{"title":"Efektivitas Electronic Module (E-Modul) Promosi Kesehatan untuk Meningkatkan Keterampilan Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Anak Usia Sekolah di Panti Asuhan Abul Hasan Jambi","authors":"Pahrur Razi, Surayah Surayah","doi":"10.47034/ppk.v5i1.6793","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v5i1.6793","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diduga menjadi penyebab masih tingginya penyakit infeksi. Berbagai upaya promosi PHBS telah dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Indonesia saat ini menghadapi permasalahan masih tingginya angka penyakit infeksi disebabkan perilaku yang tidak sehat, antara lain tidak mencuci tangan pakai sabun. Maka perlu adanya inovasi dalam mengenalkan dan meningkatkan keterampilan mencuci tangan pakai sabun seperti melalui e-modul promosi kesehatan.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas e-modul promosi kesehatan untuk meningkatkan keterampilan mencuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Abul Hasan Jambi.Metode. Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan desain penelitian Quasi Experiment Design.Hasil. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata perilaku hidup bersih dan sehat sebelum dengan sesudah menggunakan e-modul promosi kesehatan dengan nilai p-value = 0,001 (< 0,05). E-Modul promosi kesehatan lebih efektif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dibandingkan menggunakan poster, dikarenakan telah memenuhi aspek Audience, Behavior, Condition dan Degree.Kesimpulan. Media E-Modul promosi kesehatan lebih efektif dibandingkan dengan media poster dalam meningkatkan keterampilan mencuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah.ABSTRACTBakground. Poor environmental conditions and not yet good clean and healthy living behavior (PHBS) in the community are suspected to be the cause of the high number of infectious diseases. Various efforts to promote PHBS have been launched by the government to improve people's clean and healthy living behavior. Indonesia is currently facing the problem of the high number of infectious diseases caused by unhealthy behavior, including not washing hands with soap. So there is a need for innovation in introducing and improving the skills of washing hands with soap, such as through health promotion e-modules.Aim. This study aims to determine the effectiveness of health promotion e-modules to improve handwashing skills with soap in school-age children at the Abul Hasan Orphanage, Jambi.Method. The research design used was a Quasi Experiment research designResult. This study found that there was a difference in the mean value of hand washing skills with soap before and after using the health promotion e-module with a p-value = 0.001 (<0.05). The health promotion e-module is more effective in improving the skills of washing hands with soap than using posters, because it meets the Audience, Behavior, Condition and Degree aspects.Conclusion. Health promotion E-Module media is more effective than poster media in improving handwashing skills with soap in school-age children at the Abul Hasan Orphanage Jambi.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128784545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemberdayaan Komunitas Herbal Medicine Class di Tangerang Selatan dalam Meningkatkan Kesehatan Keluarga","authors":"Lukas Tersono Adi","doi":"10.47034/ppk.v5i1.6849","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v5i1.6849","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Lebih dari dua tahun bencana COVID-19 berlalu menyisakan pekerjaan rumah semua bangsa di dunia, termasuk pemerintah Indonesia. Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Upaya kesehatan berbasis masyarakat di Indonesia sebanyak 63.6% yang aktif. Hal ini menandakan potensi yang belum tergali secara optimal dalam perlindungan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menelaah partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan pengelolaan kesehatan secara mandiri dalam keluarga.Metode: Menggunakan metode kualitatif berbentuk studi kasus menggunakan data yang diambil dari sumber data sekunder berasal dari pengelola komunitas Herbal Medicine Class, observasi, wawancara dengan 12 informan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisa konten dimana peneliti menginterpretasikan penelitian sesuai dengan masalah penelitian.Hasil: Komunitas memberikan ruang partisipasi masyarakat terhadap sasaran yang belum tercapai melalui pendekatan teknologi, kearifan lokal dan suasana kondusif di masyarakat. Hal ini justru akan membantu proses penyembuhan, peningkatan kapasitas, perlindungan kesehatan, termasuk panutan sebagai fasilitator dan teman. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat terletak pada model, komitmen dan pemberdayaan.Kesimpulan: Pemberdayaan komunitas dapat mencapai kedaulatan kesehatan dengan mengutamakan keluarga menciptakan suasana kondusif, selalu menghargai kualitas hidup dan kearifan lokal serta keteladanan. AbstractBackground: More than 2 years since the COVID-19 disaster has passed, it has left homework for all nations in the world, including the Indonesian government,which has made every effort to control the spread of the disease. At that time community-based health efforts in Indonesia were 63.6% active, there was potential that had not been explored optimally in protecting public health as a whole.Purpose:Observing community participation in health empowerment and processing independently within the family.Method: Using qualitative methods in the form of case studies using data taken from secondary data sources from Herbal Medicine Class community manager,observations, interviews with 12 informants.Data analysis was carried out using content analysis techniques in which the researcher interpreted the research according to the research problem.Results:The community provides space for community participation for targets that have not been reached through a technological approach, local wisdom,and a conducive atmosphere in society, in fact helping the healing process, capacity building, health protection, including role models as facilitators and companions. The success of community empowerment lies in the commitment and empowerment model.Conclusion:Community empowerment can achieve health sovereignty by prioritizing the family, creating a conducive atmosphere,always respecting the quality of life and local wisdom and role models.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116917856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Edukasi Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Mewujudkan Program Bantul Bersih Sampah 2025","authors":"Khoiriyah Isni, Tri Mustanginah","doi":"10.47034/ppk.v5i1.6800","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v5i1.6800","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang. Timbulan sampah tahunan Indonesia mencapai 19,255,966.82 ton dan sampah harian 52,756.07 ton di tahun 2022. Penduduk yang berdomisili di Bantul sekitar satu juta orang dengan perkiraan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat 600 ton/hari. Pemerintah Kabupaten Bantul hanya dapat menampung 100 ton/hari. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan Program Bantul Bersih Sampah 2025. Program ini berbasis masyarakat di mana sasaran utama harus dilibatkan terlebih dahulu. Namun, pemahaman masyarakat Bantul terkait dengan pengelolaan sampah masih rendah.Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah guna mewujudkan Bantul Bersih sampah 2025.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuasi-eksperimental. Responden merupakan ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok dasa wisma dari tiga padukuhan di Kabupaten Bantul. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner pre-test dan post-test mengenai pengelolaan sampah. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon guna mengetahui pengaruh intervensi edukasi kesehatan yang diberikan kepada responden.Hasil. Dari 41 ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan edukasi kesehatan, hanya 26 responden yang mengisi dengan lengkap kuesioner pre-test dan post-test. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan pengelolaan sampah melalui edukasi kesehatan (nilai p < 0.05). Intervensi berupa edukasi kesehatan merupakan salah satu upaya mewujudkan program Bantul Bersih Sampah 2025 yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan masyarakat. ABSTRACT Background. Indonesia's annual waste generation reaches 19,255,966.82 tons and daily waste of 52,756.07 tons in 2022. The population who live in Bantul is around one million people so that the waste generated by the community is 600 tons/day. While the Government of Bantul Regency can only accommodate 100 tons/day. Therefore, the government of Bantul Regency launched the Program of Bantul Bersih Sampah (Bantul Bersama) 2025. This program is community-based, so the main target must be involved first. However, the understanding of the people of Bantul regarding waste management is still low.Aim. The purpose of this study was to determine the effect of health education on increasing knowledge about waste management in order to realize the Clean Waste Bantul 2025.Method. This study is a a quasi-experimental. Respondents are housewives who are members of the dasa homestead group from three hamlets in Bantul Regency. Primary data collection was carried out using pre-test and post-test questionnaires regarding waste management. Data were analyzed using the Wilcoxon test to determine the effect of health interventions given to respondents.Result. Of the 41 housewives who participated in health education activities, only 26 respondents completed the pre-test and post-test questionna","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127217338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dinamika Determinan Parental: Studi Kualitatif Pola Asuh Orang Tua pada Perokok Balita di Indonesia","authors":"Annisa Sayyidatul Ulfa, Rita Damayanti","doi":"10.47034/ppk.v5i1.6130","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v5i1.6130","url":null,"abstract":"ABSTRAK Latar Belakang. Indonesia merupakan peringkat ketiga dunia angka perokok tertinggi setelah China dan India. Kenaikan prevalensi perokok anak terjadi pada tahun 2018 dari 7,2% menjadi 9,1%. Secara spesifik ditemukan pula adanya fenomena perokok balita. Munculnya fenomena ini menunjukan adanya pola asuh pembiaran yang dilakukan oleh orang tua terhadap balita yang merokok. Hal tersebut terjadi karena merokok mendapat penerimaan sosial yang positif dan dianggap sebuah kebiasaan lumrah masyarakat Indonesia.