{"title":"PANCASILA DI WILAYAH SYARIAT ISLAM: KAJIAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN LANDASAN SIKAP TOLERANSI MASYARAKAT PEDESAAN DI ACEH BARAT","authors":"T. Triyanto, Y. Lestari","doi":"10.17977/UM021V4I1P30-37","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V4I1P30-37","url":null,"abstract":"Recently, many anti-pancasila cases have appeared in the mass media, both in print and in electronic form. The place is not only the village community, but also the city people who actually have the character of a plural society, are aware of the differences and even have an individualistic attitude. In rural communities, it usually holds the values of togetherness, mutual love and upbringing and respect-respect and respects each other. In fact, a slight difference can lead to a case of intolerance. This study aims to determine how the views and attitudes of rural communities in West Aceh, an area that enforces Islamic law against the values of Pancasila. It also aims to find out how the loyalty of rural communities in West Aceh to the ideology of Pancasila. This research uses a qualitative method. The informant is determined by purposive sampling, that is selecting the community as an informant according to the expertise, and the mentioned expertise is meant to understand the problem that becomes the subject of this study. The results show that Pancasila is only known by the older generation and this generation understands that the values of Pancasila run as a tolerance setting, so that citizens do not discriminate against the existence of people outside of Aceh, let alone outside the region. This generation also understands that the implementation of Islamic law is a loyalty to the ideology of Pancasila because the first principle is expressed as faith in the Mahaesa. So there is no contradiction between the Islamic Shari'a and Pancasila. Unfortunately, the younger generation does not understand how Pancasila is. This generation has never received socialization about Pancasila and only knows about the flag ceremony, which often reads the Pancasila text. The researcher's interpretation is that after the 1998 Reformation, the community did not experience the socialization of Pancasila values. Unfortunately, some understand that Pancasila and the Islamic Sharia'ah are contradictory. In this narrow sense, it can threaten the existence of Pancasila. But by and large, the contradiction is limited because of the religious differences that can still be harmonized values of unity.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v4i12019p030 ","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45916276","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERGESERAN MAKNA RITUAL IBADAH DI ERA DIGITAL","authors":"Udji Asiyah, Ratna Azis Prasetyo, Sudjak Sudjak","doi":"10.17977/UM021V4I1P14-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V4I1P14-20","url":null,"abstract":"The presence of Smartphones is the reason for the shifting of meaning in rituals of worship why today and first are different, places that should be sacred seem to be new tourist attractions, many people have selfies in front of them then uploaded in social media, scenes like this were not found in the past. The writing of this article aims to explain the shift in the meaning of worship rituals that should be enjoyed but shift to prioritizing busyness looking for a good perspective as a background for taking pictures or recording videos with no regard for the special worship and safety of other worshipers. This study was conducted qualitatively, data obtained through observation and interviews, the results of this study found that social piety is better able to eliminate the use of technological tools in worship than ritual piety which tends to explore technological equipment.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v4i12019p014","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41360665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONFLIK ALAT TANGKAP IKAN DI DESA TELUK PAMBANG KABUPATEN BENGKALIS","authors":"Pebri Karisma, Fatmariza Fatmariza, Siti Fatimah, Rizal Ikhsan","doi":"10.17977/UM021V3I2P98-109","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P98-109","url":null,"abstract":"Penelitian dengan lokasi di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, bertujuan untuk: (1) mengkaji akar sosial konflik antar nelayan di Desa Teluk Pambang; (2) menganalisis dampak sosial yang terjadi didalam konflik antar nelayan; (3) menganalisis model kebijakan sosial untuk resolusi konflik antar nelayan di Desa Teluk Pambang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskrptif dan bertujuan untuk mengeksplorasi konflik yang terjadi antara nelayan tradisional dan nelayan modern di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Dalam pengumpulan data, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi, wawancara, dokumentasi, audio visual. Data dianalisis dengan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) akar sosial konflik yang melibatkan nelayan tradisional dan nelayan modern adalah penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai dengan jalur yang sudah ditetapkan dalam Permen-Kp/2016 Nomor 71 Tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan adanya modifikasi alat tangkap yang dilakukan oleh nelayan modern sebagai alasan menghemat biaya alat tangkap (2) dampak sosial yang ditimbulkan dalam pengoperasian alat tangkap yaitu ekosistem laut menjadi rusak dan nelayan tradisional mengalami kesulitan dalam melakukan penangkapan ikan; (3) model kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Gubernur Riau No. 17 Tahun 2006 tentang Penghentian Sementara Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jenis Jaring Batu (Bottom Gillnet) dan mengadakan mediasi dan negosiasi dalam uapaya mengatasi konflik alat tangkap.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p098","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46030078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KOMODIFIKASI OTORITAS KIAI DALAM KONTESTASI POLITIK (STUDI KOMODIFIKASI OTORITAS KIAI DI KECAMATAN PASEAN KABUPATEN PAMEKASAN)","authors":"Hisnuddin Lubis, Nelly Rohmatillah","doi":"10.17977/UM021V3I2P57-64","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P57-64","url":null,"abstract":"Kiai merupakan gelar kultural dalam masyarakat Madura yang memiliki Otoritas tersendiri termasuk dalam urusan politik. Habitus dan modal kiai berperan penting dalam arena kontestasi Politik di Kabupaten Pamekasan Madura. Otoritas kiai ini seringkali dijadikan komoditas dalam proses kontestasi politik. Komodifikasi ini dapat diidentifikasi dengan adanya pertukaran sumberdaya nilai guna menjadi nilai materiil. Kajian ini menggunakan perspektif Habitus arena dari Bourdieu dan perspektif komodifikasi dalam pandangan postmodernisme. Pendekatan kajian ini menggunakan Studi kasus dalam bingkai metode kualitatif berlokasi di kecamatan Pasean Pamekasan Madura. Temuan : adanya akumulasi Habitus kiai dan tradisi masyarakat dengan modal budaya baik embodied, objectified maupun institutinalized yang membentuk otoritas kiai. Habitus kiai berupa keturunan dan proses pendidikan agama yang panjang. Sementara modal budaya kiai berupa warisan keturunan, lembaga pesantren dan legitimasi institusi atas kapasitas intelektualnya. Sejalan kemudian otoritas kiai digunakan untuk kepentingan kontestasi politik dengan berpartisipasi langsung sebagai kontestan maupun sebagai “political broker” untuk memenangkan kontestan tertentu. Dalam proses ini terdapat pertukaran sumberdaya otoritas dengan imbalan materiil dan non materiil. Proses inilah yang kemudian disebut sebagai komodifikasi otoritas kiai dalam kontestasi politik. Dalam logika commodity fetishism otoritas kiai terus diproduksi sebagai komoditas yang dapat dipertukarkan dengan nilai materiil maupun non metriil untuk memenuhi hasrat “kapitalis politik”.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p057","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44805302","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA LITERASI POLITIK MENJELANG TAHUN 2019 :URGENSITAS MEMAHAMI PERILAKU PEMILIH MILENIAL","authors":"Bakhtiyar Bakthiyar","doi":"10.17977/UM021V3I2P65-72","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P65-72","url":null,"abstract":"Gonjang ganjing perhelatan politik nasional terasa semakin memanas menjelang tahun politik 2019. Implikasinya sangat mempengaruhi literasi politik dan perilaku informasi pemilih milenial, dalam menentukan pilihannya terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden.Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) peran media menjelang tahun politik 2019,(2) perilaku informasi pemilih milenial.Obyek penelitian berintikan perilaku informasi dan literasi politik pemilih milenial. Ruang lingkup berbasis menggayuh kemenangan dalam memperebutkan pemilih milenial, melalui pehaman terhadap perilaku informasi dan literasi politik. Pendekatan penelitian adalah historical approach dan data primer dianggap sebagai sumber informasi primer. Library research digunakan sebagai metode penelitian melalui membaca literatur-literatur bersubyekkan perilaku informasi dan literasi politik pemilih milenial. Analisis menggunakan analisa diskriptif kualitatif dan Content analysis untuk menganalisis makna keseluruhan konsep perilaku informasi dan literasi politik pemilih milenial. Observasi dilakukan untuk mendukung dan pelengkap konstruksi teoritis. Adapun hasil penelitian ; (1) Media sebagai sarana ampuh membentuk pencitraan dan opini publikmenjelang tahun politik 2019. (2). Perilaku informasi pemilih milenial senantiasa didominasi oleh kepentingan masing-masing individu, yang didasari oleh aspek psikologis, aspek lingkungan dan jejaring sosial.