{"title":"Urgensi Menemukan Model Pemuridan Sesuai Tipe Spiritualitas Jemaat","authors":"Nathanail Sitepu","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I2.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I2.44","url":null,"abstract":"God wants His church to experience growth both in quantity and quality. One of the ways to achieve church growth is through the discipleship process. Through discipleship, every church member is encouraged to experience growth in his spiritual life towards spiritual maturity, that is, like Christ. A spiritually mature believer will have a desire to serve, testify to spread the good news so that many people can become part of the community of faith in the Lord Jesus, thus impacting the growth of the church. This paper intends to describe church growth, a model for spirituality and discipleship. By using literature study, which is to explore the relevant literature to answer the discussion, then the results are presented descriptively. From this discussion, it can be concluded that the type of church spirituality can be an alternative answer for determining the model of discipleship in the church.AbstrakTuhan menghendaki gereja-Nya mengalami pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan gereja adalah melalui proses pemuridan. Melalui pemuridan, setiap anggota gereja didorong untuk mengalami pertumbuhan dalam kehidupan rohaninya menuju kedewasaan rohani, yakni serupa dengan Kristus. Orang percaya yang dewasa rohani akan memiliki kerinduan untuk melayani, bersaksi untuk mewartakan kabar baik sehingga banyak orang dapat menjadi bagian dari komunitas iman pada Tuhan Yesus, sehingga berdampak pada pertumbuhan gereja. Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan pertumbuhan gereja, model spiritualitas dan pemuridan. Dengan menggunakan studi pustaka yaitu menggali literatur yang relevan untuk menjawab pembahasan tersebut kemudian hasilnya disajikan secara deskriptif. Dari pembahasan tersebut, dapat simpulkan bahwa tipe spiritualitas jemaat dapat menjadi alternatif jawaban untukmenentukan model pemuridan di gereja.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121085581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Fungsi Gembala Jemaat dalam Suksesi - Refleksi atas Kepemimpinan Yesus pada Model Gereja Otonomi","authors":"Yohanes Parapat","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I2.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I2.43","url":null,"abstract":"The pastor of the congregation, especially in churches that use an autonomous system of government, has a central function in preparing his successor. However, it is not uncommon for failures to occur after the implementation of succession due to the lack of functioning of the church pastor in preparing the cadre that also candidate who wil l replace him. This study aims to gain an understanding of the leadership functions that Jesus Christ performs particularly in preparing His disciples to become His substitute leaders. This research used a qualitative approach with a literature study method. The analysis is processed and reflected using the analysis description writing method. By reflecting on the leadership of Jesus Christ in preparing His successor through a session, the pastor of the church is expected to carry out the function of equipping, assigning, performing evaluation, delegating as well as exemplifying in spiritual life. By using Jesus' leadership approach, local church pastors can achieve maximum results in a leadership succession. AbstrakGembala jemaat khususnya yang berada dalam organisasi atau sinode dengan sistem pemerintahan gereja otonom memiliki fungsi sentral dalam mempersiapkan pengganti dirinya. Meskipun demikian tidak jarang terjadi kegagalan setelah pelaksanaan suksesi akibat kurang berfungsinya gembala jemaat dalam mempersiapkan kader yang juga merupakan kandidat yang akan menggantikannya. (Tujuan Penelitian) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman fungsi kepemimpinan yang dijalankan Yesus Kristus khusunya dalam mempersiapkan murid-murid-Nya sebagai pengganti (suksesor). (Metode Penelitian) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Analisis diolah dan direfleksikan dengan menggunakan penulisan deskriptif. (Hasil / Pembahasan) Dengan merefleksikan kepemimpinan Yesus Kristus dalam mempersiapkan pengganti-Nya melalui sebuah suskesi, gembala jemaat diharapkan menjalankan fungsi memperlengkapi, penugasan, evaluasi kinerja dan pendelegasian disamping keteladanan dalam kehidupan rohani. (Simpulan / Kesimpulan). Dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi dalam kepemimpinan Yesus yang memiliki relevansi dengan pengembangan kandidat suksesor, gembala jemaat dapat mencapai hasil yang maksimal dalam sebuah suksesi.