Buletin KeslingmasPub Date : 2022-06-30DOI: 10.31983/keslingmas.v41i2.8691
Nesi Nurlaela, Hari Rudijanto, Yulianto Yulianto
{"title":"FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI UPTD PUSKESMAS BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2022","authors":"Nesi Nurlaela, Hari Rudijanto, Yulianto Yulianto","doi":"10.31983/keslingmas.v41i2.8691","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i2.8691","url":null,"abstract":"Latar Belakang Uji pendahuluan yang dilakukan penulis menunjukkan diruangan pendaftaran dan ruang tunggu UPTD Puskesmas Bojongsari tidak memenuhi syarat (ruang pendaftaran = 870 CFU/m 3 ; ruang tunggu = 300 CFU/m 3 ). Tujuan penelitian Menganalisis faktor yang berhubungan dengan angka kuman udara di UPTD Puskesmas Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun 2022. Metode yang digunakan observasional dengan pendekatan cross sectional . Populasi ruangan UPTD Puskesmas Bojongsari Sampel 9 ruangan. Variabel bebas adalah suhu, kelembapan, pencahayaan, kepadatan hunian, dan partikel debu.Variabel penentu adalah angka kuman udara dan variabel pengganggu adalah kecepatan angin, arah angin, luas ventilasi dan sanitasi ruangan. Analisis data menggunakan uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan rata – rata suhu (28,64°C), kelembapan (78,00%), pencahayaan (70,06 Lux), kepadatan hunian (12,87m 2 /TT), partikel debu (30,78µg/m 3 ), angka kuman udara (317,00 CFU/m 3 ), kecepatan angin tidak terdeteksi alat, arah angin (100,22°), sanitasi ruangan (90,00%), luas ventilasi (13,36%). Faktor yang berhubungan yaitu suhu (p=0,113; r=0,565; R 2 = 0,319; Y=- 6612,732 + 242,553X), kelembapan (p=0,603; r= 0,202; R 2 = 0,041;Y=2806.500 + (-31.917), pencahayaan (p=0,334; r= 0,365; R 2 = 0,133; Y=(-1781,128) + 16316.667, partikel debu (p=0,110; r= 0,569 ; R 2 = 0,324 ; Y=(-1781,128) + 68,170,kepadatan hunian (p=0,125; r= 0,550; R 2 = 0,302; Y=669,369 + (-27,455) .Simpulan Semua Faktor dalam variabel bebas ada hubungan yang tidak signifikan dengan angka kuman (nilai p 0,05) Saran Pembersihan sebelum dan setelah pelayanan dilakukan, ruang perawatan pasien dilakukan sterilisasi dan desinfeksi ruangan.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116936024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-06-30DOI: 10.31983/keslingmas.v41i2.8648
Juliet Margareta, Arif Widyanto, N. Utomo
{"title":"Pengaruh Variasi Warna Dan Umpan Pada Fly Trap Terhadap Jumlah Lalat Yang Tertangkap Di Pasar Karangsembung Kabupaten Cirebon Tahun 2022","authors":"Juliet Margareta, Arif Widyanto, N. Utomo","doi":"10.31983/keslingmas.v41i2.8648","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i2.8648","url":null,"abstract":"Fly trap merupakan salah satu metode pengendalian lalat secara fisik-mekanik. Lalat menyukai makanan yang sedang mengalami proses fermentasi dan protein yang terkandung dalam makanan. Bahan kimia alternatif lain untuk pengendalian lalat dapat memanfaatkan sifat fototropik lalat yang peka terhadap suatu warna, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh variasi warna dan umpan terhadap jumlah lalat yang tertangkap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi warna dan umpan pada fly trap terhadap jumlah lalat yang terperangkap. Penelitian yang digunakan adalah True Experiment dengan rancangan faktorial 3x3 dengan 2 faktor yaitu faktor warna dan umpan. Alat yang digunakan merupakan fly trap kayu berubentuk kubus dengan ukuran 30cmx30cm dengan penambahan variasi warna (kuning, putih dan hijau) serta umpan (udang, limbah ikan dan jeroan ayam). Data dianalisis menggunakan analisis statistik Anova Faktorial dengan Uji Lanjutan LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variasi warna dan umpan pada fly trap memiliki nilai p=0,028 α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh. Variasi warna dan umpan dengan jumlah lalat terbanyak adalah fly trap berwarna kuning dan umpan udang dengan jumlah lalat yang tertangkap sebanyak 292 ekor sedangkan yang paling sedikit menangkap lalat adalah fly trap berwarna kuning dan umpan limbah ikan dengan jumlah lalat yang tertangkap sebanyak 29 