{"title":"HUBUNGAN KURANG ENERGI KRONIK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN BOYOLALI (CORRELATION CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND ANEMIA DURING PREGNANCY WITH NUTRITIONAL STATUS OF INFANT 6 – 12 MONTHS IN BOYOLALI REGENCY)","authors":"Yunilla Prabandari, D. Hanim, R. Ar, D. Indarto","doi":"10.22435/pgm.v39i1.5964.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/pgm.v39i1.5964.1-8","url":null,"abstract":"ABSTRACT Malnutrition still becomes a problem in developing countries such as Indonesia. In Boyolali regency the prevalence of stunting and wasting of infants was 27,5 percent and 6,6 percent respectively. The aim of this study was to analyze the correlation between chronic energy deficiency and Anemia on pregnant mothers with the nutritional status of infants aged 6-12 months. Prospective cohort design was implemented in authorized administration of 6 Community Health Centers of Boyolali Regency. A number of 40 pregnant mothers who had record of chronic energy deficiency and Anemia during third trimester and have infants aged 6-12 months participated in the study. Statistic analyzed were performed using the Peason’s Correlation method. The study failed to show the relationship between chronic energy deficiency during pregnancy and z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) and weight for height (WHZ) of infants p>0.05 while anemic pregnant mother found a correlation with Z-score of weight for height (WHZ) of infants (p 0.05) of infant 6-12 months. Thus, early improvement nutrition program for adolescence should be done to prevent malnutrition in pregnant mothers such as chronic energy deficiency and anemia. ABSTRAK Gangguan gizi masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Kabupaten Boyolali prevalensi balita pendek ( stunting ) sebesar 27,5 persen dan kurus (wasting) 6,6 persen. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayat kurang energi kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Desain Penelitian adalah kohort prospektif di enam wilayah Puskesmas, di Kabupaten Boyolali. Partisipan terdiri dari 40 ibu yang memiliki riwayat KEK dan anemia pada kehamilan trimester III, memiliki bayi berusia 6-12 bulan. Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan riwayat KEK pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan (Indeks BB/U, PB/U dan BB/PB) (p>0,05). Riwayat anemia pada ibu hamil berhubungan dengan status gizi bayi indeks BB/PB (p 0,05). Perbaikan pencegahan kurang gizi dan anemia pada masa remaja atau calon pengantin diperlukan untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada ibu hamil dan generasi selanjutnya.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124787496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BESARAN KERAGAMAN DAN KUALITAS KONSUMSI BAHAN MAKANAN PADA IBU HAMIL DI INDONESIA (THE QUALITY AND FOOD DIVERSITY OF PREGNANT WOMEN IN INDONESIA)","authors":"Yuniar Rosmalina, Erna Luciasari","doi":"10.22435/PGM.V39I1.5974.65-73","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V39I1.5974.65-73","url":null,"abstract":"ABSTRACT Low quantities and qualities of dietary intake have effects on the health and nutritional status of the mother and the infant. The aim is to assess the food diversity and quality of food consumption of pregnant women in Indonesia. The study was cross-sectional survey design covered 33 provinces and 497 districts in Indonesia, and 643 pregnant women were included in this analysis. The food comsumption data was collection assessed using 24 hour recall method. The consumption of seralia and roots 275.8 g and the consumption of the rural mother were higher compared to urban (271.6 g). The consumption of animal protein source group, fruits and milk of urban pregnant women were higher compared to rural pregnant mothers. The food consumption of urban pregnant mother more diversity than rural pregnant mother and the percentage mother who consumed ≥ 5 food groups was 90.7 percent (urban) and 78.4 percent (rural). The energy, protein, and fat intake of urban pregnant women were significantly higher compared to rural mother. The average score pph was 58. 