Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.31028/ji.v14.i2.79-88
Chusnul Arif, Budi Setiawan
{"title":"Pendugaan komponen keseimbangan air di lahan sawah dengan linear programming","authors":"Chusnul Arif, Budi Setiawan","doi":"10.31028/ji.v14.i2.79-88","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v14.i2.79-88","url":null,"abstract":"\u0000Dalam pengelolaan air di lahan sawah, analisis keseimbangan air biasanya digunakan untuk menganalisis efektifitas pemberian air irigasi. Akan tetapi, seringkali dengan keterbatasan peralatan, waktu, dan biaya tidak semua komponen keseimbangan air dapat diukur. Makalah ini menyajikan metode Linear Programming (LP) untuk menduga komponen keseimbangan air di lahan sawah yang tidak terukur. Adapun tujuan studi ini adalah mengembangkan model LP untuk menduga komponen keseimbangan air di lahan sawah seperti irigasi, limpasan dan perkolasi dengan menggunakan data perubahan kelembaban tanah khususnya untuk irigasi tidak tergenang, mengevaluasi performansi model dengan membandingkan data hasil pendugaan dan pengukuran. Studi dilakukan berdasarkan hasil experiment dua musim tanam budidaya padi irigasi tidak tergenang dengan System of Rice Intensification (SRI) di NOSC, Sukabumi Jawa Barat dari tanggal 20 Agustus – 15 Desember 2011 (musim pertama) dan 22 Maret - 5 Juli 2012 (musim kedua). Model LP yang dikembangkan memiliki fungsi tujuan untuk meminimalisir total selisih kelembaban tanah hasil pengukuran dan pendugaan model. Selain itu, model LP juga memiliki fungsi batas dan kondisi awal yang ditentukan berdasarkan kondisi aktual di lapang. Hasilnya menunjukkan bahwa model LP dapat menduga komponen keseimbangan air dengan akurat dengan indikator nilai R2 > 0.85 (p value ;< 0.01) dan persen error di bawah 8%. Berdasarkan hasil pendugaan model, komponen irigasi berkontribusi hanya 34-38% dari total air masuk, sedangkan komponen evapotranspirasi tanaman dan perkolasi berkontribusi sebesar 40-44% dan 11-15% dari total air yang keluar. Hujan dan limpasan merupakan komponen yang paling besar berkontribusi pada air masuk dan keluar. Dengan metode ini, maka parameter yang membutuhkan data yang tidak terukur dapat ditentukan seperti efisiensi penggunaan air dan produktivitas air yang membutuhkan data irigasi dalam penentuannya.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132649193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.31028/ji.v14.i2.35-48
I. Nurwiana
{"title":"Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem irigasi di Wilayah Semi Arid Pulau Timor melalui pendekatan principal component analysis","authors":"I. Nurwiana","doi":"10.31028/ji.v14.i2.35-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v14.i2.35-48","url":null,"abstract":"\u0000Sistem irigasi merupakan sistem yang sangat kompleks, meliputi air irigasi, daerah irigasi, prasarana fisik irigasi, sumber daya manusia, kelembagaan irigasi, manajemen, pembiayaan, teknologi partisipasi petani/P3A yang saling terkait untuk menunjang pertanian. Untuk meningkatkan produksi pertanian, upaya-upaya yang dilakukan perlu dirumuskan dengan memerhatikan kinerja sistem irigasi dan pengaruh setiap faktor terkait. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem irigasi daerah irigasi kewenangan kabupaten/kota, provinsi, pemerintah (pusat) di wilayah semi-arid Pulau Timor melalui pendekatan Principal Component Analysis (PCA). Metode analisis komponen utama menggunakan lima belas indikator dari data 345 daerah irigasi. Studi ini menyimpulkan lima belas variabel menunjukkan hubungan signifikan baik positif maupun negatif terhadap kinerja sistem irigasi. Urutan kontribusi terbesar memengaruhi kinerja sistem irigasi dalam model komponen utama adalah aspek kelembagaan, kewenangan daerah irigasi, produktivitas padi, ketersediaan sarana penunjang operasi dan pemeliharaan, tingkat kerusakan saluran pembuang, tingkat kerusakan saluran sekunder dan tingkat kerusakan saluran primer. Intensitas pertanaman total menunjukkan hubungan negatif terhadap kinerja sistem irigasi di wilayah semi-arid dengan keterbatasan air. Sementara itu, luas daerah irigasi, produktivitas padi, tingkat partisipasi petani pemakai air, ketersediaan sarana penunjang operasi dan pemeliharaan, rasio tenaga operasi dan pemeliharaan terhadap luas daerah irigasi, frekuensi pemeliharaan bangunan dan saluran, biaya operasi dan pemeliharaan, biaya rehabilitasi, kewenangan daerah irigasi provinsi menunjukan hubungan positif terhadap kinerja sistem irigasi.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128261471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.31028/JI.V14.I2.9-24
