{"title":"Status Vitamin A Anak 12-59 Bulan dan Cakupan Kapsul Vitamin A di Indonesia","authors":"Fitrah Ernawati, Sandjaja Sandjaja","doi":"10.22435/PGM.V38I2.5545.157-165","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masalah kurang vitamin A (KVA) masih merupakan masalah gizi di Indonesia. Program untuk mengatasi KVA dilakukan dengan program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Tetapi cakupan program tersebut belum optimal dan bervariasi antar daerah dan sebagian balita masih terkena KVA. Studi ini bagian dari SEANUTS yang bertujuan untuk mengetahui cakupan kapsul vitamin A, faktor-faktor yang mempengaruhi status serum retinol anak Indonesia umur 12-59 bulan. Studi dilakukan di 48 kabupaten yang mencakup 3595 balita. Cakupan kapsul dan faktor-faktor dikumpulkan oleh enumerator dengan kuesioner terstruktur. Serum retinol dianalisis dengan metode HPLC dari 504 sub-sampel balita. Cakupan kapsul vitamin A sebesar 83,0 persen. Faktor yang berperan balita tidak menerima kapsul vitamin A adalah status ekonomi rendah (OR 1,75 95% CI 1,35-2,27), tidak pernah ke posyandu (OR 7,90 95% CI 6,20-10,06), ke posyandu hanya 1-3 kali dalam 6 bulan terakhir (OR 2,62 95%CI 2,00-3,49), dan pendidikan ibu SMP ke bawah (OR 1,41 95% CI 1,11-1,78). Serum retinol balita yang tidak menerima kapsul lebih rendah (p=0,039) dibanding yang menerima kapsul (1,37 + 0,47 dibanding 1,51 + 0,53 µmol/L). Kadar serum retinol tertinggi pada 2 bulan sesudah distribusi kapsul (2,10 + 0,36 sampai 2,18 + 0,61 µmol/L) dan kemudian terus menurun sampai sebelum bulan distribusi kapsul 6 bulan berikutnya (1,21 + 0,45 sampai 1,28 + 0,40 µmol/L). Hal ini berarti kenaikan serum retinol antara 0,82-0,97 µmol/L dengan suplementasi kapsul vitamin A. Program kapsul vitamin A masih tetap diperlukan karena kapsul meningkatkan status vitamin A yang masih belum optimal.","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"103 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Nutrition and Food Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I2.5545.157-165","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
维生素A缺乏问题仍然是印尼的营养问题。针对KVA的方案是每年2月和8月,6-59儿童补充维生素A胶囊。但是该计划的范围仍然不理想,区域之间的变化变化,一些幼儿仍然受到KVA的影响。该研究是SEANUTS的一部分,旨在确定维生素A胶囊的含量,这是影响印尼12-59岁儿童视网膜血清状态的因素。这项研究在48个地区进行,其中包括3595个幼儿。胶囊的覆盖率和因素由酶体通过结构性问卷收集。retinol血清是用504个婴儿样本中的HPLC方法分析的。维生素A胶囊覆盖率为83.0。扮演着蹒跚学步的孩子不接受维生素A胶囊的因素是经济地位低(或75 95% CI 1,35-2,27),从来没有去过posyandu(或7.90 95% CI 6,20-10,06),到posyandu只有第1次在过去6个月(或2.62 95%CI 2,00-3,49向下),初中教育妈妈(或1.41 95% CI 1,11-1,78)。血清视黄醇的幼儿不接受胶囊比接受更低(p = 0.039)胶囊(1.37比1,51 0,47 + 0.53µmol / L)。血清视黄醇含量最高的两个月之后分销胶囊(2,10 0.36直到2,18 + 0,61µmol / L)然后继续下降,直到下一次胶囊分布6月之前(瓦的,直到1,28 + 0.40µmol / L)。这意味着0,82-0,97之间增加了血清视黄醇µmol / L和补充维生素A胶囊胶囊。维生素A胶囊项目仍然是必要的,因为增加维生素A还没有最佳的状态。
Status Vitamin A Anak 12-59 Bulan dan Cakupan Kapsul Vitamin A di Indonesia
Masalah kurang vitamin A (KVA) masih merupakan masalah gizi di Indonesia. Program untuk mengatasi KVA dilakukan dengan program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Tetapi cakupan program tersebut belum optimal dan bervariasi antar daerah dan sebagian balita masih terkena KVA. Studi ini bagian dari SEANUTS yang bertujuan untuk mengetahui cakupan kapsul vitamin A, faktor-faktor yang mempengaruhi status serum retinol anak Indonesia umur 12-59 bulan. Studi dilakukan di 48 kabupaten yang mencakup 3595 balita. Cakupan kapsul dan faktor-faktor dikumpulkan oleh enumerator dengan kuesioner terstruktur. Serum retinol dianalisis dengan metode HPLC dari 504 sub-sampel balita. Cakupan kapsul vitamin A sebesar 83,0 persen. Faktor yang berperan balita tidak menerima kapsul vitamin A adalah status ekonomi rendah (OR 1,75 95% CI 1,35-2,27), tidak pernah ke posyandu (OR 7,90 95% CI 6,20-10,06), ke posyandu hanya 1-3 kali dalam 6 bulan terakhir (OR 2,62 95%CI 2,00-3,49), dan pendidikan ibu SMP ke bawah (OR 1,41 95% CI 1,11-1,78). Serum retinol balita yang tidak menerima kapsul lebih rendah (p=0,039) dibanding yang menerima kapsul (1,37 + 0,47 dibanding 1,51 + 0,53 µmol/L). Kadar serum retinol tertinggi pada 2 bulan sesudah distribusi kapsul (2,10 + 0,36 sampai 2,18 + 0,61 µmol/L) dan kemudian terus menurun sampai sebelum bulan distribusi kapsul 6 bulan berikutnya (1,21 + 0,45 sampai 1,28 + 0,40 µmol/L). Hal ini berarti kenaikan serum retinol antara 0,82-0,97 µmol/L dengan suplementasi kapsul vitamin A. Program kapsul vitamin A masih tetap diperlukan karena kapsul meningkatkan status vitamin A yang masih belum optimal.