2 and the score was higher in urban (62.6) women compare to rural (53.2). The score will be increase as the food diversity more than 5 food groups and the energy requirement was 100 percent. So was the score of protein intake. ABSTRAK Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah gizi pada ibu hamil. Penelitian ini untuk memperoleh gambaran besaran dan keragaman konsumsi bahan makanan pada ibu hamil. Sumber data adalah Survei Konsumsi Makanan Individu tahun 2014. Sampel adalah ibu hamil di 33 provinsi sebanyak 643 orang. Jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dikumpulkan dengan metode recall 24 jam. Hasil analisis menunjukkan rerata konsumsi bahan makanan sumber serealia dan umbi-umbian 275,8 g dan konsumsinya lebih tinggi pada ibu hamil di perdesaan (280,4 g) dibandingkan di perkotaan (271,6g). Makanan sumber hewani, buah dan susu konsumsinya lebih tinggi pada ibu hamil di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Ibu hamil di perkotaan konsumsi bahan makanannya lebih beragam dibandingkan ibu hamil di perdesaan. Ibu hamil yang mengonsumsi lebih dan sama dengan 5 jenis kelompok bahan makanan persentasenya lebih tinggi di perkotaan (90,7 %) dibandingkan di perdesaan (78,4 %). Rerata asupan energi, protein dan lemak lebih tinggi secara bermakna pada ibu hamil di daerah perkotaan dibandingkan ibu hamil di perdesaan. Skor pola pangan harapan ibu hamil total 58,2 dan skor pola pangan harapan ibu hamil di perkotaan lebih tinggi (62,6) secara bermakna dibandingkan di perdesaan (53,5). Skor pola pangan harapan (SPPH) akan meningkat bila keragaman konsumsi bahan makanan lebih dari 5 dan kecukupan energinya lebih atau sama dengan 100 persen AKE nya. Skor pola pangan harapan akan meningkat bila keragaman konsumsi bahan makanan lebih dari 5 jenis dan kecukupan proteinnya lebih atau sama dengan 100 persen AKP nya.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133810024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP PENERAPAN TRAFFIC LIGHT CARD PADA PRODUK PANGAN KEMASAN (CONSUMER’S PERCEPTION AND ATTITUDE TOWARDS IMPLEMENTATION OF TRAFFIC LIGHT CARD FOR PACKAGED FOOD PRODUCTS)","authors":"Martha Puspita Sari, I. R. Palupi, M. Jamil","doi":"10.22435/PGM.V39I1.5970.27-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V39I1.5970.27-36","url":null,"abstract":"ABSTRACT There has been an increase in number of deaths caused by noncommunicable diseases. It is related to the intensification of packaged products consumption that contain high sugar, fat, and sodium compositions. Thus, a clear and transparent product label is needed to prevent unnecessary mistake in choosing the right food. Traffic Light (TL) is a format of colour-coded nutrition label that has been implemented on packaged foods in various countries. Previous research conducted in the United Kingdom and Australia indicate that the TL system allowed consumers to more easily and accurately select healthier food products compared with other labelling systems. Research about TL has never been conducted in Indonesia. This study aimed to identify perception and attitude of consumers towards Traffic Light Card (TLC) for packaged food products. An exploratory survey on 95 consumers were done at a supermarket in Yogyakarta, supported by data from in-depth interview. Eighty-six percent of consumers perceive TLC as having clear nutrition information, was easy to use, and helpful for choosing packaged foods. Seventy percent of consumers also support the implementation of TLC for selecting healthy products with “green colour” as well as applying TLC as a label format in Indonesia. Future study should be done in different population and measuring practice of TLC use. This study may serve as basis for policy evaluation of nutrition labelling. ABSTRAK Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif berkaitan dengan meningkatnya konsumsi pangan kemasan yang tinggi kandungan gula, lemak, dan natrium. Label gizi yang jelas dan informatif diperlukan untuk membantu konsumen dalam pemilihan produk makanan. Traffic Light (TL) merupakan format label dengan kode warna yang dikembangkan oleh The UK Food Standards Agency (FSA) dan telah diterapkan pada produk pangan kemasan. Beberapa studi di Inggris dan Australia menunjukkan bahwa TL lebih berhasil membantu konsumen memilih produk yang sehat dibanding format label gizi lain. Penelitian format label TL belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi dan sikap konsumen terhadap penerapan Traffic Light Card (TLC) pada produk pangan kemasan. Penelitian menggunakan metode mixed researchs yaitu survei yang bersifat eksploratif didukung data wawancara mendalam. Subjek penelitian adalah 95 orang konsumen pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sedangkan data kualitatif diolah dalam bentuk transkrip. