{"title":"Sosio Demografi PanPangan家庭抑郁症与1-5岁儿童眩晕事件的关系(在爪哇省三宝垄北部三宝垄Puskesmas Bandarharjo Faurahan Tanjung Mass劳动区的研究)","authors":"La Abdullah Laode Wado, Toto Sudargo, A. Armawi","doi":"10.22146/JKN.45707","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT Family food resiliencey was the fulfillment of food in the family that was sufficient in both quality and quantity continuously, while socio-demography was the structure and process of the population in an area where processes and social change occured. Food inresilience and low socio-demographic conditions would affect nutrition consumed not in accordance with its portion and would result in poor health of the family. This condition would give birth to a generation with lesser quality and became a threat to national resilience in the future. This study aimed to examined the relationship of family food resiloience, socio-demographic with the incidence of stunting in children aged 1-5 years; and a variety of efforts to improved family food resilience in the work area of Bandar Harjo Health Center, Tanjung Mas Village, North Semarang District , Semarang city.This research was a quantitative and qualitative descriptive study using the Case Control method with a study population of parents (mothers / fathers) of children aged 1-5 years who experience the incidence of stunting, and as a comparison were parents of children aged 1-5 years who did not experience the incidence of stunting (normal child). The research sample was taken by simple random sampling. The analytical method used were descriptive univariate analysis, bivariate analysis and qualitative data analysis. The result of research showed that with the Spearman Correlation test it was known, the family food resilience and socio-demography had a significant relationship with the incidence of stunting in children aged 1-5 years. The program to improved the quality of life of the community were done by preventing the occurrence of stunting of toddlers in the work area of Bandarharjo Community Health Center, including implementing the Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), Supplementary Food Delivery (PMT), and 1000 First Days of Life (HPK)., and encountered the obstacles in the form of non-optimal regulations, inadequate patterns of life of the people and inadequate health infrastructure so that the incidence of stunting in children aged 1-5 years in the work area of Bandarharjo Health Center could be minimized.ABSTRAK Ketahanan pangan keluarga adalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cukup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demografi adalah struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi proses dan perubahan sosial. Ketidaktahanan pangan dan kondisi sosio demografi yang rendah akan berpengaruh terhadap gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan porsinya dan berakibat buruknya kesehatan keluarga. Kondisi ini akan melahirkan generasi kurang berkualitas dan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio demografi dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun dan ragam upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Harjo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode Case Control dengan populasi penelitian orang tua (ibu/bapak) dari anak usia 1-5 tahun yang mengalami kejadian stunting, dan sebagai pembanding adalah orang tua dari anak usia 1-5 tahun yang tidak mengalami kejadian stunting (anak normal). Sampel penelitian diambil secara acak sederhana. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat secara deskriptif, analisis bivariat dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji Spearman Correlation diketahui ketahanan pangan keluarga dan sosio demografi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Program peningkatan kualitas hidup masyarakat dilakukan melalui pencegahan terjadinya stunting anak balita di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, yaitu dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta berupaya mengatasi hambatan-hambatan berupa regulasi yang belum optimal, pola kehidupan masyarakat yang kurang sehat dan infrastruktur kesehatan yang belum memadai sehingga kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo dapat diminimalisir","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":"{\"title\":\"Sosio Demografi Ketahanan Pangan Keluarga Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah)\",\"authors\":\"La Abdullah Laode Wado, Toto Sudargo, A. Armawi\",\"doi\":\"10.22146/JKN.45707\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACT Family food resiliencey was the fulfillment of food in the family that was sufficient in both quality and quantity continuously, while socio-demography was the structure and process of the population in an area where processes and social change occured. Food inresilience and low socio-demographic conditions would affect nutrition consumed not in accordance with its portion and would result in poor health of the family. This