{"title":"PERAN UJI TEMPEL OBAT NEVIRAPIN DALAM PELACAKAN PENYEBAB ERUPSI OBAT PADA PASIEN HIV","authors":"Risna Handriani, Niken Indrastuti, Satiti Retno Pudjiati","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.279","url":null,"abstract":"Erupsi obat (EO) saat ini masih menjadi masalah kesehatan karena kasusnya cukup tinggi. Penderita infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan kelompok yang rentan mengalami EO. Salah satu pilihan terapi lini pertama HIV adalah nevirapin (NVP) yang diketahui paling sering menyebabkan EO. Manifestasi EO akibat nevirapin terbanyak, yaitu erupsi makulopapular, merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV. Cara menentukan obat penyebab EO seringkali hanya berdasarkan dugaan dari anamnesis. Uji tempel obat (UTO) merupakan uji kulit in vivo yang relative aman dan murah untuk mengidentifikasi penyebab EO yang didasari reaksi hipersensitivitas tipe IV.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase nilai positif UTO pada penderita HIV yang diduga mengalami EO karena nevirapin, serta menguji konsentrasi terbaik dan keamanan  nevirapin yang dapat digunakan sebagai alergen UTO.Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif non-analitik. Uji tempel obat nevirapin dilakukan pada 25 subjek HIV dengan EO yang diduga karena nevirapin. Alergen nevirapin menggunakan pelarut vaselin album dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Proporsi nilai positif UTO nevirapin tertinggi pada konsentrasi 30%, didapatkan pada 32% subjek, diikuti konsentrasi 20% pada 24% subjek dan konsentrasi terendah, yaitu 10% pada 20% subjek. Tidak ditemukan efek samping pada UTO nevirapin. Uji tempel obat nevirapin dengan konsentrasi 30% pelarut vaselin album berguna dan aman untuk mengidentifikasi alergi obat yang diduga karena nevirapin pada penderita HIV. Kata kunci: erupsi obat,  uji tempel obat, nevirapin, HIV","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81135343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KELAINAN IMUNODEFISIENSI PRIMER DI BIDANG DERMATOLOGI","authors":"Rhida Sarly Amalia, Windy Keumala Budianty, Nia Kurniati, Evita Halim Effendi","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.280","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.280","url":null,"abstract":"Kelainan imunodefisiensi primer merupakan kelompok penyakit heterogen dengan gangguan sistem imun yang disebabkan oleh defek genetik. Kelainan tersebut diklasifikasikan berdasarkan defek imunitas adaptif dan bawaan. Meskipun manifestasi klinisnya bervariasi, sebanyak 40-70% pasien menunjukkan gejala di kulit sehingga temuannya dapat membantu menegakkan diagnosis. Kelainan imunodefisiensi primer paling banyak terjadi pada bayi baru lahir hingga usia kurang dari satu tahun, namun dapat juga pada usia yang lebih tua. Kelainan imunodefisiensi primer dapat menyebabkan komplikasi infeksi rekuren dan berat, ataupun komplikasi non-infeksi. Dermatitis atopik merupakan temuan paling sering di kulit. Pasien dengan infeksi telinga, sinus, paru yang berulang dalam satu tahun, gagal tumbuh, respons buruk terhadap antibotik, sariawan persisten, abses kulit yang sulit sembuh, riwayat keluarga dan penyakit autoimun multipel harus dicurigai menderita kelainan imunodefisiensi primer. Pemeriksaan lymphocyte proliferation assay, flow cytometry, pengukuran kadar imunoglobulin serum, neutrophil function assay, dan uji komplemen dibutuhkan untuk mengonfirmasi diagnosis. Berbagai manifestasi kulit pada kelainan imunodefisiensi primer penting diketahui untuk membantu deteksi dini dan tata laksana lebih awal serta komprehensif pada pasien.Kata kunci: autoimun, dermatologi, genetik, kelainan imunodefisiensi primer","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85179825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODALITAS TERAPI BEDAH EKSISI DAN LIPOSUCTION SEBAGAI TATALAKSANA BROMHIDROSIS AKSILARIS","authors":"Ratih Purnamasari Nukana, I. Darmaputra","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.276","url":null,"abstract":"Bromhidrosis adalah bau badan tidak sedap yang terjadi secara kronis. Bromhidrosis sering terjadi pada bagian ketiak sehingga disebut