I. Ramadhan, Imran Imran, Muhammad Agus Hardiansyah, Cary Chappel, Haris Firmansyah
{"title":"Preserve the existence of balala’ tamakng tradition of dayak ethnic to maintain the national identity of indonesia","authors":"I. Ramadhan, Imran Imran, Muhammad Agus Hardiansyah, Cary Chappel, Haris Firmansyah","doi":"10.26418/jppkn.v4i1.61234","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jppkn.v4i1.61234","url":null,"abstract":"The Balala' Tamakng tradition is a tradition of abstinence that is still believed and carried out by the Dayak ethnic community in Sungai Ambawang District, Kubu Raya Regency. This study aims to determine the procession of the Balala' Tamakng tradition, the symbolic meaning of the Balala' Tamakng tradition and efforts to maintain the Balala' Tamakng tradition in the era of globalization in an effort to maintain national identity. The high flow of globalization, indirectly, has gradually faded the traditions of today's traditional society. This research seeks to discover the efforts of the Dayak ethnic community in Sungai Ambawang District in preserving the Balala' Tamakng tradition in maintaining national identity amidst the influence of globalization. The research method used is descriptive research using a qualitative approach. The data collection technique that will be used is the process of observation, in-depth interviews, and documentation. The research results in a state that the Balala' Tamakng tradition is carried out through the process of the ritual. As for the meaning or meaning of the Balala' Tamakng tradition, it is abstinence for a full day with the condition that you are not allowed to set foot out of the house, not shout or make noise in the house. In this era of globalization, efforts to maintain the Balala' Tamakng tradition are made by strengthening national identity and by sharing these ritual activities through social media","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73011603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jacobson, David. 1991. Reading Ethnography. United State : State University of New York Press, 158 pages. ISBN : 978-0791405475","authors":"Efriani Efriani","doi":"10.26418/jppkn.v4i1.64413","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jppkn.v4i1.64413","url":null,"abstract":"David Jacobson seorang antropolog Amerika, Profesor Emeritus pada Departemen Antropologi, Universitas Brandeis. Reading Ethnography merupakan satu karyanya yang diterbitkan oleh State University of New York Press pada tahun 1991. Reading Ethnography menyajikan model untuk menganalisis dan mengevaluasi argumen etnografi. Melalui buku ini David Jacobson menguji hubungan antara klaim antropolog tentang perilaku manusia dan data yang mereka gunakan untuk menjamin klaim yang mereka bangun. Jacobson menganalisis organisasi tekstual etnografi, berfokus pada cara-cara di mana masalah, interpretasi, dan data disatukan. Dia memeriksa secara rinci sejumlah kasus etnografi terkenal, yang dipilihnya untuk menggambarkan kerangka teoretis dasar dan mode analisis. Dengan memajukan suatu metode untuk menilai pemaparan etnografis, buku ini memberikan kontribusi tentang peran retorika dan refleksivitas dalam antropologi.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"76 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86523961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Apri Wijaya, Bambang Yuniarto, Ratna Puspitasari, Wulan Andini, Y. Hidayah
{"title":"Sang cipta rasa agung mosque: analysis of culture spiritual values as religious citizens","authors":"Apri Wijaya, Bambang Yuniarto, Ratna Puspitasari, Wulan Andini, Y. Hidayah","doi":"10.26418/jppkn.v4i1.59353","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/jppkn.v4i1.59353","url":null,"abstract":"This study aims to determine the spiritual values of culture that are reflected in the Great Mosque of Sang Cipta Rasa Cirebon, the method used is ethnography with a qualitative approach, while the data collection techniques used are interviews, observation and documentation. Place of research at the Great Mosque of Sang Cipta Rasa Cirebon. The informants in this study were the takmir of the mosque who was one of the elders of the mosque to obtain information about cultural history and various religious activities at the mosque, then several mosque congregations to obtain data on religious values, and guides senior tour at the Cirebon Kasepuhan Palace to strengthen data and information related to the history, culture and religious values depicted from the mosque. Data analysis techniques use data