{"title":"Evaluasi Plasma Nutfah Padi Gogo terhadap Cekaman Naungan","authors":"Yusi Nurmalita Andarini, Andari Risliawati","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P43-50","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P43-50","url":null,"abstract":"Padi merupakan komoditas pertanian utama di Indonesia yang dapat tumbuh di berbagai ekosistem seperti lahan sawah, lahan rawa, dan lahan kering. Pemanfaatan lahan marjinal seperti lahan kering di bawah tegakan berpotensi untuk meningkatkanroduksi padi nasional, tetapi memerlukan genotipe padi yang adaptif pada kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa akskesi plasma nutfah padi gogo terhadap cekaman naungan. Sebanyak 19 aksesi padi gogo dievaluasi dalam rancangan tersarang faktorial tiga ulangan dengan taraf cekaman naungan 25%, 50%, dan tanpa naungan (kontrol). Plasma nutfah padi gogo yang dievaluasi toleransinya pada cekaman naungan menunjukkan keragaman fenotipe pada beberapa karakter yang diamati. Analisis klaster menghasilkan tiga klaster berdasarkan peubah dua komponen utama yang mampu menerangkan keragaman sebesar 76,2%. Klaster satu yang merupakan klaster dengan performa karakter tinggi tanaman, panjang malai, jumlah biji per malai, dan jumlah anakan produktif terbaik, terdiri atas tujuh aksesi yaitu aksesi Ndabulu, Sahang, Taun Suar, Ketan Tomang B, Umbang Putih, Umbang Hitam, dan Limar. Ketujuh aksesi ini performa tanamannya tidak berbeda nyata baik pada cekaman naungan 25 maupun 50%","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128628443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakterisasi Kualitatif untuk Identifikasi Aksesi Duplikat pada Konservasi Sumber Daya GenetikUbi Jalar (Ipomoea batatas L.)","authors":"Muhamad Sabda, R. Astuti, Higa Afza","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P29-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P29-42","url":null,"abstract":"Sumber daya genetik (SDG) yang dapat teridentifikasi dengan baik berperan penting sebagai cadangan sumber genetik untuk perakitan varietas. Karakter morfologi ubi jalar dapat mendeskripsikan suatu aksesi dan tingkat kemiripannya terhadap aksesi lain, baik yang berasal dari suatu lokasi yang sama ataupun dari lokasi lain. Identifikasi kemiripan morfologi SDG dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan SDG. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai identifikasi tingkat kemiripan berdasarkankarakter morfologi plasma nutfah ubi jalar yang dikoleksi dan dikonservasi oleh Bank Gen Pertanian Balitbangtan. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan karakterisasi dan analisis kemiripan menggunakan program NTSYSpc versi 2.02i dengan metode UPGMA fungsi SimQual terhadap 122 aksesi ubi jalar yang berasal dari enam wilayah daerah asal, yaitu Sumatra, Jawa Barat, JawaTimur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, dan Papua. Hasil analisis menunjukkan terdapat kemiripan tertinggi (89%) aksesi ubi jalar asal NTT, di antaranya akesi Helung (IB00182) dengan Dimpong (IB00187), yang besar kemungkinan aksesi tersebut adalah duplikat yang berbeda nama. Tingkat kemiripan 83% ditemukan pada aksesi asal Papua, yang juga merupakan duplikat yaitu aksesi Sengkerengke (IB00335) dengan Koboak (IB00410); Wortel B (IB00459) dengan Helalekue (IB00448); dan Kulim (IB00442) dengan Boneng Karison (IB00444). Koleksi asal Jawa Barat, terindikasi duplikat dengan kemiripan 83% yaitu pada aksesi Unknown (IB01510), Unknown (IB01509), dan Unknown (IB01521). Tingkat kemiripan 78% terlihat pada aksesi ubi jalar asal Sulawesi, yaitu aksesi Ima-19 (IB01186) dengan Unknown (IB01388) dan Ubi Maraya-10 (IB01201) dengan Lambuya-3 (IB01272). Kemiripan 67% teridentifikasi pada aksesi asal Sumatra, yaitu Gowilada-4 (IB00679) dengan Unknown (IB00677). Sedangkan kemiripan 56% teridentifikasi pada koleksi Jawa Timur, yaitu aksesi Lokal Jatim (IB01409) dengan Lokal Jatim (IB01410). Hasil ini dapat mendukung sistem pengaturan yang lebih efektif, menghindari duplikasi koleksi ubi jalar di Bank Gen Pertanian Balitbangtan.