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika pola asuh dan peranan lingkungan sosial orang tua yang melakukan pembiaran pada balita sehingga menyebabkan balita menjadi perokok.Metode. Penelitian ini penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan di Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur pada bulan November 2021-Januari 2022.Hasil. Seluruh orang tua tidak mengetahui awal mula balita merokok. Orang tua memperkirakan kondisi lingkungan mayoritas perokok. Peran pengasuhan sepenuhnya diberikan kepada ibu, sehingga terdapat beban ganda untuk ibu yang menjadikan ketidakmampuan ibu untuk mengasuh balita. Pengabaian menjadi bentuk pola asuh orang tua yang menyebabkan kejadian perilaku merokok balita. Lingkungan sosial juga mendukung terhadap perilaku dan normalisasi merokok, sehingga perlunya upaya perbaikan dalam pengasuhan balita. ABSTRACT Background. Indonesia is ranked third in the world for the highest number of smokers after China and India. An increase in the prevalence of child smokers occurred in 2018 from 7.2% to 9.1%, particularly the phenomenon of smoking was also found. The emergence of this phenomenon indicates the neglect of parenting practices carried out by parents towards toddlers who smoke. This is because smoking has positive social acceptance and is considered a common habit in Indonesian society.Aim. To analyze dynamics of parenting and role of social environment of parents who neglect toddlers, causing toddlers to become smokers. Method. This is qualitative research with case study design, conducted in South Sumatra, West Java and East Java in November 2021-January 2022. Result. Parents estimate that the environmental conditions of the majority of smokers are the beginning of toddlers smoking. Parenting role is fully given to the mother, resulting double burden which makes the mother's inability to care for toddlers. Neglection causes the incidence of toddler smoking, the social environment also supports smoking and its normalization, so efforts are needed to improve toddlers' care.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130537571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Efektivitas Video dan Flipbook Aktivitas Fisik Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara","authors":"D. Setiawati, Lita Sri Andayani","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6009","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6009","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Aktivitas Fisik merupakan salah satu poin penting dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 mengenai suatu gerakan yang mendukung gaya hidup sehat di masyarakat yaitu Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Mahasiswa FKM USU memiliki tingkat aktivitas fisik ringan yang tinggi yaitu sebesar 81,2%. Salah satu hal memengaruhinya yaitu mahasiswa FKM USU jarang membaca informasi mengenai aktivitas fisik.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas video dan flipbook aktivitas tentang fisik terhadap pengetahuan Mahasiswa FKM USU.Metode. Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan desain penelitian Quasi Experiment Design dan desain penelitian Non-Equivalent Control Group Design.Hasil. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata pengetahuan pada kelompok media video dan flipbook. Diketahui nilai probabilitas kedua variabel tersebut <0,05 yang memiliki makna terdapat hubungan bermakna yang signifikan terhadap pengetahuan responden. Nilai rerata pengetahuan responden yang diberi intervensi melalui media flipbook lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang diberi intervensi melalui media video.Kesimpulan. Media Flipbook lebih efektif dibandingkan dengan media video terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap Mahasiswa FKM USU tentang aktivitas fisik. ABSTRACT Bakground. Physical activity is one of the important points of the Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 1 of 2017 regarding a movement that supports a healthy lifestyle in the community, namely Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). USU's FKM students have a high level of light physical activity, which is 81.2%. One of the things that influenced him was that USU's FKM students rarely read information about physical activity.Aim. This study aims to determine the differences in the effectiveness of videos and flipbooks about physical activity on the knowledge of USU FKM students. Method. The research design used was a Quasi Experiment Design research design and a Non-Equivalent Control Group Design research design. Result. This study found that there were differences in the mean values of knowledge in the video and flipbook media groups. Whether or not the dependency value of the two variables is <0.05 which means there is a significant significant relationship to the respondent's knowledge. The mean value of knowledge of respondents who were given intervention through flipbook media was higher than respondents who were given intervention through video media.Conclusion. Flipbooks are more influential than video media on the knowledge and attitudes of USU FKM students regarding physical activity.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116547332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alamsyah Agus, Alfrojems Alfrojems, Jaka Ramdani, D. Matasik, Ida Ayu Gde Pradnyawidari Dharmika
