MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15023
Melaha Ray Sampebulu, Tety Yuniarty Sudiro, H. M. Zamrud
{"title":"Analisis Hubungan Merokok dan Konsumsi Kopi Terhadap Tingkat Kejadian Stroke di RSUD Kota Kendari","authors":"Melaha Ray Sampebulu, Tety Yuniarty Sudiro, H. M. Zamrud","doi":"10.46496/medula.v8i1.15023","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15023","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang. Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak atau secara cepat dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun karena sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai di bagian otak yang terkena. Banyak faktor yang dapat meningkatkan kejadian stroke diantaranya perilaku merokok dan konsumsi kopi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan merokok dan konsumsi kopi terhadap kejadian stroke di RSUD Kota Kendari. Metode. Rancangan penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan bagian Poli Saraf tahun 2019 di RSUD Kota Kendari yang berjumlah 78 pasien. Dengan menggunakan rumus Slovin besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 sampel dengan teknik pengambilan sampel secara Incidental Sampling. Data diperoleh dari hasil pengajuan pertanyaan dengan menggunakan alat kuisioner secara terstruktur dengan persetujuan dari subjek yang ingin diteliti dan data sekunder diperoleh dari data rekam medis pasien yang ingin diteliti. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji Chi square dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil. Analisis univariat menunjukkan bahwa dari 65 responden, terdapat 37 responden yang mengalami stroke (56,9 %) dan terdapat 28 responden yang tidak mengalami stroke (43,1 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara merokok dan kejadian stroke dengan p value sebesar 0,000 (p value < 0,05) dan tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dan kejadian stroke dengan p value sebesar 0,062 (p value > 0,05). Kesimpulan. Ada hubungan antara merokok dengan kejadian stroke, dan tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dan kejadian stroke.Kata Kunci: Stroke, Merokok, Konsumsi kopi","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42599340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15015
Prajitno Sugianto
{"title":"Ukuran Omfalokel: Apakah Berhubungan dengan Anomali Kongenital ?","authors":"Prajitno Sugianto","doi":"10.46496/medula.v8i1.15015","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15015","url":null,"abstract":"ABSTRACT Background: Omphalocele (also known as exomphalus) is a condition that is seen in newborn infants, and is thought to result from failure of the intestines to return to the abdomen after the migration into the umbilical cord. Omphalocele is often associated with the presence of other congenital anomalies. One study says that a small of defect omphalocele is often accompanied by intestinal disorders and have a better prognosis. Purpose(s): Based on this study the researcher wants to review the relationship between the size of omphalocele defect and the presence of associated congenital anomaly in Hasan Sadikin Hospital. Methods: This is a retrospective cross-sectional study. All patient with omphalocele between February 2007 – March 2012 were included in this study. Data collected were patient demographics, size of omphalocele defect and congenital anomalies identified. In this study, patients were designated as those with large (greater than 4 cm) or small (4 cm and less) defect omphaloceles. This study analyzed correlation between size of defect with associated anomaly using Fisher exact test and p < 0.05 is considered to be significant. Results: There were 52 omphalocele cases (24 girls, 28 boys), median birth weight 2710gr (range 1300gr–4000gr). Twenty seven patients were classified as small defect, with 25 classified as large defect. Anomaly found in the small defect groups consists of facial anomaly (7%); cardiac anomaly (7%); intestinal disorder (22%,P=0,02) include patent omphalomesentericus duct, anorectal malformation and cloaca extrophi; limb anomaly (7%). Meanwhile, anomalies identified in the large defect group consist of facial anomaly (8%); cardac defect (32%) include dextrocardi and tetralogi Fallot; limb anomaly (16%).In this study, cardiac defects was significantly higher in the large defect group, meanwhile intestinal diorder is statistically significant in small defect groups. Conclusion: Small defect omphalocele correlates with an increased prevalence of associated gastrointestinal anomalies and a lower prevalence of cardiac anomalies.Keyword: Omphalocele; Exomphalus; Associated congenital anomalies; Defect size","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45062453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15028