reduction, data presentation, and data verification. The Sang Cipta Rasa Great Mosque is one of the special mosques for the people of Cirebon, from a spiritual aspect of culture this mosque is a place of worship for congregational prayers, during Friday prayers there is Adzan Pitue, as a religious tourist spot for the history of the development of Islam in Cirebon, this mosque is also is the result of the acculturation of Javanese and Sundanese culture. The cultural nuance is increasingly attached because the location of this mosque is in front of the Cirebon Kasepuhan Palace. The Great Mosque of Sang Cipta Rasa is a manifestation of religion and culture in Cirebon ","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"68 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75246528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anang Dony Irawan, Lady Nur Adibah, Dyonny Infans, Viri Toniek
{"title":"Pancasila Sebagai Ideologi Yang Khas Dan Identitas Bangsa Indonesia","authors":"Anang Dony Irawan, Lady Nur Adibah, Dyonny Infans, Viri Toniek","doi":"10.36456/p.v3i1.7191","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7191","url":null,"abstract":"Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Perwujudan dari Pancasila sebagai ideologi negara mempunyai arti menjadi cita-cita dalam penyelenggaraan negara yang terwujud melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor 7 Tahun 2001 mengenai visi Indonesia masa depan. Dengan menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, yaitu terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan yaitu, dalam proses pengambilan datanya tidak perlu terjun ke lapangan secara langsung. Namun mengambilnya dari berbagai sumber referensi yang bisa mendukung penelitian ini. Bila suatu bangsa tanpa ideologi, bangsa tersebut akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Diterimanya Pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran, membuat mereka bersedia untuk bersatu dalam negara kebangsaan Indonesia. Pancasila merupakan bentuk kesepakatan bersama masyarakat Indonesia yang plural. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90444054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
׀. Jurnalpacivic, Peningkatan Hasil Belajar, Peserta Didik, Melalui Aplikasi, Quizizz Pada, Siswati Purbayatri
{"title":"Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Aplikasi Quizizz Pada Materi Sistem Dan Dinamika Demokrasi Pancasila Kelas XI MIPA 6 SMAN 1 Surabaya","authors":"׀. Jurnalpacivic, Peningkatan Hasil Belajar, Peserta Didik, Melalui Aplikasi, Quizizz Pada, Siswati Purbayatri","doi":"10.36456/p.v3i1.7184","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7184","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) peserta didik kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 1 Surabaya yang berjumlah 35 peserta didik yang terdiri dari 8 peserta didik laki-laki dan 27 peserta didik perempuan pada materi Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila melalui aplikasi quizizz .Siklus I sebanyak dua kali pertemuan dan siklus II dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I rata-rata 68,44 dengan peserta didik 51 % yang tuntas. Pada siklus II rata-rata meningkat menjadi 77,34 dengan peserta didik 86% yang tuntas. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi quizizz dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PPKn pada materi Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78956072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan Agama, Dan Sikap, Toleransi Beragama, Desa Ngrangsang, Selomartani Kalasan, Sleman Yogyakarta, Bernadetta Budi Lestari, Suhartono
{"title":"Perkembangan Agama Dan Sikap Toleransi Beragama Desa Ngrangsang Selomartani Kalasan Sleman Yogyakarta","authors":"Perkembangan Agama, Dan Sikap, Toleransi Beragama, Desa Ngrangsang, Selomartani Kalasan, Sleman Yogyakarta, Bernadetta Budi Lestari, Suhartono","doi":"10.36456/p.v3i1.7206","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7206","url":null,"abstract":"Toleransi beragama perlu ditanamkan dalam sanubari Bangsa Indonesia pada umumnya dan pada masyarakat Desa Ngrangsang, Selomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. Dalam hal ini peneliti tertarik pada masyarakat yang tinggal Desa Ngransang, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama bermula dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari pertengkaran. Biasanya pertengkaran masyarakat beragama disebabkan oleh perasaan dirinya atau agamanya paling benar, sedangkan orang lain dianggap tidak benar. Negara Indonesia masyarakatnya mayoritas memang beragama Islam, tetapi fakta sejarah mengakui bahwa negeri ini berdiri berdasarkan keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, dan budaya. Untuk itulah toleransi harus ditanamkan dalam sanubari setiap warga negaranya guna untuk memupuk kebersmaan umat beragama di seluruh Indonesia agar tercapai rasa aman, tenteram, dan damai, tanpa mengurangi rasa kebebasan beragama sesuai yang dianutnya. Dari hasil penelitian ini kerukunan beragama di Desa Ngrangsang, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, sejak jaman kemerdekaan hingga kini tetap aman dan damai, tidak pernah bersinggungan sedikit pun di antara pemeluk agama.