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 86,3 persen dan 70,5 persen konsumen memiliki persepsi baik dan sikap baik terhadap penerapan TLC. Konsumen memiliki persepsi bahwa TLC mengandung informasi yang jelas, mudah digunakan, dan bermanfaat sebagai pedoman memilih pangan kemasan yang berkaitan dengan perilaku pencegahan penyakit degeneratif. Konsumen memiliki sikap yang mendukung penggunaan TLC untuk memilih produk dengan warna hijau serta mendukung TL ","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123691560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEK INFUSA DAUN Mangifera foetida L. TERHADAP KADAR ALBUMIN DAN TOTAL PROTEIN SERUM TIKUS DENGAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN","authors":"A. Pratiwi, Agustina Arundina Tt, D. F. Liana","doi":"10.22435/pgm.v38i2.5542.133-138","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/pgm.v38i2.5542.133-138","url":null,"abstract":"Albumin sebagai komponen terbesar serum protein merupakan penanda paling sering untuk status gizi. Kekurangan energi protein (KEP) dapat mengurangi kadar albumin serum ini. Mangga bacang adalah tanaman khas Kalimantan Barat yang mengandung berbagai metabolit sekunder pada daunnya. Penelitian ini akan melihat efek infusa daun mangga bacang terhadap kadar albumin dan protein total serum tikus yang mengalami KEP. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post-test only with control groups . Tiga puluh tikus berusia 3 minggu dibagi dalam 3 kelompok: normal (n=6), restriksi (n=6) dan tikus yang diberikan infusa (infusa, n=18 dengan dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB dan 40 mg/kgBB). Kadar albumin and protein total diukur menggunakan metode Bromocresol Green dan biuret. Kadar albumin dan total protein serum kelompok restriksi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok normal (p=0,000). Terjadi peningkatan kadar serum albumin dan total protein dari 3 kelompok infusa yang berbanding lurus dengan dosis infusa yang diberikan dengan peningkatan tertinggi adalah pada pemberian dosis 40 mg/kgBB (p=0,006 dan p=0,024). Pemberian infusa daun mangga bacang dapat meningkatkan kadar serum albumin dan total protein tikus yang mengalami KEP.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128221122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBEDAAN DURASI TIDUR MALAM PADA ORANG DEWASA OBESITAS DAN NON-OBESITAS: META-ANALISIS STUDI CROSS-SECTIONAL 2005-2012","authors":"D. E. Safitri, Trini Sudiarti","doi":"10.22435/PGM.V38I2.5541.121-132","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I2.5541.121-132","url":null,"abstract":"Tidur berperan dalam mekanisme pengaturan energi. Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek berhubungan dengan kejadian obesitas pada orang dewasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan durasi tidur pada orang dewasa yang mengalami obesitas dengan orang dewasa yang tidak obesitas. Penelitian yang diikutsertakan dalam meta-analisis merupakan penelitian yang dipublikasikan pada rentang tahun 2005 hingga 2012. Identifikasi penelitian secara sistematis dilakukan menggunakan PubMed dan e-resource PNRI. Identifikasi penelitian secara manual dilakukan berdasarkan daftar referensi pada penelitian yang diidentifikasi secara sistematis. Proses identifikasi menghasilkan 62 penelitian potensial untuk dianalisis. Dari jumlah tersebut, 9 penelitian memenuhi kriteria inklusi menjadi bahan untuk dilakukan meta-analisis. Ke-sembilan penelitian tersebut mencakup 78.119 partisipan. Durasi tidur malam pada kelompok obesitas adalah kurang dari 7 jam, sedangkan durasi tidur kelompok non obesitas adalah 7-9 jam. Meta-analisis menghasilkan OR gabungan 1,42 (95% CI: 1,25-1,61). Analisis dengan membedakan dua kelompok durasi tidur, yaitu ≤ 5 jam dan 5-7 jam OR menghasilkan OR gabungan 1,73 (95% CI: 1,47-2,03) pada durasi tidur kurang dari lima jam dan 1,21 (95% CI: 1,05-1,39) pada kelompok lainnya. Disimpulkan bahwa orang dewasa dengan durasi tidur yang lebih singkat memiliki resiko lebih besar mengalami obesitas.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132504171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sudikno Sudikno, Hidayat Syarief, C. M. Dwiriani, Hadi Riyadi