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p065","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43785891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMUDA, ELIT AGAMA ISLAM DAN POLITIK: Preferensi Gus dan Lora Dalam Kontestasi Politik","authors":"Titis Thoriquttyas","doi":"10.17977/UM021V3I2P88-97","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P88-97","url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada deskripsi tokoh elit muda Islam (Gus dan Lora) dan keterlibatannya dalam kontestasi politik. Keterlibatan tersebut tidak serta merta dianggap bahwa mereka aktif dalam dunia politik, namun hal yang harus diingat bahwa karisma yang dimiliki Gus dan Lora mampu berperan dalam memberikan pilihan alternatif politik bagi santri-santrinya.Penelitian ini akan membidik asparagus (aspirasi para Lora dan Gus), komunitas non-formal Gus dan Lora yang terdapat di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada beberapa kota di Jawa Timur dengan melibatkan beberapa Gus dan Lora. Realitas Sosial yang dialami oleh responden dapat dikaji dimensinya menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif. Adapun hasil penelitian ini adalah adanya tiga tipologi umum mengenai preferensi Gus dan Lora dalam hal politik. Sederhananya, dimensi karisma yang bersumber dari legitimasi secara sosial dan teologi mampu memberikan peluang besar bagi Gus dan Lora untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Lebih lagi posisi Gus dan Lora sebagai tokoh elit muda Islam mampu mempengaruhi pilihan politik bagi santri-santri khusunya yang berasal dari generasi milenial.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p088 ","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44303051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KETAHANAN KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA","authors":"Lalu Saefullah, Sri Rum Giyasih, Dian Setiyawati","doi":"10.17977/UM021V3I2P119-132","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P119-132","url":null,"abstract":"Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis tingkat dukungan sosial dan ketahanan keluarga TKI dan pengaruh dukungan sosial terhadap ketahanan keluarga TKI. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif korelasional. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen dukungan sosial yang diadaptasi dari House dan Khan. Instrumen ketahanan keluarga menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ). Penelitian ini dilakukan pada 156 responden keluarga inti TKI yang merupakan anak, atau istri, atau suami, atau Ortu dari TKI yang dipilih secara acak di Desa Darmaji Kecamatan Kopang Lombok Tengah NTB. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Tingkat dukungan sosial yang diterima keluarga TKI mayoritas cukup baik. (2) Tingkat ketahanan keluarga TKI mayoritas cukup baik kecuali pada suami TKW, mayoritas ketahanan keluarganya rendah. (3) Keluarga TKI yang resilien terdapat sistem keyakinan yang kuat (mean paling tinggi). (4) Dukungan sosial dan ketahanan keluarga memiliki korelasi yang sangat kuat (R= 0,816) serta terdapat hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial dan ketahanan keluarga TKI (Sig F hitung = 0,00 < 0,05). (5) Analisis tambahan pada hasil uji beda, yaitu ketahanan keluarga TKI dipengaruhi juga oleh struktur keluarga TKI yang ditinggalkan dan besarnya jumlah remitan. (6) Aspek dan sumber dukungan sosial yang paling berkontribusi dan signifikan terhadap ketahanan keluarga yaitu; (a) Perspektif anak : dukungan istrumental dari luar sumber dukungan sosial penelitian ini. (b) Perspektif istri : dukungan instrumental dari lingkungan masyarakat. (c) Perspektif suami dan orang tua : dukungan penghargaan dari lingkungan masyarakat.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p119","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46286352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLEMENTASI PERDA SYARIAH SEBAGAI UPAYA MEMPERJUANGKAN KESETARAAN GENDER","authors":"Mustika Saraini, S. Kholifah","doi":"10.17977/UM021V3I2P73-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P73-87","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat realitas kesetaraan gender di Provinsi Aceh tepatnya didaerah dataran tinggi Gayo Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tengah, dengan pemberlakuan perda syariah. Kesetaraan gender dalam sektor publik dilihat melalui fenomena berdasarkan keadaan pada saat terjadinya konflik RI-GAM di Provinsi Aceh dan pasca pemberlakuan perda syariah dilingkungan kehidupan masyarakat Aceh. Penelitian ini menggunakan kajian teori feminisme liberal, untuk membahas perjuangan dan kesetaraan gender dalam konteks kebijakan politik. Selain itu juga menggunakan konsep kesetaraan gender dengan ideologi pembebasan perempuan mendapatkan kekuatan hukum yang sama dengan laki-laki dalam perspektif Islam. Penelitian ini memakai metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling dan Snowball. Pembahasan terkait perda mengalami perguliran proses hingga lahirnya qanun Aceh yang mengatur pemberdayaan dan perlindungan terhadap perempuan yang diatur dalam qanun nomor 6 tahun 2009. Aturan dalam qanun tersebut didasari oleh ketidaksetaraan gender yang dipengaruhi oleh konflik dan kuatnya budaya patriarki. Namun, berdasarkan pada temuan dilapangan saat ini peran qanun memiliki pengaruh yang signifikan dalam kesetaraan peran dan hak antara laki-laki dan perempuan seperti dalam isu perceraian dan pemberlakuan hukum syariat bagi pelanggar aturan.