An-Nida'最新文献

筛选
英文 中文
Membaca Keluarga Sakinah Dalam Potret Keluarga Nabi Ibrahim
An-Nida' Pub Date : 2022-12-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i2.20861
Mawaddatul Husna, M. Hasbi, M. Putra, Ali Akbar
{"title":"Membaca Keluarga Sakinah Dalam Potret Keluarga Nabi Ibrahim","authors":"Mawaddatul Husna, M. Hasbi, M. Putra, Ali Akbar","doi":"10.24014/an-nida.v46i2.20861","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i2.20861","url":null,"abstract":"Kekacauan hidup berkeluarga menjadi masalah yang serius, hal ini dibuktikan dengan tingginya angka perceraian di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang membuat kelurga menjadi tidak lagi sakinah. Padahal Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang potret keluarga sakinah pada kisah keluarga yang bisa dijadikan contoh kehidupan berumah tangga. Teladan yang dikisahkan dalam Al-Qur’an adalah kisah keluarga Nabi Ibrahim. Keluarga sakinah merupakan lingkungan sosial terkecil dalam kehidupan manusia yang semua anggotanya merasakan kedamaian dan ketentraman. Potret keluarga sakinah dalam Islam dibangun dari nilai-nilai spiritual dengan tujuan menciptakan kedamaian. Hal ini telah dilalui oleh keluarga Nabi Ibrahim AS dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret keluarga sakinah pada kisah keluarga Nabi Ibrahim AS yang terdapat pada surah Huud: 71-72, Ash-Shaffat:102, Al-Mumtahanah: 4. Penelitian ini adalah jenis penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analitis berbasis tafsir maudhu’i. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan ayat tentang keluarga Nabi Ibrahim terdapat gambaran keluarga sakinah berdasarkan nilai-nilai berikut. Pertama keimanan, yang mana menjadi poin penting dalam membangun keluarga sakinah. Kedua kesabaran, sabar dalam menyikapi masalah, baik pribadi maupun lingkup keluarga. Ketiga toleransi, membiasakan musyawarah di antara anggota keluarga agar timbul pemahaman yang baik.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128473450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Membela Sistem Nasional; Analisis Wacana Moderasi Islam (Tafsir Al-Qur'an Tematik) Kementerian Agama Republik Indonesia
An-Nida' Pub Date : 2022-12-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i2.20862
Muhammad Izzul Haq Zain, Muhamad Imam Mutaqin
{"title":"Membela Sistem Nasional; Analisis Wacana Moderasi Islam (Tafsir Al-Qur'an Tematik) Kementerian Agama Republik Indonesia","authors":"Muhammad Izzul Haq Zain, Muhamad Imam Mutaqin","doi":"10.24014/an-nida.v46i2.20862","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i2.20862","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang pengaruh ruang sosial terhadap produksi tafsir “Moderasi Islam (Tafsir Al-Qur’an Tematik)” terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia. Penelitian ini didasarkan pada pendapat Islah Gusmian yang menyatakan bahwa tafsir tanpa disadari akan merepresentasikan idelogi dan kepentingan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan teori analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa tafsir moderasi Islam lahir dalam konteks kebangkitan kelompok-kelompok radikal yang berupaya melakukan formalisasi Islam dengan cara yang ekstrim. Pemerintah yang terganggu dengan kondisi tersebut berusaha untuk melawan gerakan tersebut melalui berbagai kebijakan termasuk penerbitan tafsir. Melalui tafsir Moderasi Islam ini, selain ditujukan untuk memberikan rujukan yang ‘benar’ untuk umat Islam, terdapat pula sisi-sisi pembelaan terhadap pemerintah, khususnya pada aspek yang sering dipermasalahkan oleh kelompok-kelompok radikal, diantaranya adalah sistem demokrasi, dasar hukum dan ideologi negara, dan juga bentuk negara. Tersisipnya aspek pembelaan tersebut menunjukkan  produksi tafsir tidak dapat dilepaskan bias penulis dan dari konteks yang mengitarinya. Dalam hal ini, tafsir moderasi Islam yang diterbitkan pemerintah tak hanya merespon konteks yang ada, tetapi juga menyisipkan hal-hal yang sejalan dengan kepentingan mereka.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116297285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Metode Qira’ah Mubadalah Pada Kasus Kepemimpinan Perempuan 回去干活吧