{"title":"FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA UMUR 25-65 TAHUN DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISET KESEHATAN DASAR 2013)","authors":"Sudikno Sudikno, Hidayat Syarief, C. M. Dwiriani, Hadi Riyadi","doi":"10.22435/PGM.V38I2.5540.111-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I2.5540.111-120","url":null,"abstract":"Prevalensi obesitas sentral pada penduduk dewasa di Indonesia mengalami peningkatan pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan obesitas sentral pada orang dewasa umur 25-65 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013. Desain penelitian adalah cross-sectional . Sampel adalah orang dewasa berumur 25-65 tahun dengan kriteria tidak cacat fisik dan mental, sampel wanita tidak dalam keadaan hamil. Jumlah sampel yang dianalisis adalah 434.970 sampel. Hasil analisis menunjukkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk Indonesia umur 25-65 tahun sebesar 48,5 persen. Rata-rata lingkar perut responden perempuan (81,92±9,45 cm) lebih tinggi daripada laki-laki (80,17±8,80 cm). Rata-rata umur responden adalah 42,50±10,43 tahun. Dari hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan obesitas sentral adalah umur, wilayah, status ekonomi, dan aktivitas fisik. Upaya untuk mencegah dan mengendalikan obesitas harus ditekankan di daerah perkotaan dengan status ekonomi menengah ke atas dan mulai dari usia dini. Di samping itu program berbasis populasi skrining dan program intervensi diperlukan, sehingga populasi berisiko obesitas sentral menjadi prioritas dalam penanganan program pencegahan.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123493016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, LEMAK DAN SERAT DENGAN RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL-HDL","authors":"Emy Yuliantini, Ayu Pravita Sari, E. Nur","doi":"10.22435/PGM.V38I2.5543.139-147","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I2.5543.139-147","url":null,"abstract":"Perubahan pola hidup menyebabkan pola penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan rawan gizi ke penyakit-penyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) dan akibat kematian yang ditimbulkannya. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah. Penyakit kardiovaskuler (PKV) mempunyai hubungan yang erat dengan zat gizi dan makanan. Hipotesis “makanan-jantung“ atau diet-heart hypothesis menerangkan bahwa adanya hubungan antara makanan dengan penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rasio kadar kolesterol total/HDL. Desain penelitian ini adalah potong lintang/ cross sectional dengan variabel independen (asupan energi, asupan lemak jenuh, lemak tak jenuh, kolesterol dan serat) dan variabel dependen (rasio kadar kolesterol total/HDL). Jumlah populasi 760 dan sampel sebanyak 45 responden. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan energi, lemak jenuh, lemak tak jenuh dan kolesterol dengan rasio kadar kolesterol total/HDL. Tidak ada hubungan yang bermakna antar asupan serat dengan rasio kadar kolesterol total/HDL. Faktor yang paling berhubungan adalah asupan lemak jenuh.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115989855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ESTIMASI KADAR IODIUM DALAM URIN 24 JAM MELALUI URIN SESAAT","authors":"D. K. Mulyantoro, Ina Kusrini, Djoko Kartono","doi":"10.22435/pgm.v38i2.5502.87-94","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/pgm.v38i2.5502.87-94","url":null,"abstract":"Kecukupan asupan iodium individu diukur berdasarkan ekskresi iodium urin (EIU). Metode untuk mengukur kadar iodium urin adalah dengan menampung urin selama 24 jam. Namun, alternatif praktis adalah menggunakan sampel urin sesaat. Makalah ini membahas prakiraan kadar iodium dari sampel urin 24 jam dengan menggunakan urin sesaat. Sebanyak 37 wanita usia subur (18-45 tahun) diukur EIUnya. Sampel urin untuk analisis diperoleh dengan dua cara: (i) urin sesaat yang dikumpulkan setiap buang air kecil; dan (ii) urin 24 jam. Kadar iodium urin ditentukan menggunakan metode ammonium persu lphate digestion. Uji statistik t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kadar iodium dari urin sesaat dalam rentang waktu tertentu dengan kadar iodium urin 24 jam. Keeratan hubungan kadar iodium sampel urin sesaat dengan kadar iodium urin 24 diuji dengan korelasi metode Pearson’ . Kadar iodium dari sampel urin sesaat pada rentang waktu sebelum jam 12 siang tampak lebih rendah 5,9 - 13,8 persen dibandingkan dengan kadar iodium dari sampel urin 24 jam. Demikian pula kadar iodium urin sesaat antara pukul 12.00 hingga pukul 24.00 tampak lebih tinggi 0,8 - 2,2 persen dibandingkan kadar iodium urin 24 jam. Namun demikian, secara statistik tidak ada perbedaan kadar iodium urin yang diambil dari sampel urin sesaat dengan sampel urin 24 jam. Koefisien korelasi kadar iodium urin sesaat antara pukul 17.00 hingga pukul 24.00 dengan kadar iodium urin 24 jam adalah yang tertinggi yaitu rho 0,82. Kadar iodium berdasarkan urin sesaat dapat digunakan untuk mengukur masukan iodium individu dan dapat digunakan untuk mengestimasi kadar iodium urin 24 jam.