{"title":"NARASI KUASA PEREMPUAN PEKERJA BISNIS ONLINE","authors":"Sih Natalia Sukmi","doi":"10.17977/UM021V3I1P55-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P55-66","url":null,"abstract":"Jumlah angkatan kerja di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan jumlah partisipasi perempuan untuk bekerja. Faktanya deskriminasi perempuan dalam sektor ekonomi formal dan informal belum terselesaikan. Di sisi lain internet memberi peluang bagi perempuan untuk bekerja tanpa harus meninggalkan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana konstruksi sosial perempuan pekerja usaha online terhadap definisi kerja dan bagaimana teknologi (internet) memberi kuasa bagi perempuan untuk mengembangkan keberdayaan mereka. Penelitian ini mendiskusikan teori kuasa pendekatan Michel Foucault dan Gramsci untuk memahami bagaimana kuasa digunakan perempuan dalam interaksinya dengan teknologi dan sistem patriaki serta sistem sosial budaya yang lebih luas. Metodologi yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai kuasa terhadap teknologi. Dia mendapat keuntungan secara praktis seperti menghasilkan pendapatan, lebih dihargai dan dapat berinteraksi dengan lingkungan di luar. Namun ketika diperhadapkan dengan sistem patriakri dan sistem sosial yang lebih luas, perempuan nyatanya powerless. Dia terhegemoni dengan status keperempuanannya dengan menyebut dirinya “bukan pekerja”, hanya “menambah penghasilan suami” dan tetap berbeban ganda untuk menjaga keseimbangan wilayah domestik dan publik. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p055","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49576746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Risdawati Ahmad, Nila Irchamniah, Okta Pujiana, Joan Hesti Gita Purwasih
{"title":"KONSTRUKSI SOSIAL DALAM KELUARGA PENGEMIS DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG","authors":"Risdawati Ahmad, Nila Irchamniah, Okta Pujiana, Joan Hesti Gita Purwasih","doi":"10.17977/UM021V3I1P47-54","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P47-54","url":null,"abstract":"Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas dalam dunia sosialnya, oleh karena itu konstruksi yang dibangun oleh tiap-tiap individu berbeda-beda. Begitu pula dengan konstruksi sosial yang dibangun dalam keluarga hingga menciptakan sebuah fenomena pengemis yang terjadi secara turun-temurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konstruksi yang dibangun hingga menyebabkan perilaku mengemis menjadi sebuah budaya dalam keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap dua keluarga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Sukun, Kota Malang, dimana keluarga pertama terdiri dari 3 informan dan keluarga kedua terdiri dari 2 informan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan yaitu anggota keluarga yang beprofesi sebagai pengemis. Dari hasil penelitian ditemui berbagai macam konstruksi sosial yang dilakukan informan. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Dalam eksternalisasi diketahui informan melakukan adaptasi nilai dan norma berupa penyesuaian sikap dan penampilan. Informan melakukan pembedaan realitas yang berfungsi sebagai pembeda dan pemantapan atas peranan yang dipilih dalam bentuk penampilan dan sikap sebagai seorang pengemis. Internalisasi informan atas nilai dan norma dalam sosialiasi primer dan sekunder tidak berlangsung sempurna. Hal inilah yang menyebabkan informan mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pengemis.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p047","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43382887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSAINGAN ANTARA OJEK ONLINE DENGAN OJEK KONVENSIONAL DI STASIUN LEMPUYANGAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA","authors":"Kiki Setiyorini, Grendi Hendrastomo","doi":"10.17977/UM021V3I1P29-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P29-35","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persaingan yang terjadi antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan untuk mengetahui upaya apa saja yang sudah dilakukan guna mengatasi persaingan yang ada. Persaingan ini melibatkan empat paguyuban ojek konvensional dan dua komunitas ojek online. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan narasumber penelitian; ojek konvensional, ojek online, dan pihak kementrian Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persaingan antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta dilatarbelakangi oleh perbedaan harga pada kedua jenis ojek tersebut, di mana tarif ojek online lebih murah dari pada ojek konvensional, yang berakibat pada menurunnya pendapatan bagi ojek konvensional. Persaingan yang terjadi terlihat pada penetapan harga dan proses mendapatkan penumpang. Adapun upaya yang sudah dilakukan guna mengatasi persaingan yang ada adalah berupa peraturan pengambilan penumpang bagi ojek online untuk tidak mengambil penumpang di depan stasiun. Kesepakatan ini disepakati bersama antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, meski begitu masih saja terdapat pihak ojek online yang melanggar peraturan yang sudah disepakati tersebut.