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p073","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43288994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR SOSIO BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KONFLIK TANAH DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU (STUDI SENGKETA KONFLIK ANTARA SUKU TANJUNG MANGGOPOH DENGAN NAGARI TIKU V JORONG KABUPATEN AGAM)","authors":"Syatri Syatri, Fitri Eriyanti, Erianjoni Erianjoni","doi":"10.17977/UM021V3I2P110-118","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I2P110-118","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik tanah di masyarakat Minangkabau khususnya sengketa konflik tanah ulayat antara Suku Tanjung Manggopoh dengan Nagari Tiku V Jorong Di Kabupaten Agam. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berusaha mengungkap data sesuai dengan kenyataan di lapangan. Informan penelitian adalah unsur-unsur kepemimpinan nagari, unsur-unsur pemimpin adat, unsur pemerintah, dan masyarakat awam. Data dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa faktor sosial budaya yang mempengaruhi konflik tanah dalam masyarakat Minangkabau adalah: 1) Tradisi lisan (kaba) dalam menentukan batas adat. Terjadinya konflik ketika tradisi lisan bertentangan dengan tradisi penulisan. Setiap pihak akan mempertimbangkan partai yang paling benar menurut bukti masing-masing. 2) Sistem kepemilikan tanah yang beragam di Minangkabau. Hal ini terjadi ketika tanah nagari diberikan kepada suku untuk mengelolanya tetapi para pemimpin suku menganggap bahwa ulayat milik suku mereka secara keseluruhan. Kedua faktor ini jika tidak segera diselesaikan oleh pihak berwenang, terutama pemimpin tradisional maka konflik akan terus berlangsung dan menghantui kehidupan masyarakat di Minangkabau.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p110","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49589335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MENAKAR KADERISASI KAMMI KOMISARIAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG","authors":"Titi Fitrianita, Zulia Antan Ambarsari","doi":"10.17977/UM021V3I1P16-28","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P16-28","url":null,"abstract":"KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) merupakan salah satu organisasi ekstra kampus Universitas Brawijaya yang aktif di dalam kegiatan politik kampus dan mendominasi posisi penting organisasi intra kampus. Keterlibatannya di dalam politik kampus merupakan pengejawantahan usaha menanamkan nilai-nilai Islam melalui sarana politik. Untuk mempertahankan visi KAMMI dan bentuk organisasi, kaderisasipun dilakukan. Sayangnya, upaya kaderisasi KAMMI tidaklah mudah. Hal ini berkaitan dengan berbagai faktor yang menyebabkan kader KAMMI tetap bertahan atau tidak. Menggunakan metode kualitatif deskriptif tulisan ini bertujuan untuk mengungkap alasan kader KAMMI untuk bertahan atau tidak bertahan di dalam organisasi. Data diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara secara mendalam kepada 13 informan dan data sekunder seperti dokumen dan jurnal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode induktif dengan triangulasi sebagai metode validitas data. Dari penelitian ini diketahui sistem kaderisasi yang dilakukan oleh KAMMI menggunakan sistem berjenjang dimana untuk naik setiap levelnya membutuhkan pelatihan khusus. Upaya kaderisasi lewat sistem pendidikan berjenjang ini merupakan upaya menghasilkan kader yang loyal dan setia terhadap nilai-nilai di dalam organisasi. Namun ternyata latar belakang keluarga, lingkungan pergaulan, dan pilihan serta harapan individu sangat mempengaruhi keputusan kader untuk bertahan atau tidak bertahan sebagai kader KAMMI. Akhirnya, ketika tidak banyak kader yang bertahan maka KAMMI mengalami kesulitan untuk mempertahankan organisasi dan nilai yang diperjuangkan. Maka memperhatikan 3 faktor tersebut dalam kaderisasi menjadi penting untuk dilakukan KAMMI agar organisasi dapat bertahan.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p016","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45298935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}