An-Nida' Pub Date : 2022-12-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i2.20860
Siti Alfi Aliyah, Raihan Safira Aulia
{"title":"Metode Qira’ah Mubadalah Pada Kasus Kepemimpinan Perempuan","authors":"Siti Alfi Aliyah, Raihan Safira Aulia","doi":"10.24014/an-nida.v46i2.20860","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i2.20860","url":null,"abstract":"Hadis menjadi sumber kedua hukum Islam setelah Al-Qur’an yang bisa dimaknai secara tekstual dan kontekstual. Beberapa hadis membutuhkan redaksi dari teks-teks Al-Qur‘an untuk mendapatkan pemahaman atas hadis yang diteliti. Fokus penelitian ini yakni hadis kepemimpinan perempuan yang ditinjau dengan metode qira‘ah mubadalah dipelopori oleh Faqihuddin Abdul Qadir. Makna dari qira’ah mubadalah sendiri yaitu agar terciptanya relasi yang sepadan antara laki-laki dan perempuan dalam teks-teks Islam, karena berdasarkan realitas yang ada, penafsiran teks-teks Islam sebagian cenderung didominasi oleh laki-laki dan menomor duakan perempuan khususnya dalam hal kepemimpinan. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan (library research), data-data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode desktriptif analitis. Metode deskriptif analitis ini dilakukan untuk mendekskripsikan tinjauan umum dari qira‘ah mubadalah seperti pengertian umum, fungsi, dan metode kerja qira‘ah mubadalah sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui mengenai cara atau langkah metode qira’ah mubadalah dalam menyikapi kasus kepemimpinan perempuan. Dengan metode ini, kita bisa melihat konsep kepemimpinan yang harus ditegakkan yaitu tidak berhubungan dengan gender, melainkan melihat kemampuan dan intelektualitas. Hasil dari penelitian ini yang pertama, Kepemimpinan perempuan melalui sudut pandang qira’ah mubadalah merupakan model kepemimpinan yang tidak mempersulit kedudukan perempuan atas laki-laki baik dalam ranah domestik maupun publik. Adapun konsep implementasi konkrit dalam metode tersebut yaitu: Pertama, cara pandang (minzhar) yang memanusiakan manusia. Kedua, cara membaca (qira’ah) teks-teks rujukan dengan menempatkan laki-laki dan perempuan sebagai subjek dan manusia utuh. Ketiga, cara pengelompokkan atau dalam istilah bahasa Arab (qa’idah) pengalaman, kesalingan, atau kerja sama antara laki-laki dan perempuan.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133395824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Konsep Wasatiyah Dalam Hukum Islam Perspektif Hasbi Ash-Shiddeqy
An-Nida' Pub Date : 2022-12-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i2.20859
Mara Ongku Hsb
{"title":"Konsep Wasatiyah Dalam Hukum Islam Perspektif Hasbi Ash-Shiddeqy","authors":"Mara Ongku Hsb","doi":"10.24014/an-nida.v46i2.20859","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i2.20859","url":null,"abstract":"Wasatiyah memiliki makna yang sepadan dengan tawassuth berarti tengah, i’tidal berarti adil tawazun berarti berimbang di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat kalimat ummatan wasathan  yang menjadi konsep muslim sebagai umat pertengahan, tidak berat sebelah atau tidak ekstrim ke kanan dan ke kiri tetapi berada di tengah begitu juga dalam hukum Islam wataknya bersifat wasatiyah yang berarti dalam menerapkan hukum harus bersikap adil, dan seimbang. Pembahasan wasatiyah Islam sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia tetapi ini merupakan warisan dari para pendahulu bangsa sudah meletakaan dasar-dasar beragama yang toleran, inklusif, karena sejatinya ajaran Islam itu sendiri sangat moderat. Metode  penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis dengan jenis library research (penelitian pustaka). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa menurut Hasbi Ash-Shiddieqy hukum Islam menempuh jalan tengah, jalan yang imbang tidak terlalu berat ke kanan mementingkan kejiwaan tidak berat ke kiri seperti antara suami dan istri seorang suami tidak boleh  berat sebelah seperti membuat istrinya terkatung-katung (terlantar) ditalak tidak, dipergaulipun tidak, kemudian tidak boleh hanya memihak kepada salah seorang istri apabila istrinya lebih dari satu sehingga menyebabkan timbulnya kekecewaan pada istri yang lain. Hakikat konsep wasatiyah dalam hukum Islam memberikan keselarasan dan keseimbangan hukum Islam selalu berdasarkan kepantasan dan kecukupan seperti hukum kafarat yang membatalkan sumpah,  kafaratnya sesuai kebiasaan dengan memberi makan sepuluh orang miskin dan makanan yang pantas dan secukupnya.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"136 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124251987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Moderasi Islam dalam Media Sosial; Studi Analisis Terhadap Pemahaman Agamawan di Youtube 社交媒体上伊斯兰的温和;Youtube上的宗教理解分析研究