Andi Noor Kholidha S, I. P. Sudayasa, Laode Anugrah Alhadzah Effendy
{"title":"Hubungan Kebiasaan Merokok, Stres dan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Usia Produktif di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna","authors":"Andi Noor Kholidha S, I. P. Sudayasa, Laode Anugrah Alhadzah Effendy","doi":"10.46496/medula.v8i1.15028","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15028","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juat jiwa pertahun. Salah satu penyebab kejadian penyakit tidak menular adalah hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan umur, hipertensi paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif sebesar 73.639 kasus. Pada tahun 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥18 tahun menurut provinsi, Indonesia memiliki persentase 8,4%. Data profil kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebesar 11.265 kasus, kasus hipertensi di Puskemas Katobu sebanyak 539 kasus. Tujuan: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok, tingkat stres, dan riwayat keluarga hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif di Puskesmas Katobu, kabupaten Muna. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan case-control study. Kelompok kasus adalah penderita hipertensi berdasarkan diagnosis dokter puskesmas, kelompok kontrol adalah individu sehat yang tidak menderita hipertensi bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Katobu Kabupaten Muna. Jumlah sampel adalah 136 sampel terdiri dari 68 kelompok kasus dan 68 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil: Hasil analisis bivariat kebiasaan merokok menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 dengan nilai OR 5.435. Hasil analisis pada stres menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,001, dengan nilai OR 3.429. Sedangkan analisis pada riwayat menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000, dengan nilai OR 9.112. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan kebiasaan merokok, stres, dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna. .Kata kunci. Hipertensi, merokok, riwayat keluarga hipertensi, stres, dan usia produktif.","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47926805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Darat dr. R. Ismoyo Kendari Tahun 2018","authors":"S. Sabarudin, Sunandar Ihsan, Fifi Nirmala, Andi Nafisah Tendri Adjeng, Dzulhijjah Dzulhijjah","doi":"10.46496/medula.v8i1.15024","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15024","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara paripurna. Ketidakefisienan dalam pengelolaan obat akan memberi dampak negatif bagi rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Darat dr. R. Ismoyo Kendari Tahun 2018 yang meliputi tahap seleksi, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dan concurent menggunakan metode randomized sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan panduan wawancara. Lembar observasi digunakan untuk mendokumentasikan data yang diperoleh terkait data pengelolaan obat sedangkan panduan wawancara digunakan untuk mendukung data observasi yang diperoleh melalui lembar observasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN sebesar 59,06%, presentase jumlah item obat yang direncanakan dan yang diadakan sebesar 100%, presentase kesalahan faktur sebesar 3,22%, frekuensi tertundanya pembayaran faktur 0%, ketepatan data jumlah obat pada kartu stok 100%, presentase stok mati sebesar 1,64%, nilai Turn Over Ratio (TOR) adalah 4,85 kali, presentase peresepan dengan nama generik sebesar 90,5% dan presentase peresepan antibiotik sebesar 20,83%. Simpulan: Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Darat dr. R. Ismoyo Kendari Tahun 2018 pada tahap perencanaan dan tahap penggunaan sudah efisien, sedangkan tahap seleksi, pengadaan, penyimpanan dan tahap distribusi belum efisien.Kata Kunci: Pengelolaan Obat, Instalasi Farmasi, RSAD dr. R. Ismoyo","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44127626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15014
