{"title":"BOARD GAME RPG SEBAGAI MEDIA PENGENALAN CERITA WAYANG MAHABHARATA VERSI JAWA UNTUK REMAJA","authors":"Afif Wahyu Farosa, I. Irfansyah","doi":"10.24114/gr.v12i1.43689","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.43689","url":null,"abstract":"Wayang in all forms of traditional art performances in Indonesia is full of values that are beneficial to everyday life. Through the story and its characters, which have a depiction of good and bad traits, as well as the implied meaning of each problem solved, as in the Mahabharata story. However, the younger generation or teenagers today are less familiar with it. More interactive introduction media like this will appeal to the younger generation, especially teenagers. Board games are one of the appropriate types of media, because a lot of social interaction and communication occurs when they are played. The new packaging, such as games as a medium for conveying wayang stories, aims to attract young people's interest in the culture of their country and can help preserve regional arts, namely wayang stories. Using the MDLC (Multimedia Development Life Cycle) design method with the stages of concept, design, material collecting, assembly, testing and distribution, as well as designing promotional media using a method consisting of the stages of exploration, experimentation, embodiment and evaluation. Efforts to introduce traditional culture of the archipelago which are still not widely highlighted by the public through new media other than games are expected to continue to emerge in response to technological advances. The form of traditional cultural packaging other than wayang still has quite a lot of scope to be applied to various products and has its own advantages, but producers, official institutions and agencies have not been active in responding to it.Keywords: boardgame, wayang, Java, RPG, games. AbstrakWayang dalam segala bentuk pertunjukan kesenian tradisi di Indonesia sarat akan nilai yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Melalui cerita dan tokohnya yang memiliki penggambaran sifat baik maupun buruk, serta makna tersirat dari setiap masalah yang dipecahkan seperti pada cerita Mahabharata. Namun, generasi muda atau remaja saat ini kurang mengenalnya. Media pengenalan yang lebih interaktif seperti akan menarik bagi generasi muda terutama remaja. Board game merupakan salah satu jenis media yang sesuai, karena banyak interaksi sosial dan komunikasi yang terjadi ketika dimainkan. Kemasan baru seperti permainan sebagai media penyampaian cerita wayang ini bertujuan untuk menarik kembali minat remaja terhadap budaya yang dimiliki oleh negaranya serta dapat membantu kelestarian kesenian daerah yaitu cerita wayang. Menggunakan metode perancangan MDLC (Multimedia Development Life Cycle) dengan tahapan concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution, serta perancangan media promosi yang menggunakan metode yang terdiri dari tahapan eksplorasi, eksperimentasi, perwujudan dan evaluasi. Upaya untuk mengenalkan budaya tradisional nusantara yang masih belum banyak tersorot oleh umum melalui media baru selain permainan diharapkan terus bermunculan merespon kemajuan teknologi. Bentuk kemasan budaya tradisional selain wayang m","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117017148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN SISA BAHAN PRODUKSI MENJADI MATERIAL SIAP PAKAI DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK DEKORASI RUMAH","authors":"Teuku Zulkarnain Muttaqien, Hardy Adiluhung","doi":"10.24114/gr.v12i1.44134","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.44134","url":null,"abstract":"Utilizing remaining production materials is currently a necessity. The application of the concept of sustainable product design has begun to be carried out by companies that adhere to this concept. This creation aims to increase the value of remaining production materials into ready-to-use materials and their application to home decoration products. The method used is in the form of experiments and the application of the two-dimensional nirmana concept. The result of this creation is a home decoration product made of wood with the application of two-dimensional