H. A. Sofiyuddin, Dadan Rahmandani
{"title":"Akselerasi waktu pelaporan operasi irigasi menggunakan perangkat lunak berbasis web sistem manajemen operasi dan pemeliharaan irigasi (SMOPI)","authors":"H. A. Sofiyuddin, Dadan Rahmandani","doi":"10.31028/JI.V14.I2.9-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/JI.V14.I2.9-24","url":null,"abstract":"\u0000Pengelolaan irigasi yang lebih efisien saat ini sangat diperlukan dalam menghadapi ketersediaan air yang semakin terbatas dan kebutuhan air untuk selain sektor pertanian yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan ketepatan pemberian air irigasi melalui optimalisasi interval operasi irigasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalisasi waktu pelaporan operasi irigasi menggunakan perangkat lunak berbasis web Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOPI). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi waktu minimal yang diperlukan untuk pelaporan operasi irigasi, baik secara manual ataupun menggunakan SMOPI. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus di Daerah Irigasi Bondoyudo melalui pengumpulan data dengan cara diskusi dan penyebaran kuesioner serta analisis waktu operasi menggunakan Critical Path Method. Berdasarkan hasil analisis, pelaporan operasi irigasi secara manual membutuhkan waktu 43 jam pada tahap perencanaan tanam, 41 jam pada tahap pengaturan pemberian air, dan 45 jam pada tahap rekapitulasi hasil. Kebutuhan sekitar 5 hari pada tahap pengaturan pemberian air mengindikasikan bahwa interval operasi irigasi eksisting setiap 10 hari cukup aman. Perangkat lunak SMOPI mampu mengakselerasi waktu operasi pada tahap perencanaan tanam, pengaturan pemberian air, dan rekapitulasi hasil masing-masing menjadi 24,5 jam, 14 jam, dan 31,5 jam. Akselerasi ini mengindikasikan bahwa SMOPI dapat digunakan untuk membantu mempersingkat interval operasi irigasi dalam upaya moderinasi irigasi.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131687269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.31028/ji.v14.i2.49-58
H. Istianto, H. A. Sofiyuddin
{"title":"Optimasi operasi irigasi pada kondisi darurat pasca bencana gempa di Daerah Irigasi Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah","authors":"H. Istianto, H. A. Sofiyuddin","doi":"10.31028/ji.v14.i2.49-58","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v14.i2.49-58","url":null,"abstract":"\u0000KKejadian bencana gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah telah merusak Daerah Irigasi Gumbasa. Rehabilitasi jaringan irigasi akan dilaksanakan secara bertahap dimulai pada tahap I dari bendung hingga ke ruas saluran di BGKn 8 (Sibalaya) yang terdampak likuifaksi. Operasi irigasi perlu dilakukan secara bertahap pada jaringan irigasi yang telah selesai direhabilitasi dan siap diairi sehingga masyarakat sekitar dapat segera bercocok tanam dan tidak kehilangan mata pencaharian. Namun demikian, luas layanan dan debit yang diperlukan jauh lebih rendah dibandingkan desain sehingga akan mengakibatkan beberapa kendala distribusi air. Penelitian ini untuk merumuskan pola operasi irigasi DI Gumbasa pada kondisi darurat dimana debit yang dialirkan jauh lebih kecil dibandingkan debit rencana. Penelitian dilakukan dalam bentuk pengumpulan data dan perumusan skenario operasi irigasi melalui analisis hidraulik. Skenario yang disimulasikan adalah operasi tanpa optimasi, optimasi dengan menggunakan pintu sorong eksisting, dan optimasi menggunakan skotbalok. Berdasarkan hasil permodelan, operasi irigasi tanpa optimasi tidak dapat di lakukan karena elevasi air tidak dapat naik dan mengalir ke saluran sekunder dikarenakan besarnya dimensi saluran primer. Optimasi penggunakan pintu sorong hanya dapat meninggikan elevasi air sebesar ±1 m dari dasar saluran. Selain itu jika optimasi dilakukan dengan penutupan pintu sorong secara total dapat mengakibatkan air melimpas keluar di beberapa lokasi. Pada skenario terakhir pemanfaatan skot balok untuk optimasi merupakan solusi yang terbaik. Skot balok dapat meninggikan air pada ketinggian yang dibutuhkan. Skot balok adalah bangunan yang cukup baik untuk pengatur muka air sementara dimana ketinggian muka air dapat diatur walaupun debit yang mengalir relatif kecil.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134078397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.31028/ji.v14.i2.1-8
