{"title":"Smartcity : Model Ketahanan Siber Untuk Usaha Kecil Dan Menengah","authors":"I. Putranti, Anita Amaliyah, Reni Windiani","doi":"10.22146/JKN.57322","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.57322","url":null,"abstract":"ABSTRACT This article placed an example of a cyber resilience model for smartcity in the context of smart-economy which was currently vulnerable to various cyber attacks. On the other hand SMEs were very limited in access to the development of networks and resources in building cyber resilience that ensured sustainability and increased the competitiveness of their businesses. Furthermore, this research identified the best practices of other countries, analyzed the readiness of legal instruments in Indonesia, identified the actors involved and analyzed the factors of obstacles in building a model of cyber resilience for SMEs. The result of this study was that security policy was a big theme with strategic principles in the security strategy of both actors and policies. This could help organizations such as MSMEs to identified, assessed and reduced threats in the cyber world.ABSTRAKArtikel ini meletakan contoh model ketahanan siber bagi smartcity dalam konteks smart-economy yang saat ini rentan terhadap berbagai serangan siber. Di sisi lain pelaku UKM sangat terbatas dalam akses pengembangan networking dan sumberdaya dalam membangun ketahanan siber yang menjamin keberlanjutan dan meningkatkan daya saing usahanya.Selanjutnya penelitian ini mengidentifikasi praktik terbaik negara-negara lain, menganalisis kesiapan perangkat hukum di Indonesia, mengidentifikasi aktor yang terlibat dan menganalisis faktor-faktor hambatan dalam membangun suatu model ketahanan siber bagi UKM.Hasil dalam pembahasan kajian ini adalah bahwasanya keamanan siber merupakan sebuah tema besar dengan prinsip-prinsip strategis dalam strategi keamanan baik berupa aktor maupun kebijakan. Hal ini dapat membantu organisasi seperti UMKM untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi ancaman dalam dunia siber. ","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41344253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Relevansi Nilai Dasar Bela Negara Dengan Pembayaran Zakat dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi","authors":"Ade Nur Rohim","doi":"10.22146/JKN.55254","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.55254","url":null,"abstract":"ABSTRACT This article aimed to examined the relevance of the basic values of state defense with the activity of paying zakat, so that the approach taken was ideological, which had implications for the realization of personal resilience. The research used a qualitative method through descriptive content and literature study. The data analyzing process used were collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusion.The results of the study showed that zakat beside that it was an obligation and pillar of Islam for every Muslim, it was also an activity that implemented the basic values of state defense and internalizing them into the attitudes and behavior of those who payed zakat. The values that were implemented include loving the country, being aware of the nation and state, believing in Pancasila as the state ideology, being willing to sacrificed for the nation and state, and having the initial ability to defended the state. Thus, the value relevance and wisdom contained in zakat on the basic value of defending the country had a positive impact on the formation of the personal resilience of those who payed zakat. The behavior of paying zakat directly fostered a patriotic spirit and loved for the motherland in him and strengthened his belief in Pancasila, which was the nation's ideology and contributed to increased self-sacrifice for the benefit of religion and the nation.ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mengkaji relevansi nilai-nilai dasar bela negara dengan aktivitas membayar zakat, sehingga pendekatan yang dilakukan bersifat ideologis yang berimplikasi pada perwujudan ketahanan pribadi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif dan studi pustaka. Proses analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil kajian menunjukkan bahwa zakat selain menjadi kewajiban dan rukun Islam bagi setiap muslim, ia juga merupakan aktivitas yang mengimplementasikan nilai-nilai dasar bela negara dan menginternalisasikannya ke dalam sikap dan perilaku orang yang membayar zakat. Nilai-nilai yang diimplementasikan antara lain cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara. Dengan demikian, relevansi nilai dan hikmah yang terkandung di dalam zakat terhadap nilai dasar bela negara memberikan dampak positif terhadap pembentukan ketahanan pribadi orang yang membayarkan zakat. Perilaku membayar zakat tersebut secara langsung menumbuhkan jiwa patriot dan cinta tanah air dalam dirinya, serta meneguhkan keyakinannya terhadap Pancasila yang merupakan ideologi bangsa, dan turut meningkatkan sikap rela berkorban untuk kepentingan agama dan bangsa.