ekor. Simpulan, Ada pengaruh variasi warna dan umpan pada fly trap terhadap jumlah lalat yang tertangkap. Saran, agar peneliti lain melakukan penelitian dengan variasi warna, umpan maupun bentuk dan bahan fly trap yang digunakan.Fly trap is a physical-mechanical method of controlling flies. Flies like food that is undergoing a process of fermentation and the protein contained in the food. Other alternative chemicals for fly control can take advantage of the phototropic properties of flies that are sensitive to a color, so researchers are interested in researching the effect of color variations and bait on the number of flies caught. This study aims to determine the effect of color variations and bait on fly traps on the number of trapped flies. The research used was a True Experiment with a 3x3 factorial design with 2 factors, namely the color factor and the bait. The tool used is a wooden fly trap in the form of a cube with a size of 30cmx30cm with the addition of color variations (yellow, white and green) and bait (shrimp, fish waste and chicken offal). Data were analyzed using factorial ANOVA statistical analysis with LSD (Least Significant Difference) Advanced Test. The results showed that the effect of color variation and bait on the fly trap had a value of p = 0.028 (0.05) which means there is an effect. Color variations and baits with the highest number of flies were yellow fly traps and shrimp baits with a total of 292 flies caught, while those that caught the least flies were yellow fly traps and fish waste baits with","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122544194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-06-29DOI: 10.31983/keslingmas.v41i2.8684
Umi Kholifatunnisa, Teguh Widiyanto, A. Gunawan
{"title":"Sanitasi Kamar dan Personal Hygiene Santri Dengan Kejadian Scabies di Desa Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes","authors":"Umi Kholifatunnisa, Teguh Widiyanto, A. Gunawan","doi":"10.31983/keslingmas.v41i2.8684","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i2.8684","url":null,"abstract":"Skabies merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh Parasit Sarcoptes scabiei. Penyakit ini dapat menyebar secara langsung dan tidak langsung dari satu orang ke orang lain. Biasanya penderita akan mengeluh gatal pada tubuh terutama malam hari, gatal terjadi pada sela-sela jari tangan, pinggang, sekeliling siku, pergelangan tangan dan lain-lain. Di pulau jawa skabies ditemukan pada daerah kumuh dan pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan dan keagamaan yang berusaha mengajarkan dan menyebarkan ajaran islam serta melatih para santri untuk mandiri. Dari wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Desa Benda santri laki-laki pada tahun 2019 terdapat 180 santri terkena skabies, tahun 2020 terdapat 198 santri dan pada tahun 2021 terdapat 293 santri. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis hubungan sanitasi kamar dan personal hygiene santri dengan kejadiaan penyakit skabies. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian crossectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor penelitian yaitu sanitasi asrama dan personal hygiene dengan kejadian skabies di pondok pesantren kabupaten Brebes tahun 2022. Hasil penelitian terdapat 56 orang (70%) positis skabies dan 24 orang (30%) negatif skabies. Hasil uji stastistik chi square analisis bivariat sanitasi kamar dengan kejadian skabies. Personal hygiene dengan kejadian skabies (P=0.047 OR= 2.417 CI =(1.261 – 4.632) adanya pengaruh personal hygiene dengan terjadinya skabies. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan sanitasi kamar dan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren X.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114560685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-06-27DOI: 10.31983/keslingmas.v41i2.8523
Susan Dwijayanti, Agatha Sih Piranti, Roy Andreas