{"title":"Identifying Factors of Stigma Among Patients with Confirmed Coronavirus Disease (COVID-19) in Indonesia","authors":"Alamsyah Agus, Alfrojems Alfrojems, Jaka Ramdani, D. Matasik, Ida Ayu Gde Pradnyawidari Dharmika","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6375","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6375","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Pandemi COVID-19 telah muncul sebagai bencana dan menjadi krisis kesehatan global bagi umat manusia. Pandemi tidak hanya dihantui oleh tragedi dengan angka kematian nasional sekitar 5% penderita, tetapi juga distigmatisasi oleh masyarakat.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor stigma terkait pandemi COVID-19 dan dampaknya pada pasien konfirmasi COVID-19 di Indonesia.Metode. Studi kasus ini dilakukan pada tahun 2020 dengan mengumpulkan informasi dari sumber primer yang meliputi wawancara secara virtual dengan 4 penyintas COVID-19 di Indonesia.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor stigma terdiri dari tiga faktor yaitu penyakit masih baru dan banyak informasi yang belum diketahui; kita sering takut akan hal yang tidak diketahui; dan ketakutan akan hal yang tidak diketahui dapat dengan mudah dikaitkan dengan 'orang lain'.Kesimpulan. Pada awal pandemi COVID-19, masyarakat di Indonesia belum memahami secara jelas tentang wabah COVID-19, termasuk penularannya, penanganannya, dan cara pencegahannya. Kesalahpahaman ini dapat menyebabkan stigmatisasi dan kemungkinan memperpanjang pandemi dan lamanya pembatasan sosial berskala besar. ABSTRACT Background. The COVID-19 pandemic has emerged as a disaster and is a global health crisis for human beings. The pandemic is not only haunted by tragedies of national fatality rate was about 5% of the sufferers, but also stigmatized by the community.Aim. This study aims to assess the factors of the stigma associated with the COVID-19 pandemic and its impact among patients with confirmed COVID-19 in Indonesia.Method. This case study was conducted in 2020 by collecting information from primary sources that include interviews virtually with 4 COVID-19 survivors in Indonesia. Result. The result of this study shows that factors of stigma consist of three factors which consist of the disease is new and much information remains unknown; we are often afraid of the unknown; and the fear of the unknown can easily be associated with ‘others’.Conclusion. In the beginning of the COVID-19 pandemic, people in Indonesia did not clearly understand the COVID-19 epidemic, including its transmission, management, and how to avoid it. This misunderstanding can lead to stigmatization and possibly extend the pandemic and the length of large-scale social restrictions.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127233958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ella Ayu Septia Mustika, Ella Nur Hadi, A. Anharudin, Aziz Rofi’i, Siti Nurmala Dewi
{"title":"Stigma Pekerja terhadap Penyandang Disabilitas di Tempat Kerja","authors":"Ella Ayu Septia Mustika, Ella Nur Hadi, A. Anharudin, Aziz Rofi’i, Siti Nurmala Dewi","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6318","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6318","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Inklusifitas di tempat kerja bagi pekerja dengan disabilitas diwajibkan dan diatur oleh pemerintah. Namun pekerja dengan disabilitas tidak hanya menghadapi tantangan dalam pemenuhan hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak, tetapi juga menghadapi stigma dari rekan kerja. Hal tersebut memengaruhi kinerja pekerja dengan disabilitas, yang dalam jangka panjang akan memengaruhi kinerja perusahaan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stigma pekerja terhadap pekerja dengan disabilitas di tempat kerja.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang. Populasi penelitian ini adalah pekerja yang sedang bekerja minimal tiga bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan melakukan pengisian kuesioner melalui google form dengan total sampel sebesar 71 orang.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan 30,99% responden memiliki stigma yang tinggi, 40,85% responden mempunyai sikap negatif yang tinggi, 38,03% responden dengan diskriminasi yang tinggi, dan 38,03% dengan persepsi keadilan yang rendah terhadap pekerja dengan disabilitas.Kesimpulan. Pekerja dengan disabilitas mendapatkan stigma dan diskriminasi di tempat kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor penyerapan angkatan kerja pada usia produktif kelompok penyandang disabilitas rendah apabila dibandingkan dengan kelompok non disabilitas. ABSTRACT Background: Inclusiveness in the workplace for workers with disabilities is required and regulated by the government. However, workers with disabilities face challenges in fulfilling their right to obtain decent work and the stigma from colleagues. This situation affects the performance of