An-Nida' Pub Date : 2022-12-29 DOI: 10.24014/an-nida.v46i2.20845
Maulana Achmad, Roudlotul Jannah
{"title":"Moderasi Islam dalam Media Sosial; Studi Analisis Terhadap Pemahaman Agamawan di Youtube","authors":"Maulana Achmad, Roudlotul Jannah","doi":"10.24014/an-nida.v46i2.20845","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i2.20845","url":null,"abstract":"Pemaknaan terhadap konsep moderasi Islam dalam Q.S al-Baqarah [2]: 143 terus menjadi pembahasan yang hangat dalam berbagai golongan masyarakat Indonesia. Pembahasan konsep moderasi Islam saat ini juga disebarluaskan oleh agamawan dalam media sosial, salah satunya pada media Youtube. M. Quraish Shihab, Buya Yahya, dan Habib Husain Ja’far al-Hadar yang ikut serta dalam memberikan pemahaman konsep moderasi Islam dalam media Youtube. Maka, pertanyaan yang ingin dijawab dalam kajian ini adalah: bagaimana pemahaman agamawan (M. Quraish Shihab, Buya Yahya, dan Habib Husain Ja’far al-Hadar) terhadap konsep moderasi Islam pada konteks saat ini?. Dalam menjawab pertanyaan ini pendekatan yang digunakan adalah teori fungsi interpretasi Jorge J.E. Gracia, dengan melakukan tiga tahap analisis yaitu, analisis fungsi historis, fungsi makna, dan fungsi implikasi. Hasilnya, pemahaman konsep moderasi Islam para agamawan disandarkan pada makna wasathiyah dalam Q.S al-Baqarah [2]: 143. Pemaknaan wasathiyah mengalami perkembangan dari makna awal yaitu adil, tengah dan menyeimbangkan, menjadi konsep moderasi Islam yang didalamnya tidak menghilangkan makna awal. Implikasi fungsi makna moderasi Islam adalah bagaimana mewujudkan konsep moderasi Islam pada konteks saat ini dengan tujuan menerapkan prinsip agama Islam yang damai dan toleran.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"4007 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127534518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Reaktualisasi Moderasi Islam Terhadap Problematika Syariah Pada Era 4.0
An-Nida' Pub Date : 2022-09-21 DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19227
Mochammad Novendri S, Hidayatullah Ismail, Dasman Yahya Maali
{"title":"Reaktualisasi Moderasi Islam Terhadap Problematika Syariah Pada Era 4.0","authors":"Mochammad Novendri S, Hidayatullah Ismail, Dasman Yahya Maali","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19227","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19227","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang reaktualisasi moderasi Islam terhadap problematika syariah pada era 4.0. Problematika syariah adalah permasalahan yang tiap hari berada dilingkungan kaum muslimin , baik berupa muamalah maupun ibadah. Maka penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai moderasi islam terhadap problematika syariah pada era 4.0. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi buku-buku dari data primer dan data sekunder, serta sumber lainnya. Metode analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan konten analisis. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa moderasi Islam perspektif syari’ah dapat dikelompokkan dalam bentuk tiga aspek diantaranya dengan meringakan beban (taklil al-taklif), mempermudah urusan (‘adam al-harj) dan pelaksanaan hukum dengan bertahap (al-tadarraj al-tasyri’). Reaktulisasi moderasi Islam di era 4.0 adalah sebagai perwujudan dari implementasi konsep moderasi Islam berbasis syariah dalam mengikuti kemajuan zaman, dengan memperhatikan aspek prinsip dan dasar dalam memahami agama Islam.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123577180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Ayat Mutasyabihat Tentang Keberadaan Allah Perspektif Para Ulama 关于上帝存在的赞美诗,学者的观点
