{"title":"Identifikasi Polimorfisme Gen mTOR rs 2536 dan rs 2295080 serta Ekspresi ER, PR, HER-2, Ki-67 pada Penderita Kanker Payudara","authors":"Anisah Nida'ul Haq, Triwani Triwani, Nita Parisa","doi":"10.32539/SJM.V2I3.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.79","url":null,"abstract":"Kanker payudara adalah suatu penyakit keganasan yang berasal dari transformasi neoplastik sel-sel epitelial, sebagai akibat akumulasi perubahan genetik, epigenetik dan lingkungan yang dibuktikan dengan pemeriksaan histopatologi. Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling umum diderita oleh perempuan di dunia. Salah satu predisposisi genetik yang berperan pada terjadinya kanker payudara adalah polimorfisme gen mTOR yang terjadi pada 3’-UTR dan regio promoter. Polimorfisme gen mTOR akan menyebabkan aktivasi proses transkripsi gen mTOR secara terus-menerus sehingga terjadi proliferasi dan diferensiasi sel yang abnormal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme gen mTOR rs 2536 dan rs 2295080 serta ekspresi ER, PR, HER-2 dan Ki-67 pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium berjenis deskriptif observasional dengan teknik PCR-RFLP menggunakan enzim EcoRI dan FokI terhadap 33 penderita kanker payudara berdasarkan metode purposive sampling. Polimorfisme gen mTOR rs 2536 paling banyak terdapat pada genotip mutan homozigot (CC) yaitu terdapat pada 27 orang (81,8%) dengan frekuensi alel C sebesar 89,4% sementara alel T hanya 10,6%. Genotip yang paling banyak ditemukan pada polimorfisme gen mTOR rs 2295080 adalah wild type (TT) yang terdapat pada 19 orang (57,6%) dengan frekuensi alel T sebesar 63,6% sementara alel G sebanyak 36,4%. Data dari bagian Patologi Anatomi menunjukkan adanya kecendrungan meningkatnya ekspresi Ki-67, ER, PR dan HER-2 pada polimorfisme gen mTOR rs 2536 dan rs 2295080. Polimorfisme gen mTOR rs 2536 (CC) pada kanker payudara lebih banyak dibanding polimorfisme gen mTOR rs 2295080 (GG).","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123184062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Iskemia-Reperfusi terhadap Gambaran Seluler Tubulointerstisial Renalis, Kadar Cystatin C dan Glomerular Filtration Rate (GFR) Tikus Wistar","authors":"A. Rahman, Rachmat Hidayat, S. Nita","doi":"10.32539/SJM.V2I3.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.80","url":null,"abstract":"Acute Kidney Injury (AKI) merupakan penurunan fungsi ginjal secara cepat. Penyebab AKI terbesar adalah iskemia/reperfusi yang memicu respon inflamasi dan menyebabkan kerusakan ginjal. Inflamasi merupakan respon proteksi dan perbaikan jaringan, namun dapat menyebabkan fibrosis yaitu jaringan normal digantikan oleh matriks ektraseluler seperti kolagen. Kerusakan yang terjadi pada bagian tubulointerstisial berpengaruh besar terhadap fungsi ginjal yang dapat diukur dengan GFR menggunakan cystatin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh durasi iskemia-reperfusi terhadap gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR pada tikus Wistar serta korelasi antara gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest only with control group. Penelitian menggunakan 30 ekor tikus Wistar yang dilakukan di animal house dan laboratorium biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR dinilai dengan persentase fraksi area kolagen, ELISA dan rumus Larsson. Iskemia 30 menit dan reperfusi 14 hari 99,1% berpengaruh terhadap persentase fraksi area kolagen, iskemia 120 menit dan reperfusi 14 hari 98,8% berpengaruh terhadap kadar cystatin C serta 99,5% berpengaruh terhadap GFR. Terdapat korelasi yang signifikan antara persentase fraksi area kolagen dan kadar cystatin C (p=0,0001, r=0,901), serta GFR (p=0,0001, r=-0,834), lalu antara kadar cystatin C dan GFR (p=0,0001, r=-915). Durasi iskemia-reperfusi berpengaruh terhadap gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR serta terdapat korelasi antara gambaran seluler tubulointerstisial, kadar cystatin C dan GFR pada tikus Wistar.