nirmana geometric shapes. The conclusion from the creation of this product states that it is necessary to have proper cutting-and-glueing techniques so that the joints between the remaining materials used for the final product become strong, this is evidenced by the removal of certain parts of the module in the final sanding process.Keywords: remaining materials, product, decoration.AbstrakMemanfaatkan sisa bahan produksi saat ini menjadi salah satu kebutuhan. Penerapan konsep desain produk berkelanjutan sudah mulai dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menganut konsep tersebut. Penciptaan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai sisa bahan produksi menjadi material siap pakai dan penerapannya pada produk dekorasi rumah. Metode yang digunakan berupa eksperimen dan penerapan konsep nirmana dwimatra. Hasil dari penciptaan ini adalah produk dekorasi rumah berbahan potongan kayu dengan penerapan nirmana dwimatra bentuk geometris. Kesimpulan dari penciptaan produk ini menyatakan bahwa perlu memiliki teknik potong- sambung dan perekat yang tepat sehingga sambungan antar sisa bahan yang digunakan untuk produk akhir menjadi kuat, hal ini dibuktikan dengan lepasnya bagian tertentu dari modul dalam proses pengamplasan akhir.Kata Kunci: sisa bahan, produk, dekorasi. Authors:Teuku Zulkarnain Muttaqien : Universitas TelkomHardy Adiluhung : Universitas TelkomReferences:Astuti, A. D. (2021). Kajian Dekoratif Interior Pembaras Ruang Dengan Media Tanaman Hias Pada Rumah Tinggal Dengan Pendekatan Sustainable Desain. Narada: Jurnal Desain dan Seni, 8(2), 239-252. http://dx.doi.org/10.22441/narada.2021.v8.i2.008.Felisia, F., & Limijaya, A. (2014). Triple Bottom Line dan Sustainability. Bina Ekonomi, 18(1), 14-27. https://doi.org/10.26593/be.v18i1.827.%25p.Handayani, J. T., Anggreni, I. A. A. (2020). Analisis Potensi Pemborosan Material dan Solusi Penanganannya pada Proyek Pembangunan Gedung Bertingkat(Studi Kasus : Proyek Gedung Bertingkat di Tangerang Selatan). Jurnal Teknis dan Terapan Budang Rekayasa Sipil, 27(3), 273-282. https://doi.org/10.5614/jts.2020.27.3.Hapsari, O. E. (2015). Kajian Sustainable Design pada Savil Building. Emara: Indonesian Journal of Architecture, 1(1), 1-6. https://doi.org/10.29080/emara.Helbig, C., Huether J., Joachimsthaler, C. (2022). A Terminology for Downcycling. Wiley: Journal of Industrial Ecology, 26(4), 1164–1174 https://doi.org/10.1111/jiec.13289.Muttaqien, T/ Z. (2021","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128445364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REBRANDING UMKM MENTAI MELALUI PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL","authors":"Bulan Alim, Edy Chandra","doi":"10.24114/gr.v12i1.43106","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.43106","url":null,"abstract":"Kuk Cook is a home-based online business that sells ready-to-eat food products with its first menu, Mentai. As the business develops, Kuk Cook has the opportunity to expand its menus with mentai sauce, so that Kuk Cook is not only a brand that sells mentai, but a Japanese Fusion Food brand. The existing visual identity is unable to represent Kuk Cook as a Japanese Fusion Food brand. So a redesign of this visual identity is needed. The purpose of this visual identity is to get a visual that can represent Kuk Cook as a Japanese Fusion Food brand and apply a more consistent visual identity. This design uses the Robin Landa method, which consists of 5 design stages, namely orientation, analysis, concept, design, and implementation. The result of the design is Kuk Cook's visual identity with a concept that fits the image you want to display and an attractive visual by presenting Japanese oriental elements packaged in a modern way. So with the presence of a new visual identity, Kuk Cook is easier to remember and more widely known by the public. In addition, Kuk Cook's visual identity was also made more consistent so as to build consumer trust and be more professional.Keywords: visual identity, japanese fusion, mentai. AbstrakKuk Cook adalah bisnis online rumahan yang menjual produk makanan siap saji dengan menu pertamanya mentai. Seiring berkembangnya usaha, Kuk Cook memiliki kesempatan untuk memperbanyak