An-Nida' Pub Date : 2022-09-21 DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19228
Riska Susanti
{"title":"Ayat Mutasyabihat Tentang Keberadaan Allah Perspektif Para Ulama","authors":"Riska Susanti","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19228","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19228","url":null,"abstract":"Dalam Islam rukun iman pertama ialah iman kepada Allah SWT, Bila seorang selaku muslim tidak meyakini adanya Allah SWT, sungguh orang tersebut berada didalam kesesatan yang nyata. Di antara ayat-ayat  mutasyabihat  adalah  ayat  yang  berbicara  tentang  zat  Allah SWT, seperti ayat tentang tangan, mata, wajah, istawa', dan sebagainya. Dalam jurnal ini ditulis Secara spesifik, mencoba  untuk  memaparkan  dan  mengulas  Ayat Mutasyabihat Tentang Keberadaan Allah Prespektif Para Ulama, pada kitab tafsir yang digunakan  oleh  para  mufasir  dalam  memahami  ayat-ayat  Istiwa’, guna mempelajari ayat terkait keberadaan Allah SWT yaitu tinjauan ulang QS Thaha ayat 5, tentang ayat mutasyabihat yang ada di dalam Al-Qur’ an yang mengatakan jika Allah SWT itu bersemayam di atas Arsy. Peneliti merujuk kepada komentar yang ditulis oleh sebagian para ulama. Dalam hal ini komentar ulama-ulama yakni mengembalikan arti tersebut kepada Allah SWT. dan mayoritas mufasir tidak memahami istawa’ secara literal. Mereka tidak meyakini bahwa maksud istiwa’ adalah Allah duduk atau menetap di ‘Arsy. Mereka memalingkan makna istawa’ dari makna literalnya kepada makna lain yang sesuai dengan sifat-sifat keagungan yang dimiliki- Nya. Jurnal ini merupakan library research, yakni riset kepustakaan. Data-datanya didapat yang bersumber pada buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan permasalahan ini, paling utama kitab tafsir sebagian ulama, yaitu: tafsir Al-Qur’an al- Adzim karya Imam Ibnu Katsir, tafsir al- Munir karya Wahbah Al- Zuhaili. Jurnal ini memakai metode pengelolaan serta seterusnya mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127985497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pemikiran Syuhudi Ismail tentang Paradigma Hadis Tekstual dan Kontekstual: Sebuah Tinjauan Umum
An-Nida' Pub Date : 2022-09-21 DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19226
Muhammad Nasrulloh, Doli Witro
{"title":"Pemikiran Syuhudi Ismail tentang Paradigma Hadis Tekstual dan Kontekstual: Sebuah Tinjauan Umum","authors":"Muhammad Nasrulloh, Doli Witro","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19226","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19226","url":null,"abstract":"Pemaknaan hadis terus menggeleding dan menjadi isu sentral. Tujuan reinterpretasi makna hadis adalah guna menghidupkan kembali pesan-pesan Rasulullah s.a.w. dan mengimplementasikan hadis sesuai dengan makna semestinya. Syuhudi Ismail berusaha menggambarkan bahwa tafsir hadis bisa dilakukan secara tekstual dan kontekstual. Tekstual mengindikasikan terapan makna hadis berlaku secara universal. Sementara terapan makna kontekstual mengindikasikan makna secara lokal dan temporal. Kajian demikian harus memahami bagaimana peran dan fungsi Rasulullah s.a.w. dalam memberikan hadis. Perbedaan latar belakang posisi dan fungsi Rasulullah s.a.w. dalam memberikan hadis dapat mempengaruhi aktualitas dan generalisasi hadis. Nilai historisitas hadis menjadi kunci bagaimana semestinya arah makna hadis perlu dibawa. Buku Syuhudi Ismail menyuguhkan berbagai macam ciri apakah hadis itu perlu ditafsiri secara tekstual atau kontekstual. Beliau memaparkannya langsung dengan memberikan contoh-contoh terkait yang relevan dan kualitas sanad hadisnya telah teruji. Secara umum buku beliau menghadirkan sesuatu yang baru bagi pengkaji hadis agar memahami makna yang terkandung dengan memperhatikan berbagai macam aspek agar dapat menuju makna hadis berikut terapannya sesuai apa yang diharapkan oleh Rasulullah s.a.w.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"92 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131234817","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada QS. An-Nisa’ Ayat 86 《印尼塔夫瑟圣经》中宗教和谐的形式;研究Tahiyyah在QS上的意思。An-Nisa ' 86节