B. Trisakti, U. C. Nugroho, H. A. Sofiyuddin, Naufal Syauqi
{"title":"Teknik identifikasi saluran irigasi pada citra satelit resolusi tinggi dengan penggabungan komposit rgb, indeks saluran, dan interpretasi visual","authors":"B. Trisakti, U. C. Nugroho, H. A. Sofiyuddin, Naufal Syauqi","doi":"10.31028/ji.v14.i2.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v14.i2.1-8","url":null,"abstract":"\u0000Salah satu program penting untuk mendukung program nasional ketahanan pangan adalah pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jaringan irigasi yang mengalami kerusakan. Data spasial mengenai lokasi jaringan irigasi yang ada saat ini menjadi informasi yang sangat penting untuk kebijakan perluasan daerah irigasi dan pemantauan kerusakan infrastruktur jaringan irigasi. Citra satelit resolusi spasial tinggi seperti SPOT 7 dan Pleiades mampu memperlihatkan secara visual objek-objek permukaan bumi, seperti jalan, sungai dan juga saluran irigasi. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan teknik identifikasi saluran irigasi dengan menggunakan citra resolusi tinggi. Teknik identifikasi dilakukan dengan menggabungkan antara citra komposit RGB dengan warna semu, indeks saluran, dan interpretasi visual dengan mengenali karakteristik saluran irigasi. Pembuatan komposit RGB dan indeks saluran dilakukan berdasarkan perbedaan pola spektral dari saluran irigasi dengan pola spektral dari beberapa objek yang mirip. Citra komposit RGB dikombinasikan dengan indeks saluran dapat memperjelas dan memisahkan saluran irigasi dari objek sekitarnya, walaupun dengan kendala terkait lebar saluran dan bayangan tanaman. Teknik intepretasi citra dapat lebih memastikan ketepatan identifikasi dan membedakan saluran irigasi dengan bayangan tanaman. Citra SPOT 6/7 dapat dimanfaatkan untuk identifikasi saluran dengan lebar lebih dari 4 m, dan citra Pleaides untuk saluran kurang dari 4 m. Akurasi total hasil identifikasi saluran irigasi menggunakan citra Pleaides adalah berkisar 82%.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126975264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-12-30DOI: 10.31028/ji.v14.i1.1-16
A. Efendi, Donny Harisuseno, T. Prayogo
{"title":"Peningkatan intensitas tanam padi melalui pemanfaatan debit surplus sungai, penerapan sumur renteng, dan sistem giliran","authors":"A. Efendi, Donny Harisuseno, T. Prayogo","doi":"10.31028/ji.v14.i1.1-16","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v14.i1.1-16","url":null,"abstract":"\u0000Daerah Irigasi (DI) Sumber Pakem mempunyai luas daerah layanan irigasi 1.151 ha terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur. Sistem pemberian air eksisting di daerah studi belum dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga terjadi permasalahan pembagian air saat musim kemarau serta terjadinya fluktuasi ketersediaan air antara musim hujan dan musim kemarau di Sungai Banyubang. Kelebihan debit pada musim hujan dapat disimpan dan digunakan untuk menambah pasokan irigasi di saat musim kemarau. Untuk itu tujuan dari studi ini adalah untuk mengusulkan pola operasi irigasi alternatif melalui optimalisasi pemanfaatan debit surplus Sungai Banyubang, penerapan sumur renteng, dan penerapan giliran secara intensif. Dalam studi ini, usulan pola operasi tersebut direncanakan dan dievaluasi dampaknya terhadap peningkatan intensitas tanam. Dari hasil studi, optimalisasi pemanfaatan debit surplus sungai pada daerah studi dapat meningkatkan intensitas tanam padi saat Musim Tanam 1 sebesar 2,03% dan Musim Tanam 2 sebesar 27,28%. Debit surplus sungai juga dimanfaatkan untuk mengisi sumur renteng sebanyak 6.599 sumur (103 jaringan) dengan penambahan debit intake sebesar 6,00 l/s selama 135,33 hari. Pengisian sumur renteng dilakukan saat debit sungai berlebih dan sistem pemberian air irigasi dilakukan secara terus-menerus sehingga tidak mengganggu pola pemberian air irigasi pada daerah studi. Air tersimpan di sumur renteng dapat digunakan saat Musim Tanam 3 untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tembakau seluas 467 ha. Dengan demikian, luas tanam padi pada periode tersebut dapat meningkat menjadi 684 ha. Penerapan sumur renteng dan sistem giliran secara intensif pada Musim Tanam 3 dapat meningkatkan intensitas tanam padi sebesar 38,02%.