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126749759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Status Vitamin A Anak 12-59 Bulan dan Cakupan Kapsul Vitamin A di Indonesia","authors":"Fitrah Ernawati, Sandjaja Sandjaja","doi":"10.22435/PGM.V38I2.5545.157-165","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I2.5545.157-165","url":null,"abstract":"Masalah kurang vitamin A (KVA) masih merupakan masalah gizi di Indonesia. Program untuk mengatasi KVA dilakukan dengan program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Tetapi cakupan program tersebut belum optimal dan bervariasi antar daerah dan sebagian balita masih terkena KVA. Studi ini bagian dari SEANUTS yang bertujuan untuk mengetahui cakupan kapsul vitamin A, faktor-faktor yang mempengaruhi status serum retinol anak Indonesia umur 12-59 bulan. Studi dilakukan di 48 kabupaten yang mencakup 3595 balita. Cakupan kapsul dan faktor-faktor dikumpulkan oleh enumerator dengan kuesioner terstruktur. Serum retinol dianalisis dengan metode HPLC dari 504 sub-sampel balita. Cakupan kapsul vitamin A sebesar 83,0 persen. Faktor yang berperan balita tidak menerima kapsul vitamin A adalah status ekonomi rendah (OR 1,75 95% CI 1,35-2,27), tidak pernah ke posyandu (OR 7,90 95% CI 6,20-10,06), ke posyandu hanya 1-3 kali dalam 6 bulan terakhir (OR 2,62 95%CI 2,00-3,49), dan pendidikan ibu SMP ke bawah (OR 1,41 95% CI 1,11-1,78). Serum retinol balita yang tidak menerima kapsul lebih rendah (p=0,039) dibanding yang menerima kapsul (1,37 + 0,47 dibanding 1,51 + 0,53 µmol/L). Kadar serum retinol tertinggi pada 2 bulan sesudah distribusi kapsul (2,10 + 0,36 sampai 2,18 + 0,61 µmol/L) dan kemudian terus menurun sampai sebelum bulan distribusi kapsul 6 bulan berikutnya (1,21 + 0,45 sampai 1,28 + 0,40 µmol/L). Hal ini berarti kenaikan serum retinol antara 0,82-0,97 µmol/L dengan suplementasi kapsul vitamin A. Program kapsul vitamin A masih tetap diperlukan karena kapsul meningkatkan status vitamin A yang masih belum optimal.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"103 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133170875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN A DAN ZINK ANAK INDONESIA UMUR 6-23 BULAN","authors":"Edith Sumedi, Sandjaja Sandjaja","doi":"10.22435/pgm.v38i2.5546.167-175","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/pgm.v38i2.5546.167-175","url":null,"abstract":"Anak di bawah dua tahun paling rentan terhadap kekurangan gizi. Oleh karena itu, seribu hari kehidupan pertama merupakan periode kritis anak untuk mendapatkan kesehatan dan status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur asupan zat besi, vitamin A dan zink dari makanan anak yang berkontribusi terhadap masalah kurang gizi mikro. Desain penelitian ini potong-lintang dengan sampel 1,177 anak umur 6-23 bulan di 48 kabupaten di Indonesia. Asupan makanan diukur menggunakan metoda recall 24 jam asupan makan, oleh enumerator terlatih. Asupan zat gizi dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia. Variabel lainnya seperti karakteristik rumah tangga, ASI dan praktik pemberian makanan pendamping ASI, pelayanan kesehatan, angka kesakitan, antropometri dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan rerata asupan vitamin A, zat besi dan zink adalah 298 + 9 µg, 4,6 + 0,2 mg, and 3,3 + 0,1 mg. Bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) vitamin A, zat besi, dan zink adalah 74,6 + 1,8%, 60,3 + 2,7%, dan 41,0 + 1,1%. Prevalensi anemia sebesar 56,4 persen. Analisis ANCOVA menggambarkan bahwa asupan berhubungan secara nyata dengan tempat tinggal (desa/kota), status sosial ekonomi, umur, morbiditas (kesakitan), nafsu makan, pemberian ASI dan konsumsi susu dan hasil olahnya. Walaupun demikian, analisis dengan regresi logistik ganda menggambarkan bahwa asupan rendah vitamin A dibawah AKG berhubungan dengan umur anak yang lebih muda, status sosial ekonomi rendah, penyapihan dan nafsu makan yang rendah. Asupan zat besi rendah berhubungan dengan umur, tempat tinggal, status sosiaI ekonomi rendah, sedangkan asupan zink berhubungan dengan status sosial ekonomi rendah dan penyapihan. Anak dengan konsumsi zat besi kurang dari AKG berhubungan dengan prevalensi anemia.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130493502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}