menu-menunya dengan diberi saus mentai sehingga membuat Kuk Cook bukan hanya sebagai brand yang menjual mentai tetapi menjadi brand Japanese Fusion Food. Identitas visual yang sudah ada tidak mampu merepresentasikan Kuk Cook sebagai brand Japanese Fusion Food. Maka diperlukan perancangan ulang identitas visual ini. Tujuan dari identitas visual ini adalah untuk mendapatkan visual yang dapat merepresentasikan Kuk Cook sebagai brand Japanese Fusion Food serta pengaplikasian identitas visual yang lebih konsisten. Perancangan ini menggunakan metode Robin Landa, yang terdiri dari 5 tahapan desain yaitu orientation (orientasi), analysis (analisis), concept (konsep perancangan), design (pengembangan desain), dan implementation (implementasi desain). Hasil dari perancangan adalah identitas visual Kuk Cook dengan konsep yang sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan serta visual yang menarik dengan menampilkan unsur oriental Jepang yang dikemas secara modern. Sehingga dengan adanya kehadiran identitas visual yang baru membuat Kuk Cook lebih mudah diingat dan semakin dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu, identitas visual Kuk Cook juga dibuat lebih konsisten sehingga mampu membangun kepercayaan konsumen dan lebih profesional.Kata Kunci: identitas visual, fusion jepang, mentai. Authors:Bulan Alim : Universitas TarumanagaraEdy Chandra : Universitas Tarumanagara References: Adhiguna, P., Rahman, Y., & Prabawa, B. (2015). Identitas Visual Dan Sign System Pasar Tematik Sarijadi Di Kota Bandung. eProceedings of Art & Design, 2(3).Bluesodapromo, B. (2013). Everyth","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121162040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PELESTARIAN TARI GALOMBANG DUO BALEH MELALUI PENCIPTAAN TARI TATAGOK","authors":"Pamela Mikaresti, Herlinda Mansyur, Elizar Elizar","doi":"10.24114/gr.v12i1.43258","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.43258","url":null,"abstract":"The existence of the \"Galombang Duo Baleh\" Dance among the young generation of cultural heirs in Nagari Pitalah is in an alarming condition. It is clear that the lack of interest of the younger generation in learning and preserving the \"Galombang Duo Baleh\" Dance is because many other interesting things can be played from home without having to gather at the Sasaran. It is evident that Sasaran has begun to be abandoned as a forum for learning various things including silat and the \"Galombang Duo Baleh\" Dance as games and entertainment for village children in the past. The reasons mentioned above are inseparable from developments in science, technology and art. It is evident that the younger generation prefers online games which are accessed from their respective devices, watching entertainment from YouTube, to being busy in establishing social relations through social media such as TikTok, Instagram, Twitter, Facebook and other social media because they are more interesting. To overcome this, it is necessary to have a new innovation that can attract the interest of the younger generation in learning traditional dance so that it continues to live and develop in the life of the people who inherit it. The dance creation method uses the theory of the stages of creating dance works referring to Alma M Hawkins' theory of motion exploration, motion improvisation, motion composition and motion evaluation. The result of the creation of the development of the \"Galombang Duo Baleh\" Dance is the \"Tatagok\" Dance. \"Tatagok\" dance is a newly created dance that develops the basic movements of the \"Galombang Duo Baleh\" dance. Learning the \"Tatagok\" Dance means participating in learning the basics of the \"Galombang Duo Baleh\" Dance, because the movements of the \"Tatagok\" Dance come from the basic movements of the \"Galombang Duo Baleh\" Dance which are packaged in a new form by considering the knowledge of dance composition to make it look more attractive.Kata Kunci: preservation, traditional dance, creation dance. AbstrakEksistensi Tari Galombang Duo Baleh diantara generasi muda pewaris budaya di Nagari Pitalah berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Terlihat jelas bahwa kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan Tari Galombang Duo Baleh karena banyak hal menarik lainnya bisa dimainkan dari rumah tanpa harus berkumpul di Sasaran. Terbukti bahwa Sasaran sudah mulai ditinggalkan sebagai wadah mempelajari berbagai hal termasuk silat dan gerak Tari Galombang Duo Baleh sebagai permainan dan hiburan anak nagari dahulunya. Penyebab hal yang disebutkan di atas tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, terbukti bahwa generasi muda lebih menyukai permainan online yang diakses dari gawai masing-masing, menonton hiburan dari Youtube, hingga sibuk dalam menjalin hubungan sosial melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, Facebook dan media sosial lainnya karena lebih menarik. Untuk mengatasi hal demikian, maka perlu","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121736922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK SENI GRAFIS UNTUK PESERTA DIDIK SMA","authors":"Jerry Rinaldo, Yudi Sukmayadi","doi":"10.24114/gr.v12i1.44151","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.44151","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to produce learning media products in the form of graphic arts learning electronic modules for high school students. The type of research used is the 4D research and development model which consists of define, design, development and disseminate. In this research, the 4D model is simplified into define, design and part of development. Data was collected through observation, interviews and documentation. The results of the study show an overview of the process of developing electronic modules for graphic arts learning for high school students starting from define (defining) including learning needs analysis, curriculum, students, materials, assignments, formulation of learning objectives. The design stage includes selecting the media, format, and making the initial design. The development stage includes the creation of learning media products. Through this electronic module it is hoped that it can expedite the learning process, be able to overcome obstacles in finding and understanding graphic art material, students can learn independently at school or at home and can also increase appreciation and creativity for graphic arts works.Keywords: development, electronic module, graphic arts.AbstrakTujuan penelitian ini untuk menghasilkan produk media pembelajaran berupa modul elektronik pembelajaran seni grafis untuk peserta didik SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and development) model 4D yang terdiri dari define (pendefinisian), design (perancangan), development (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Pada penelitian ini model 4D disederhanakan menjadi define (pendefenisian), design (perancangan) dan sebagian development (pengembangan). Data dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan gambaran proses pengembangan modul elektronik pembelajaran seni grafis untuk peserta didik SMA mulai dari define (pendefinisian) meliputi analisis kebutuhan belajar, kurikulum, peserta didik, materi, tugas, rumusan tujuan pembelajaran. Tahap design (perancangan) meliputi pemilihan media, format, dan pembuatan desain awal. Tahap development (pengembangan) meliputi pembuatan produk media pembelajaran. Melalui modul elektronik ini diharapkan dapat melancarkan proses pembelajaran, dapat mengatasi kendala dalam menemukan dan memahami materi seni grafis, peserta didik dapat belajar mandiri di sekolah ataupun di rumah dan juga dapat meningkatkan apresiasi dan kreatifitas terhadap karya seni grafis.Kata Kunci: pengembangan, modul elektronik, seni grafis. Authors:Jerry Rinaldo : Universitas Pendidikan IndonesiaYudi Sukmayadi : Universitas Pendidikan Indonesia References:Azis, A. C. K., Mesra, M., & Sugito, S. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Micro Teaching Bagi Mahasiswa Seni Rupa Universitas Negeri Medan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 223-229. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.26011.Ibda, H. (2017). Media Pembelajaran Berbasis Wayang : Konsep dan","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126439368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Winston Halim, Krismanto Kusbiantoro, Cindrawaty Lesmana, Irena Vanessa Gunawan