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46145364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Kebijakan E-Voting Dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Di Kabupaten Boyolali Tahun 2019 Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Politik Wilayah","authors":"Romadzon Syaiful Haq, Kaelan Kaelan, A. Armawi","doi":"10.22146/JKN.62262","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.62262","url":null,"abstract":"ABSTRACT This research aimed to analyzed the implementation of e-voting policy in the Election of Village Heads (Pilkades) in Boyolali Regency in 2019 and examined the implications of using e-voting in the Pilkades on regional political resilience in Boyolali Regency in 2019. The implementation of e-voting policies was analyzed using a model of the policy implementation formulated by van Meter and van Horn (1974). Regional political resilience was analyzed using indicators that embody political resilience.The method used in this research was descriptive qualitative. In obtaining data, researchers used interview research tools with the research informant as the Office of Community Empowerment (Dispermasdes) of Boyolali Regency. The research also used secondary data derived from documents found in the Dispermasdes of Boyolali Regency and other sources such as books, journals, and the internet.The results of this research showed that the implementation of e-voting policy in the Pilkades in Boyolali Regency in 2019 had been implemented well. The implementation of e-voting also achieved its goal, which was to reduced the problems that occurred in the Pilkades, especially in the recapitulation of vote counting. Besides, resource support also had an important role in implementing a policy. The attitude of the policy implementers who support it was crucial to the implementation of the policy. Communication and coordination between the Regency Election Committee, the Village Election Committee, and the Technical Team which consistent and accurate it could minimize errors. Supporting social, economic, and political conditions also influenced the implementation of policies. The policy of using e-voting in the Pilkades in Boyolali Regency in 2019 was following the aspirations of the people, fulfilled the principles of LUBER JURDIL, and could support the rule of law but the use of e-voting did not necessarily increase the level of participation so that the use of e-voting in the Pilkades did not fully realize regional political resilience indicators. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi kebijakan e-voting dalam Pilkades di Kabupaten Boyolali tahun 2019 serta mengkaji implikasi penggunaan e-voting dalam Pilkades terhadap ketahanan politik wilayah di Kabupaten Boyolali tahun 2019. Implementasi kebijakan e-voting dianalisis menggunakan model implementasi kebijakan yang dirumuskan oleh van Meter dan van Horn (1974). Ketahanan politik wilayah dianalisis menggunakan indikator-indikator yang mewujudkan ketahanan politik.Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan alat penelitian wawancara dengan informan penelitian Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali. Penelitian juga menggunakan data sekunder yang berasal dari dokumen yang terdapat pada Dispermasdes Kabupaten Boyolali serta sumber-sumber lain seperti buku, jurnal dan internet.Hasil penelitian me","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42724458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. Sulastri, E. Purnomo, A. Setiawan, Aqil Teguh Fathani, Chandra Oktiawan
{"title":"Pertarungan Perempuan Dalam Demokrasi Dunia Politik Untuk Mendukung Ketahanan Sosial Politik Di DKI Jakarta","authors":"E. Sulastri, E. Purnomo, A. Setiawan, Aqil Teguh Fathani, Chandra Oktiawan","doi":"10.22146/JKN.61152","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.61152","url":null,"abstract":"ABSTRACT The goal of this research was to examined women's candidacy, nomination, and fight for social resilience in Indonesia in the democratic world of political life. The Constitution of 1945 and the law of the KPU outlined the responsibilities and obligations of political parties to included women in a political jurisdiction. The study methods were qualitative exploratory, the data collection model was performed through direct interviews with political parties and sources directly relevant to the research. The research showed that the DKI Jakarta region as an axis of other areas only saw current rules as the formality of the political parties, that the selection stage was solely based on a party's will, and that there was no importance of accountability. Furthermore, there was no seriousness of political parties, as shown by the 2009, 2014, and 2019 DKI Jakarta DPRD polls, that women had no stipulation of 30%t or just 23.4%, 17.9%, and 21%. In the selection process, only people who had connections to party officials and were wealthy that were chosen to be nominated and given the preference to got their original serial number so that they could choose the preferred region (dapil). This showed that political parties were dominated by oligarchs and only to gained influence in political parties so that democratic ideals and gender equality did not exist.ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa proses kandidasi, pencalonan dan pertarungan perempuan dalam demokrasi dunia politik untuk mendukung ketahanan sosial di Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang KPU telah mengatur secara rinci mengenai peran dan kewajiban partai politik dalam mengikutsertakan perempuan dalam kompetensi politik.Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, model pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan pihak partai politik dan narasumber-narasumber yang terkait langsung dalam penelitian ini.Hasil penelitian adalah pada daerah DKI Jakarta sebagai poros daerah-daerah lainnya hanya memandang regulasi yang ada sebagai formalitas partai politik, terbukti dalam tahap penjaringan yang dilakukan sepenuhnya dilakukan berdasarkan kehendak partai dan tidak ada nilai transparansi di dalamnya. Selain itu, tidak ada keseriusan partai politik dalam mengikutsertakan perempuan dalam kompetensi politik, terbukti dalam kontestansi pemilu DPRD DKI Jakarta tahun 2009, 2014 dan 2019 ketetapan 30% perempuan selalu tidak terpenuhi atau hanya pada angka 23,4%, 17,9% dan 21,7%. Dalam proses penjaringan, penyeleksian hingga pemilihan kandidat hanya orang-orang yang memiliki hubungan dengan petinggi partai serta memiliki banyak kekayaan yang dipilih untuk dicalonkan, serta diutamakan untuk memperoleh nomor urut pertama hingga bebas untuk memilih daerah pilihan (dapil). Hal ini menggambarkan bawah partai politik dari tingkat pusat hingga daerah dikuasai oleh kaum-kaum oligarki dan hanya sebagai tempat untuk memperoleh kekuasaan sehingga tid","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41735563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Kondisi Ketahanan Pangan Di Indonesia (Studi Kasus Provinsi Bali)","authors":"Sri Mulyani, Firda Mardhatillah Putri, Bhimo Widyo Andoko, Paisal Akbar, Savira Novalia","doi":"10.22146/JKN.60703","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.60703","url":null,"abstract":" ABSTRACT This study had an aim to saw how the impact of infrastructure development on food resilience conditions in Indonesia, focusing on Bali Province. The result of infrastructure development was one of the main factors in realizing the presence of Food Resilience in Indonesia, so the government needed to built supporting infrastructure intended for people who had conditions far from food resilience and good infrastructure. This research used a descriptive method, with taking data from literatur, document, journal, and internet. This study found that the impact of infrastructure development was closely related to the condition of a region's resilience; Bali Province was one of the provinces that had a high food resilence index score, even in the national food resilience index ranking, Bali Province had an index score of 85.15 making Bali Province as the first place in food resilience when compared to other provinces. The food resilience conditions of regencies/cities in Bali Province also showed high index scores; this could be seen in the last two years the position of Denpasar City, Tabanan Regency, Gianyar Regency, and Badung Regency to became cities and regencies that occupied the highest place in the national food resilience index score. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak pembangunan infrastruktur terhadap kondisi ketahanan pangan di Indonesia yang berfokus di Provinsi Bali. Perkembangan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu faktor utama untuk mewujudkan hadirnya Ketahanan Pangan di Indonesia, sehingga pemerintah perlu membangun infrastruktur penunjang yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kondisi jauh dari angka ketahanan pangan dan infrastruktur yang baik.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan mengambil data dari kepustakaan, dokumen, jurnal, dan internetPenelitian ini menemukan bahwa dampak pembangunan infrastruktur menjadi sangat berkaitan dengan kondisi ketahanan suatu wilayah, Provinsi Bali menjadi salah satu provinsi yang memiliki skor indeks ketahanan pangan yang tinggi, bahkan dalam ranking indeks ketahanan pangan nasional Provinsi Bali memiliki skor indeks 85,15 menjadikan Provinsi Bali sebagai urutan pertama dalam ketahanan pangan jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya. Kondisi ketahanan pangan kabupaten/kota di Provinsi Bali juga menunjukkan skor indeks yang tinggi, hal ini dapat dilihat dalam 2 tahun terakhir posisi Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung menjadi kota dan kabupaten yang menduduki posisi teratas dalam skor indeks ketahanan pangan nasional. ","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45692910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tri Legionosuko, M. Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro
{"title":"Posisi dan Strategi Indonesia dalam Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional","authors":"Tri Legionosuko, M. Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro","doi":"10.22146/JKN.50907","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.50907","url":null,"abstract":"ABSTRACTGlobal environmental hazards that threaten human and nature are becoming increasingly apparent. One of these hazards may include climate change which affect the sea level rise, ocean warming, increased temperature, increased rainfall and tropical storms. Indonesia is one of the countries containing abundant natural resources with high level of environmental damage. Indonesia as a tropical country is also one of the countries most vulnerable to negative impacts of climate change. In order to discover Indonesia position and strategy in the Climate Change, the literature analysis method was done to support the paper. The result showed that, Indonesia in preparing the action plan and funding use the blended finance scheme that is implemented through the document of National Action Plan in Facing Climate Change and National Development Planning Response to Climate Change. The active role of the business community, academics, civil society organizations, development partners, and all elements of society is needed so that efforts to deal with climate change can be achieved effectively in realizing national resilience. ABSTRAKBahaya lingkungan global yang mengancam manusia dan alam menjadi semakin jelas. Salah satu bahaya ini termasuk perubahan iklim yang mempengaruhi kenaikan level permukaan air laut, pemanasan laut, peningkatan suhu, peningkatan curah hujan dan badai tropis. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam melimpah dengan tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Indonesia sebagai negara tropis juga merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Untuk menemukan posisi dan strategi Indonesia dalam Perubahan Iklim, metode analisis literatur dilakukan untuk mendukung makalah ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Indonesia dalam mempersiapkan rencana aksi dan pendanaan menggunakan skema keuangan campuran yang dilaksanakan melalui dokumen Rencana Aksi Nasional dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Respons Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap Perubahan Iklim. Peran aktif komunitas bisnis, akademisi, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan semua elemen masyarakat diperlukan agar upaya untuk mengatasi perubahan iklim dapat dicapai secara efektif dalam mewujudkan ketahanan nasional","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47265121","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Implementasi Asas Cabotage dan Program Tol Laut Terhadap Ketahanan Wilayah ( Studi di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau)","authors":"Anwar Sahid, Edy Suandi Hamid, A. Armawi","doi":"10.22146/JKN.47766","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.47766","url":null,"abstract":"ABSTRACTSThis study aimed to determined the implementation, constraints and assesed the impact of the cabotage principle and sea toll program on regional resilience in Anambas until the beginning of 2019. Archipelagic districts that had 238 islands in the border region needed ships to supported the development of other sectors and connectivity of disadvantaged, remote, outermost, and border areas (3TP).This study used qualitative descriptive methods in the form of maps, tables and graphs. Data was obtained through observation, in-depth interviews and documentation in Tarempa, Matak Base, sea toll vessels and the Directorate of Sea Traffic and Freight, including literature studies and internet data. The result of this studi showed that cabotage principle succeeded in increasing the number of national commercial fleets fivefold since 2005-2018. The upstream oil and gas company at Anambas complied with cabotage and was not subject to operational disruption.The existence of national ships in Indonesian waters contributed to the aspect of defense security as a source of information. The implementation of the sea toll route to Anambas until the fourth year had not succeeded in reducing the price of goods but maintaining the stock of logistics, especially during extreme weather, supporting food security. Cabotage was important for economies and defense security meanwhile sea tolls contributed to inter-regional connectivity to supported the development of remote, frontier, disadvantaged and borderareas (3TP). Both were encouraging national sea freight to dominated the domestic market share.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi, kendala dan mengkaji dampak implementasi asas cabotage dan program tol laut terhadap ketahanan wilayah di Anambas hingga awal tahun 2019. Kabupaten kepulauan yang memiliki 238 pulau di wilayah perbatasan membutuhkankapal untuk menunjang pembangunan sektor lain dan konektivitas daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk peta, tabel dan grafik. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi di Tarempa, Matak Base, kapal tol laut dan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut dilengkapi studi pustaka dan data internet.Hasil penelitian menunjukkan implementasi asas cabotage berhasil meningkatkan jumlah armada niaga nasional 356 persen pada tahun 2005-2018. Perusahaan hulu migas di Anambas mematuhi cabotage dan tidak terganggu operasionalnya. Keberadaan kapal nasional di perairan Indonesia mendukung aspek pertahanan dan keamanan sebagai salah satu sumber informasi. Implementasi tol laut trayek Anambas hingga awal tahun 2019 belum berhasil menurunkan harga barang tetapi menjaga stok logistik terutama saat cuaca ekstrim, mendukung ketahanan pangan. Cabotage penting bagi perkonomian dan pertahanan keamanan di laut sedangkan tol laut berkontribusi pada konektivitas antarwilayah mendukung pembangunan daerah 3TP. Keduanya","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44325069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Organisasi Pemuda Dalam Pengembangan Ekowisata Kawasan Mangrove Guna Mewujudkan Ketahanan Lingkungan (Studi pada Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B) Di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)","authors":"Novita Ardiyansari, Saryani Saryani, Muhamad Muhamad","doi":"10.22146/JKN.46194","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.46194","url":null,"abstract":" ABSTRACTThis research was to analyzed the role of Baros Youth Family or KeluargaPemudaPemudi Baros (KP2B) organization in developing Ecotourism Mangrove Baros Region to embodied environmental resilience. Specifically, this research aimed to knew the role of KP2B and its obstacle to developed Ecotourism Mangrove Baros Region. Afterward, these development efforts would impact on environmental resilience. This was qualitative field research using a descriptive method. Triangulation data consisting of document study, complete participant observation, and the semi-and-unstructured interview was the technique of data collection. The data analysis method used Mile and Huberman’s model containing 1) data reduction, 2) data display, and 3) conclusion drawing or verification. This research used four theories, namely the role of youth organization, ecotourism in mangrove conservation areas, and environmental resilience. The result of this research showed that KP2B had some leading roles in the development effort of Baros Mangrove Conservation Ecotourism covering conservational pillar, educational pillar, social pillar, and economic pillar. There were 5 (five) social empowerment working groups i.e., Avicenna, Mino Tirtohargo, Andini Lestari-Karya Manunggal, GAPOKTAN-KWT, and POKLASAR. Economic efforts consisted of selling seed, providing ecotourism services, offering live-in packet, selling marine wood waste crafts, crab farming, and offering coastal park and reforestation packet. KP2B had two obstacles in this ecotourism effort. That obstacles were a natural factor and human resource. Ecotourism development efforts had ABSTRAKPenelitian ini menganalisis peran organisasi Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B) dalam mengembangkan Ekowisata Kawasan Mangrove Baros guna mewujudkan ketahanan lingkungan. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B) dan kendala dalam mengembangkan Ekowisata Kawasan Mangrove Baros. Kemudian dari usaha pengembanagan Ekowisata Hutan Mangrove Baros akan berimplikasi terhadap ketahanan lingkungan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan trianggulasi data yang terdiri dari studi dokumentasi, observasi partisipasi lengkap, dan wawancara (semistruktur dan tidak terstruktur). Metode analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penelitian ini menggunakan tiga teori yaitu peran organisasi pemuda, ekowisata kawasan konservasi mangrove, dan ketahanan lingkungan.Hasil penelitian ini menunjukkan KP2B memiliki peran pokok dalam pengembangan usaha Ekowisata Kawasan Konservasi Mangrove Baros meliputi pilar konservasi, pilar pendidikan, pilar sosial masyarakat, dan pilar ekonomi. Terdapat lima kelompok kerja pemberdayaan masyarakat yaitu Avicenia, Mino Tirtohargo, Andini Lestari-Karya Manunggal, GAPOKTAN-KWT, dan POKLASAR. Usaha ekon","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41398689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sosio Demografi Ketahanan Pangan Keluarga Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah)","authors":"La Abdullah Laode Wado, Toto Sudargo, A. Armawi","doi":"10.22146/JKN.45707","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.45707","url":null,"abstract":"ABSTRACT Family food resiliencey was the fulfillment of food in the family that was sufficient in both quality and quantity continuously, while socio-demography was the structure and process of the population in an area where processes and social change occured. Food inresilience and low socio-demographic conditions would affect nutrition consumed not in accordance with its portion and would result in poor health of the family. This condition would give birth to a generation with lesser quality and became a threat to national resilience in the future. This study aimed to examined the relationship of family food resiloience, socio-demographic with the incidence of stunting in children aged 1-5 years; and a variety of efforts to improved family food resilience in the work area of Bandar Harjo Health Center, Tanjung Mas Village, North Semarang District , Semarang city.This research was a quantitative and qualitative descriptive study using the Case Control method with a study population of parents (mothers / fathers) of children aged 1-5 years who experience the incidence of stunting, and as a comparison were parents of children aged 1-5 