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p029","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47105279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS 4 SD NEGERI 03 SAMBIGEDE","authors":"Ifan Andriado, Hamida Zama Rahmatillah, Dinda Ayu Pebriana","doi":"10.17977/UM021V3I1P9-15","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P9-15","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan dan hasil siklus dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas 4 SD Negeri 03 Sambigede. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD Negeri 03 Sambigede tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 29 anak. Dalam penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus tindakan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi tindakan. Proses pengumpulan data diperoleh dari observasi, dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang didapatkan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sambigede 3 dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari peningkatan hasil belajar siswa pada keseluruhan proses pembelajaran. Presentase ketuntasan pada siklus I adalah sebesar 65,5%, dan presentase ketuntasan pada siklus ke II adalah sebesar 72,4%. Dari presentase tersebut terjadi peningkatan presentase ketuntasan dri siklus I ke siklus II sebesar 7,9%. Kata Kunci: Make a Match, Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p009","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48580990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG NAGA SEBAGAI WUJUD MENJAGA ALAM DAN KONSERVASI BUDAYA SUNDA","authors":"Agung Wiradimadja","doi":"10.17977/UM021V3I1P1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P1-8","url":null,"abstract":"Setiap orang cenderung menganggap kehidupan modern itu selalu baik. Orang-orang di perkotaan besar di Jawa Barat berlomba-lomba dalam modernisasi. Namun ternyata hal tersebut menimbulkan permasalahan, yakni permasalahan terganggunya lingkungan hidup dan terdegradasinya kebudayaan daerah. Atas permasalahan tersebut peneliti merasa prihatin dan mencoba mengangkat tema kearifan lokal masyarakat Kampung Naga sebagai wujud menjaga alam dan konservasi terhadap budaya Sunda. Penelitian ini menggunakan metode kualtitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menyatakan: 1) Masyarakat menetapkan peraturan adat dalam hal tata kelola keruangan menjadi tiga peruntukkan yakni pemukiman serta perternakan, pertanian dan hutan larangan (hutan keramat). 2) Semua orang yang tinggal di wilayah Kampung Naga berprofesi sebagai petani yang menggunakan peralatan tradisional, ada beberapa warga yang memiliki pekerjaan tambahan dengan berjualan dan juga beternak ikan, 3) Semua bangunan rumah di Kampung Naga adalah rumah panggung yang mempertahankan arsitektur bangunan rumah adat Sunda. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa segala aktivitas masyarakat Kampung Naga selalu berupaya selaras dengan alam, tidak boleh merusak alam serta mempertahankan kebudayaan sunda berdasarkan pesan dari karuhun-nya (leluhur).DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p001","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41507709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AKTUALISASI PEMUDA DALAM PROPAGANDA POLITIK DI DUNIA VIRTUAL","authors":"Nur Idayati, Femiana Afkarina","doi":"10.17977/UM021V3I1P36-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM021V3I1P36-46","url":null,"abstract":"Artikel ini memfokuskan pada isu pemuda, politik dan Reality of The Virtual. Secara konseptual argumentasi yang dibangun oleh peneliti merujuk pada kehidupan pemuda hari ini, tidak terlepas dari perkembangan teknologi terutama yang disebut dengan internet. Era tersebut sebagaimana disebut sebagai revolusi 4.0, merepresentasikan realitas yang tidak lagi didasarakan pada persoalan materialitas, tetapi menempatkan materialitas sebagai bentuk yang dapat direproduksi melalui teknologi. Silang sengkarut antara yang asli dan asali menjadi hal yang tak lagi layak diperdebatkan dalam konteks ini. Apa yang muncul dan direpresentasikan dalam ruang-ruang digital menjadi bentuk pemuda dalam menghadirkan dirinya atau strategi eksperimentasi. Disatu sisi politik eksperimentasi ini menjadi bagian dari artikulasi identitas, tetapi disisi lain persoalan non eksperimentasi patut pertanyakan secara sosiologis. Dalam konteks ini, narasi subjek digital yang hadir dalam Reality Of The Virtual menjadi krusial, khususnya dalam era politik pemuda yang menempatkan pemuda sebagai objek yang diasumsikan kosong dan direbut oleh jejaring politik. Asumsi kekosongan pemuda merujuk pada pengalaman empiris mereka, khsusnya pada posisi historis yang kemudian dikonstruksikan masuk pada era politik popular. Karena, persoalan bagaimana eksperimentasi politik pemuda? Menjadi isu utama yang dinarasikan dengan analisis Michel Foucault tentang relasi kuasa dan Slavoj Zizek tentang Reality Of The Virtual. Sebagai konsekuensi metodologis, analisis diskursif menjadi cara peneliti dalam menarasikan politik pemuda. Dalam penelitian ini, eksperimtasi politik pemuda hadir sebagai konsekuensi dari revolusi 4.0 dan khususnya menjadi cara pemuda untuk merepresentasikan identitasnya. Kata Kunci: Diskursus, Eksperimentasi, Kuasa, Politik Pemuda, Reality Of The VirtualDOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i12018p036","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45360682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}