{"title":"PENGARUH BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN TERHADAP JUMLAH ESCHERICHIA COLI DI AIR SUMUR DAN TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA KARANGANYAR GANDRUNGMANGU CILACAP","authors":"Susan Dwijayanti, Agatha Sih Piranti, Roy Andreas","doi":"10.31983/keslingmas.v41i2.8523","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i2.8523","url":null,"abstract":"Buang air besar dapat menyebabkan pencemaran udara. Udara yang telah tercemar dengan feses dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pencernaan seperti kolera, tifus, disentri, cacingan dan diare. Berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 jumlah masyarakat yang masih buang air besar sebanyak 21.039.291 KK (29,43%), Provinsi Jawa Tengah sebanyak 2.895.776 KK (27,64%), Kabupaten Cilacap sebanyak 104.957 KK (21,21%), Kecamatan Gandrungmangu 3.425 KK (13,14%) dan Desa Karanganyar 224 KK. Tujuan peneliti yaitu 1) mengkaji pengaruh buang air besar terhadap jumlah bakteri Escherichia coli di air sumur gali, 2) mengkaji hubungan jumlah bakteri Escherichia colidengan tingkat kesehatan mayarakat khususnya diare di Desa Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu Kabuapten Cilacap. Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional . Hasil penelitian menggunakan analisis univariat menunjukkan 82,54% responden tempat buang air besar di kolam dan 17,46% responden tempat BABS di sungai. jarak tempat BABS dengan sumur gali sebanyak 66,67% tidak memenuhi syarat yaitu kurang dari 11 m dengan rata-rata jarak 8 meter. Jumlah bakteri E-Coli pada air sumur gali sebanyak 71,43% tidak memenuhi syarat kategori aman dan 28,57% memenuhi syarat batas kategori aman kandungan E-Coli pada air. Hasil analisis mikroba kuantitatif (QMRA) sebanyak 71,43% responden termasuk kategori berisiko rendah dan sebanyak 28,57% responden tidak berisiko mengalami gangguan kesehatan khususnya penyakit diare. Hasil uji chi square menunjukan nilai p value 0,00 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh buang air besar terhadap jumlah bakteri Escherichia coli. Terdapat juga hubungan jumlah bakteri Escherichia coli dengan tingkat kesehatan masyarakat khusususnya dengan nilai p value sebesar 0,00 . Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat yang disebabkan karena kontaminasi bakteri Escherichia colipada air yang bersumber dari kotoran manusia yaitu edukasi pada masyarkat untuk tidak melakukan buang air besar dan mengoptimalkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terutama satu yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122577347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.3509
Azminatus Sa'diyah, B. Utomo, Hikmandari Hikmandari
{"title":"FAKTOR RISIKO KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA","authors":"Azminatus Sa'diyah, B. Utomo, Hikmandari Hikmandari","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.3509","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.3509","url":null,"abstract":"Latar Belakang Pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita. Kasus Pneumonia balita di Kecamatan Baturraden tahun 2017 sebesar 151 kasus, meningkat cukup signifikan dibandingkan kondisi tahun 2016 yaitu 126 kasus. Data rumah sehat yang terendah tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturraden sebesar 74,33%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko kondisi fisik rumah terhadap kejadian Pneumonia pada balita. Metode penelitian observasional analitik dengan design case control. Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat didapatkan faktor risiko yang signifikan dengan kejadian Pneumonia adalah pencahayaan (p=0,000 dan OR=9,048), ventilasi (p=0,002 dan OR=6,935), kelembaban (p=0,012 dan OR=4,536), kepadatan penghuni (p=0,014 dan OR=3,889), serta faktor yang tidak signifikan dengan kejadian Pneumonia adalah temperatur (p=1,000 dan OR=1,000), jenis lantai (p=0,417 dan OR=1,765), jenis dinding (p=0,327 dan OR=2,970), dan penggunaan bahan bakar (p=0,689 dan OR=1,364). Analisis multivariat menunjukkan komponen fisik yang paling berpengaruh adalah pencahayaan (p=0,003 dan OR=6,151). Disimpulkan bahwa kondisi fisik rumah merupakan faktor risiko kejadian Pneumonia pada balita. Disarankan keluarga responden memperbaiki kondisi ventilasi dan pencahayaan. Kepada Puskesmas agar melakukan inspeksi sanitasi rumah sehat dan memberikan penyuluhan. Kepada penelti selanjutnya untuk menganalisis secara terpisah komponen fisik rumah di kamar balita dan ruang keluarga dengan menggunakan alat ukut dan metode yang lebih baik.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128489477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7758