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83624353","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL), Konvensional, Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas II SDN Tandes Kidul I/110 Surabaya","authors":"None Indah Novitasari","doi":"10.36456/p.v3i1.7257","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7257","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kesiapan dari pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik dalam belum menerapkan model pembelajaran yang optimal, sedangkan model pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan pembelajaran. Aktivitas model pembelajaran konvensional yang biasa digunakan lebih banyak dengan cara mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan biasanya guru juga memberikan tugas pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan di sekolah dan rumah adalah dengan model pembelajaran berbasis proyek karena dengan memberikan tugas pada peserta didik mendapatkan perhatian lebih dari orang tua dalam mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dan perhatian orang tua terhadap peserta didik kelas II. Dari analisis dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan H0 = 0,05 > 0,000 sehingga, H0 ditolak dan H1 diterima. 2) Perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat dilihat dari skor adalah 4 sedangkan menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 2,85. 3) Untuk angket hasil yang digunakan pembelajaran berbasis proyek sebesar 87,83 lebih baik dari rata-rata model pembelajaran konvensional yaitu 58,58. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi dari model pembelajaran berbasis proyek ini lebih tinggi daripada hasil belajar tematik dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada peserta didik.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136044265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peran Pemerintah, Kelurahan Boyolangu, Dalam Melaksanakan, Tradisi Puter, Kayun Di, Masa Pandemi, Covid-19 Andika, Ronggo Gumuruh, Andriawan Maulana
{"title":"Peran Pemerintah Kelurahan Boyolangu Dalam Melaksanakan Tradisi Puter Kayun Di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Peran Pemerintah, Kelurahan Boyolangu, Dalam Melaksanakan, Tradisi Puter, Kayun Di, Masa Pandemi, Covid-19 Andika, Ronggo Gumuruh, Andriawan Maulana","doi":"10.36456/p.v3i1.7243","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7243","url":null,"abstract":"Tradisi bagian dari kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan karena telah melekat. Saat ini masyarakat Jawa masih termasuk golongan yang berpegang erat pada tradisi di lingkungannya. Berbagai kearifan lokal tertuang dalam nilai-nilai keseharian, sastra tutur, hukum adat, serta upacara adat dan kepercayaan. Upacara adat yang dilakukan masyarakat Osing Banyuwangi memiliki ritual dan tujuan yang berbeda. Puter Kayun adalah tradisi napak tilas masyarakat Osing Boyolangu dengan beramai-ramai naik delman. Di tahun 2022 tradisi Puter Kayun dilaksanakan di masa Pandemi Covid-19, di mana pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan masyarakat. Tradisi ini unik dan keunikannya menarik perhatian masyarakat, karena hal itu pemerintah kelurahan Boyolangu memiliki tanggung jawab melestarikan dan mengenalkan pada generasinya, dalam pelestarian pemerintah pasti mengalami kendala seperti kegiatan dilaksanakan di masa Pandemi Covid-19, di mana semua kegiatan masyarakat dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan dalam kegiatan. Objek penelitian ini adalah pemerintah kelurahan Boyolangu. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Kesimpulan penelitian ini, peranan pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan dari tradisi Puter Kayun sudah melakukan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Dalam upaya pelaksanaan terdapat beberapa kendala yang muncul, yaitu kendala berasal dari internal pemerintah kelurahan seperti kendala finansial dan kendala kedua adalah rumitnya proses perijinan dalam pelaksanaan tradisi Puter Kayun ini di masa Pandemi Covid-19. Selain itu, faktor pendukung dalam pelaksanaan tradisi ini yaitu bahwa agenda tradisi Puter Kayun sudah menjadi event kabupaten dan masyarakat sangat mendukung.