Waode Sitti Asfiah Udu, Murni Safitri M, Raja Al Fath Widya Iswara
{"title":"Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Jumlah Luka Kasus Kekerasan Fisik pada Anak","authors":"Waode Sitti Asfiah Udu, Murni Safitri M, Raja Al Fath Widya Iswara","doi":"10.46496/medula.v8i1.15014","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15014","url":null,"abstract":"Latar Belakang: kekerasan terhadap anak mencakup semua bentuk perlakuan yang salah baik secara fisik dan/atau emosional, seksual, penelantaran, dan eksploitasi yang berdampak atau berpotensi membahayakan kesehatan anak, perkembangan anak, atau harga diri anak dalam konteks hubungan tanggung jawab. Kekerasan fisik merupakan salah satu jenis kekerasan yang masih mendominasi sebaran jenis kekerasan pada anak. Berdasarkan jenis kelamin, kasus kekerasan terhadap anak lebih banyak terjadi pada anak perempuan di semua jenis kekerasan Tujuan : Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan jumlah luka kekerasan fisik pada anakMetode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Subyek terdiri dari 120 anak yang tercatat dalam Visum et Repertum korban kekerasan fisik pada anak di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Data yang dikumpulkan mencakup karakteristik jenis kelamin, usia, jenis perlukaan dan jumlah luka. Untuk melihat keeratan hubungan dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil : Subyek terdiri dari 85 (70,8%) anak laki-laki dan 35 (29,2%) dengan rentang usia 0-10 tahun sebanyak 5 (4,2%) anak dan usia 10-18 tahun sebanyak 115 (95,8%) anak. Jenis luka didominasi oleh luka memar sebanyak 45 (37,5%) dan gabungan antara jenis luka memar dan lecet sebanyak 31 (25,8%). Mayoritas subyek memiliki satu jenis luka tunggal sebanyak 52 (43,3%) anak. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan jumlah luka kekerasan fisik pada anak (p> 0,05).Kesimpulan : Jenis kelamin tidak berhubungan dengan jumlah luka kekerasan fisik pada anak. Kata kunci: Jenis kelamin, Jumlah Luka, Kekerasan fisik, Anak.","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44306946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15025
Agussalim Ali, Syafruddin Gaus, Muhammad Ramli Ahmad
{"title":"Perbandingan Skor Insersi LMA antara Pemberian Petidin-propofol dan Fentanil-propofol Intravena","authors":"Agussalim Ali, Syafruddin Gaus, Muhammad Ramli Ahmad","doi":"10.46496/medula.v8i1.15025","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15025","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang Pemberian adjuvan seperti opioid, lidokain, midazolam dan pelumpuh otot dosis kecil bersama propofol mampu meningkatkan keberhasilan insersi LMA. Petidin adalah opioid yang memiliki aktivitas seperti anestetik lokal dengan harga relatif murah dibanding opioid lain. Tujuan penelitian Membandingkan skor insersi LMA antara antara pemberian petidin-propofol intravena dengan fentanil-propofol intravena.Metode Lima puluh empat pasien ASA PS 1 dan 2 dengan rentang umur 17-60 tahun, BMI 18,5-30 kg/m2 dan mallampati I-II yang direncanakan operasi elektif dengan prosedur GA-LMA diacak kedalam 2 grup dengan menggunakan desain acak tersamar ganda. Grup P mendapatkan petidin 1 mg/kgBB 10 menit sebelum induksi dan grup F mendapatkan fentanil 1 µg/kgBB 3 menit sebelum induksi. Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB selama 60 detik. Ventilasi dengan oksigen 100% melalui sungkup muka selama 60 detik dilakukan setelah refleks bulu mata hilang, selanjutnya dilakukan insersi LMA dan penilaian skor insersi LMA berdasarkan Lund & Stovener (gerakan anggota tubuh, laringospasme, menelan, batuk dan tersedak).Hasil Skor insersi LMA sangat memuaskan pada kelompok P lebih kecil dibandingkan kelompok F (29,6% vs 48,1%), namun tidak bermakna setelah uji statistik Chi-Square (p=0,264).Simpulan Skor insersi LMA dengan pemberian petidin-propofol intravena samabaiknya dengan pemberian fentanil-propofol intravena.Kata kunci :laryngeal mask airway, fentanyl, petidin, , propofol,","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44846816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2020-11-11DOI: 10.46496/medula.v8i1.15027
Armanto Makmun, Fira Permata