years who did not experience the incidence of stunting (normal child). The research sample was taken by simple random sampling. The analytical method used were descriptive univariate analysis, bivariate analysis and qualitative data analysis. The result of research showed that with the Spearman Correlation test it was known, the family food resilience and socio-demography had a significant relationship with the incidence of stunting in children aged 1-5 years. The program to improved the quality of life of the community were done by preventing the occurrence of stunting of toddlers in the work area of Bandarharjo Community Health Center, including implementing the Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), Supplementary Food Delivery (PMT), and 1000 First Days of Life (HPK)., and encountered the obstacles in the form of non-optimal regulations, inadequate patterns of life of the people and inadequate health infrastructure so that the incidence of stunting in children aged 1-5 years in the work area of Bandarharjo Health Center could be minimized.ABSTRAK Ketahanan pangan keluarga adalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cukup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demografi adalah struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi proses dan perubahan sosial. Ketidaktahanan pangan dan kondisi sosio demografi yang rendah akan berpengaruh terhadap gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan porsinya dan berakibat buruknya kesehatan keluarga. Kondisi ini akan melahirkan generasi kurang berkualitas dan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio demografi dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun dan ragam upaya meningkatkan ketahanan pan","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47490234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ferdian Achmad, J. H. Mulyo, Masyhuri Masyhuri, S. Subejo
{"title":"Ketahanan Pangan Rumah Tangga Peternak Sapi Potong Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia","authors":"Ferdian Achmad, J. H. Mulyo, Masyhuri Masyhuri, S. Subejo","doi":"10.22146/JKN.45620","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JKN.45620","url":null,"abstract":"ABSTRACT One of the determinants of the national resilience of a nation was food security. The food consumption sector had a very vital and strategic role in every country. This study aimed to knew and to compared the degree of food security between the households of beef cattle farmersunder the self-ownership and the partnership systems in the Special Region of Yogyakarta province. The number of samples studied were as many as 240 beef cattle farmers, consisting of 120 self-ownership system farmers, and 120 partnership system farmers. The primary method of research using a quantitative approach that was descriptive analysis. An instrument of measuring used was cross-classification between the share of food expenditure (PPP) and energy sufficiency (AKE) which was measured using an indicator of Jonsson and Toole’s table (1991).The results showed that the household food security of beef cattle farmersself-ownership system was better than partnership system farmers. The level of food security of livestock households in DI Yogyakarta in aggregates were 17.92% food secure, 17.08% food vulnerable, 39.17% food less secure, and 25.83% food insecure. Based on the system of livestock ownership, households of self-ownership system farmers were 22.5% food secure, 15.83% were food vulnerable, 40.00% food less secure, and 21.67% were food insecure. In partnership farmers, 13.33% food secure, 18.ABSTRAKSalah satu faktor penentu ketahanan nasional suatu bangsa adalah ketahanan pangan.Sektor konsumsi pangan memiliki peran yang sangat vital dan strategis pada setiap negara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan derajat ketahanan pangan rumah tangga peternak sapi potong antara sistem mandiri dan sistem gaduhan di DI Yogyakarta.Sampel yang diteliti sebanyak 240 orang peternak sapi potong, terdiri dari 120 orang peternak sistem mandiri, dan 120 orang peternak sistem gaduhan. Metode dasar penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif analisis. Instrumen alat ukur yang digunakan yaitu klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan (PPP) dan angka kecukupan energi (AKE) yang diukur menggunakan indikator Tabel Jonsson dan Toole (1991).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga peternak sapi potong sistem mandiri lebih baik dibandingkan peternak sistem gaduhan. Derajat ketahanan pangan rumah tangga ternak di DI Yogyakarta secara agregat berturut-turut yaitu sebanyak 17,92% tahan pangan, 17,08% rentan pangan, 39,17% kurang pangan, dan 25,83% rawan pangan. Berdasarkan sistem kepemilikan ternak, rumah tangga peternak sistem mandiri sebanyak 22,5% tahan pangan, 15,83% rentan pangan, 40,00% kurang pangan, dan 21,67% termasuk rawan pangan. Pada peternak sistem gaduhan, sebanyak 13,33% termasuk rumah tangga tahan pangan, 18,33% rentan pangan, 38,34% kurang pangan, dan 30,00% rawan pangan..","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41551243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}