bromhidrosis aksilaris. Terapi bromhidrosis dibagi menjadi terapi bedah dan terapi non bedah. Terapi bedah mencakup bedah eksisi, liposuction dan simpatektomi. Penggunaan terapi non bedah memiliki efek sementara dan sering mengalami rekurensi. Sedangkan penggunaan teknik bedah dinilai memiliki efektivitas lebih tinggi karena risiko rekurensi yang rendah sehingga meningkatkan kepuasan pasien. Bedah eksisi dilakukan dengan pengangkatan kelenjar apokrin dan ekrin. Liposuction dilakukan dengan teknik suction untuk menghilangkan dan menghancurkan kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin, disertai rusaknya persarafan kelenjar keringat pada jaringan subkutan. Tindakan pembedahan memiliki komplikasi yang lebih banyak dibandingkan tindakan non bedah yaitu infeksi, penyembuhan yang lama, luka parut, nekrosis, seroma, dan hematoma.","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78923336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ETIOPATOGENESIS KELAINAN KULIT KERING PADA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Lili Legiawati","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.277","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.277","url":null,"abstract":"Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh peningkatan resistensi insulin, penurunan produksi insulin, atau kombinasi keduanya yang ditandai dengan hiperglikemia. Kelainan kulit kering termasuk salah satu manifestasi DMT2 dengan prevalensi tertinggi, yaitu 69%. Kondisi kulit kering, terutama pada kaki, berpotensi menjadi derajat yang lebih berat dan dapat berkembang menjadi ulkus kaki diabetes. Penanganan dini diperlukan untuk mencegah terjadinya penyulit dan peningkatan morbiditas pada penyandang DM. Kelainan kulit kering berkorelasi erat dengan pengontrolan glikemik yang buruk. Pada kondisi hiperglikemia dapat terjadi berbagai gangguan homeostasis kulit. Selain itu, faktor yang berkontribusi pada kelainan kulit kering adalah akumulasi advanced glycation end product (AGEs), kerusakan vaskular yang progresif, faktor neural, dan sistem imun. Etiopatogenesis kulit kering pada DMT2 meliputi berbagai hal, yaitu mekanisme terjadinya kulit kering secara sistemik, terdapatnya kondisi neuropati pada DMT2, dan perubahan biofisika pada stratum korneum. Di samping itu, terjadi penurunan hidrasi stratum korneum dan peningkatan TEWL, perubahan asam amino, lipid, dan pH kulit, serta penurunan proliferasi dan diferensiasi epidermis. Hal tersebut menyebabkan penumpukan lapisan korneosit dan penurunan konsentrasi lipid yang diduga menjadi faktor penyebab kulit kering pada penyandang DMT2.   Kata kunci: AGEs, diabetes melitus tipe 2, hidrasi, hiperglikemia, kulit kering","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"70 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75814054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran dan Fungsi Zinc Oxide pada Tatalaksana Dermatitis Atopi","authors":"Wieka Budhiwidayanti, Agustina Pujiastuti","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.219","url":null,"abstract":"Dermatitis atopi (DA) merupakan bentuk eksim yang paling umum dijumpai, dengan perkiraan prevalensi global mencapai 22,5% atau melebihi seperlima dari populasi global. Tingkat rekurensi yang tinggi pada DA menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien. Walaupun penyebab DA belum diketahui secara pasti, faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam terjadinya DA. Patogenesis DA merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai defek komponen genetik yang menyebabkan gangguan sawar kulit (hipotesis outside-in), perubahan imunologis (hipotesis inside-out), dan disbiosis mikrobioma akibat peningkatan kolonisasi flora normal. Tatalaksana DA terdiri dari identifikasi dan prevensi faktor pencetus, serta mempertahankan fase remisi dan mencegah rekurensi. Saat ini, penggunaan zinc oxide (ZnO) sebagai terapi potensial pada DA telah banyak dipelajari. Zinc (Zn) merupakan mikronutrien dengan sifat anti-inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan UV-protective yang sering digunakan dalam bidang dermatologi. Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa ZnO memiliki efek positif terhadap DA, antara lain melalui remodeling sawar kulit, sifat antibakteri, dan sebagai imunomodulator. Namun, beberapa penelitian lain juga menemukan berbagai efek samping Zn yang tidak dapat dikesampingkan. Dengan demikian, penggunaan Zn sebagai tatalaksana DA membutuhkan penelitian lebih lanjut secara menyeluruh terkait potensi toksisitasnya sebelum digunakan sebagai tatalaksana rutin untuk DA.Kata kunci: Eksim, Dermatitis atopi, Zinc oxide","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"89 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86737111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kharisma Yuliasis Widiasri, Yulia Eka I, Paranita Ferronika, Satiti Retno Pudjiati, Y. Wirohadidjojo
{"title":"VULVAR INTRAEPITHELIAL NEOPLASIA DIFFERENTIATED (dVIN) YANG TEGAK DENGAN PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA P40 DAN Ki67","authors":"Kharisma Yuliasis Widiasri, Yulia Eka I, Paranita Ferronika, Satiti Retno Pudjiati, Y. Wirohadidjojo","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.155","url":null,"abstract":"Vulvar intraepithelial neoplasia differentiated (dVIN) merupakan karsinoma sel skuamosa in situ dengan manifestasi lesi tidak khas dan secara histologi menyerupai gangguan vulva non neoplastik sehingga penyakit ini jarang teridentifikasi. Makalah ini melaporkan wanita 61 tahun dengan keluhan benjolan yang terasa gatal, nyeri dan panas pada bibir vagina muncul sejak 1 tahun yang lalu, lesi sempat menghilang dan muncul kembali sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan dermatovenereologi menunjukkan vulva vagina dextra dan sinistra tampak massa tumor hiperpigmentasi dengan permukaan verukosa, tepi regular, multipel, sebagian tampak fissura. Hasil pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia menunjukkan jaringan kulit sebagian mengalami displasia dengan sel-sel atipia dengan membrana basalis yang relatif utuh dengan hasil p40 terpulas positif pada inti tumor dan Ki67 50% terpulas positif. Diagnosis yang ditegakkan adalah dVIN/PB pada vulva. Tampilan klinis pada kasus dVIN tidak spesifik dan sering asimtomatik. Temuan histopatologisnya sulit dan tidak mudah dikenali oleh ahli patologi sehingga sering salah diagnosis sebagai dermatosis jinak, hubungan klinikopatologis sangat penting dalam mengelola kasus ini. Diagnosis banding dVIN/PB pada vulva harus selalu dipertimbangkan jika ditemukan lesi hiperpigmentasi atau hyperkeratosis pada vulva,karena sering menyerupai gangguan epitel non neoplastik. Pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia P40 dan Ki67 dapat digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis kasus dVIN/PB pada vulva. ","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79248444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TERAPI CONDITIONED MEDIUM-WHARTON’S JELLY-MESENCHYMAL STEM CELL PADA ULKUS TROFIK KUSTA TIPE MULTIBASILAR LEPROMATOSA","authors":"Nathasia Nathasia, Sukmawati Tansil Tan","doi":"10.33820/mdvi.v48i2.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i2.105","url":null,"abstract":"Ulkus trofik adalah luka akibat trauma kecil, sering ditemukan di daerah plantar dan titik penekanan yang dialami pasien kusta. Conditioned medium-Wharton’s jelly-mesenchymal stem cells (CM-WJ-MSCs) atau secretome, selanjutnya disebut Conditioned medium dihasilkan dari media pertumbuhan sel induk yang digunakan. Conditioned medium dapat mempengaruhi seluruh fase penyembuhan luka, mempunyai efek imunomodulasi, antiinflamasi, anti-apoptosis, neuroprotektif dan neurotropik, regulasi angiogenesis, antitumor, dan antimikroba, sehingga mempercepat penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Conditioned medium dianggap sebagai “cell free therapeuticsâ€. Dilaporkan 2 kasus pasien kusta tipe MB kasus pertama seorang laki-laki berusia 53 tahun, dengan luka telapak kaki kiri sejak 10 tahun, ulkus berukuran 4 x 2 x 0,6cm3 dan berbatas tegas; Kasus kedua, pria berusia 52 tahun, dengan luka jari telunjuk tangan kanan sejak tiga bulan, ulkus berukuran 1,5 x 1,5 x 0,5cm3 dan berbatas tegas. Kedua pasien pernah menderita kusta tipe multibacillar lepromatous Leprosy (MBLL) dan telah menyelesaikan