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114871614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penginjilan Sebagai Upaya Meneguhkan Keyakinan Keselamatan Anak","authors":"Kristian Badai, Kaleb Djeremod, Frets Keriapy","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I2.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I2.42","url":null,"abstract":"This objective is to describe how the process of affirming a child's faith to be more firm in Jesus Christ, even though there are other beliefs around the child, even the child's intellect is attacked by the internet, research at school or the environment. The assurance of salvation in Jesus needs to be strengthened, especially in Christian children. Confirming the safety of children in Jesus is done through evangelism. This study uses qualitative research methods and the informants in this study were nine children. Interview method. The results of the study found that three children who believed were saved in Jesus with an understanding because they believed Jesus had saved, while the other six believed they were saved because they did spiritual activities. This can provide evidence that most children have not seen clear reasons why believing in Jesus and Jesus guarantees salvation for every believer because the tutors have not maximized evangelism to children, so that it has not had an impact on confirming the belief in child safety.AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana proses meneguhkan iman anak agar semakin teguh dalam Yesus Kristus, walaupun sekeliling anak terdapat kepercayaan lain, bahkan diserangnya intelek anak oleh internet, pengajaran disekolah atau lingkungan. Keyakinan keselamatan pada Yesus perlu diteguhkan, khususnya pada anak-anak yang beragama Kristen. Meneguhkan keyakinan keselamatan anak pada Yesus dilakukan melalui penginjilan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan informan dalam penelitian ini adalah sembilan anak. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa, tiga anak yang yakin diselamatkan dalam Yesus dengan pemahaman karena percaya Yesus telah menyelamatkan sedangkan enam lainnya yakin diselamatkan karena melakukan kegiatan kerohanian. Hal tersebut dapat memberi bukti bahwa sebagian besar anak-anak belum mengetahui alasan jelas mengenai kenapa harus percaya pada Yesus dan Yesus jaminan keselamatan bagi setiap orang percaya karena para tutor belum memaksimalkan penginjilan pada anak, sehingga belum memberi dampak untuk meneguhkan keyakinan keselamatan anak.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129009259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yonatan Alex Arifianto, Sari Saptorini, Kalis Stevanus
{"title":"Pentingnya Peran Media Sosial dalam Pelaksanaan Misi di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Yonatan Alex Arifianto, Sari Saptorini, Kalis Stevanus","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I2.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I2.39","url":null,"abstract":"The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) outbreak, or better known as the Corona virus, is spreading rapidly, bringing changes in socializing and communicating in the community. Government regulations require all citizens to participate in breaking the chain of transmission of the virus. This of course also has an impact on the concept and implementation of the mission that has been carried out, namely face to face. As one way the church must continue to take its role in witnessing or preaching the gospel of Jesus Christ to non-believers using social media as the right choice in carrying out missions during the Covid-19 pandemic. This article will describe the understanding of the Church or believers as recipients of God's mission mandate, and the use of social media as a means of carrying out missions during the Covid-19 pandemic, and how the effectiveness and constraints of carrying out missions through social media. The results of the research can be said that the mission can still be carried out in all conditions in the midst of society even though without having to meet face to face with the way the church empowers its people to actively use social media as a means of preaching the gospel.AbstrakWabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) atau lebih dikenal dengan nama virus Corona yang menyebar dengan cepat membawa perubahan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi di masyarakat. Aturan pemerintah mengharuskan semua warga berpartisipasi dalam memutus rantai penularan virus tersebut. Hal itu tentu juga berdampak pada konsep dan pelaksanaan misi yang selama ini dilakukan, yakni dengan tatap muka secara langsung. Sebagai salah satu caranya gereja harus tetap mengambil perannya untuk bersaksi atau memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya menggunakan media sosial sebagai pilihan yang tepat di dalamnya pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19. Artikel ini akan memaparkan pemahaman tentang Gereja atau orang percaya sebagai penerima mandat misi Allah, dan pemanfaatan media sosial sebagai salah satu sarana pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19, dan bagaimana efektivitas serta kendala pelaksanaan misi melalui media sosial. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa misi dapat tetap dilakukan dalam segala kondisi di tengah-tengah masyarakat meskipun tanpa harus tatap muka secara langsung dengan cara gereja memberdayakan umatnya untuk secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana pemberitaan Injil.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121326007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dunia Pendidikan Pengajaran di Era New Normal","authors":"Desti Samarenna","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I2.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I2.47","url":null,"abstract":"New normal is now a new model of life and has been adapted by all countries and has become a reference especially with regard to changes in people's behavior. The conditions in the new normal or new normal provide special challenges for education due to changes in teaching and educational methods. Readiness to enter the new normal is an important part because if you are not ready to follow the changes in the new normal era, it will certainly have an influence on whether the process of change is fast or slow. Community response is an important part so that the implementation of various fields in particular education can run well. This research uses qualitative methods with phenomenological analysis. The use of this method aims to collect scattered data and information so that it is more meaningful and easy to understand. The research process is carried out by describing the facts based on the data, the second is conducting a study of the topic. So, the world of education, especially tertiary institutions, in the new normal era, must open up in the readiness to carry out transformation in all aspects in order to keep up with changes and produce competitive graduates. AbstrakNew normal kini menjadi model kehidupan baru dan didaptasi oleh semua negara dan menjadi referensi khususnya berkaitan dengan perubahan perilaku masyarakat. Kondisi dimasa new normal atau normal baru memberikan tantangan tersendiri bagi pendidikan karena perubahan metode pengajaran dan pendidikan. Kesiapan memasuki normal baru menjadi bagian yang penting karena jika tidak siap mengikuti perubahan era normal baru tentu akan memberikan pengaruh apakah proses perubahan tersebut berjalan cepat atau berjalan lambat. Respon masyarakat menjadi bagian yang penting sehingga pelaksaan berbagai bidang secara khusus pendidikan dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis fenomenologi. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang tersebar sehingga lebih bermakna dan mudah dipahami. Proses penelitian ini dilakukan dengan mendiskripsikan fakta berdasarkan data, kedua melakukan kajian terhadap topik tersebut. Jadi, dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi dalam era normal baru harus membuka diri dalam kesiapan melakukan transformasi dalam segala aspek agar bisa mengikuti perubahan dan menghasilkan lulusan yang berdaya saing. ","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114061582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Penggembalaan Berdasarkan Mazmur 23:1-6 bagi Guru Pendidikan Agama Kristen","authors":"Andrianus Nababan","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I1.25","url":null,"abstract":"Abstract: Pastoral conducted by Christian religious education teachers is the preaching of God’s word toward every student or a group of students in order to shape their character as Jesus’ disciples. By pastoral, students are also expected to be more aware of the importance of building a good relationship with God. Consequently, this study aims to describe pastoral by Christian religious education teachers. Based on the results of hermeneutic approach, it was found several pastoral matters that may need to be conducted by Christian religious education teachers based on Psalm 23: 1-6, namely: (1) providing students’ needs; (2) guiding; (3) protecting, and (4) take care of students. Through the pastoral, the learning process can be more effective and efficient. Furthermore, students will also experience their life changes, for instance, their behaviours to be better