{"title":"Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Layang","authors":"Armanto Makmun, Fira Permata","doi":"10.46496/medula.v8i1.15027","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v8i1.15027","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar belakang: Hipertensi atau secara awam disebut sebagai tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia karena prevalensi nya tinggi. Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu factor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung (cardio vascular). Mengetahui factor penyebab atau factor risiko terjadinya hipertensi merupakan hal penting untuk pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi yang adekuat dalam upaya menurunkan risiko penyakit kardio vaskular. Faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain seperti usia, gender, IMT, ras, dan life style. Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien Hipertensi di Puskesmas Layang. Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan desain penelitian cross sectional untuk melihat gambaran karakteristik pasien Hipertensi yang ada di Puskesmas Layang. Karakteristik yang dimaksud berupa jenis kelamin, usia, dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil Penelitian: Dari 112 orang dapat diketahui bahwa jumlah pasien laki-laki dengan Hipertensi yaitu berjumlah 47 orang (41,96%) dan jumlah pasien perempuan dengan Hipertensi yaitu berjumlah 65 orang (58,03%). Jumlah pasien Hipertensi dengan usia <40 tahun yaitu sebanyak 3 orang (2,67%), interval usia 40-45 tahun yaitu sebanyak 5 orang (4,46%), pada interval usia 46-50 tahun yaitu sebanyak 9 orang (8,03%), dan pada usia >50 tahun sebanyak 95 orang (84,82%). Jumlah pasien Hipertensi dengan IMT underweight sebanyak 5 orang (4,46%), IMT Normal sebanyak 30 orang (26,78%), Overweight sebanyak 34 orang (30,35%), Obesitas I sebanyak 42 orang (37,5%), dan Obesitas II sebanyak 1 orang (0,89%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik pasien Hipertensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, berdasarkan usia didapatkan pada usia>50 tahun lebih banyak dibandingkan usia di bawahnya dan berdasarkan karakteristik IMT pada penderita Hipertensi didapatkan jumlah pasien dengan status gizi yang obesitas I jauh lebih banyak dibandingkan status gizi yang lain. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat dipahami bahwa dengan mengetahui beberapa factor resiko yang berperan terhadap peningkatan terjadinya Hipertensi, maka kita juga dapat secara langsung mengendalikan terjadinya kasus Hipertensi tersebut. Dengan mengacu kepada hasil yang didapatkan, maka dapat dikatakan bahwa tidak hanya dengan menggunakan obat dapat mengendalikan kasus-kasus Hipertensi, tetapi dengan mengontrol beberapa factor resiko juga dapat menurunkan kejadian penyakit Hipertensi.Kata Kunci: Hipertensi, Karakteristik Pasien Hipertensi, Puskesmas Layang","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42472532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2019-11-28DOI: 10.46496/medula.v6i3.9654
Putu Ayu Sawitri, Wayan Chandra Sety Dewi, A. Amalia, I. Sudayasa, Gayuh Agastia
{"title":"COBEK ANTIK : The Effect of Cocor Bebek Leaves Extract to Blood Sugar Level on Diabetic Model Rat","authors":"Putu Ayu Sawitri, Wayan Chandra Sety Dewi, A. Amalia, I. Sudayasa, Gayuh Agastia","doi":"10.46496/medula.v6i3.9654","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v6i3.9654","url":null,"abstract":"ABSTRAK Latar Belakang: Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Salah satunya adalah cocor bebek (Kalanchoe pinnata). Kalanchoe pinnata mengandung fenol total, Flavonoid, Lycophenes dan β–Carotenes dan diketahui memiliki berbagai macam aktivitas farmakologi antara lain penyembuh luka, anti-diabetes, anti- inflamasi dan analgesik yang baik, bahkan secara empiris efektif sebagai antipiretik. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) terhadap kadar gula darah tikus diabetes. Metode : Daun cocor bebek yang sudah dikeringkan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Tikus yang digunakan sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol positif diberikan suspense glibenclamide ,dan kelompok II, III, dan IV sebagai kelompok perlakuan yang diberikan suspense ekstrak etanol daun cocor bebek dengan masing-masing konsentrasi 10%, 20%, 30% b/v. Dan kelompok V sebagai kontrol negatif diberikan NaCMC 1% b/v. Hasil : Hasil penelitian berdasarkan analisis uji normalitas Shapiro-Wilk dilanjutkan dengan uji beda T berpasangan menujukkan bahwa pemberian ekstrak daun cocor bebek dengan konsentrasi 5%,10%,15% b/v dapat berpengaruh sebagai antidiabetik dan khusus untuk konsentrasi ekstrak 30% memiliki pengaruh yang lebih baik dan memiliki kemiripan dengan kelompok kontrol positif yang diberi obat glibenclamide. Simpulan : pemberian ekstrak daun cocoe bebek, berpengaruh terhadap penuruan kadar gula darah tikus model diabetik. Daun cocor bebek dapat dikembangkan menjadi produk herbal anti diabetik alias Cobek Antik. Kata kunci: antidiabetik, cocor bebek, gula darah, Kalanchoe pinnata, tikus diabetik","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47218528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2019-11-28DOI: 10.46496/medula.v6i3.9647