Galuh Lukmana, Nur Hilal, Arif Widyanto
{"title":"PENGARUH PEMASANGAN OVITRAP TERHADAP TREND JUMLAH TELUR DAN JUMLAH NYAMUK Aedes aegypti","authors":"Galuh Lukmana, Nur Hilal, Arif Widyanto","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.7758","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7758","url":null,"abstract":" Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian vektor dapat dilakukan secara fisik, biologi, kimia dan terpadu. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan pemasangan ovitrap. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemasangan ovitrap terhadap trend jumlah telur nyamuk dan jumlah nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian adalah True eksperimen. Jumlah sampel sebanyak 100 nyamuk dengan masing-masing 50 ekor nyamuk pada kurungan perlakuan dan kontrol. Pengamatan dilakukan selama 4 kali siklus akuatik. Hasil perhitungan jumlah telur tertangkap selama 4 kali siklus akuatik mengalami penurunan dengan kelompok perlakuan sebanyak 104 telur dan kelompok kontrol 36 telur. Hasil perhitungan jumlah nyamuk hidup mengalami penurunan setiap harinya selama 4 kali siklus akuatik. Uji T Test Independent terhadap jumlah telur tertangkap antara kelompok perlakuan dengan kontrol menunjukkan nilai p=0,290, jumlah nyamuk hidup antara kelompok perlakuan dengan kontrol menunjukkan nilai p=0,485. Uji One Way Anova terhadap jumlah telur nyamuk tertangkap selama 4 siklus akuatik menunjukkan nilai p=0,84 dan terhadap jumlah nyamuk hidup selama 4 siklus akuatik menunjukkan nilai p=0,00. Kesimpulan penelitian adalah nyamuk lebih tertarik untuk breeding di tempat yang gelap dan memiliki permukaan yang kasar (ovitrap). Pengendalian nyamuk menggunakan ovitrap dapat dilakukan selama 3 kali siklus akuatik. Saran dari peneliti yaitu perlu diadakannya penelitian lanjut yang dapat menggunakan nyamuk betina dengan umur 3-4 hari, agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116122104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7443
Intan Alfionita Anggraeni, Anita Dewi Moelyaningrum
{"title":"HIGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN BORAKS PADA PUDAK (Studi di Industri X Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik)","authors":"Intan Alfionita Anggraeni, Anita Dewi Moelyaningrum","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.7443","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7443","url":null,"abstract":"Pudak adalah satu jenis makanan khas tradisional dari kabupaten Gresik. Makanan tradisional sering kali perlu peningkatan dalam hal higiene sanitasi makanan. Penelitian ini bertujuan menggambaran higiene sanitasi dan kandungan boraks pada pudak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di industri X Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik, Indonesia. Dilakukan wawancara kepada pemilik industri terkait pengetahuan terhadap bahan makanan tambahan, serta 15 orang karyawan terkait pelaksanaan higiene. Dilakukan pengambilan 6 sampel pudak setiap rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pemilik terkait bahan tambahan makanan masih kurang, Pelaksanaan higiene penjamah makanan masih kurang yaitu pada penggunaan baju khusus, sarung tangan, sepatu. Lokasi, bangunan, peralatan dan pengolahan masuk katergori baik. Dari ke enam sampel pudak menunjukkan hasil tidak ditemukan kandungan berbahaya seperti boraks, sehingga pudak aman dikonsumsi. Perlu peningkatan pengetahuan terkait bahan tambahan makanan dan perilaku higiene penjamah oleh pemerintah terkait. Pudak is a type of traditional food from Gresik district. Traditional food often needs improvement in terms of food hygiene and sanitation. This study aims to describe sanitation hygiene and borax content in Pudak. This