N. Hidayatun, Nurwita Dewi, Andari Risliawati, Higa Afza, Yusi Nurmalita Andarini, M. Sabda, Kristina Dwiatmini
{"title":"Pendekatan Proaktif dalam Program Konservasi Sumber Daya Genetik Aneka Ubi Indonesia di Bank Gen Lapangan","authors":"N. Hidayatun, Nurwita Dewi, Andari Risliawati, Higa Afza, Yusi Nurmalita Andarini, M. Sabda, Kristina Dwiatmini","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p81-94","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p81-94","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki sumber daya genetik ubi yang cukup beragam. Sekitar 2.500 aksesi yang mencakup setidaknya 8 jenis ubi di-konservasi di bank gen lapangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen). Tulisan ini memberikan pandangan mengenai pengelolaan koleksi sumber daya genetik aneka ubi yang dikoservasi di BB Biogen pada kurun waktu 2010–2019. Tulisan mencakup hambatan dalam pengelolaan, langkah-langkah yang telah ditempuh, dan langkah ke depan yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dalam kegiatan konservasi. Sumber data dukung utama diperoleh dari laporan tahunan kegiatan, sedangkan konsep dasar dan pedoman pengelolaan sumber daya genetik dari sumber terpercaya dijadikan sebagai acuan. Konservasi sumber daya genetik aneka ubi di BB Biogen mengalami berbagai kendala yang menyebabkan hilangnya sejumlah aksesi. Hambatan utama dalam pengelolaan aneka ubi di lapangan adalah kurang diprioritaskannya kegiatan konservasi. Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk mengu-rangi terjadinya kehilangan aksesi, seperti pemindahan lokasi dan penggantian sistem tanam, dan perbaikan pengelolaan tenaga teknis lapangan. Pemindahan tanam dari pertanaman lapangan ke pertanaman di pot disertai penunjukan tenaga teknis khusus yang telah dilakukan terhadap enam komoditas ubi menunjukkan kondisi hasil pertanaman yang lebih baik dan berkurangnya kasus kehilangan aksesi. Upaya ini perlu diteruskan dan diterapkan untuk seluruh koleksi ubi. Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan, pendekatan proaktif pada aspek yang lain juga diperlukan. Pada aspek administrasi, sistem pengelolaan yang mandiri dengan dukungan kapasitas sumber daya manusia, fasilitas, dan pembiayaan yang memadai dibutuhkan untuk menjamin keber-langsungan kegiatan operasional bank gen. Pada aspek teknis, perlu dilakukan rasionalisasi aksesi, pembentukan koleksi inti, dan meningkatkan penyimpanan duplikat keamanan melalui konservasi berbasis in vitro.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134110014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kasa Nova Tripena Turnip, Zulfan Arico, Zidni Ilman Navia
{"title":"Etnobotani Tumbuhan Obat pada Etnis Batak di Desa Pardomuan Nauli, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir","authors":"Kasa Nova Tripena Turnip, Zulfan Arico, Zidni Ilman Navia","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p69-80","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p69-80","url":null,"abstract":"Etnobotani tumbuhan obat pada suatu komunitas masyarakat perlu dilakukan karena setiap daerah memiliki kearifan lokalnya masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional, bagian tumbuhan yang digunakan, dan cara penggunaannya bagi masyarakat etnis Batak di Desa Pardomuan Nauli, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode kuantitatif dan kualitatif yaitu eksplorasi dan wawancara semi terstruktur dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 68 jenis tumbuhan obat yaitu berasal dari 60 marga dan 41 suku. Jenis tumbuhan yang banyak digunakan adalah dari suku Zingiberaceae yaitu 6 jenis. Bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan adalah daun 46% dan nilai ICS tertinggi dengan 88. Sebanyak 44 tumbuhan obat yang ditemukan sudah dibudidayakan oleh masyarakat Desa Paya Pardomuan Nauli baik di pekarangan rumah maupun di kebun masyarakat.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115711619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakterisasi Morfoanatomi Adiantum spp. Koleksi Kebun Raya Purwodadi","authors":"Elga Renjana, Jocelin Andiana","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p57-68","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p57-68","url":null,"abstract":"Adiantum spp. yang dikenal sebagai suplir merupakan tanaman hijau sepanjang tahun dan memiliki keragaman spesies yang tinggi yaitu lebih dari 200 spesies. Karakteristik Adiantum spp. terdapat pada daun majemuk dengan ukuran anak daun (pinnule) yang kecil dan bentuknya beragam dengan sori di bagian tepi abaksial daun, serta memiliki tangkai ental (stipe) berwarna hitam. Kebun Raya Purwodadi (KRP) memiliki koleksi lima spesies Adiantum spp., yaitu Adiantum caudatum, A. concinnum, A. cunninghamii, A. hispidulum, dan A. peruvianum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi secara morfologi dan anatomi lima spesies Adiantum spp. koleksi KRP. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2021 dengan mengamati dan men-deskripsikan karakter morfologi dan anatomi kelima spesies koleksi Adiantum spp. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimanya memiliki persamaan karakter pada permukaan tangkai ental, warna sisik, tipe indusium, bentuk spora, dan tipe stomata. Selain itu, terdapat pula karakter yang menjadi pembeda antar lima spesies Adiantum spp., yaitu ukuran tanaman, keberadaan sisik pada ental (frond), warna tangkai ental, tipe percabangan, panjang rakis, ukuran, bentuk, kedalaman toreh, jumlah, dan warna anak daun, bentuk dan susunan sel sisik, ukuran dan warna fiddlehead, jumlah dan ukuran spora, serta jumlah stomata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan peran yang berharga untuk studi biologi serta dapat menjadi informasi dasar dalam melakukan identifikasi spesies tumbuhan paku.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125220242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Faiqotul Kholqiyah, Didik Wahyudi, Lia Hapsari
{"title":"Kekerabatan Fenetik Heliconia spp. Koleksi Kebun Raya Purwodadi Berdasarkan Deskriptor Kualitatif","authors":"Siti Faiqotul Kholqiyah, Didik Wahyudi, Lia Hapsari","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p45-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p45-56","url":null,"abstract":"Heliconia spp. merupakan tanaman herba tahunan berbunga, dikenal dengan pisang hias. Variasi morfologi yang besar antar dan dalam spesies memiliki potensi untuk dilakukan konservasi, karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah sebagai material dasar program pengembangan dan pemuliaan Heliconia spp. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan fenetik berdasarkan karakter morfologi 8 Heliconia spp. (Heliconiaceae) sebagai ingroup dan 2 spesies dari Strelitziaceae sebagai outgroup (kelompok taksa di luar ingroup), koleksi Kebun Raya Purwodadi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (KRP BRIN). Pengamatan karakter morfologi mengacu pada deskriptor kualitatif, dengan menggunakan clustering multivariat dan analisis karakter apomorfik (karakter khusus yang unik suatu kelompok atau spesies). Hasil penelitian menunjukkan 91,18% karakter morfologi ialah polimorfik antaraksesi ingroup dan outgroup. Analisis cluster menunjukkan bahwa hubungan fenetik terbagi menjadi 4 cluster, dan secara jelas memisahkan antara Heliconiaceae dan Strelitziaceae (monofiletik). Pemisahan ingroup bersifat parafiletik, spesies dikelompokkan menurut subgenus dan bersarang. Cluster 1 terdiri dari H. chartacea, H. collinsiana dan H. rostrata (subgenus Griggsia). Cluster 2 terdiri dari H. bihai, H. wagneriana, H. hirsuta dan H. psittacorum (subgenus Heliconia dan Stenochlamys). Spesies H. metallica terpisah dari subgenus Stenochlamys membentuk cluster 3. Cluster 4 terdiri dari spesies outgroup yaitu R. madagascariensis dan P. guyannense. Analisis karakter apomorfi menunjukkan bahwa subgenus dan spesies memiliki karakter sinapomorfi dengan autapomorfi. Karakter-karakter tersebut ialah karakter pembeda di setiap cluster.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123042372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhamad Nikmatullah, M. Rahayu, Ida Farida Hasanah
{"title":"Studi Etnobotani Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Obat di Pasar Tradisional Kota Bogor, Jawa Barat","authors":"Muhamad Nikmatullah, M. Rahayu, Ida Farida Hasanah","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p35-44","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p35-44","url":null,"abstract":"Pasar tradisional merupakan salah satu lokasi penyediaan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, antara lain bahan obat herbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendokumentasikan keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang dimanfaat-kan oleh etnis Sunda di Bogor. Penelitian ini menggunakan metode survei pasar, dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara terstruktur dan terbuka dilakukan menggunakan metode purposive sampling terhadap penjajaramuan obat herbal di Pasar Bogor, Pasar Anyar (Kebon Kembang), Pasar Sukasari, dan pengobat tradisional (batra) Sringganis. Hasil observasi dan wawancara tercatat 74 spesies tumbuhan, yang termasuk dalam 62 genus dari 36 famili dan 1 spesies lichen/lumut kerak diguna-kan sebagai bahan obat. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan dan pengobatan tradisional. Batuk merupakan penyakit paling umum di antara macam penyakit lainnya yang dapat diobati menggunakan tumbuhan obat dari pasar tradisional. Penelitian ini diharapkan dapat melestarikan pengetahuan tradisional masyarakat lokal tentang keanekaragaman tumbuhan obat di lingkungan sekitarnya.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125235280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bintang Nagari Rajagukguk, Tantri Palupi, Nfn Basuni