Juminten Saimin, A. R. Amalia, A. Azizah, M. Faisal, Defa Agripratama Ali
{"title":"Description of Food Comsumption Patterns in Pregnant Women in the Coastal Area of Kendari City","authors":"Juminten Saimin, A. R. Amalia, A. Azizah, M. Faisal, Defa Agripratama Ali","doi":"10.46496/medula.v6i3.9647","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v6i3.9647","url":null,"abstract":"ABSTRAKKebutuhan gizi ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya umur kehamilan. Pemenuhanasupan gizi dan pola makanan yang tepat berperan penting terhadap kesehatan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola konsumsi makanan pada ibu hamil didaerah pesisir Kota Kendari. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan metode cross-sectional. Pengambilan sampel secara consecutive sampling yang dilakukan pada ibu hamil trimester ketiga di daerah pesisir Kota Kendari pada bulan September-Desember 2016. Data diambil menggunakan food frequency questionaire (FFQ) pada 50 responden ibu hamil. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa makanan yang tersering dikonsumsi adalah nasi (100%) dan ikan segar (94%). Sayuran yang paling sering dikonsumsi adalah bayam (52%). Makanan yang jarang dikonsumsi adalah ikan asin (34%). Sebagian besar responden tidak pernah mengkonsumsi kerang (98%). Sumber karbohidrat yang tersering dikonsumsi adalah nasi (100%) dengan skor 50, sumber protein tersering adalah ikan segar (94%) dengan skor 46,5 dan sayuran tersering adalah bayam (52%) dengan skor 31,8.Simpulan: Ibu hamil di daerah pesisir Kota Kendari mempunyai pola konsumsi makanan yang banyak dari sumber karbohidrat dan protein, serta sayuran. Perlu senantiasa dilakukan penyuluhanpemenuhan gizi seimbang dan variasi makanan dari bahan makanan lokal. Kata kunci: daerah pesisir, food frequency questionnaire, ibu hamil, pola konsumsi","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48819430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
MedULAPub Date : 2019-11-28DOI: 10.46496/medula.v6i3.9648
Lisna Rosalia Agaus, Reski Vinalia Agaus
{"title":"Manfaat Kesehatan Tanaman Pala (Myristica fragrans) (Health Benefits of Nutmeg (Myristica fragrans ))","authors":"Lisna Rosalia Agaus, Reski Vinalia Agaus","doi":"10.46496/medula.v6i3.9648","DOIUrl":"https://doi.org/10.46496/medula.v6i3.9648","url":null,"abstract":"ABSTRACTIntroduction: Myristica fragrans has its origins in the Spice Islands of Indonesia, formerly known as the spice islands. Fragrant rich nutmeg is one of the highly prized spices known since antiquity for its aromatic, aphrodisiac, and curative properties. Since ancient times, nutmeg has been used as a remedyfor various ailments or to improve health in general. Purpose: Although the culinary value of this magical spice is well-known, its medicinal and therapeutic values are mostly unheard of. So that, the purpose of this research is to clarify the health benefits of nut meg. Methode: This research is an descriptive research. Result: Health benefits nutmeg is used as a stomachic, stimulant, carminative as well as for intestinal catarrh and colic, headaches, diarrhea, vomiting, nausea, fever, bad breath, to stimulate appetites and to control flatulence. It is also valuable for its aphrodisiac and antiinflammatory properties. Studies show that it can help lower blood pressure and sooth a stomach ache as well as stop diarrhea and (in low dose) help to detoxify the body, stimulate the brain.Conclusion: Nut meg have many health benefits so nut meg must be processed to be a good herbal product which is easilya acessible to the public. Keywords: Health benefits, nutmeg","PeriodicalId":40595,"journal":{"name":"MedULA","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46806572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}