{"title":"PERANCANGAN BANGUNAN MODULAR PENUNJANG GREEN ECONOMY UNTUK HUNIAN RESILIENSI BENCANA","authors":"Winston Halim, Krismanto Kusbiantoro, Cindrawaty Lesmana, Irena Vanessa Gunawan","doi":"10.24114/gr.v12i1.42894","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.42894","url":null,"abstract":"Modular house technology is one of the creative innovations in developing work methods for building houses to achieve time and cost efficiency. Modular home manufacturing technology is a non-conventional construction process that involves modern technology and is carried out centrally and integrated in a workshop. The application of modular houses in the construction of residential houses has been carried out in various countries (Adinda, 2014) therefore, a modular house was designed with the main objective as a temporary residence for victims of natural disasters. In this study using a qualitative descriptive method, which is a research method that utilizes qualitative data or utilizes existing data and theories and is described descriptively. This modular house is designed with several advantages such as fast construction, easy delivery in terms of transportation, can be used continuously, economical, and can be built with only one person. The result of this study made a modular house using woven bamboo materials and resinous fabrics. By using a modular house folding system when construction does not require many people in construction and can be built quickly when a disaster occurs. Researchers hope that modular home innovation and the use of materials can continue to grow and can help every human need. Keywords: efficiency, concise, sustainable, portable, economical. AbstrakTeknologi rumah modular merupakan salah satu inovasi kreatif dalam rangka pengembangan metoda kerja pembangunan rumah untuk pencapaian efisiensi waktu dan biaya. Teknologi pabrikasi rumah modular merupakan proses konstruksi non-konvensional yang melibatkan teknologi modern dan dilakukan secara terpusat dan terintegerasi dalam sebuah wokshop. Penerapan rumah modular pada pembangunan rumah tinggal sudah telah dilakukan di berbagai negara (Adinda, 2014 : 15) oleh karena itu, dilakukan perancangan rumah modular dengan tujuan utama sebagai tempat tinggal sementara bagi para korban bencana alam. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif atau memanfaatkan data dan teori yang ada dan dijabarkan secara deskriptif. Rumah modular ini didesain dengan beberapa kelebihan seperti cepat dalam pembangunannya, mudah dikirim dalam hal transportasi, dapat digunakan secara terus-menerus, ekonomis, dan dapat dibangun hanya dengan satu orang. Hasil penelitian ini dibuat sebuah rumah modular dengan menggunakan material anyaman bambu dan kain yang diresin. Dengan menggunakan sistem lipat rumah modular saat pembangunannya tidak membutuhkan banyak orang dalam pembangunannya dan dapat dibangun dengan cepat saat terjadi sebuah bencana. Peneliti berharap inovasi rumah modular dan penggunaan material dapat terus berkembang dan dapat membantu setiap kebutuhan manusia. Kata Kunci: efisiensi, ringkas, berkelanjutan, portabel, ekonomis. Authors:Winston Halim : Universitas Kristen MaranathaKrismanto Kusbiantoro : Univers","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123307152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HIBRIDITAS DALAM PERTUNJUKAN KETOPRAK DOR GRUP RAHAYU CIPTO RUKUN DI KOTA TEKENGON","authors":"Rika Wirandi, Fifie Febryanti Sukman","doi":"10.24114/gr.v12i1.48198","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.48198","url":null,"abstract":"This study aims to explain the forms of cultural hybridity in the Ketoprak Dor Rahayu Cipto Rukun performance in Takengon. Historically, Ketoprak Dor is an art brought by the Javanese overseas community who became plantation workers during the colonial period, in Deli, North Sumatra. This art is another form of Javanese ketoprak art that developed in Surakarta and Yogyakarta. The art form and performance of Ketoprak Dor in Takengon has undergone flexing and adjustment so that there are many new local cultural elements blending into the performance packaging, such as language, dialect, story themes, to the