Salsha Nur Alfaiza, C. Wuryaningsih
{"title":"Pelaksanaan Program Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) Selama Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Depok Jaya","authors":"Salsha Nur Alfaiza, C. Wuryaningsih","doi":"10.47034/ppk.v4i2.6345","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang. TBC masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan DOTS untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, namun angka tersebut masih belum mencapai target. Selama pandemi, DOTS tetap diselenggarakan dengan adanya penyesuaian pengelolaan input dan process.Tujuan. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni Penanggung Jawab DOTS, Dokter Penanggung Jawab DOTS, Ketua Kader dan 2 Pengawas Menelan Obat, sedangkan informan pendukung, yakni 4 Pasien TBC. Peneliti mengambil data dengan wawancara mendalam secara daring melalui Zoom.Hasil. Beberapa kegiatan utama di Puskesmas selama pandemi mengalami penurunan jumlah kegiatan, diantaranya investigasi kontak, skrining, serta pelatihan. Selain itu terdapat beberapa masalah di pelaksanaan DOTS yang terjadi selama pandemi, yaitu masyarakat yang kurang terbuka, memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga petugas puskesmas dan kader kesehatan seringkali kesulitan dalam melakukan pemantauan terkait dengan investigasi kontak dan pengobatan pasien TBC.Kesimpulan. Gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya belum maksimal berjalan dikarenakan mengalami penurunan jumlah kegiatan.     ABSTRACT    Background. TB is a problem in Indonesia. The government has implemented DOTS to reduce morbidity and mortality but hasn’t yet reached the target. During the pandemic, DOTS was being held with adjustments to input and process management.Purpose. Find out the description of the implementation of DOTS during a pandemic in the Puskesmas Depok Jaya area. Methods. This study used a qualitative case study design. Data collection techniques were in-depth interviews with the main informants, the PIC of DOTS, the doctor in charge of DOTS, the head of the cadre and 2 medication supervisors, the supporting informants were 4 tuberculosis patients. Researchers collected data by in-depth interviews online via Zoom. Results. Several main activities at the Puskesmas during the pandemic experienced a decrease in the number of activities, including contact investigations, screening, and training. There were several problems that occurred during the pandemic, the community was less open, had high mobility, so Puskesmas officers and health cadres had difficulties in carrying out monitoring related to contact investigations and treatment of TB patients. Conclusion. DOTS hasn’t run optimally due to a decrease in the number of activities.","PeriodicalId":233536,"journal":{"name":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6345","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

背景。结核病在印尼仍然是一个健康问题。各国政府已经用剂量来减少结核病造成的痛苦和死亡,但这些数字仍然没有达到目标。在大流行期间,DOTS仍然在调整输入管理和管理过程中进行。本研究的目的是了解在Puskesmas Depok Jaya地区大流行期间DOTS计划的实施。本研究采用定性案例设计方法。主要资料收集技术包括:DOTS主任、DOTS医生、Kader主任和2名摄政王服用药物,以及4名结核病患者的支持资料。研究人员通过缩放在网上接受深入采访的数据。在大流行期间,儿童诊所的一些主要活动都在减少,包括接触调查、筛选和培训。此外,在大流行期间发生的DOTS行为中也存在一些问题,即缺乏开放的社会、高度的机动性,因此,医疗卫生官员和卫生工作者经常发现与结核病接触调查和治疗相关的监测困难。由于活动数量的下降,Puskesmas Depok Jaya地区的大流行期间DOTS计划的实施尚未达到最大。抽象背景。结核病在印尼是个问题。政府已经实施了减少疾病和死亡的剂量,但还没有达到目标。在大流行期间,DOTS受到输入和处理。目的的限制。找出在黄金流行区大流行期间DOTS的用途。方法。这个研究使用了一个合格的案例研究设计。技术收集数据是在depth对主要的信息进行采访,这些信息的图片,透过Zoom进行在线审查。Results。在大流行期间,在事件编号、包括接触调查、筛选和培训的过程中,严重的活动发生了。有几个问题是,在大流行期间发生的情况很少,社区没有开放,没有高度的机动性,所以公共卫生和卫生保障很难联系到对结核病的调查和治疗。历史性。剂量并没有在一系列活动中得到优化。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pelaksanaan Program Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) Selama Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Depok Jaya
Latar Belakang. TBC masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan DOTS untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, namun angka tersebut masih belum mencapai target. Selama pandemi, DOTS tetap diselenggarakan dengan adanya penyesuaian pengelolaan input dan process.Tujuan. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni Penanggung Jawab DOTS, Dokter Penanggung Jawab DOTS, Ketua Kader dan 2 Pengawas Menelan Obat, sedangkan informan pendukung, yakni 4 Pasien TBC. Peneliti mengambil data dengan wawancara mendalam secara daring melalui Zoom.Hasil. Beberapa kegiatan utama di Puskesmas selama pandemi mengalami penurunan jumlah kegiatan, diantaranya investigasi kontak, skrining, serta pelatihan. Selain itu terdapat beberapa masalah di pelaksanaan DOTS yang terjadi selama pandemi, yaitu masyarakat yang kurang terbuka, memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga petugas puskesmas dan kader kesehatan seringkali kesulitan dalam melakukan pemantauan terkait dengan investigasi kontak dan pengobatan pasien TBC.Kesimpulan. Gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya belum maksimal berjalan dikarenakan mengalami penurunan jumlah kegiatan.     ABSTRACT    Background. TB is a problem in Indonesia. The government has implemented DOTS to reduce morbidity and mortality but hasn’t yet reached the target. During the pandemic, DOTS was being held with adjustments to input and process management.Purpose. Find out the description of the implementation of DOTS during a pandemic in the Puskesmas Depok Jaya area. Methods. This study used a qualitative case study design. Data collection techniques were in-depth interviews with the main informants, the PIC of DOTS, the doctor in charge of DOTS, the head of the cadre and 2 medication supervisors, the supporting informants were 4 tuberculosis patients. Researchers collected data by in-depth interviews online via Zoom. Results. Several main activities at the Puskesmas during the pandemic experienced a decrease in the number of activities, including contact investigations, screening, and training. There were several problems that occurred during the pandemic, the community was less open, had high mobility, so Puskesmas officers and health cadres had difficulties in carrying out monitoring related to contact investigations and treatment of TB patients. Conclusion. DOTS hasn’t run optimally due to a decrease in the number of activities.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信