condition would give birth to a generation with lesser quality and became a threat to national resilience in the future. This study aimed to examined the relationship of family food resiloience, socio-demographic with the incidence of stunting in children aged 1-5 years; and a variety of efforts to improved family food resilience in the work area of Bandar Harjo Health Center, Tanjung Mas Village, North Semarang District , Semarang city.This research was a quantitative and qualitative descriptive study using the Case Control method with a study population of parents (mothers / fathers) of children aged 1-5 years who experience the incidence of stunting, and as a comparison were parents of children aged 1-5 years who did not experience the incidence of stunting (normal child). The research sample was taken by simple random sampling. The analytical method used were descriptive univariate analysis, bivariate analysis and qualitative data analysis. The result of research showed that with the Spearman Correlation test it was known, the family food resilience and socio-demography had a significant relationship with the incidence of stunting in children aged 1-5 years. The program to improved the quality of life of the community were done by preventing the occurrence of stunting of toddlers in the work area of Bandarharjo Community Health Center, including implementing the Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), Supplementary Food Delivery (PMT), and 1000 First Days of Life (HPK)., and encountered the obstacles in the form of non-optimal regulations, inadequate patterns of life of the people and inadequate health infrastructure so that the incidence of stunting in children aged 1-5 years in the work area of Bandarharjo Health Center could be minimized.ABSTRAK Ketahanan pangan keluarga adalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cukup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demografi adalah struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi proses dan perubahan sosial. Ketidaktahanan pangan dan kondisi sosio demografi yang rendah akan berpengaruh terhadap gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan porsinya dan berakibat buruknya kesehatan keluarga. Kondisi ini akan melahirkan generasi kurang berkualitas dan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio demografi dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun dan ragam upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Harjo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode Case Control dengan populasi penelitian orang tua (ibu/bapak) dari anak usia 1-5 tahun yang mengalami kejadian stunting, dan sebagai pembanding adalah orang tua dari anak usia 1-5 tahun yang tidak mengalami kejadian stunting (anak normal). Sampel penelitian diambil secara acak sederhana. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat secara deskriptif, analisis bivariat dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji Spearman Correlation diketahui ketahanan pangan keluarga dan sosio demografi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Program peningkatan kualitas hidup masyarakat dilakukan melalui pencegahan terjadinya stunting anak balita di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, yaitu dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta berupaya mengatasi hambatan-hambatan berupa regulasi yang belum optimal, pola kehidupan masyarakat yang kurang sehat dan infrastruktur kesehatan yang belum memadai sehingga kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo dapat diminimalisir\",\"PeriodicalId\":31252,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ketahanan Nasional\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-08-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"4\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ketahanan Nasional\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/JKN.45707\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ketahanan Nasional","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JKN.45707","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
摘要
家庭食物弹性是指家庭食物在质量和数量上持续充足的实现,而社会人口学是指发生过程和社会变化的地区的人口结构和过程。粮食缺乏适应力和低社会人口条件会影响不按比例消费的营养,并会导致家庭健康状况不佳。这种情况将导致一代素质较差的人出生,并对国家未来的恢复能力构成威胁。本研究旨在探讨家庭食物弹性、社会人口学与1-5岁儿童发育迟缓发生率的关系;以及在三宝垄市北三宝垄区Tanjung Mas村班达尔哈乔保健中心工作区域为提高家庭粮食适应力所作的各种努力。本研究采用病例对照法对1-5岁儿童发生发育迟缓的父母(母亲/父亲)和1-5岁未发生发育迟缓的儿童(正常儿童)的父母进行了定量和定性描述性研究。研究样本采用简单随机抽样。分析方法为描述性单因素分析、双因素分析和定性数据分析。研究结果表明,通过Spearman相关检验,已知家庭食物弹性和社会人口学与1-5岁儿童发育迟缓发生率有显著关系。改善社区生活质量的方案是通过在班达尔哈霍社区卫生中心的工作区域预防幼儿发育迟缓的发生来完成的,包括实施家庭方式的健康印度尼西亚方案(PIS-PK)、补充食品配送(PMT)和生命最初1000天(HPK)。在班达尔哈霍保健中心工作区内,由于规章制度不完善、人民生活方式不充分和保健基础设施不完善,使1-5岁儿童发育迟缓的发生率降至最低。【中文摘要】【中文摘要】Ketahanan pangan keluarga dalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cucuup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demosio adalah structur danproses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi prodsan perubahan social。我的祖国是美丽的,我的祖国是美丽的,我的祖国是美丽的。