Bintang Nagari Rajagukguk, Tantri Palupi, Nfn Basuni
{"title":"在苗圃阶段测试西加里曼丹黑稻米的耐受性","authors":"Bintang Nagari Rajagukguk, Tantri Palupi, Nfn Basuni","doi":"10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Budi daya padi beras hitam pada lahan salin selalu akan mengalami cekaman abiotik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Perlu suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menanam varietas yang toleran salinitas. Padi hitam asal Kalimantan Barat belum pernah dilakukan pengujian terkait toleransinya terhadap salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati tingkat toleransi beberapa padi beras hitam asal Kalimantan Barat terhadap cekaman salinitas pada fase pembibitan. Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura sejak bulan Juli hingga Agustus 2020, menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri atas 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama (petak utama) adalah konsentrasiNaCl, terdiri atas 0 dan 4.000 ppm (4 g NaCl/l setara dengan electric conductivity (EC) 6 dS/m), sedangkan faktor kedua (anak petak) adalah genotipe padi beras hitam, terdiri atas Temawang Lebuk, Lengkenat, dan Telaet yang berasal dari Kabupaten Sintang; Guna, Betung, dan Poron berasal dari Kabupaten Landak; varietas Pokkali dan IR29 sebagai pembanding toleran danpeka. Jenis pengujian terdiri atas skoring toleransi bibit secara visual dan indeks sensitivitas terhadap cekaman salinitas. Variabel pengamatan terdiri atas tinggi bibit, jumlah anakan, panjang akar, dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Betung, Poron, dan Pokkali termasuk kategori toleran sedangkan genotipe Temawang Lebuk, Lengkenat, Telaet, Guna,dan IR29 termasuk kategori peka. Pemberian NaCl dengan konsentrasi 4.000 ppm menyebabkan penurunan tinggi bibit sebesar 60%, jumlah anakan 65%, dan nisbah pupus akar 50%, akan tetapi meningkatkan panjang akar sebesar 50% pada genotipe yang tergolong peka. Genotipe yang tergolong toleran hanya mengalami penurunan tinggi bibit sebesar 25%.","PeriodicalId":145068,"journal":{"name":"Buletin Plasma Nutfah","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Uji Tingkat Toleransi Salintas Padi Beras Hitam Asal Kalimantan Barat pada Fase Pembibitan\",\"authors\":\"Bintang Nagari Rajagukguk, Tantri Palupi, Nfn Basuni\",\"doi\":\"10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Budi daya padi beras hitam pada lahan salin selalu akan mengalami cekaman abiotik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Perlu suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menanam varietas yang toleran salinitas. Padi hitam asal Kalimantan Barat belum pernah dilakukan pengujian terkait toleransinya terhadap salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati tingkat toleransi beberapa padi beras hitam asal Kalimantan Barat terhadap cekaman salinitas pada fase pembibitan. Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura sejak bulan Juli hingga Agustus 2020, menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri atas 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama (petak utama) adalah konsentrasiNaCl, terdiri atas 0 dan 4.000 ppm (4 g NaCl/l setara dengan electric conductivity (EC) 6 dS/m), sedangkan faktor kedua (anak petak) adalah genotipe padi beras hitam, terdiri atas Temawang Lebuk, Lengkenat, dan Telaet yang berasal dari Kabupaten Sintang; Guna, Betung, dan Poron berasal dari Kabupaten Landak; varietas Pokkali dan IR29 sebagai pembanding toleran danpeka. Jenis