{"title":"Sejarah Pemikiran Ushul Fiqh (Menuju Metode Penemuan Hukum Islam Kontekstual)","authors":"Asep Hedi Turmudi","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i2.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i2.205","url":null,"abstract":"For in the social life of some Muslims had difficult carrying certain parts of the process. The presence of the lurch is something reasonable because the book process is formulated by mujtahid in the future, relatively long in a particular situation. And so that in considering re-protected process was formerly supposed to consider re-protected against the fiqh proposal: For seen the result of the study of the proposed fiqh that develops within the party, seen as the basis for the fiqh proposal which process can be changed.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122041225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Diskursus Trend Teologi Baru Dalam Islam","authors":"Mustamin Giling","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i2.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i2.206","url":null,"abstract":"Islamic theology in developing this to be in accordance with the challenges and demands historical humanitarian step around him. Actual, context of work and formularization back problem of the godhead in islam that is associated with reality historical modern society. In other words, how changing face of conception who had been impressed defensive ( with only formularization ) to which is more dynamic, fresh, touching and also responsiveness to various issue of the godhead and diversity of today, stiff, was not impressed and only formalistik as well as a mere historica","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113962253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengenalan Awal Filsafat Pendidikan Islam (Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Perkembangannya)","authors":"Khalid Hasan Minabari","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i2.203","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i2.203","url":null,"abstract":"Al-Qur’an as the primary source of Islamic theology teaches a theology that led to the liberation of mankind from deterioration and repression. Therefore, some of the themes supporting his spirit of liberation theology, such as: freedom of thought and sense, psycho-social freedom, freedom to optimize the potential of unity, as the doctrine of social justice, freedom wanted-acting, struggle of liberation, as well as religious freedom and tolerance.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134304028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DILEMA KONSEP SASTRA","authors":"Muhammad Ridha Assagaf","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.150","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.150","url":null,"abstract":"Banyak orang mengakui bahwa pembahasan konsep sastra belum pernah mencapai kesepakatan. Itu sebabnya literatu dianggap aneh dan khusus juga. Konsep sastra semakin menjadi dilema ketika konsep seharusnya dimasukkan dalam bidang spesifik yang terpisah, yaitu konsep sastra Islam. Menurut penulis, dilema konsep sastra merupakan substansi potensial terutama untuk mengembangkan paradigma sastra ke depan.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128174468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEMBANGUN PARADIGMA PERADABAN BANGSA MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN","authors":"Amran Eku, Andi MOH.ARIFIN Masuku","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.147","url":null,"abstract":"Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawaperubahan di dalam semua segi kehidupan manusia dewasa ini. Terjadinya perubahan besar tersebut oleh karena sumberkekuatan dan kemakmuran suatu masyarakat atau negara bukan lagi ditentukan luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya. Akan tetapi telah berpindah kepada penguasnan dan pemanfaatan-pimanfaatan ilmu pengetahuan danteknologi.Sekolah yang ideal adalahsekolah yang memiliki fasilitas yang memadai, guru profesional, gedung permanen dengan halaman dan lapangan olah raga, perlengkapan belajar termasuk perpustakaan dan laboratorium,metode pembelajaran, perangkat kurikulum dan tujuan-tujuan p-endidikan. Dengan kondisi demiakian bisa diharapkan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menumbuhkan, mengembangkan dan menjaga kelangsungan kehidupan social masyarakat yang akhirnya mampu membangun peradaban bangsa dan Negara. Peradaban dibentuk bukanlah sesuatu yang mudah dan sebntar untuk dibentuk. Peradaban butuh tanaga, kemauan dan waktu untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pemerintah dan semua elemen masyarakat termasuk kalangan pendidikan harus memiliki kemauan dan kerja keras yang memadai. Peradaban bangsa Indonesia akan terwujud sesuai dengan karakter dan jatidiri bangsa Indonesia.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114676446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH","authors":"N. Nurjannah, Nurhayati Ode Aci","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.144","url":null,"abstract":"Pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi Sejarah Kebudayaan Islam, Al quran Hadits, Aqidah Akhlak, dan Fiqih, masing-masing pelajaran tersebut saling terkait dan saling melengkapi. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan bagian dari mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan, pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati sejarah dan isi yang terkandung dalam Al qur’an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudan dalam perilaku yang memancarkan iman dan takwa kepada Allah SWT sesuai dengan ketentuan al Qur’an dan Hadits.Seperti mata pelajaran yang lain, Sejarah Kebudayaan Islam mengembangkan misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115094588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tradisi Khatam Qur’an sebagai Upaya Perwujudan Pendidikan KarekterIslami di Kota Ternate Maluku Utara","authors":"A. k","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.146","url":null,"abstract":"Maluku Utara yang dikenal dengan sebutan Moloko Kie Raha memang telah banyak mewariska kearfian lokal yang sayang jika tidak digali eksistensinya. Corak budaya yang kental dengan tradisi keislamannya membuat daerah ini menjadi daerah yang memiliki khasanah keislaman yang tinggi. Tak jarang para peneliti lokal, nasional bahkan Inetrnasional ingin menginjakkan kaki di negeri para raja ini untuk menyelami nilai-nilai Islam yang berkembang. Salah satunya adalah tradisi Khatam Qur’an yang berkembang di hampir seluruh wilayah di Maluku utara, tak terkecuali di Ternate sebagai ibukota provinsi Maluku Utara. Tardisi katam qur’an ini dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan, ketika anak-anak telah mampu mengatamkan al-Qur’an untuk pertama kalinya dan ketika ada sala seorang dari masyarakat yang meninggal dunia. Sebagai warisan budaya Islam yang turun-temurun, tradisi ini sepertiya telah mendarah daging bagi masyaraka kota Ternate, sehingga ketika tradisi ini dilakasanakan dalam suatu kesempatan situasinya selalu meriah, kendatipun kuantitasnya semakin berkurang karena pengaruh perkembagan tekniologi yang begitu cepat yang mengakibtakan para generasi muda lalai dengan tradisi khatam Qur’an ini. Dalam tulisan ini akan digali megenai sejauh mana tradisi khatam qur’an mampu menanamkan karaketer islami terhadap kehidupan bermasyarakat di kota Ternate. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena objek penelitian berupa interaksi sosial kemasyarakatan. Interkasi semacam ini hanya bisa diurai dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam serta melakukan observasi terhadap interaksi sosial tersebut untuk menemukan pola-pola hubungan yang jelas. Adapun interkasi sosial yang dimaksud peneliti disini adalah tradisi Khatam qur’andi Kota Ternate","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134346541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP GENDER (Suatu Pendekatan Konseling Lintas Budaya)","authors":"Suryani Hi. Umar, Arni Husnul Khatimah","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.152","url":null,"abstract":"Perbedaan persepsi terhadap gender di kalangan Perempuan dalam kenyataannya masih dianggap tidak layak untuk turut berperan dalam berbagai profesi publik, melainkan masyarakat berimplikasi kepada perbedaan dalam memandang masing-masing fungsi dan peran kaum perempuan dan laki- laki. Perbedaan persepsi inipun kemudian lebih jauh mengakibatkan kaum perempuan selalu menerima perlakuan diskriminatif di tengah-tengah masayarakat, terutama fungsi dan perannya yang berhubungan dengan ranah publik. mereka hanya pantas berperan dalam urusan rumah tangga. Untuk itu, pendekatan konseling lintas budaya sangat diperlukan agar dapat memberi pemahaman dan merubah persepsi yang sudah membudaya di masyarakat tentang konsep genderyang sesungguhnya.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127738103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB DALAM MELETAKAN DASAR-DASAR ILMU NAHWU","authors":"Sugirma Sugirma","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.153","url":null,"abstract":"Siapa yang tidak mengenal Khalifah Ali bin Abi Thalib. Beliauadalah Khalifah tarakhir dalam kepemimpinan Khulafaurrasyidin yang menggantikan Khalifah sebelumnya, yakni Usman bin Affan. Sosok Ali memang lebih banyak dikenal sebagai Khalifah yang santun dan memilki pengetahuan yang luas hingga Rasulullah menyebutnya sebagai pintu ilmu pengetahuan. Bukan sesuatu yang mengherankan banyak ungkapan-ungkapan yang dilontarkan oleh Ali yang menggetarkan relung qalbu yang dalam sebagai pertanda kedalaman ilmu yang dimilikinya. Beliau juga dikenal sebagai sosok sahabat yang setia dan sangat dekat dengan Baginda Rasulullah SAW. Begitu setianya, Ali rela menggantikan posisis Rasulullah di pembaringannya di Gua Hira pada saat dikejar oleh Kaum Kafir Quraisy dengan mempertaruhkan nyawanya. Salah satu yang patut untuk kita sorot adalah bagaimana keterlibatan khalifah Ali dalam meletakkan dasar Ilmu Nahwu yang merupakan ilmu terpenting dalam Islam. Bagaimana tidak, Ilmu Nahwu sangat mempengaruhi eksistensi khasanah keilmuan di dunia Islam yang sampai sekarang masih kita nikmati bersama. Kemampuan Abu Aswad ad-Duwaly dalam melahirkan dan mengembangkan kaidah ilmu nahwu memang telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai Bapak Bahasa Arab. Namun keterlibatan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menentukan kaidah dasar gramatikal bahasa Arab sebagai jawaban dari keresahan atas rusaknya makna bahasa Arab akibat ekspansi dunia Islam ke luar Negeri Arab juga tidak bisa dipungkiri sebagai peletak dasar Ilmu Nahwu.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114839412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONTEKSTUALISASI BUDAYA DALAM SISTEM PENDIDIKAN","authors":"Usman Ilyas","doi":"10.46339/foramadiahi.v11i1.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v11i1.151","url":null,"abstract":"Pada prinsipnya arah pengembangan kebudayaan, adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manuasia dan masyarakat, pewarisan budaya masa lalu agar tetap penting dan bermakna, memiliki nilai-nilai baru, serta diadakan interpretasi baru secara kreatif; serta mengarah pada keutuhan pandangan, guna membendung munculnya perpecahan dan kontradiksi di kalangan masyarakat yang pluralistik ini. Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama anggota manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat.Unsur budaya yang harus diikutsertakan dalam kebijakan pendidikan nasional yaitu: asas pandangan hidup, dasar operasionalisasi kegiatan mendidik, penentuan kurikulum (muatan lokal), motivasi belajar dan hidup, dan landasan pembangunan lebih maju. Peranan sekolah adalah sebagai pewaris kebudayaan, guru-guru di sekolah harus dapat berperan sebagai model kebudayaan yang dapat dipedomani dan ditiru oleh peserta didik, agar peserta didik memahami dan mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya maka guru harus dapat mengajarkan nilai-nilai yang diyakini masyarakat tempat sekolah itu.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125397265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}