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"107 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81458970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Terhadap Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pada Masa Pandemi Covid - 19 Di Kelas VII SMP Swasta AL-Washliyah 40 Bahapal Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022","authors":"S. Gultom, Mariah Sonanggok Purba, Khairun Nisah","doi":"10.36985/jurnalmoralita.v4i1.620","DOIUrl":"https://doi.org/10.36985/jurnalmoralita.v4i1.620","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dan dengan adanya pandemi ini mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan pembelajaran di Indonesia yaitu pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang mendeskripsikan segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Subyek penelitian ini adalah, Guru dan siswa kelas VII SMP Swasta Al-Washliyah 40 Bahapal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas pada masa pandemi covid-19 belum terlaksana dengan baik, peserta didik dan guru telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan, hal itu menggambarkan kesiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Pembelajaran tatap muka terbatas memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong guru untuk lebih kreatif dalam mengajar selain itu siswa dituntut untuk lebih mandiri dan termotivasi untuk lebih aktif belajar. Pembelajaran tatap muka terbatas memiliki kendala dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya durasi waktu pembelajran dan kesulitan peserta didik memahami materi pembelajaran, kurangnya metode pembelajaran yang dilakukan guru adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran tatap muka terbatas.","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"168 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77314515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aspek Hukum Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Mmenurut K.U.H.Perdata","authors":"Humala Sitinjak, Imman Yusuf Sitinjak","doi":"10.36985/jurnalmoralita.v4i1.622","DOIUrl":"https://doi.org/10.36985/jurnalmoralita.v4i1.622","url":null,"abstract":"Dalam suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak menuntut surat perjanjian harus dilaksanakan dengan suatu itikad yang baik sebagai wujud dari suatu perjanjian. Namun biasanya debitur (pembeli) yang selalu ingkar janji terhadap suatu perjanjian (wanprestasi) terhadap suatu kewajiban. Sehingga dengan wanprestasi yang dibuat oleh debitur terjadilah sengketa perdata. Perbuatan wanprestasi akan mengakibatkan perbuatan hukum, sehingga kreditur dapat menggugat debitur untuk menuntut hak-haknya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Metode yang digunakan penulis dalam pembahasan ini, yaitu metode penelitian juridis normatif dangan jenis penelitian kualitatif. Peneliti melakukan research studi dengan cara studi pustaka yaitu Pada penelitian ini digunakan dengan cara membaca buku-buku dan pakar hukum dan peraturan/Undang-undang untuk membahas masalah penulisan sesuai dengan teori dan dasar hukum. Pelaksanaan Perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada detik tercapainya sepakat mengenai barang dan harga. Begitu kedua pihak sudah setuju tentang barang dan harga, maka lahirlah perjanjian jual beli yang sah. Dengan demikian hak dari penjual (kreditur) adalah menerima harga jual dari barangnya dan sebaliknya menjadi kewajiban dari pembeli (debitur), sedangkan kewajiban penjual (kreditur) menyerahkan barang (obyek) jual beli sebagai hak dari pembeli (debitur). Akibat hukum dari perbuatan wanprestasi bagi si debitur adalah membayar kerugian yang diderita oleh penjual (kreditur) dan menanggung resiko atas peristiwa obyek perjanjian apabila terjadi selama belum lunas serta membayar biaya perkara bila sampai di Pengadilan. Penyelesaian wanprestasi atas perjanjian jual beli dilakukan terlebih dahulu dengan suatu perdamaian, tetapi bila jalan perdamaian tidak dapat diselesaikan maka Hakim di pengadilan yang memutuskan sesuai dengan hukum dan keyakinan Hakim setelah mendapat putusan yang tetap","PeriodicalId":31925,"journal":{"name":"Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85206925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}