workers with disabilities, which in the long run will affect company performance.Objective: This study aims to describe the stigma of workers against workers with disabilities in the workplace.Method: The study was a descriptive study with a cross-sectional study design. The population was workers working for at least three months. The sampling technique was accidental sampling by filling out a questionnaire through Google form with a total sample of 71 people.Results: The results showed that 30.99% of respondents had a high stigma, 40.85% of respondents had high negative attitudes, 38.03% of respondents had high discrimination, and 38.03% had low perceptions of justice towards workers with disabilities.Conclusion: Workers with disabilities experience stigma and discrimination in the workplace. This is one of the factors in the low absorption of the workforce at productive age groups with disabilities when compared to non-disabled groups.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133725098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengembangan Video Singkat Screen Dependency Disorder Pada Anak Berbasis Perspektif Ibu","authors":"Irfan Nafis Sjamsudddin","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6281","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6281","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Masa anak merupakan masa emas tumbuh kembang, sekaligus rentan pengaruh negatif. Penggunaan perangkat digital memberikan dampak positif maupun negatif. Screen Dependency Disorder (SDD) adalah masalah tumbuh kembang anak yang perlu dicegah. Tujuan. Mengetahui perspektif ibu tentang lama penggunaan perangkat digital dan SDD pada anak serta mengembangkan video singkat SDD berbasis perspektif ibu.Metode. Disain adalah penelitian pengembangan. Populasi adalah ibu dari anak usia 1-13 tahun sejumlah 68 orang, sampel total. Penelitian awal menggali karakteristik responden, perspektif responden tentang lama pemakaian perangkat digital dan SDD pada anak, dengan kuesioner dalam Google-form disebar via WhatsApp. Data dianalisis dengan distribusi frekuensi, serta uji hubungan Sommers’d. Hasilnya menjadi dasar pengembangan dan merancang video singkat.Hasil. Sebanyak 63,2% anak memakai perangkat digital lebih dua jam per hari. Sebanyak 50% ibu memiliki perspektif baik tentang SDD pada anak. Ada hubungan signifikan usia - pekerjaan ibu, usia - pendidikan anak, pendapatan keluarga dengan lama pemakaian perangkat digital. Tidak ada hubungan signifikan semua karakteristik responden dengan perspektif SDD. Video singkat yang dikembangkan berisi pengertian dan pencegahan SDD.Kesimpulan. Video singkat bisa digunakan dengan diujicoba dulu. Advokasi diperlukan untuk memperoleh dukungan upaya pencegahan SDD. ABSTRACT Background. Childhood is a golden period of growth and development, as well as being vulnerable to negative influences. The use of digital devices has both positive and negative impacts. Screen Dependency Disorder (SDD) is a child development problem that needs to be prevented.Objectives. Knowing the mother's perspective on the duration of digital device use, and SDD in children, and developing an SDD short video based on the mother's perspective.Method. Design is development research. The population is mothers of children aged 1-13 years with a total of 68 people, the total sample. Preliminary research explored the characteristics of the respondents, the perspectives of respondents about the length of use of digital devices and SDD in children, by using a questionnaire in the Google form distributed via WhatsApp. Data were analyzed by frequency distribution, as well as the Sommers'd relationship test. The results form the basis for developing and designing short videos.Results. As many as 63.2% of children use digital devices for more than two hours per day. As many as 50% of mothers have a good perspective on SDD in children. There is a significant relationship between age-mother's occupation, age-education of children, family income with the duration of use of digital devices. There is no significant relationship between all the characteristics of the respondents with the SDD perspective. The short video developed contains understanding and prevention of SDD.Conclusion. Short videos can be used by testing it first. Advocacy is nee","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124033820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pelaksanaan Program Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) Selama Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Depok Jaya","authors":"Salsha Nur Alfaiza, C. Wuryaningsih","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6345","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6345","url":null,"abstract":"Latar Belakang. TBC masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan DOTS untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, namun angka tersebut masih belum mencapai target. Selama pandemi, DOTS tetap diselenggarakan dengan adanya penyesuaian pengelolaan input dan process.Tujuan. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni Penanggung Jawab DOTS, Dokter Penanggung Jawab DOTS, Ketua Kader dan 2 Pengawas Menelan Obat, sedangkan informan pendukung, yakni 4 Pasien TBC. Peneliti mengambil data dengan wawancara mendalam secara daring melalui Zoom.Hasil. Beberapa kegiatan utama di Puskesmas selama pandemi mengalami penurunan jumlah kegiatan, diantaranya investigasi kontak, skrining, serta pelatihan. Selain itu terdapat beberapa masalah di pelaksanaan DOTS yang terjadi selama pandemi, yaitu masyarakat yang kurang terbuka, memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga petugas puskesmas dan kader kesehatan seringkali kesulitan dalam melakukan pemantauan terkait dengan investigasi kontak dan pengobatan pasien TBC.Kesimpulan. Gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya belum maksimal berjalan dikarenakan mengalami penurunan jumlah kegiatan. ABSTRACT Background. TB is a problem in Indonesia. The government has implemented DOTS to reduce morbidity and mortality but hasn’t yet reached the target. During the pandemic, DOTS was being held with adjustments to input and process management.Purpose. Find out the description of the implementation of DOTS during a pandemic in the Puskesmas Depok Jaya area. Methods. This study used a qualitative case study design. Data collection techniques were in-depth interviews with the main informants, the PIC of DOTS, the doctor in charge of DOTS, the head of the cadre and 2 medication supervisors, the supporting informants were 4 tuberculosis patients. Researchers collected data by in-depth interviews online via Zoom. Results. Several main activities at the Puskesmas during the pandemic experienced a decrease in the number of activities, including contact investigations, screening, and training. There were several problems that occurred during the pandemic, the community was less open, had high mobility, so Puskesmas officers and health cadres had difficulties in carrying out monitoring related to contact investigations and treatment of TB patients. Conclusion. DOTS hasn’t run optimally due to a decrease in the number of activities.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126696306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Karakteristik Sosial Demografi dan Literasi Kesehatan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis di Kota Kupang","authors":"Imelda Sussanti Nailius, Dien Anshari","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6332","DOIUrl":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6332","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Kota Kupang dilaporkan dalam empat tahun terakhir berada pada rata-rata 82,1% belum mencapai target nasional yaitu 90%. Salah satu faktor ketidakberhasilannya karena jangka waktu minum obat yang lama yang memungkinkan untuk terjadi ketidakpatuhan dalam minum obat. Ketidakpatuhan dalam minum obat dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, pengobatan ulang maupun resisten terhadap obat.Tujuan. untuk mengetahui hubungan variabel karakteristik sosial demografi dan literasi kesehatan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis di Kota Kupang.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner secara online (self-administered survey) pada 126 penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan di 11 puskesmas di Kota Kupang. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda.Hasil. Hasil penelitian menemukan 23,8 % penderita tuberkulosis tidak patuh dalam minum obat tuberkulosis. Variabel literasi kesehatan (p=0,008, OR=10,4, CI: 1,847-59,17) dan umur responden (p=0,029, OR=0,2, CI: 0,070-0,863) dengan p-value <0,05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis.Keseimpulan. Literasi kesehatan menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis setelah dikontrol oleh variabel umur, pendidikan dan pendapatan. ABSTRACT Bakground. Success rate for tuberculosis treatment in Kupang City was reported in the last four years to be at an average of 82.1%, which has not reached the national target of 90%. One of the reasons for the failure was due to the long period of taking the medication which made it possible for non-adherence to take the medication. Noncompliance with medication might result in treatment failure, re-treatment, or drug resistance.Aim. to determine the relationship between social demographic characteristics and health literacy and tuberculosis medication adherence in Kupang City. Method. This study employed quantitative study with cross-sectional design. Data was obtained by filling out online questionnaires (self-administered surveys) on 126 tuberculosis patients receiving treatment at 11 health centers in Kupang City. The data was examined using simple logistic regression and multiple logistic regression.Result. Results showed that 23.8 percent of tuberculosis patients were disobedient in taking tuberculosis medications. Health literacy characteristics (p=0,008, OR=10,4, CI: 1,847-59,17) and respondent age (p=0,029, OR=0,2, CI: 0,070-0,863) with p-values 0.05 were found to be substantially related to tuberculosis patients' medication adherence.Conclusion. Health literacy is the most dominant variable in influencing medication adherence for tuberculosis patients after being controlled by age, education, and income.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129691801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}