music. This research uses descriptive qualitative research methods using several data collection techniques, including: literature studies, online data searches, direct observation, interviews with sources from various backgrounds, documentation of object events contextually, up to the selection stage to field data analysis. This research problem is solved by using a cultural hybridity approach which is one of the postcolonial theories. According to Homi K. Babha, hybridity is when the boundaries of a system or culture become unclear so that the culture experiences a flexion of meaning which in turn experiences an assimilation of cultural space. Babha's view becomes an analytical point of view in observing and reviewing the issue of cultural hybridity in the Ketoprak Dor Rahayu Cipto Rukun performance in Paya Tumpi Village, Takengon. The results of this study found that the hybrid culture in the Ketoprak Dor Rahayu Cipto Rukun performance, there are three aspects: first, the theme of the story; secondly, music and musical instruments; third, language and dialect. This third aspect is also reinforced by the background of the Ketoprak Dor players consisting of Javanese, Gayo and Acehnese ethnicitie.Keywords: ketoprak Dor, hybridity, Java, Takengon. AbstrakPenelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk-bentuk hibriditas budaya dalam pertunjukan Ketoprak Dor Rahayu Cipto Rukun di Takengon. Secara historis, Ketoprak Dor adalah kesenian yang dibawa oleh masyarakat perantauan Jawa yang menjadi pekerja perkebunan pada masa penjajahan, di Deli Sumatera Utara. Kesenian ini merupakan bentuk lain dari seni ketoprak Jawa yang berkembang di Surakarta dan Yogyakarta. Bentuk kesenian dan pertunjukan Ketoprak Dor di Takengon telah mengalami pelenturan dan penyesuaian sehingga banyak terdapat unsur-unsur budaya baru yang bersifat lokal membaur ke dalam kemasan pertunjukannya, seperti bahasa, dialek, tema cerita, hingga musiknya. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di antara: studi kepustakaan, penelusuran data online, observasi langsung, wawancara dengan narasumber dari berbagai latar belakang, pendokumentasian peristiwa objek secara kontektual, hingga tahap seleksi hingga analisis data lapangan. Permasalah penelitian ini dijabarkan menggunakan pendekatan hibriditas budaya yang menjad","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123217584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH MORDAN TUNJUNG DAN KAPUR SIRIH TERHADAP HASIL ECOPRINT DAUN ILER (COLEUS SCUTELLARIOIDES LINN. BENTH)","authors":"Adriani Adriani, Chintya Atmajayanti","doi":"10.24114/gr.v12i1.44599","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.44599","url":null,"abstract":"This research is motivated by the use of Iler leaves to make motifs using the eco print technique with the help of a mordant and fixator. The purpose of this study was to describe the direction of color, the clarity of the shape of the leaf motif, the color fastness to washing, the effect of mordant tunjung, and whiting on eco print results. This research is experimental research with the research object being primissima cotton material from ecoprints of Iler leaves using mordant tunjung, and whiting. The type of data in this study is primary data with data collection techniques using organoleptic tests with research instruments in the form of questionnaires. Data analysis techniques used frequency percentages and data analysis using the SPSS (Statistical Product And Service Solution) version 29.0. The color direction produced by the Iler leaf ecoprint using mordant tunjung mordant produced a dark brown color towards black, and those using the whiting mordant produced a light brown color towards dark brown. The two types of mordant used in the Iler leaf eco print produce clear leaf motif shapes which are very clear, meaning that the shape of the leaf (leaf tip, leaf edge, and leaf base) and the arrangement of leaf veins (mother bones, branch bones, and leaf veins) are printed very clearly on cotton material. The color fastness to washing of Iler leaf ecoprint results on cotton using tunjung and whiting mordant in the third wash showed a slightly reduced color.Keywords: ecoprint, iler, mordant, color, primissima. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan daun Iler untuk membuat motif menggunakan teknik ecoprint dengan bantuan mordan dan fiksator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arah warna, kejelasan bentuk motif daun, ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan pengaruh mordan tunjung, dan kapur sirih terhadap hasil ecoprint. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan objek penelitian berupa bahan katun primissima hasil ecoprint daun iler menggunakan mordan tunjung dan kapur sirih. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan uji organoleptik dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisis data menggunakan persentase frekuensi dan analisis data menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution) Versi 29.0. Arah warna yang menggunakan mordan tunjung menghasilkan warna coklat tua mengarah ke hitam, serta yang menggunakan mordan kapur sirih menghasilkan warna coklat muda mengarah ke coklat tua. Kedua jenis mordan yang digunakan pada ecoprint daun iler menghasilkan kejelasan bentuk motif daun yang sangat jelas artinya bentuk daun (ujung daun, tepi daun dan pangkal daun) dan susunan tulang daun (ibu tulang, tulang cabang dan urat daun) tercetak sangat jelas pada bahan katun. Ketahanan luntur warna warna terhadap pencucian hasil ecoprint daun iler pada bahan katun menggunakan mordan mordan tunjung dan kapur sirih pada pencuci","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122244574","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAMPAK RELASI KUASA PADA FENOMENA FESTIVAL RANDAI DI SUMATERA BARAT","authors":"Yurina Gusanti, Tutut Pristiati, Fitri Rahmah","doi":"10.24114/gr.v12i1.37944","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.37944","url":null,"abstract":"Research of power relations over the festival phenomenon of randai west Sumatera this is research to find out the extent of the impact of power relations on the phenomenon of randai festival in western Sumatra. This research uses qualitative research methods in the form of descriptive analysis. Contains a discussion of traditional randai art in a traditional festival and its relationship with the goverment and the agency that organizes the activity. In this study also discusses the impact that resulted in the phenomenon of randai festival it self both positive and negative impact are generated in the activity. Such as the resulting impact on duration, motion, dendang or gurindam, as well as stories or kaba present in randai performances. The positive impact generated in these activities is none other than increasing the creativity of randai artists in West Sumatra and preserving regional culture and folk art. As for the negative impact, namely the shorter the duration of the show.Keywords: power relations, phenomenon, festival, randai. AbstrakPenelitian Dampak Relasi Kuasa pada Fenomena Festival randai Sumatera Barat ini merupakan penelitian untuk mengetahui sejauh mana dampak dari relasi kuasa terhadap Fenomena Festival randai di sumatera barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berbentuk deskriptif analisis. Penelitian ini juga membahas tentang dampak yang dihasilkan dari fenomena festival randai itu sendiri baik itu dampak positif dan juga dampak negatif yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut. Seperti dampak yang dihasilkan terhadap durasi, gerak, dendang atau gurindam serta cerita atau kaba yang ada dalam pertunjukan randai. Dampak positif yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut tidak lain meningkatkan kreatifitas seniman randai yang ada di Sumatera Barat dan melestarikan budaya serta kesenian rakyat daerah. Sedangkan untuk dampak negatif nya yaitu durasi pertunjukan yang semakin singkat.Kata kunci: relasi kuasa, fenomena, festival, randai. Authors:Yurina Gusanti : Universitas Negeri MalangTutut Pristiati : Universitas Negeri MalangFitri Rahmah : Institut Seni Indonesia YogyakartaReferences:Etneny H. (2018) “Dampak Relasi Kuasa pada Fenomena Festival Randai”. Hasil Wawancara Pribadi: 21 Juli 2018, Padangpanjang.Fakhrizal, H. (2000). Randai Panglimo Gaga Awal Teater Minangkabau Modern. Yogyakarta: UGM.Foucault, M. (1990) The History of Sexuality:An