An-Nida' Pub Date : 2022-06-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19246
Alvita Niamullah
{"title":"Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada QS. An-Nisa’ Ayat 86","authors":"Alvita Niamullah","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19246","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19246","url":null,"abstract":"Menjaga kedamaian dan keharmonisan masyarakat yang kehidupan sosialnya multikultural seperti Indonesia tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Salah satu pijakan dasar menjaga kedamaian dan keharmonisan antar masyarakat berangkat dari semangat Al-Quran yang menjadi tuntunan umat manusia.  Tahiyyah  dalam Q.S. An-Nisa : 86 dapat dijadikan salah satu contoh sikap moderat dalam menjalin hubungan antar masyarakat, termasuk juga umat beragama. Dalam menguraikan isi artikel, peneliti menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa riset kepustakaan (library research) sebab peneliti melihat penafsiran para mufasir Indonesia yang menafsirkan Q.S. An-Nisa’: 86 tersebut. Dari analisis terhadap pemikiran mufasir di Indonesia seperti  Abdurrauf As-Singkili, Hasbi Ash-Shiddieqy, Hamka hingga Quraish Shihab, peneliti menemukan bahwa kata tahiyyah ditafsiri sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain terlepas dari latar belakang yang ia bawa, tidak memandang suku, ras, agama dan budaya. Mereka menafsiri kata tahiyyah sebagai pengucapan salam terhadap orang lain, namun secara garis besar kata tahiyyah ialah bentuk penghormatan yang dapat berupa isyarat, ucapan maupun perbuatan. Jika ia mendapatkan penghormatan, maka penghormatan tersebut perlu dibalas dengan yang lebih baik, atau yang sepadan dengan yang didapatkan, terlepas penghormatan itu dari sesama muslim ataupun non muslim. Setidaknya, dengan adanya penghormatan ini seseorang dapat menjalin interaksi sosial dengan baik.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117334853","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analisis Normalisasi Pemukulan Suami terhadap Istri Perspektif Hukum Islam (Studi terhadap Pendapat Seorang Da’iyah di Media Sosial) 对伊斯兰法律视角殴打妻子的正常分析(对社交媒体上一个大法官的意见的研究)
An-Nida' Pub Date : 2022-06-30 DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19244
Adynata Adynata, Sulaiman Sulaiman
{"title":"Analisis Normalisasi Pemukulan Suami terhadap Istri Perspektif Hukum Islam (Studi terhadap Pendapat Seorang Da’iyah di Media Sosial)","authors":"Adynata Adynata, Sulaiman Sulaiman","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19244","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19244","url":null,"abstract":"Pernikahan merupakan wadah legal yang diberikan Islam untuk menciptakan kehidupan yang tenang dan bahagia di dunia, sekaligus ladang amal untuk menggapai kebahagiaan akhirat. Namun kehidupan berumah tangga tidak selalu mendatangkan kebahagiaan. Adakalanya istri melakukan pembangkangan terhadap suami, sehingga suami melakukan pemukulan yang dalam hukum negara dipandang sebagai tindakan terlarang. Namun Islam tidak sepenuhnya melarang tindakan pemukulan tersebut karena sebagian bentuk pemukulan suami terhadap istri disyariatkan. Dalam hal ini terjadi pertentangan hukum syariat dengan Undang-undang RI nomor 23 tahun 2004. Pertentangan ini menimbulkan polemik di kalangan masyarakat ketika seorang Da’iyah menyampaikan  kebolehan suami memukul istrinya sehingga mendapat respon kontroversial dari para ustadz dan tokoh agama di berbagai media. Penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan metode content analysis terhadap isu pemukulan suami di media elektronik dan sumber rujukan hukum dari al-Quran dan al-Sunnah. Hasil dari pembahasan ini menyebutkan bahwa dalam Islam terdapat pemukulan suami terhadap istri yang dibenarkan, yaitu ketika istri melakukan nusyuz dan suami memukul dengan pukulan yang tidak melukai serta didahului dengan memberikan nasehat dan pisah tempat tidur, sedangkan pemukulan yang tidak memenuhi kriteria tertentu dilarang oleh Islam dan termasuk kezhaliman, maka tidak boleh dinormalisasi.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125168399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信