ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN A DAN ZINK ANAK INDONESIA UMUR 6-23 BULAN

Edith Sumedi, Sandjaja Sandjaja
{"title":"ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN A DAN ZINK ANAK INDONESIA UMUR 6-23 BULAN","authors":"Edith Sumedi, Sandjaja Sandjaja","doi":"10.22435/pgm.v38i2.5546.167-175","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Anak di bawah dua tahun paling rentan terhadap kekurangan gizi. Oleh karena itu, seribu hari kehidupan pertama merupakan periode kritis anak untuk mendapatkan kesehatan dan status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur asupan zat besi, vitamin A dan zink dari makanan anak yang berkontribusi terhadap masalah kurang gizi mikro. Desain penelitian ini potong-lintang dengan sampel 1,177 anak umur 6-23 bulan di 48 kabupaten di Indonesia. Asupan makanan diukur menggunakan metoda recall 24 jam asupan makan, oleh enumerator terlatih. Asupan zat gizi dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia. Variabel lainnya seperti karakteristik rumah tangga, ASI dan praktik pemberian makanan pendamping ASI, pelayanan kesehatan, angka kesakitan, antropometri dan hemoglobin.  Hasil penelitian menunjukkan rerata asupan vitamin A, zat besi dan zink adalah 298 + 9 µg, 4,6 + 0,2 mg, and 3,3 + 0,1 mg. Bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) vitamin A, zat besi, dan zink adalah 74,6 + 1,8%, 60,3 + 2,7%, dan 41,0 + 1,1%. Prevalensi anemia sebesar 56,4 persen. Analisis ANCOVA menggambarkan bahwa asupan berhubungan secara nyata dengan tempat tinggal (desa/kota), status sosial ekonomi, umur, morbiditas (kesakitan), nafsu makan, pemberian ASI dan konsumsi susu dan hasil olahnya. Walaupun demikian, analisis dengan regresi logistik ganda menggambarkan bahwa asupan rendah vitamin A dibawah AKG berhubungan dengan umur anak yang lebih muda, status sosial ekonomi rendah, penyapihan dan nafsu makan yang rendah. Asupan zat besi rendah berhubungan dengan umur, tempat tinggal, status sosiaI ekonomi rendah, sedangkan asupan zink berhubungan dengan status sosial ekonomi rendah dan penyapihan. Anak dengan konsumsi zat besi kurang dari AKG berhubungan dengan prevalensi anemia.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Nutrition and Food Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/pgm.v38i2.5546.167-175","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4

Abstract

Anak di bawah dua tahun paling rentan terhadap kekurangan gizi. Oleh karena itu, seribu hari kehidupan pertama merupakan periode kritis anak untuk mendapatkan kesehatan dan status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur asupan zat besi, vitamin A dan zink dari makanan anak yang berkontribusi terhadap masalah kurang gizi mikro. Desain penelitian ini potong-lintang dengan sampel 1,177 anak umur 6-23 bulan di 48 kabupaten di Indonesia. Asupan makanan diukur menggunakan metoda recall 24 jam asupan makan, oleh enumerator terlatih. Asupan zat gizi dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia. Variabel lainnya seperti karakteristik rumah tangga, ASI dan praktik pemberian makanan pendamping ASI, pelayanan kesehatan, angka kesakitan, antropometri dan hemoglobin.  Hasil penelitian menunjukkan rerata asupan vitamin A, zat besi dan zink adalah 298 + 9 µg, 4,6 + 0,2 mg, and 3,3 + 0,1 mg. Bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) vitamin A, zat besi, dan zink adalah 74,6 + 1,8%, 60,3 + 2,7%, dan 41,0 + 1,1%. Prevalensi anemia sebesar 56,4 persen. Analisis ANCOVA menggambarkan bahwa asupan berhubungan secara nyata dengan tempat tinggal (desa/kota), status sosial ekonomi, umur, morbiditas (kesakitan), nafsu makan, pemberian ASI dan konsumsi susu dan hasil olahnya. Walaupun demikian, analisis dengan regresi logistik ganda menggambarkan bahwa asupan rendah vitamin A dibawah AKG berhubungan dengan umur anak yang lebih muda, status sosial ekonomi rendah, penyapihan dan nafsu makan yang rendah. Asupan zat besi rendah berhubungan dengan umur, tempat tinggal, status sosiaI ekonomi rendah, sedangkan asupan zink berhubungan dengan status sosial ekonomi rendah dan penyapihan. Anak dengan konsumsi zat besi kurang dari AKG berhubungan dengan prevalensi anemia.
两岁以下儿童最容易营养不良。因此,前1000天是儿童健康和营养状况良好的关键时期。这项研究旨在测量导致微营养不良问题的铁、维生素A和锌的摄入。该研究的设计带有印度尼西亚48个地区6-23个月年龄的1.177名儿童的样本。食物摄入量是由训练有素的蒸发器根据24小时饭食方法来测量的。营养成分是根据印尼食品的成分列表计算的。其他变量,如家庭特征、母乳喂养和喂养伙伴食品、医疗保健、患病人数、人体测量学和血红蛋白。研究结果显示平均摄入维生素A、铁、锌是298 9µg, 4.6 + 0.2毫克,和330 + 0.1毫克。与推荐的营养补充率(AKG)相比,维生素A、铁和锌是74.6 + 1.8%、60.3 + 2.7%和41.0 + 1.1%。贫血流行率为56.4%。ANCOVA的分析表明,摄入量与居住地(村庄/城镇)、社会经济地位、年龄、发病率、营养、母乳喂养和奶制品及其产物明显相关。然而,对多重物流回归的分析表明,AKG下的维生素A低摄入量与儿童的年龄、社会经济地位较低、分离率较低和食欲较差有关。低铁摄入量与年龄、住所、社会地位较低的经济状况有关,而锌摄入量与社会地位较低的经济状况和分级有关。服用少于AKG的铁的儿童与贫血的流行有关。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信