\u0000","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132187303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-01-27DOI: 10.31028/ji.v13.i1.31-40
Heru Ernanda, Idah Andriyani, I. Indarto
{"title":"Desain Sistem Manajemen Aset untuk Jaringan Irigasi Tersier","authors":"Heru Ernanda, Idah Andriyani, I. Indarto","doi":"10.31028/ji.v13.i1.31-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v13.i1.31-40","url":null,"abstract":"Penelitian ini memaparkan tahap pengembangan sistem informasi untuk manajemen aset irigasi, yang diberi nama Sistem Informasi Management Asset Irigasi-Jaringan Tersier (SIMAI-JT). SIMAI-JT dirancang secara khusus untuk dapat digunakan sebagai alat manajemen pada tingkat jaringan irigasi tersier. Tahap pengembangan SIMAI-JT mencakup desain sistem, pemrograman, dan implementasi. Tahap desain mencakup struktural dan fungsional. Program aplikasi ini didesain dan dikembangkan menggunakan aplikasi VBA di atas platform GIS. Input data ke dalam sistem adalah data spasial dalam format point, poliline dan poligon yang menggambarkan karakteristik komponen dari jaringan irigasi. Data diperoleh dari survey lapangan (menggunakan GPS dan kamera) dan digitalisasi dari peta konvensional yang ada. Selanjutnya, semua data spasial yang diperoleh dikonversi ke layer GIS. Sistem mengintegrasikan dan menampilkan semua layer dalam bentuk foto, citra satelit, dan informasi tabel. Pengujian sistem dilakukan pada HIPPA Sidomulyo, Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari, di wilayah Kabupaten Jember. Hasil desain dikalibrasi berdasarkan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan HIPPA. Hasil menunjukkan bahwa sistem informasi harus dirancang dengan (i) menampilkan peta berbasis citra satelit daerah irigasi, identifikasi dan potensi kerusakan pada jaringan irigasi tersier yang disertai dengan foto bangunan; (ii) kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam penentuan prioritas kerusakan; dan (iii) kinerja kelembagaan. Keluaran program dipergunakan dalam rapat anggota untuk perencanaan strategi kelembagaan dalam penanganan kerusakan jaringan irigasi tersier.","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"116 26","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120820620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Optimasi Pemanfaatan Air Embung Kasih untuk Domestik dan Irigasi Tetes","authors":"Segel Ginting, Dadan Rahmandani, Abid Hendri Indarta","doi":"10.31028/JI.V13.I1.41-54","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/JI.V13.I1.41-54","url":null,"abstract":"Pemerintah membangun Embung Kasih untuk mengatasi terbatasnya sumber air di Desa Tuatuka, Provinsi NTT. Embung tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan irigasi. Pengoperasian embung perlu direncanakan karena volume tampungan terbatas. Optimasi penggunaan air embung diperlukan untuk menentukan jumlah penggunaan air dengan berbagai skenario kondisi hujan. Simulasi penggunaan air tahun 1974 s.d. 2015 dilakukan sebagai evaluasi untuk menilai keberhasilan operasi embung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jumlah pemakaian air untuk kebutuhan domestik dan atau irigasi secara optimal. Optimasi dilakukan dengan Metode Generalized Reduced Gradient (GRG) untuk fungsi tujuan memaksimalkan penggunaan air embung. Hasil optimasi diperoleh dengan beberapa skenario. Skenario pertama untuk hujan normal, pemanfaatan air untuk domestik sekitar 2.604 orang atau untuk mengairi lahan seluas 2,746 ha dengan irigasi tetes. Skenario kedua untuk kondisi hujan ekstrim basah, pemanfaatan air untuk domestik sekitar 3.601 orang atau untuk irigasi tetes sekitar 4,698 ha. Skenario ketiga untuk kondisi hujan ekstrim kering, pemanfaatan air untuk domestik sekitar 454 orang atau untuk irigasi tetes sekitar 0,45 ha. Berdasarkan evaluasi hasil optimasi dengan menggunakan simulasi data tahun 1974 s.d. 2015, maka ditetapkan jumlah penggunaan air embung untuk domestik sekitar 454 orang dan irigasi tetes seluas 1 Ha dengan tingkat keandalan operasi embung mencapai 78,57%.","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122640143","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-01-27DOI: 10.31028/JI.V13.I1.11-20