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"16 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114102228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakterisasi Isolat Bakteri Endofit Nilam (Pogostemon cablin B.) sebagai Kandidat Biostimulan Pertumbuhan Tanaman","authors":"Rafika Yuniawati, Alina Akhdiya","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P21-28","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P21-28","url":null,"abstract":"Simbiosis bakteri endofit pada tanaman nilam telah diketahui berpotensi untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan mengarakterisasi kemampuan bakteri endofit nilam (Pogostemon cablin B.) dalam menstimulasi pertumbuhan tanaman nilam. Bakteri endofit diisolasi dari beberapa sumber tanaman nilam, yaitu koleksi klon B6 (koleksi BB Biogen), varietas Sidikalang dan Patchoulina. Isolat bakteri endofit yang diisolasi dan diseleksi berdasarkan beberapa pengujian selanjutnya dikarakterisasi secara fisiologi, biokimia, dan genetik. Karakterisasi fisiologi dan biokimia meliputi uji aktivitas penghambatan bakteri fitopatogen, uji potensi fiksasi N dan pelarut fosfat, serta uji penghasil IAA-like compound, sedangkan karakterisasi genetik dilakukan berdasarkan analisis sekuensing 16srRNA. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan empat belas isolat terdeteksi menghasilkan IAA like compounds. Empat dari 29 isolat tidak berpotensi patogenik, yaitu isolat B63.8,B63.10, NSD 20, dan P 35. Isolat-isolat ini mampu memfiksasi nitrogen dan melarutkan fosfat. NSD 20 merupakan isolat yang paling potensial untuk dikembangkan sebagai kandidat biostimulan. Berdasarkan hasil karakterisasi genetik, isolat NSD 20 ini menunjukkan kemiripan tertinggi dengan Bacillus sp. Y14 (93,95%). Uji lanjut in planta di rumah kaca dan lapang diperlukanuntuk mengetahui kemampuan stimulasi pertumbuhan tanaman nilam oleh Bacillus sp. NSD 20.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128824035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. G. Lestari, Media Fitri Isma Nugraha, R. Yunita, Alfia Annur Aini Azizi
{"title":"Konservasi In Vitro Tanaman Hias Akuatik Bacopa australis dan Alternanthera reineckii Menggunakan Paklobutrazol dan Benzil Adenin","authors":"E. G. Lestari, Media Fitri Isma Nugraha, R. Yunita, Alfia Annur Aini Azizi","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P11-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P11-20","url":null,"abstract":"Tanaman Bacopa australis dan Alternanthera reineckii mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi sebagai tanaman hias akuatik, sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Pertumbuhan minimal merupakan teknik penyimpanan in vitro yang banyak digunakan dengan menggunakan senyawa penghambat tumbuh seperti paklobutrazol (PBZ), sisosel (CCC), ansimidol, serta komponen osmotik seperti sorbitol dan manitol. Teknik kultur in vitro mempunyai peran penting untuk penyimpanan biakan, karena biakan dapat disimpan sampai beberapa bulan tanpa harus dilakukan subkultur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat penghambat paklobutrazol dan interaksinya dengan zat pengatur tumbuh benzil adenin (BA) untuk menghambat pertumbuhan biakan serta visual biakan selama penyimpanan. Bahan yang digunakan adalah tunas in vitro B. australis dan A. reineckii umur 4 bulan, media yang diuji adalah media dasar Murashige dan Skoog (MS) + PBZ (0,1, 0,3, 0,5, dan 0,7 mg/l) + BA (0 dan 0,1 mg/l). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan BB Biogen pada bulan Januari sampai Juli 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBZ 0,1−0,7 mg/l dapat menghambat pertumbuhan tinggi tunas, jumlah tunas, jumlah akar, panjang akar, dan jumlah daun dari biakan in vitro B. australis dan A. reineckii demikian pula interaksinya dengan sitokinin BA 0,1 mg/l, yang membuat visual biakan tetap tegar sampai 6 bulan setelah tanam. Formula media yang diperoleh diharapkan dapat diaplikasikan untuk penyimpanan plasma nutfah tanaman akuatik yang sejenis. ","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131637555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elga Renjana, Muhamad Nikmatullah, Elok Rifqi Firdiana, Linda Wige Ningrum, Melisnawati H. Angio