pengujian terdiri atas skoring toleransi bibit secara visual dan indeks sensitivitas terhadap cekaman salinitas. Variabel pengamatan terdiri atas tinggi bibit, jumlah anakan, panjang akar, dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Betung, Poron, dan Pokkali termasuk kategori toleran sedangkan genotipe Temawang Lebuk, Lengkenat, Telaet, Guna,dan IR29 termasuk kategori peka. Pemberian NaCl dengan konsentrasi 4.000 ppm menyebabkan penurunan tinggi bibit sebesar 60%, jumlah anakan 65%, dan nisbah pupus akar 50%, akan tetapi meningkatkan panjang akar sebesar 50% pada genotipe yang tergolong peka. Genotipe yang tergolong toleran hanya mengalami penurunan tinggi bibit sebesar 25%.\",\"PeriodicalId\":145068,\"journal\":{\"name\":\"Buletin Plasma Nutfah\",\"volume\":\"25 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Buletin Plasma Nutfah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Plasma Nutfah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/blpn.v28n1.2022.p25-34","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在耕地上的黑水稻总是受到一种可能影响植物生长的非生物制剂的刺痛。为了解决这个问题,我们必须努力种植耐盐的品种。西加里曼丹的黑水稻从未对其盐度的耐受性进行过测试。本研究旨在观察加里曼丹西部一些黑米粒对苗期盐碱化的耐受性。这项研究于2020年7月至8月在坦噶普拉大学农业学院的屏幕屋进行,采用了由2种治疗因素和3种申命记组成的划分方案。第一个因素是sinacl集中,由0和4000个ppm (4 g NaCl/l相当于电通性(EC) 6 dS/m)而第二个因素(网格子)是一种黑色水稻品种,由来自Sintang区的一位拉基、甘基纳特和Telaet组成;banong、bedong和Poron都来自豪猪区;种类pok乘以和IR29作为宽容和敏感的比较。这种测试包括对种子的可见性抑制和盐碱性敏感度指数。观察变量包括种子的高度、树苗的数量、根的长度和日晷根。研究结果表明,behu、Poron和Pokkali的基因组属于宽容类别,而专题研究、Lengkenat、Telaet、有用和IR29属于敏感类别。NaCl的浓度为4000 ppm,导致种子产量下降了60%,抗生素占了65%,而nisbah的根茎减少了50%,但在敏感品种中增加了50%的根系长度。属于宽容的基因组只会减少25%的种子种类。
Uji Tingkat Toleransi Salintas Padi Beras Hitam Asal Kalimantan Barat pada Fase Pembibitan
Budi daya padi beras hitam pada lahan salin selalu akan mengalami cekaman abiotik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Perlu suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menanam varietas yang toleran salinitas. Padi hitam asal Kalimantan Barat belum pernah dilakukan pengujian terkait toleransinya terhadap salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati tingkat toleransi beberapa padi beras hitam asal Kalimantan Barat terhadap cekaman salinitas pada fase pembibitan. Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura sejak bulan Juli hingga Agustus 2020, menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri atas 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama (petak utama) adalah konsentrasiNaCl, terdiri atas 0 dan 4.000 ppm (4 g NaCl/l setara dengan electric conductivity (EC) 6 dS/m), sedangkan faktor kedua (anak petak) adalah genotipe padi beras hitam, terdiri atas Temawang Lebuk, Lengkenat, dan Telaet yang berasal dari Kabupaten Sintang; Guna, Betung, dan Poron berasal dari Kabupaten Landak; varietas Pokkali dan IR29 sebagai pembanding toleran danpeka. Jenis pengujian terdiri atas skoring toleransi bibit secara visual dan indeks sensitivitas terhadap cekaman salinitas. Variabel pengamatan terdiri atas tinggi bibit, jumlah anakan, panjang akar, dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Betung, Poron, dan Pokkali termasuk kategori toleran sedangkan genotipe Temawang Lebuk, Lengkenat, Telaet, Guna,dan IR29 termasuk kategori peka. Pemberian NaCl dengan konsentrasi 4.000 ppm menyebabkan penurunan tinggi bibit sebesar 60%, jumlah anakan 65%, dan nisbah pupus akar 50%, akan tetapi meningkatkan panjang akar sebesar 50% pada genotipe yang tergolong peka. Genotipe yang tergolong toleran hanya mengalami penurunan tinggi bibit sebesar 25%.