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio人口统计学dengan kejarga, sosio人口统计学dengan ketahanan pangan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Harjo, kurahan Tanjung Mas, Kecamatan三宝垄Utara, Kota三宝垄。Penelitian ini merupakan Penelitian kuantititian kuititalalami kejadian发育迟缓(anak normal)病例控制:登革热流行的Penelitian orangtua (ibu/bapak)达anakuia 1-5达alalah oranguia达anakuia 1-5达hunytiak mengalami kejadian发育迟缓(anak normal)。样品:黄芪、黄芪、黄芪、黄芪。方法分析可分为单变量分析、双变量分析和数据定性分析。Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji Spearman相关性diketahui ketahanan pangan keluarga dansisio人口统计学记忆,hubungan显著性,dengan kejadian发育不良,panil penelitian menunjukkan bawa dengan uji Spearman印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:印尼:pola kehidupan masyarakat yang kurang sehat dan基础设施kesehatan yang belum memadai seingga kejadian发育不良的paka anak usia 1-5, tahun di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo dapat minimalisir
Sosio Demografi Ketahanan Pangan Keluarga Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
ABSTRACT Family food resiliencey was the fulfillment of food in the family that was sufficient in both quality and quantity continuously, while socio-demography was the structure and process of the population in an area where processes and social change occured. Food inresilience and low socio-demographic conditions would affect nutrition consumed not in accordance with its portion and would result in poor health of the family. This condition would give birth to a generation with lesser quality and became a threat to national resilience in the future. This study aimed to examined the relationship of family food resiloience, socio-demographic with the incidence of stunting in children aged 1-5 years; and a variety of efforts to improved family food resilience in the work area of Bandar Harjo Health Center, Tanjung Mas Village, North Semarang District , Semarang city.This research was a quantitative and qualitative descriptive study using the Case Control method with a study population of parents (mothers / fathers) of children aged 1-5 years who experience the incidence of stunting, and as a comparison were parents of children aged 1-5 years who did not experience the incidence of stunting (normal child). The research sample was taken by simple random sampling. The analytical method used were descriptive univariate analysis, bivariate analysis and qualitative data analysis. The result of research showed that with the Spearman Correlation test it was known, the family food resilience and socio-demography had a significant relationship with the incidence of stunting in children aged 1-5 years. The program to improved the quality of life of the community were done by preventing the occurrence of stunting of toddlers in the work area of Bandarharjo Community Health Center, including implementing the Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), Supplementary Food Delivery (PMT), and 1000 First Days of Life (HPK)., and encountered the obstacles in the form of non-optimal regulations, inadequate patterns of life of the people and inadequate health infrastructure so that the incidence of stunting in children aged 1-5 years in the work area of Bandarharjo Health Center could be minimized.ABSTRAK Ketahanan pangan keluarga adalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cukup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demografi adalah struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi proses dan perubahan sosial. Ketidaktahanan pangan dan kondisi sosio demografi yang rendah akan berpengaruh terhadap gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan porsinya dan berakibat buruknya kesehatan keluarga. Kondisi ini akan melahirkan generasi kurang berkualitas dan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio demografi dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun dan ragam upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Harjo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode Case Control dengan populasi penelitian orang tua (ibu/bapak) dari anak usia 1-5 tahun yang mengalami kejadian stunting, dan sebagai pembanding adalah orang tua dari anak usia 1-5 tahun yang tidak mengalami kejadian stunting (anak normal). Sampel penelitian diambil secara acak sederhana. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat secara deskriptif, analisis bivariat dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji Spearman Correlation diketahui ketahanan pangan keluarga dan sosio demografi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Program peningkatan kualitas hidup masyarakat dilakukan melalui pencegahan terjadinya stunting anak balita di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, yaitu dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta berupaya mengatasi hambatan-hambatan berupa regulasi yang belum optimal, pola kehidupan masyarakat yang kurang sehat dan infrastruktur kesehatan yang belum memadai sehingga kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo dapat diminimalisir