{"title":"Potensi Nephrolepis spp. sebagai Tanaman Obat Koleksi Kebun Raya Purwodadi Berdasarkan Kajian Etnomedisin dan Fitokimia","authors":"Elga Renjana, Muhamad Nikmatullah, Elok Rifqi Firdiana, Linda Wige Ningrum, Melisnawati H. Angio","doi":"10.21082/BLPN.V27N1.2021.P1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V27N1.2021.P1-10","url":null,"abstract":"Tumbuhan telah dikenal sebagai sumber obat alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit karena mengandung senyawa metabolit sekunder dengan aktivitas biomedik. Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan tertua di bumi yang memiliki lebih dari 12.000 jenis. Tumbuhan paku mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi obat berdasarkanstudi etnobotani dan farmakologi. Sebanyak 20 suku dan 38 marga tumbuhan paku dikoleksi dan dikonservasi secara ex situ oleh Kebun Raya (KR) Purwodadi. Nephrolepis merupakan salah satu marga dari koleksi tumbuhan paku KR Purwodadi dengan jumlah spesimen paling banyak. Nephrolepis termasuk kelompok tumbuhan paku epifit atau setengah epifit yang daunnya tersusunmenyirip tunggal seperti pedang. Selama ini Nephrolepis hanya dikenal sebagai bahan sayuran dan tanaman hias oleh masyarakat. Namun belum ada informasi mengenai potensi obat dari koleksi Nephrolepis tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi dan mengarakterisasi potensi koleksi Nephrolepis di KR Purwodadi sebagai tanaman obat. Metode yangdigunakan pada penelitian ini adalah inventarisasi data dari Sistem Informasi Katalog Koleksi Tanaman (SIKATAN), pengamatan langsung di rumah kaca, dan studi etnomedisin dan fitokimia berdasarkan literatur. Berdasarkan hasil inventarisasi, telah diperoleh 36 spesimen yang termasuk dalam 6 jenis Nephrolepis. Spesimen tersebut memiliki potensi mengobati berbagai macam penyakit, baik yang telah dikenal dalam pengobatan tradisional maupun dari hasil penelitian. Koleksi Nephrolepis tersebut mengandung berbagai senyawa, seperti alkaloid, flavonoid, dan terpenoid yang memiliki aktivitas farmakologi, di antaranya antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antivirus, dan antikanker. Di samping itu, jenis N. cordifolia merupakan koleksi yang paling potensialsebagai obat karena bagian daun, rimpang, hingga umbinya memiliki aktivitas antiinflamasi, antimikroba, antikanker, antimalaria, dan antioksidan.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123054741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Cendawan Penghasil Mikotoksin pada Komoditas Pertanian","authors":"D. Susilowati, Dalia Sukmawati, Y. Suryadi","doi":"10.21082/blpn.v26n2.2020.p157-172","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v26n2.2020.p157-172","url":null,"abstract":"Mikotoksin adalah metabolit sekunder beracun dengan bobot molekul rendah yang dihasilkan oleh cendawan berfilamen. Cendawan penghasil mikotoksin menginfeksi berbagai komoditas mulai dari kacang-kacangan, sampai komoditas pertanian lainnya seperti jagung, padi, buah-buahan, kopi, kakao, biji pala, dan gandum. Meskipun bukan merupakan penyebab utama penyakit tanaman, namun beberapa cendawan penghasil mikotoksin perlu diwaspadai karena dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa tanaman dan produknya. Infeksi cendawan penghasil mikotoksin dapat mengakibatkan penurunan kualitas hasil pertainan karena sifat mikotoksin yang karsinogenik, nefrotoksik, hepatotoksin, dan berbahaya bagi kesehatan. Sehubungan dengan tingginya keragaman jenis cendawan penghasil mikotoksin dan dampak negatifnya terhadap komoditas pertanian, maka perlu diketahui deskripsi beberapa jenis cendawan penghasil mikotoksin, jenis mikotoksin yang dihasilkan, efek, dan solusi penanganannya.Hal ini perlu sebagai bahasan karena sejumlah mikotoksin pada produk pertanian dapat menimbulkan risiko kesehatan yang bervariasi dari reaksi alergi hingga kematian pada manusia dan hewan, serta permasalahan ekonomi. Ulasan ini menekankan pada status terkini kontaminasi mikotoksin pada komoditas pertanian dan strategi pengendalian lebih lanjut yang direkomendasikan untuk mitigasi mikotoksin.