{"title":"PENGARUH JENIS PELARUT DALAM EKSTRAKSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP DAYA MORTALITAS LARVA (Aedes aegypti)","authors":"T. Larasati, Ratna Mustika Yassi, Eko Malis","doi":"10.36526/jc.v3i1.1433","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Aedes aegypti termasuk vektor dari penyakit serius seperti malaria, , demam dengue, demam berdarah dengue, filariasis, dan arbovirus yang menyebabkan masalah cukup besar. Tindakan pencegahan dari timbulnya penyakit ini salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh nyamuk dewasa dengan larvasida sintetis. Ddun kelor merupakan salah satu tanaman yang memiliki fungsi larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa alami daun kelor(Moringa oleifera) pada mortalitas larva Aedes aegypti dan mengetahui pelarut yang optimum terhadap ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera ) pada mortalitas larva Aedes aegypti. \nEkstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan mengambil kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera), dengan menggunakan pelarut etanol, metanol, etil asetat, n-heksan, dan aquadest. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji kuantitatif menggunakan Spektroskopi UV-Vis pada kandungan esktrak daun kelor. \nEkstrak yang paling banyak terfiltrat/ ekstraksi sebanyak 190 ml perolehan ekstraksi etanol dan metanol, sedangkan pada etil asetat dan n-heksan 165 ml lalu pada aquades 145 ml.Pada uji kualitatif fitokimia alur pengujian dilakukan mulai dari uji flavonoid dengan penambahan NaOH 10% dan membentuk jingga. pada uji alkaloid menggunakan preaksi Mayer terjadi endapan putih-bening dan pada Dragondorf hingga timbul warna jingga terang. Uji tanin menggunakan FeCl3 1% dengan hasil positif terdeteksi warna biru gelap-hitam, semua ekstrak menunjukkan hasil yang positif dalam uji ini.Data UV-VIS memberikan signal pada flavonoid terbanyak diperoleh oleh etil asetat 5,6% dan pada metanol 3,4%. Kadar tanin pada aquadest sebagai blanko sebesar 1,34%, dan terbesar pada bagian etanol mencapai 1,06%. Pemakaian ekstraksi dalam pengamatan mortalitas hidup larva memberikan hasil positif terbanyak pada ekstrak etanol, metanol, dan aquadest dengan data kematian sebesar masing- masing 6-8 ekor sedangkan pada etil asetat dan n- heksan masing-masing 1 ekor setiap counter larva. Pengamatan cukup baik dilakukan dengan efek kematian larva terhadap ekstrak","PeriodicalId":425638,"journal":{"name":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36526/jc.v3i1.1433","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Aedes aegypti termasuk vektor dari penyakit serius seperti malaria, , demam dengue, demam berdarah dengue, filariasis, dan arbovirus yang menyebabkan masalah cukup besar. Tindakan pencegahan dari timbulnya penyakit ini salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh nyamuk dewasa dengan larvasida sintetis. Ddun kelor merupakan salah satu tanaman yang memiliki fungsi larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa alami daun kelor(Moringa oleifera) pada mortalitas larva Aedes aegypti dan mengetahui pelarut yang optimum terhadap ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera ) pada mortalitas larva Aedes aegypti.
Ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan mengambil kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera), dengan menggunakan pelarut etanol, metanol, etil asetat, n-heksan, dan aquadest. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji kuantitatif menggunakan Spektroskopi UV-Vis pada kandungan esktrak daun kelor.
Ekstrak yang paling banyak terfiltrat/ ekstraksi sebanyak 190 ml perolehan ekstraksi etanol dan metanol, sedangkan pada etil asetat dan n-heksan 165 ml lalu pada aquades 145 ml.Pada uji kualitatif fitokimia alur pengujian dilakukan mulai dari uji flavonoid dengan penambahan NaOH 10% dan membentuk jingga. pada uji alkaloid menggunakan preaksi Mayer terjadi endapan putih-bening dan pada Dragondorf hingga timbul warna jingga terang. Uji tanin menggunakan FeCl3 1% dengan hasil positif terdeteksi warna biru gelap-hitam, semua ekstrak menunjukkan hasil yang positif dalam uji ini.Data UV-VIS memberikan signal pada flavonoid terbanyak diperoleh oleh etil asetat 5,6% dan pada metanol 3,4%. Kadar tanin pada aquadest sebagai blanko sebesar 1,34%, dan terbesar pada bagian etanol mencapai 1,06%. Pemakaian ekstraksi dalam pengamatan mortalitas hidup larva memberikan hasil positif terbanyak pada ekstrak etanol, metanol, dan aquadest dengan data kematian sebesar masing- masing 6-8 ekor sedangkan pada etil asetat dan n- heksan masing-masing 1 ekor setiap counter larva. Pengamatan cukup baik dilakukan dengan efek kematian larva terhadap ekstrak