research is a descriptive research with a quantitative approach. This research was conducted in Industry X, Gresik District, Gresik Regency. Interviews were conducted with industry owners regarding knowledge of food additives, as well as 15 employees related to the implementation of hygiene. There were six samples of each taste were taken. The results showed that the owner's knowledge regarding food additives was still lacking, the implementation of food handler hygiene was still lacking, namely the use of special clothes, gloves, shoes. Location, building, equipment and processing are in good category. From the six samples of Pudak, no harmful ingredients such as borax werent found, so that Pudak is safe for consumption. It is necessary to increase knowledge related to food additives and hygienic behavior of handlers by the relevant government","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127818247","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7856
Ade Setiawan Putra, Hari Rudijanto Indro Wardono, Yulianto Yulianto
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN GARAM UNTUK MENURUNKAN KADAR WARNA DAN BESI(Fe) PADA AIR GAMBUT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI","authors":"Ade Setiawan Putra, Hari Rudijanto Indro Wardono, Yulianto Yulianto","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.7856","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7856","url":null,"abstract":"Potensi lahan gambut di Indonesia terbilang sangat luas yaitu sekita 14.905 juta hektar. Sebagian besar tersebar di wilayah Kalimantan,Sumatera, dan Papua. Hal ini memungkinkan penduduk yang berada di sekitar daerah tersebut yang mengalami kesulitan ketersediaan air bersih menggunakan air gambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. . Air gambut memiliki kadar Fe dan Mn yang cukup tinggi yang di indikasikan dengan warna air gambut yang merah kecoklatan. Oleh karena kadar Fe dan Mn yang tinggi maka perlu dilakukan pengolahan air dengan menggunakan proses elektrokoagulan dengan metode elektrokoagulasi.Sekripsi ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Penambahan Garam Untuk Menurunkan Kadar warna dan Besi (Fe) Dengan Metode Elektrokoagulasi di Ogan Komering Ilir Tahun 2020.Penelitian ini menggunakan metode pendekatan pra eksperimen (pre experiment research) dengan design pres post test design. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder yang diperoleh penghitungan untuk mengetahui nilai pH, suhu, warna, besi (Fe), volume air sampel, waktu kontak, tegangan listrik, penambahan garam, luas permukaan elektroda dan observasi langsung saat penelitian di rumah peniliti. Data yang telah diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk grafik, peta tematik, dan tabel, kemudian dinarasikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar warna air tanah gambut sebelum perlakuan 520 TCU, Kadar warna air tanah gambut sesudah perlakuan pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 57 TCU penurunan 463 (89%), waktu 180 menit = 58 TCU penurunan 462 (88,8%), dan waktu 240 menit = 45,6 TCU Penurunan 474,3 (91,2.%). Kadar besi (Fe) air tanah gambut sebelum pertakuan 2.76 mg/l, Kadar besi (fe) air tanah gambut sesudah perlakuan penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit =0.16 mg/l penurunan 2,6 (94.2%), waktu 180 menit = 0,18 mg/l penurunan 2.58 (93,.5%), dan dengan waktu 240 menit = 0,14 mg/l penurunan 2.62 (94.9%).Peneliti menyimpulkan berdasarkan uji Paired T Test, terdapat perbedaan kadar warna air tanah gambut sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan metode elektrokoagulasi, dengan nilai p0.01 pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 0.002, waktu 180 menit = 0.001 dan waktu 240 = 0.000. Dan tidak ada perbedaan berdasarkan uji Anova one Way dengan hasil kadar besi air tanah gambut sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan metode elektrokoagulasi, dengan nilai p0.01 pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 0.000, waktu 180 menit = 0.000, dan waktu 240 = 0.000.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131521843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7840