according to Christian values. Abstrak: Penggembalaan yang dilakukan guru pendidikan agama Kristen merupakan penyampaian Firman Tuhan kepada setiap pribadi atau sekelompok peserta didik supaya karakter siswa tersebut terbentuk sebagai murid Kristus. Melalui penggembalan, siswa juga diharapkan semakin menyadari perlu bahwa membangun hubungan yang baik dengan Tuhan dalam kehidupan seharai-hari sangatlah penting. Karenanya, studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara penggembalaan yang seharusnya dilakukan oleh guru pendidikan agama Kristen. Berdasarkan pengkajian dari Nats Alkitab, Mazmur 23:1-6, dengan menggunakan pendekatan hermeneutika ditemukan beberapa hal-hal penggembalaan yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan agama Kristen, yaitu: (1) menyediakan kebutuhan siswa; (2) menuntun; (3) melindungi; dan (4) menjaga para siswa. Dengan adanya metode penggembalaan tersebut, proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Selain itu, para murid juga dapat merasakan perubahan dalam kehidupan mereka, misalnya memiliki tingkah laku ke arah yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123787349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Memaknai Hospitalitas di Era New Normal: Sebuah Tinjauan Teologis Lukas 10:25-37","authors":"Gunawan Yuli Agung Suprabowo","doi":"10.52104/HARVESTER.V5I1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V5I1.29","url":null,"abstract":"Abstract : Hospitality in the new normal era has brought new problems because the actions of hospitality towards other people are at risk of corona virus. Therefore the construction of hospitality needs to be reformulated amid a changing context. This was done through a study of the text of Luke 10: 25-37 with the historical critical method. From the results of the study is found several theological points. First, hospitality must be based on compassion which will enable a person to empathize for strangers although faced with a difficult situation. Second, acts of hospitality need to be done collaboratively across groups, ethnicity and religions facing of an increase in the communities affected by Covid-19. Third, the construction of hospitality need to be done with a digital technology media approach that functions intertwined with human interaction and is beneficial in presenting the hospitality of God to anyone penetrating geographical boundaries.Keywords: hospitality, compassion, collaborative, digital technology. Abstrak: Hospitalitas di era new normal telah membawa persoalan baru karena tindakan hospitalitas terhadap orang lain menjadi beresiko pada penularan virus corona. Karenanya konstruksi hospitalitas perlu dirumuskan kembali di tengah konteks yang sudah berubah. Hal itu dilakukan melalui penelitian teks Lukas 10:25-37 dengan metode historis kritis. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa pokok teologis. Pertama, hospitalitas harus berpijak pada belas kasih yang akan memampukan seseorang untuk berempati terhadap orang asing walau diperhadapkan pada situasi yang sulit. Kedua, tindakan hospitalitas perlu dilakukan secara kolaboratif lintas kelompok, etnik, dan agama dalam menghadapi meningkatnya masyarakat yang terdampak Covid-19. Ketiga, konstruksi hospitalitas perlu dilakukan dengan pendekatan media tehnologi digital yang berfungsi terjalinnya interaksi antar manusia dan bermanfaat dalam menghadirkan keramahtamahan Allah pada siapapun menembus batas-batas geografis.Kata kunci: hospitalitas, belas kasih, kolaboratif, tehnologi digital.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129864576","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keadilan, Demokrasi dan HAM dalam Perspektif Pentakosta","authors":"A. Sunarko","doi":"10.52104/harvester.v4i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/harvester.v4i1.7","url":null,"abstract":"Justice, democracy and human right are crucial instruments of a modern country where the implementation should consider the equity and run together as unity. Modern country that is able to implement those instruments consistenly will become a souvereint authority, gain economically prosperity and have a humanly dignity. However, in the real practice of those instruments, a dichotomy occured with arguing about Western and Eastern democracy. Due to the unsolved differentiation problems for the practice of democracy, there are some chlases in law enforcement, which bring a negative impact such asa human right violation. Despite of the existence of many concepts of justice, democracy and human right, the author are intending to analyse from another persepective, Pentacostal perspective. This analysis aims to a fresh point of view that will bring a positive impact for the implementation