Introduction, Vol.1. New York: Vintage Books.Gramsci, A. (1981). Class, Culture, and Hegemony, dalam Tony Bennett, Graham Martin, Collin Mercer, and Janet Woolacott (Eds). Culture, Ideology, and Social Process. Batsford: The Open University Press.Kamahi, U. (2017), Teori Kekuasaan Michael Facoult : Tantangan Bagi Sosiologi Politik. Jurnal Al-Khitabah, 3(1).Setiawan, I. (2016). Budaya dan Kuasa: Pandangan Cultural Studies.http://matatimoer.or.id/2016/04/06/budaya-dan-kuasa-pandangan-cultural-studies/ (diakses tanggal 12 april 2018).Sugiyono, S. (2008). Metode Penelitian Kuantit","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130931319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ahmad Riyadi Swandhani, Deddy Wahjudi, Lukitaningsih Lukitaningsih
{"title":"SEMIOTIKA ROLAND BARTHES SEBAGAI PENDEKATAN UNTUK MENGKAJI LOGO KANTOR POS","authors":"Ahmad Riyadi Swandhani, Deddy Wahjudi, Lukitaningsih Lukitaningsih","doi":"10.24114/gr.v12i1.43650","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.43650","url":null,"abstract":"Semiotics is a language of signs, semiotics is widely used as a tool to translate something, one of which is the post office logo, the purpose of this study is to see how the semiotic language developed by Roland Barthes can represent the post office logo in the form of a bird and lines and colors. unified, Roland Barthes theorized semiotics is between signs and signs, besides that there are also levels in the meaning of this semiotic theory, this research approach is Semiotic analysis is a qualitative data analysis technique whose goal is to find or systematically analyze symbols or signs in a text , from the results of this study there is a distortion of myth, as a marker is a dove which has a meaning or a sign that a bird has a strong myth as a means of sending letters in historical times, so that the use of Roland Barthes' semiotics can analyze the semiotic language of a h the post office logo, the thing that must be emphasized is the important role of the reader, in the sense that the meaning of a work depends on the person who is of course influenced by many factors both internal and external.Keywords: semiotics, roland barthes, post office. AbstrakSemiotika merupakan Bahasa tanda, semiotika banyak digunakan sebagai alat untuk menerjemahkan sesuatu, salah satunya ialah logo kantor pos, tujuan penelitian ini ialah melihat bagaimana Bahasa semiotika yang di kembangkan oleh roland barthes ini, dapat merepresentasikkan logo kantor pos yang berupa burung dan garis Tarik serta warna yang tersatukkan , roland barthes berteori semiotika ialah antara tanda dan pertanda, disamping itu juga ada tingkatan dalam pemaknaan dari teori semiotika ini, pendekatan penelitian ini ialah Analisis semiotika adalah teknik analisis data kualitatif yang tujuannya untuk menemukan atau menganalisis secara sistematis simbol atau tanda dalam sebuah teks, dari hasil peneltian ini terdapat distorsi pada mitos, sebagai penanda ialah burung merpati yang memiliki makna atau pertanda burung memiliki mitos yang kuat ikatannya sebagai alat pengiriman surat pada zaman sejarah, sehingga penggunaan semiotika roland barthes dapat menganalisis Bahasa semiotika dari sebuah logo kantor pos, hal yag harus ditekankan ialah pentingnya peran dari pembaca, dalam artian pemaknaan suatu karya tergantung dari personal yang tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal ataupun eksternal.Kata Kunci: semiotika, roland barthes, kantor pos. Authors:Ahmad Riyadi Swandhani : Institut Teknologi BandungDeddy Wahjudi : Institut Teknologi BandungLukitaningsih : Universitas Negeri MedanReferences:Aulia, F., Afriawan, H., & Faisal, D. (2022). Konsistensi Logo Dalam Membangun Sistem Indentitas. Gorga: Jurnal Seni Rupa,11(2), 439-444.Barthes, R. (1964). Rhetoric of the Image. Communication 4, 40-51.Barthes, R. (1967). Element of Semiology. New York: Hill & Wang.Barthes, R. (1972). Mytholgies: New York The Noonday Press Cooper, J.C (2013). An Illustrated Encyclopedia of Traditional Symbols. London: ","PeriodicalId":405999,"journal":{"name":"Gorga : Jurnal Seni Rupa","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116191803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}