{"title":"ETIOPATOGENESIS KELAINAN KULIT KERING PADA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Lili Legiawati","doi":"10.33820/mdvi.v48i3.277","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh peningkatan resistensi insulin, penurunan produksi insulin, atau kombinasi keduanya yang ditandai dengan hiperglikemia. Kelainan kulit kering termasuk salah satu manifestasi DMT2 dengan prevalensi tertinggi, yaitu 69%. Kondisi kulit kering, terutama pada kaki, berpotensi menjadi derajat yang lebih berat dan dapat berkembang menjadi ulkus kaki diabetes. Penanganan dini diperlukan untuk mencegah terjadinya penyulit dan peningkatan morbiditas pada penyandang DM. Kelainan kulit kering berkorelasi erat dengan pengontrolan glikemik yang buruk. Pada kondisi hiperglikemia dapat terjadi berbagai gangguan homeostasis kulit. Selain itu, faktor yang berkontribusi pada kelainan kulit kering adalah akumulasi advanced glycation end product (AGEs), kerusakan vaskular yang progresif, faktor neural, dan sistem imun. Etiopatogenesis kulit kering pada DMT2 meliputi berbagai hal, yaitu mekanisme terjadinya kulit kering secara sistemik, terdapatnya kondisi neuropati pada DMT2, dan perubahan biofisika pada stratum korneum. Di samping itu, terjadi penurunan hidrasi stratum korneum dan peningkatan TEWL, perubahan asam amino, lipid, dan pH kulit, serta penurunan proliferasi dan diferensiasi epidermis. Hal tersebut menyebabkan penumpukan lapisan korneosit dan penurunan konsentrasi lipid yang diduga menjadi faktor penyebab kulit kering pada penyandang DMT2.   Kata kunci: AGEs, diabetes melitus tipe 2, hidrasi, hiperglikemia, kulit kering","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"70 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i3.277","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh peningkatan resistensi insulin, penurunan produksi insulin, atau kombinasi keduanya yang ditandai dengan hiperglikemia. Kelainan kulit kering termasuk salah satu manifestasi DMT2 dengan prevalensi tertinggi, yaitu 69%. Kondisi kulit kering, terutama pada kaki, berpotensi menjadi derajat yang lebih berat dan dapat berkembang menjadi ulkus kaki diabetes. Penanganan dini diperlukan untuk mencegah terjadinya penyulit dan peningkatan morbiditas pada penyandang DM. Kelainan kulit kering berkorelasi erat dengan pengontrolan glikemik yang buruk. Pada kondisi hiperglikemia dapat terjadi berbagai gangguan homeostasis kulit. Selain itu, faktor yang berkontribusi pada kelainan kulit kering adalah akumulasi advanced glycation end product (AGEs), kerusakan vaskular yang progresif, faktor neural, dan sistem imun. Etiopatogenesis kulit kering pada DMT2 meliputi berbagai hal, yaitu mekanisme terjadinya kulit kering secara sistemik, terdapatnya kondisi neuropati pada DMT2, dan perubahan biofisika pada stratum korneum. Di samping itu, terjadi penurunan hidrasi stratum korneum dan peningkatan TEWL, perubahan asam amino, lipid, dan pH kulit, serta penurunan proliferasi dan diferensiasi epidermis. Hal tersebut menyebabkan penumpukan lapisan korneosit dan penurunan konsentrasi lipid yang diduga menjadi faktor penyebab kulit kering pada penyandang DMT2.   Kata kunci: AGEs, diabetes melitus tipe 2, hidrasi, hiperglikemia, kulit kering