pengobatan selama 12 bulan. Tata laksana ulkus pada kedua pasien adalah dengan pemberian conditioned medium-WJ-MSCs gel 10% dan dipantau selama tiga minggu. Pengamatan hari ke-10, ukuran ulkus mulai mengecil. Pada hari ke-20, ulkus semakin menutup. Pada minggu ke-tiga pengobatan dihentikan dan pasien diberikan sejumlah gel untuk dilanjutkan terapi mandiri. Berdasarkan laporan terapi hasil pada kedua kasus tersebut conditioned medium-WJ-MSCs merupakan terapi yang efektif untuk penyembuhan ulkus trofik.","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"95 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74861985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PILIHAN TERAPI TERKINI PRURIGO NODULARIS","authors":"Riris Asti Respati, Windy Keumala Budianti","doi":"10.33820/mdvi.v48i2.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i2.151","url":null,"abstract":"Nodus hiperkeratotik yang sangat gatal dengan awitan kronis dan dapat mengganggu kualitas hidup merupakan karakteristik prurigo nodularis. Diagnosis PN berdasarkan penilaian klinis saja tidak sulit dilakukan namun perlu dicari etiologi atau penyakit yang mendasari. Oleh karena itu, dibutuhkan algoritma untuk menegakkan diagnosis prurigo nodularis. Saat ini terapi prurigo nodularis terdiri atas kortikosteroid topikal, capsaicin, penghambat kalsineurin, fototerapi, dan obat sistemik misalnya gabapentin, antidepresan, serta imunosupresan. Konsep pengobatan prurigo nodularis yang terkini antara lain pemberian opioid receptor antagonist, neurokinin-1 receptor antagonists, dan anti IL-4 telah dikembangkan, didukung berbagai uji klinis.","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81405157","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN PENCAPAIAN PASI-75 NARROWBAND ULTRAVIOLET B DENGAN METOTREKSAT ORAL PADA PSORIASIS VULGARIS DERAJAT SEDANG-BERAT","authors":"Jeffrey Giantoro, Fajar Waskito, Sunardi Radiono","doi":"10.33820/mdvi.v48i2.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i2.149","url":null,"abstract":"Latar belakang: Psoriasis merupakan penyakit inflamatorik kronis kambuhan yang mengganggu kualitas hidup. Fototerapi narrowband ultraviolet B (NBUVB) dan metotreksat (MTX) adalah pilihan terapi psoriasis vulgaris (PV) derajat sedang-berat. Tujuan: Membandingkan efektivitas NBUVB dengan MTX oral sebagai terapi PV. Metode: Penelitian analitik retrospektif terhadap 19 pasien yang didapat datanya dari rekam medis tentang efektivitas terapi berdasarkan skor Psoriasis Area and Severity Index (PASI) sejak Maret 2019 hingga Agustus 2019 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Pasien dibagi menjadi kelompok NBUVB (8) dan MTX (11). Penurunan PASI sebesar 75% (PASI-75) merupakan indikator keberhasilan. Hasil: PASI-75 dicapai 6 (75%) orang pada kelompok NBUVB, sementara kelompok MTX 9 (81,82%) orang. Rata-rata jumlah minggu pencapaian PASI-75 adalah 11,67 ± 2,67 pada kelompok NBUVB serta 17,33 ± 4,89 pada kelompok MTX (p=0.023). Diskusi: Pencapaian PASI-75 pada MTX lebih lama karena waktu paruh obat sangat panjang disertai frekuensi pemberian per minggu sehingga onset lebih lambat. Kepatuhan berobat dan pemantauan berkala menjadi kunci sukses terapi. Sampel yang besar dan waktu observasi yang panjang diperlukan untuk penelitian yang lebih baik. Kesimpulan: NBUVB memberikan penurunan PASI lebih cepat, sedangkan MTX memberikan hasil maksimal dalam jangka panjang. Keduanya memiliki anti mitotik, anti proliferasi, serta anti inflamasi.Kata kunci: psoriasis, metotreksat, ultraviolet, fototerapi, pasi","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89817737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dini Daniaty, Shannaz Nadia Yusharyahya, Larisa Paramitha, Irma Bernadette
{"title":"Tata laksana komplikasi luka bakar di bidang dermatologi","authors":"Dini Daniaty, Shannaz Nadia Yusharyahya, Larisa Paramitha, Irma Bernadette","doi":"10.33820/mdvi.v48i2.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i2.99","url":null,"abstract":"Tata laksana komplikasi luka bakar di bidang dermatologi","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80400847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}