dengan kadar kafein 0,0042. Analisis Penambahan 25% massa kulit kopiterhadap 25 gram kopi dengan variasi suhu seduh pelarut yaitu (60,70,80,90,100 0C). hasil dariperlakuan variasi suhu seduh yang paling optimum adalah pada suhu 90-96 0C karena suhu airpaling baik dalam membuat kopi, dari suhu optimum kadar kafein adalah 0,0044. pH yangterkandung dalam 25% penambahan kulit kopi terhadap 25 gram kopi lanang adalah 5,5 yangartinya kopi layak dikonsumsi dan dari 10 panelis menyukai kopi ini karna rasanya sama dengankopi tanpa penambahan kulit kopi tersebut. Pada Penelitian ini menggunakan metode titrasiektraksi klorofoms.","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127600423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}