{"title":"Uji Tingkat Toleransi Salintas Padi Beras Hitam Asal Kalimantan Barat pada Fase Pembibitan","authors":"Bintang Nagari Rajagukguk, Tantri Palupi, Nfn Basuni","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34","url":null,"abstract":"Budi daya padi beras hitam pada lahan salin selalu akan mengalami cekaman abiotik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Perlu suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menanam varietas yang toleran salinitas. Padi hitam asal Kalimantan Barat belum pernah dilakukan pengujian terkait toleransinya terhadap salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati tingkat toleransi beberapa padi beras hitam asal Kalimantan Barat terhadap cekaman salinitas pada fase pembibitan. Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura sejak bulan Juli hingga Agustus 2020, menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri atas 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama (petak utama) adalah konsentrasiNaCl, terdiri atas 0 dan 4.000 ppm (4 g NaCl/l setara dengan electric conductivity (EC) 6 dS/m), sedangkan faktor kedua (anak petak) adalah genotipe padi beras hitam, terdiri atas Temawang Lebuk, Lengkenat, dan Telaet yang berasal dari Kabupaten Sintang; Guna, Betung, dan Poron berasal dari Kabupaten Landak; varietas Pokkali dan IR29 sebagai pembanding toleran danpeka. Jenis pengujian terdiri atas skoring toleransi bibit secara visual dan indeks sensitivitas terhadap cekaman salinitas. Variabel pengamatan terdiri atas tinggi bibit, jumlah anakan, panjang akar, dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Betung, Poron, dan Pokkali termasuk kategori toleran sedangkan genotipe Temawang Lebuk, Lengkenat, Telaet, Guna,dan IR29 termasuk kategori peka. Pemberian NaCl dengan konsentrasi 4.000 ppm menyebabkan penurunan tinggi bibit sebesar 60%, jumlah anakan 65%, dan nisbah pupus akar 50%, akan tetapi meningkatkan panjang akar sebesar 50% pada genotipe yang tergolong peka. Genotipe yang tergolong toleran hanya mengalami penurunan tinggi bibit sebesar 25%.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117345127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. H. Dalimunthe, I. P. G. P. Damayanto, Irfan Martiansyah, Ismail Apandi
{"title":"Keanekaragaman Jenis dan Status Konservasi Mangrove di Pulau Payung, Sumatra Selatan, Indonesia","authors":"S. H. Dalimunthe, I. P. G. P. Damayanto, Irfan Martiansyah, Ismail Apandi","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p13-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p13-24","url":null,"abstract":"Pulau Payung terbentang di hilir Sungai Musi dan Telang, Kecamatan Sungsang, Kabupaten Banyuasin II, Provinsi Sumatra Selatan. Pulau Payung terbentuk di wilayah estuari dan memiliki ekosistem air payau. Walaupun berukuran kecil, Pulau Payung dilaporkan memiliki keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan mangrove sejati yang cukup tinggi. Sayangnya, laporan tentang keanekaragaman jenis flora secara menyeluruh di Pulau Payung belum tersedia. Penelitian ini bertujuan menyediakan informasi keanekaragaman jenis flora dan status konservasi mangrove di Pulau Payung. Pengumpulan data keanekaragaman flora di Pulau Payung dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data taksonomi melalui koleksi sampel material tumbuhan. Sampel tumbuhan yang dikoleksi selanjutnya diawetkan menjadi herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO). Spesimen herbarium diidentifikasi menggunakan spesimen acuan yang tersimpan di BO dan referensi terkait. Hasil identifikasi divalidasi melalui referensi yang relevan dan portal basis data daring. Terdapat 36 jenis dari 28 marga dan 22 suku tumbuhan yang terekam di Pulau Payung, yakni 16 jenis tumbuhan mangrove sejati dan 20 jenis tumbuhan mangrove asosiasi. Acanthaceae, Fabaceae, dan Rhizoporaceae merupakan tiga suku dengan jumlah jenis terbanyak. Kendatipun seluruh jenis tumbuhan di Pulau Payung memiliki status keterancaman dengan tingkat risiko rendah (least concern/LC), tetapi potensi hilangnya keanekaragaman tumbuhan di Pulau Payung mungkin dapat terjadi di masa mendatang.