《印尼塔夫瑟圣经》中宗教和谐的形式;研究Tahiyyah在QS上的意思。An-Nisa ' 86节

Alvita Niamullah
{"title":"《印尼塔夫瑟圣经》中宗教和谐的形式;研究Tahiyyah在QS上的意思。An-Nisa ' 86节","authors":"Alvita Niamullah","doi":"10.24014/an-nida.v46i1.19246","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Menjaga kedamaian dan keharmonisan masyarakat yang kehidupan sosialnya multikultural seperti Indonesia tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Salah satu pijakan dasar menjaga kedamaian dan keharmonisan antar masyarakat berangkat dari semangat Al-Quran yang menjadi tuntunan umat manusia.  Tahiyyah  dalam Q.S. An-Nisa : 86 dapat dijadikan salah satu contoh sikap moderat dalam menjalin hubungan antar masyarakat, termasuk juga umat beragama. Dalam menguraikan isi artikel, peneliti menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa riset kepustakaan (library research) sebab peneliti melihat penafsiran para mufasir Indonesia yang menafsirkan Q.S. An-Nisa’: 86 tersebut. Dari analisis terhadap pemikiran mufasir di Indonesia seperti  Abdurrauf As-Singkili, Hasbi Ash-Shiddieqy, Hamka hingga Quraish Shihab, peneliti menemukan bahwa kata tahiyyah ditafsiri sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain terlepas dari latar belakang yang ia bawa, tidak memandang suku, ras, agama dan budaya. Mereka menafsiri kata tahiyyah sebagai pengucapan salam terhadap orang lain, namun secara garis besar kata tahiyyah ialah bentuk penghormatan yang dapat berupa isyarat, ucapan maupun perbuatan. Jika ia mendapatkan penghormatan, maka penghormatan tersebut perlu dibalas dengan yang lebih baik, atau yang sepadan dengan yang didapatkan, terlepas penghormatan itu dari sesama muslim ataupun non muslim. Setidaknya, dengan adanya penghormatan ini seseorang dapat menjalin interaksi sosial dengan baik.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada QS. An-Nisa’ Ayat 86\",\"authors\":\"Alvita Niamullah\",\"doi\":\"10.24014/an-nida.v46i1.19246\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Menjaga kedamaian dan keharmonisan masyarakat yang kehidupan sosialnya multikultural seperti Indonesia tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Salah satu pijakan dasar menjaga kedamaian dan keharmonisan antar masyarakat berangkat dari semangat Al-Quran yang menjadi tuntunan umat manusia.  Tahiyyah  dalam Q.S. An-Nisa : 86 dapat dijadikan salah satu contoh sikap moderat dalam menjalin hubungan antar masyarakat, termasuk juga umat beragama. Dalam menguraikan isi artikel, peneliti menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa riset kepustakaan (library research) sebab peneliti melihat penafsiran para mufasir Indonesia yang menafsirkan Q.S. An-Nisa’: 86 tersebut. Dari analisis terhadap pemikiran mufasir di Indonesia seperti  Abdurrauf As-Singkili, Hasbi Ash-Shiddieqy, Hamka hingga Quraish Shihab, peneliti menemukan bahwa kata tahiyyah ditafsiri sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain terlepas dari latar belakang yang ia bawa, tidak memandang suku, ras, agama dan budaya. Mereka menafsiri kata tahiyyah sebagai pengucapan salam terhadap orang lain, namun secara garis besar kata tahiyyah ialah bentuk penghormatan yang dapat berupa isyarat, ucapan maupun perbuatan. Jika ia mendapatkan penghormatan, maka penghormatan tersebut perlu dibalas dengan yang lebih baik, atau yang sepadan dengan yang didapatkan, terlepas penghormatan itu dari sesama muslim ataupun non muslim. Setidaknya, dengan adanya penghormatan ini seseorang dapat menjalin interaksi sosial dengan baik.\",\"PeriodicalId\":137889,\"journal\":{\"name\":\"An-Nida'\",\"volume\":\"37 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"An-Nida'\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19246\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nida'","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19246","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

像印度尼西亚这样多元文化的社会生活并不容易,但这并不意味着不可能。维持社会和平与和谐的一个基本基础是背离人类引领的《古兰经》精神。Tahiyyah在Q.S. An-Nisa: 86可以作为温和关系的例子,包括宗教人士。在阐述文章内容时,研究人员使用描述性质的方法与文献研究技术收集数据,研究人员观察了解释q.s An-Nisa ' 86的mufasir的解释。研究人员从Abdurrauf As-Singkili、Hasbi ash - shiddiqy、Hamka至Quraish Shihab等印尼mufasir思想的分析中发现,尽管他带来了不同的背景,但他认为这是一种对他人的尊重,而不是种族、种族、宗教和文化。他们将tahiyyah这个词解释为向他人问好,但在一般意义上,它是一种荣誉形式,既可以是一种手势,一种言语,一种行为。如果他得到了尊重,那么这种荣誉需要得到更好的回报,或者与之相称的回报,无论这种荣誉来自穆斯林还是非穆斯林。至少,有了这种尊重,一个人可以很好地社交互动。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada QS. An-Nisa’ Ayat 86
Menjaga kedamaian dan keharmonisan masyarakat yang kehidupan sosialnya multikultural seperti Indonesia tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Salah satu pijakan dasar menjaga kedamaian dan keharmonisan antar masyarakat berangkat dari semangat Al-Quran yang menjadi tuntunan umat manusia.  Tahiyyah  dalam Q.S. An-Nisa : 86 dapat dijadikan salah satu contoh sikap moderat dalam menjalin hubungan antar masyarakat, termasuk juga umat beragama. Dalam menguraikan isi artikel, peneliti menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa riset kepustakaan (library research) sebab peneliti melihat penafsiran para mufasir Indonesia yang menafsirkan Q.S. An-Nisa’: 86 tersebut. Dari analisis terhadap pemikiran mufasir di Indonesia seperti  Abdurrauf As-Singkili, Hasbi Ash-Shiddieqy, Hamka hingga Quraish Shihab, peneliti menemukan bahwa kata tahiyyah ditafsiri sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain terlepas dari latar belakang yang ia bawa, tidak memandang suku, ras, agama dan budaya. Mereka menafsiri kata tahiyyah sebagai pengucapan salam terhadap orang lain, namun secara garis besar kata tahiyyah ialah bentuk penghormatan yang dapat berupa isyarat, ucapan maupun perbuatan. Jika ia mendapatkan penghormatan, maka penghormatan tersebut perlu dibalas dengan yang lebih baik, atau yang sepadan dengan yang didapatkan, terlepas penghormatan itu dari sesama muslim ataupun non muslim. Setidaknya, dengan adanya penghormatan ini seseorang dapat menjalin interaksi sosial dengan baik.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信