R. Salsabila, Aris Santjaka, Sugeng Abdullah
{"title":"UJI EFEKTIVITAS ANTARA DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.,) dan KULIT BATANG JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.,) SEBAGAI ANTINYAMUK CAIR ELEKTRIK TERHADAP MORTALITAS NYAMUK Aedes aegypti","authors":"R. Salsabila, Aris Santjaka, Sugeng Abdullah","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.7840","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7840","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Aedes aegypti merupakan pembawa utama penyakit DBD dengan angka kejadian cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat menyebabkan resistensi dan dampak negatif bagi manusia. Alternatif lain untuk mengurangi dampak negatif dari insektisida kimia yaitu menggunakan insektisida nabati yang berasal dari tanaman yaitu daun mengkudu (Morinda citrifolia L.,) dan kulit batang jarak pagar (Jatropha curcas L.,). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.,) dan kulit batang jarak pagar (Jatropha curcas L.,) terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen murni dengan rancangan post test only control group design. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan konsentrasi 0%, 20%, 30% dan 50% dengan 3 kali pengulangan. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi antara ekstrak daun mengkudu (p=0.00) dan kulit batang jarak pagar (p=0.007), ditunjukkan dengan nilai signifikasi p 0.05. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi. Konsentrasi paling efektif terhadap daya bunuh nyamuk pada konsentrasi 50%. Secara umum, jika dibandingkan jenis bahannya kematian nyamuk Aedes aegypti pada ekstrak daun mengkudu disetiap konsentrasi lebih banyak dibanding dengan ekstrak kulit batang jarak pagar. Saran yang diberikan yaitu supaya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan insektisida alami sebagai pengendalian vektor nyamuk.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114429777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin KeslingmasPub Date : 2022-03-31DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7723
Fitrianda Ayu Setiyahati, Zaeni Budiono, A. Gunawan
{"title":"PENGARUH KONSENTRASI BAWANG PUTIH TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA IKAN MUJAIR TAHUN 2021","authors":"Fitrianda Ayu Setiyahati, Zaeni Budiono, A. Gunawan","doi":"10.31983/keslingmas.v41i1.7723","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7723","url":null,"abstract":"Ikan mengandung kadar protein yang tinggi dengan kandungan asam amino bebas yang dimanfaatkan untuk metabolisme mikroorganisme. Kandungan senyawa pada ikan dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri hingga menyebabkan pembusukan. Salah satu strategi untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan mengaplikasikan senyawa antimikroba yang terdapat pada bawang putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang putih terhadap jumlah angka kuman pada ikan mujair. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-post test design. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 36 sampel ikan mujair. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dan pengamatan. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah anova oneway. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan menunjukan nilai p 0,527 0,05 yang menunjukan tidak ada pengaruh konsentrasi bawang putih dengan jumlah angka kuman pada ikan mujair. Konsentrasi bawang putih 40%, 50% dan 60% tidak ada yang efektif digunakan untuk menekan jumlah angka kuman pada ikan mujair karena masih diatas nilai ambang batas yang ditetapkan BPOM Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan untuk Ikan Segar yaitu 5x105 koloni/gram. Untuk penurunan angka kuman terbanyak pada konsentrasi 60% dengan nilai prosentase penurunan 16,11%. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah konsentrasi atau menggunakan lama perendaman yang berbeda. ","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125123790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}