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134214054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Obat untuk Perawatan Sebelum dan Sesudah Persalinan pada Beberapa Suku di Maluku Utara","authors":"Nur Rahmawati Wijaya, Tyas Friska Dewi","doi":"10.21082/blpn.v26n2.2020.p145-156","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/blpn.v26n2.2020.p145-156","url":null,"abstract":"Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah lama digunakan oleh bangsa Indonesia dan diwariskan secara turun temurun, termasuk penggunaan pada perawatan sebelum dan setelah persalinan. Masyarakat Maluku masih memilih obat tradisional sebagai pilihan alternatif bahkan sebagai pilihan utama dalam penyembuhan saat nifas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies tanaman obat dan bagian spesifik tanaman yang paling banyak dimanfaatkan untuk perawatan sebelum dan setelah persalinan di Maluku Utara. Penelitian dilakukan bertahap dari tahun 2012 sampai 2017 dengan jumlah total titik pengamatan sebanyak 16 suku di Maluku Utara. Pengambilan data dan sampel dilakukan melalui wawancara kepada penyehattradisional (hattra), dengan mengikuti prosedur ethical clearance sebelumnya. Data tumbuhan yang diperoleh selanjutnya dilakukan identifikasi dan literatur review sedangkan variabel yang dianalisis meliputi: komposisi ramuan, nama penyakit, nama lokal, nama ilmiah tumbuhan obat, bagian yang digunakan, cara penyiapan ramuan, asal tumbuhan, dan kearifan lokal. Hasil penelitian diperoleh 68 tumbuhan obat, dari 31 famili yang berasal dari 12 suku di Maluku. Dari seluruh tanaman obat yang diperoleh, diidentifikasi 8 spesies yang digunakan untuk perawatan sebelum persalinan dan 59 spesies untuk perawatan setelahpersalinan. Tujuh spesies tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat dalam ramuan perawatan sebelum dan setelah persalinan, yaitu Hibiscus rosa-sinensis L., Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br., Morinda citrifolia L., Musa × paradisiaca L., Premna serratifolia L., Sesbania grandiflora (L.) Pers., dan Terminalia catappa L.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127847813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keragaan Hasil dan Karakter Umbi Ubi Jalar Lokal Asal Dataran Rendah Provinsi Papua","authors":"J. Restuono, Febriana Indriani, Wiwit Rahajeng","doi":"10.21082/BLPN.V26N2.2020.P135-144","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V26N2.2020.P135-144","url":null,"abstract":"Papua merupakan salah satu daerah pusat keragaman ubi jalar di dunia. Budi daya ubi jalar di Papua tidak hanya di dataran tinggi tetapi juga di dataran rendah. Pada umumnya masyarakat Papua menanam ubi jalar dan dipanen bertahap sepanjang tahun untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman hasil umbi dan mengarakterisasikarakter morfologi 39 aksesi lokal ubi jalar asal dataran rendah Papua di tiga lokasi berbeda. Penelitian dilaksanakan di tiga lokasi secara bertahap dari tahun 2009 sampai 2011, yakni di Kecamatan Tumpang, Wajak, dan Sentani. Kecamatan Tumpang dan Wajak terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, sedangkan Kecamatan Sentani terletak di Kabupaten Jayapura, Papua.Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan, dan sebagai perlakuan digunakan 39 aksesi ubi jalar dan 1 varietas Papua Solossa sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan aksesi-aksesi hasil eksplorasi mempunyai perbedaan hasil di tiga lokasi. Hasil umbi dan produksi bahan kering dari daerah Sentani lebih tinggi dibanding dengan lokasilainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aksesi-aksesi tersebut bersifat lebih adaptif di lokasi Sentani. Sebelas aksesi berpotensi untuk dikembangkan di dataran rendah Papua dan potensial digunakan sebagai tetua persilangan dalam program pemuliaan ubi jalar unggul adaptif dataran rendah.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126968510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Puji Syara Anggia, Haris Maulana, N. Carsono, R. Hindersah, A. Karuniawan