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"219 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115985093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Autekologi Gemor (Nothaphoebe coriacea Kosterm.) di Kelompok Hutan Sungai Kahayan-Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah","authors":"N. Heriyanto, R. Garsetiasih, Sofian Iskandar","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p1-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p1-12","url":null,"abstract":"Pohon gemor (Nothaphoebe coriacea Kosterm) merupakan salah satu pohon endemik yang tumbuh di hutan rawa gambut, yang keberadaannya semakin terancam punah karena diambil kulitnya untuk bahan baku insektisida. Penelitian autekologi gemor telah dilakukan di kelompok hutan Sungai Kahayan-Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah pada bulan Oktober 2020, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan potensi di habitat alamnya. Pengumpulan data menggunakan plot bujur sangkar ukuran 20 m × 20 m, jumlah satuan contoh sebanyak lima plot per lokasi dan diulang dua kali, sehingga terdapat total 10 plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan fisik pohon gemor pada suhu antara 25–35°C dan kelembapan udara antara 52–76%. Jenis tumih (Combretocarpus rotundatus [Miq.] Danser) berasosiasi paling kuat dengan gemor, diikuti gelam tikus (Syzygium zeylanicum [L.] DC.) dan enyak berok (Baccaurea polyneura Hook.f.). Vegetasi dominan di sekitar gemor adalah tumih (C. rotundatus), gelam tikus (S. zeylanicum), dan enyak berok (B. polyneura). Regenerasi alami gemor (N. coriacea) di kelompok hutan Sungai Kahayan-Sungai Sebangau tidak normal karena gangguan dari manusia dalam bentuk pemanfaatan kulit pohonnya.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134068127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Bamboo Diversity in Indrokilo Botanical Garden, Central Java","authors":"B. Wahidah, I. P. G. Damayanto, S. Mulyani","doi":"10.21082/blpn.v27n1.2021.p57-70","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v27n1.2021.p57-70","url":null,"abstract":"The efforts of Bamboo conservation have been conducted by botanical gardens in Indonesia, including the Indrokilo Botanical Garden, Central Java. Scientific information regarding the bamboo collection of the Indrokilo Botanical Garden, however, is not yet available. This study aimed to determine the diversity of the species, as well as, to provide a synopsis and the similarity analysis of the bamboo species in the Indrokilo Botanical Garden. Exploration and collection of bamboo specimens have been carried out by the Indrokilo Botanical Garden. Processing and identification of the specimens were carried out at Herbarium Bogoriense. A total of 27 morphological characters were used for similarity analysis using the UPGMA method with Nei & Li similarity coefficients. The data were analyzed descriptively. There are seven species of bamboo in the Indrokilo Botanical Garden: Bambusa glaucophylla, B. lako, B. multiplex, B. vulgaris, Dendrocalamus sp., Guadua cf. angustifolia, and Schizostachyum sp. A synopsis of the bamboo species and their identification keys to the species were provided. Based on the similarity analysis, bamboo in the Indrokilo Botanical Garden consists of five groups at a similarity index of 70%. The diversity of bamboo species in the Indrokilo Botanical Garden is relatively low compared to some botanical gardens in Indonesia.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121852912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakterisasi Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta Indica A. Juss) dari Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali","authors":"A. Li’aini, I. P. A. H. Wibawa, I. N. Lugrayasa","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P51-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P51-56","url":null,"abstract":"Mimba merupakan tumbuhan daerah tropis dan subtropis yang telah banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional sejak jaman prasejarah. Ekstrak mimba terbukti memiliki spektrum aktivitas biologi yang luas, antara lain antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa kimia yang berfungsi untuk menghambat pembentukan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun mimba yang diperoleh dari Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan daun mimba diuji melalui metode 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl radical (DPPH) dengan mengukur daya serap larutan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 516 nm. Konsentrasiekstrak daun mimba yang digunakan adalah 100, 200, 300, 400, 500, 600, dan 700 ppm. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak berbanding terbalik dengan nilai daya serap larutan. Rendahnya nilai daya serap larutan menunjukkan tingginya aktivitas antioksidan ekstrak daun mimba. Larutan DPPH yang ditambahkan dalam ekstrak daun mimba juga menyebabkanperubahan warna larutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya. Hasil analisis menunjukkan rerata nilai IC50 ekstrak daun mimba sebesar 51,74, sehingga dikategorikan memiliki aktivitas antioksidan kuat. Hasil karakterisasi ini merupakan informasi awal mendukung program sumber daya genetik lokal,khususnya di daerah Kabupaten Buleleng, Bali.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127734390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}