of justice, democracy and human rights.Abstrak: Keadilan, Demokrasi dan HAM adalah merupakan instrumen-instrumen penting dari sebuah negara modern, dimana dalam pelaksanaannya secara ideal harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh berjalan secara parsial.a Negara modern yang mampu menjalankan instrumen-instrumen ini secara konsisten akan menjadi negara yang berwibawa secara kedaulatan dan sejahtera secara ekonomi dan bermartabat dari sisi kemanusiaan. Dalam prakteknya seringkali terjadi benturan-benturan kepentingan dari para pemangku pentingan yang pada akhirnya membuat kurang efektifnya penegakan hukum yang melahirkan ketidakadilan dan ketidakadilan ini berimplikasi pada terjadinya pelanggaran HAM. Terlepas dari adanya banyak konsep tentang Keadilan, Demokrasi dan HAM maka penulis akan mengkajinya dalam perspektif yang berbeda yaitu dari perspektif Pentakosta. Harapannya adalah dari perspektif Pentakosta ini nantinya akan memberikan dampak bagi pelaksanaan Keadilan, Demokrasi dan HAM secara universal.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130741254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Kepemimpinan Gembala yang Melayani Berdasarkan 1 Petrus 5:2-10 di Kalangan Gembala Jemaat Gereja Bethel Indonesia se-Jawa Tengah","authors":"Natanael S. Prajogo","doi":"10.52104/HARVESTER.V4I1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/HARVESTER.V4I1.5","url":null,"abstract":"Servant leadership is a leadership model that was introduced by Lord Jesus and can be summarized in the following elements: Leadership does not mean having a full authority towards followers or using the authority as commonly used by the rulers; Leaders must be the servants for their people; Jesus Himself is the model of servant leadership; Humility is the essential quality of the true leaders’ character. For Jesus, leaders are servants. In 1 Peter 5:2-10, the Apostle Peter described pastors as leaders who must serve their congregation with the following characteristics: serving with joy, serving with dedication, serving with examples, serving with humility, and serving with faith strengthening. Abstrak: Model kepemimpinan yang melayani adalah model kepemimpinan yang diperkenalkan oleh Yesus Kristus, yang dapat dirangkumkan dalam beberapa hal berikut ini: Kepemimpinan bukan berarti berkuasa penuh terhadap para pengikut atau menggunakan kekuasaan seperti biasa dilakukan oleh para penguasa; Pemimpin harus menjadi pelayan bagi orang-orangnya; Yesus sendiri adalah model kepemimpinan pelayan; Kerendahan hati merupakan kualitas utama dari karakter pemimpin sejati. Bagi Yesus, pemimpin adalah pelayan. Dalam 1 Petrus 5:1-10, rasul Petrus menjelaskan tentang seorang gembala sebagai pemimpin harus melayani jemaat dengan ciri-ciri sebagai berikut: melayani dengan sukarela, melayani dengan pengabdian diri, melayani dengan keteladanan, melayani dengan kerendahan hati, dan melayani dengan menguatkan iman.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129723951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Praktik Kenabian dalam Konteks Sejarah Sosial Budaya Israel dan Timur Tengah","authors":"E. C. Wijaya","doi":"10.52104/harvester.v4i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.52104/harvester.v4i1.6","url":null,"abstract":"The thing that cannot be denied in this research is that the involvement of women in the practice of Christian spirituality in the present is greatly influenced by understanding and understanding of situations and contexts in the biblical text. The existence of the role of women both in the church and in certain Christian organizations continues to be a long-standing debate and has not received satisfactory results. That is why in this study, the author examines and analyzes the existence and influence of women in the biblical period, especially in the context of the Old Testament, in connection with the spiritual practices of women at that time. Abstrak: Hal yang tidak dapat dipungkiri dalam penelitian ini adalah bahwa keterlibatan kaum wanita dalam praktek kerohanian Kristen di masa kini, sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengertian terhadap situasi dan konteks dalam teks Alkitab. Keberadaan peranan wanita baik di gereja maupun di organisasi Kristen tertentu, terus menjadi perdebatan yang berkepanjangan dan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Itulah sebabnya dalam penelitian ini, penulis mengkaji dan menganalisis keberadaan dan pengaruh kaum wanita di masa Alkitab, khususnya dalam konteks Perjanjian Lama, sehubungan dengan praktik kerohanian kaum wanita pada masa tersebut.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124943146","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}