{"title":"Daya Hasil Aksesi Kacang Hijau Lokal Asal Maluku dan Nusa Tenggara Timur pada Musim Tanam yang Berbeda","authors":"Puji Syara Anggia, Haris Maulana, N. Carsono, R. Hindersah, A. Karuniawan","doi":"10.21082/BLPN.V26N2.2020.P123-134","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V26N2.2020.P123-134","url":null,"abstract":"Kacang hijau merupakan komoditas pangan legum yang penting di Indonesia dilihat dari segi agronomi, ekonomi, maupun gizi dan kesehatan, namun produktivitasnya masih rendah. Salah satu masalah pada komoditas ini adalah masih terbatasnya ketersediaan genotipe unggul sebagai tetua yang stabil pada dua musim tanam. Provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai macam keragaman aksesi kacang hijau lokal. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui interaksi antara genotipe (aksesi lokal) dengan musim tanam serta memperoleh aksesi kacang hijau lokal asal Maluku dan NTT yang memiliki daya hasil tinggi pada dua musim tanam. Penelitian dilaksanakan pada musim hujan bulan Januari–Maret 2019 dan musim kemarau bulan Juli sampai Agustus 2019 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 26 aksesi kacang hijau lokal. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Karakter yang diamati meliputi karakter panjang biji, diameter biji, jumlah biji per polong, dan bobot biji per plot. Interaksi genotipe dengan lingkungan (G×E) diestimasi menggunakan varians gabungan dari dua musim tanam. Stabilitas hasil pada dua musim tanam diestimasi menggunakan model stabilitas parametrik dan nonparametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter panjang biji, diameter biji, jumlah biji per polong, dan bobot biji per plot dipengaruhi oleh G×E dengan kontribusi masing-masing sebesar 23,77, 21,3, 25,75, dan 31,57%. Delapan aksesi teridentifikasi memiliki hasil yang stabil dan berdaya hasil tinggi pada dua musim tanam, yaitu MB 1, MB 2, MB 6, MB 7, MB 9, MB 10, MB 12, dan MB 14. Aksesi-aksesi tersebut dapat direkomendasikan sebagai kacang hijau lokal yang berdaya hasil tinggi.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114589909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Azli Ritonga, Zidni Ilman Navia, Zulfan Arico, I. P. G. P. Damayanto
{"title":"Keragaman Jenis Bambu di Kawasan Ekosistem Leuser, Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh","authors":"Muhammad Azli Ritonga, Zidni Ilman Navia, Zulfan Arico, I. P. G. P. Damayanto","doi":"10.21082/BLPN.V26N2.2020.P109-122","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/BLPN.V26N2.2020.P109-122","url":null,"abstract":"Informasi keragaman jenis bambu di Kawasan Ekosistem Leuser, terutama di wilayah Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh belum terdokumentasi dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi keragaman jenis bambu di Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Penelitian dilakukan menggunakan metode pengumpulan data taksonomi melalui kegiatan eksplorasi dengan menjelajahi lokasi penelitian di Kecamatan Tenggulun pada bulan Januari–Maret 2019. Selama eksplorasi, sampel material bambu dikoleksi untuk dibuatkan spesimen herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO). Data pendukung seperti titik koordinat, ketinggian, nama lokal, kegunaan, dan foto bambu yang masih segar juga didokumentasikan. Material bambu diidentifikasi berdasarkan literatur dan koleksi spesimen herbarium yang telah tersimpandi BO. Data dianalisis secara deskriptif dengan menjabarkan pertelaan dari setiap jenis bambu. Kunci identifikasi serta analisis hubungan kemiripan antarjenis bambu juga dilakukan. Sebanyak 29 karakter morfologi (vegetatif) dipilih untuk membentuk dendogram menggunakan metode UPGMA dengan bantuan program PAUP*. Terdapat delapan jenis bambu ditemukan di Kecamatan Tenggulun, yakni Bambusa heterostachya, B. multiplex, B. spinosa, B. vulgaris, Dendrocalamus asper, Gigantochloaapus, G. atter, dan Schizostachyum zollingeri). Dendogram menunjukkan bahwa semua anggota jenis Bambusa dan satu jenis Schizostachyum mengumpul dalam satu kelompok yang sama. Sementara itu, jenis Dendrocalamus dan Gigantochloa mengumpul dalam kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar penentuan kegiatan pengelolaan bambu di Kawasan Ekosistem Leuser.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122672795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}