A. Rahmat, Chusnul Arif, Yudi Chadirin
{"title":"Estimasi Gas Rumah Kaca pada Berbagai Macam Pengelolaan Air Menggunakan Model Denitrifikasi-Dekomposisi (DNDC)","authors":"A. Rahmat, Chusnul Arif, Yudi Chadirin","doi":"10.31028/JI.V13.I1.11-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/JI.V13.I1.11-20","url":null,"abstract":"Peningkatan kelangkaan sumber daya air menstimulasi pengembangan berbagai metode untuk menjaga air pada lahan padi. Beberapa penelitian telah dilakukan secara berkelanjutan dalam mengamati efektivitas berbagai rejim air dalam menjaga air, mengurangi fluks gas rumah kaca (GRK), dan mempertahankan hasil panen padi. Pengelolaan irigasi merupakan faktor penting dalam mengendalikan emisi metana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O) di lahan sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Model Denitrifikasi-Dekomposisi (DNDC) dalam mengestimasi emisi gas rumah kaca dari berbagai macam pengelolaan rejim air. Penelitian dilakukan dari Januari hingga Mei 2018. Metode SRI digunakan dalam percobaan plot dengan perlakuan tiga rejim air yang berbeda: rejim tergenang (RT), rejim basah (RB), dan rejim kering (RK). Model DNDC dibuat untuk memprediksi emisi CH4 dan N2O dalam ekosistem pertanian. Model ini telah digunakan dan dievaluasi di tanah subtropis, tetapi model ini masih perlu dievaluasi kemampuannya untuk tanah di iklim tropis seperti Indonesia. Emisi yang dihasilkan menunjukkan pola berbeda antara model simulasi dan model observasi. Nilai R2 dari simulasi emisi CH4 dan N2O dengan fluks aktual masing-masing adalah 0,123 dan -0,237. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa model simulasi memerlukan pengembangan untuk mampu memperkirakan emisi CH4 dan N2O pada kondisi lingkungan Indonesia.","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124845636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal IrigasiPub Date : 2019-01-27DOI: 10.31028/ji.v13.i1.21-30
Achmad Rizal, F. H. Kusumartono, N. Rianto
{"title":"Faktor-Faktor Efektif dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Kewenangan Pusat di Provinsi Jawa Barat","authors":"Achmad Rizal, F. H. Kusumartono, N. Rianto","doi":"10.31028/ji.v13.i1.21-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.31028/ji.v13.i1.21-30","url":null,"abstract":"Keberhasilan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dipengaruhi oleh kinerja lembaga pengelola jaringan irigasi. Aspek ini menjadi tambahan beban capaian pengelolaan jaringan irigasi. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sistem jaringan irigasi. Kajian ini menggunakan metode deskriptif berdasarkan kerangka fishbone dan regresi linier berganda. Diagram fishbone digunakan untuk menemukan kemungkinan penyebab masalah dalam pengelolaan irigasi. Faktor-faktor penting dari diagram fishbone lantas dipertajam dengan metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi manfaat dari sistem irigasi. Variabel independen yang digunakan dalam regresi adalah: prasarana fisik, produktivitas tanaman, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi kegiatan dan kondisi kelembagaan. Data didapat dengan mengumpulkan informasi primer dan sekunder dari pengelola jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sistem jaringan irigasi adalah prasarana fisik, organisasi personalia dan sarana penunjang. Ke depan, perlu dibuat sistem yang dapat mengukur perubahan kapasitas pengelolaan terkait dengan operasional dan pemeliharaan (OP) dari waktu ke waktu.","PeriodicalId":354811,"journal":{"name":"Jurnal Irigasi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127034646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}