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117028075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Terjadinya Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Usia Lanjut","authors":"Ezra Reinhard, M. T. Kamaluddin, Ardesy Melizah","doi":"10.32539/SJM.V2I3.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.83","url":null,"abstract":"Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami penuaan dan berakibat pada rentannya tubuh terhadap berbagai macam penyakit sehingga menyebabkan peresepan obat dalam jumlah banyak sekaligus. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya keadaan hiperglikemik yang disebabkan adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. DM biasanya disertai dengan komorbiditas lain seperti hipertensi, hiperlipidemia, depresi, penyakit stroke, dan lain-lain yang mana dari tiap penyakit tersebut memerlukan kombinasi dari dua hingga lebih macam obat atau bahkan lebih sehingga hal tersebut dapat mengarah terhadap kejadian interaksi obat. Penelitian ini adalah studi observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah rekam medik pasien DM tipe 2 usia lanjut di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2016-2017. Sampel penelitian berjumlah 101 pasien. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 101 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari hasil penelitian didapatkan kelompok umur yang paling berpotensi mengalami interaksi obat adalah usia 60-74 tahun (56 orang). Golongan obat anti diabetes yang paling sering diresepkan adalah sulfonilurea (55,96%) yang terdiri dari 3 jenis obat, tetapi secara keseluruhan obat yang paling diresepkan adalah metformin (38,36%). Tipe interaksi obat yang paling berpotensi terjadi adalah farmakodinamik (56 kasus) sedangkan derajat interaksinya yang paling berpotensi adalah Moderate (117 kasus). Semakin banyak jumlah obat yang diresepkan semakin tinggi pula angka kemungkinan terjadinya interaksi obat.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121084895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Metabolisme Oksidatif Dan Peranan Neuroglobin Terhadap Homeostasis Oksigen Di Otak","authors":"Irfannuddin Irfannuddin","doi":"10.32539/SJM.V2I3.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.75","url":null,"abstract":"Otak merupakan organ utama tubuh yang mendapat prioritas utama dalam suplai energi. Meski yang mengisi 2% dari total berat tubuh, namun dalam kondisi bekerja tanpa aktivitas fisik, otak dapat mengkonsmsi 80% dari total konsumsi tubuh. Sama seperti sel tubuh yang lain, sel otak menjalankan fungsinya dengan menggunakan sumber energi dari adenosine tri phosphate (ATP). Pembentukan ATP terjadi melalui dua alur metabolisme yang saling berhubungan yaitu glikolisis dan posforilasi oksidatif. Sel otak sangat rentan terhadap hipoksia dan hipoglikemia, karena otak tidak memiliki cadangan glukosa dan oksigen. Neuroglobin merupakan protein intra neuronal yang berperan penting pada metabolisme energi. Neuroglobin berperan pada transfer dan suplai O2 di sel neuron, sensor O2 di sel neuron, oksidase terminal (mengambil ion H dari NADH utk menjadi H2O dan NAD), detoksifikasi ROS, dan deoksigenase NO menjadi NO3.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"151 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132602016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adi Sakti Putra Tangkari, Henny Sulastri, Suly Auline
{"title":"Hubungan Kepadatan Limfosit T Sitotoksik CD8 Dengan Karakteristik Klinikopatologi Adenokarsinoma Kolorektal","authors":"Adi Sakti Putra Tangkari, Henny Sulastri, Suly Auline","doi":"10.32539/SJM.V2I3.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.74","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Proses perkembangan tumor pada kanker kolorektal dikaitkan dengan pentingnya peranan sistem imun. Sel tumor memiliki kemampuan untuk bertahan dalam lingkungan mikrotumor, menghindari pengenalan sistem imun, dan menekan reaktivitas sistem imun. Sistem imun adaptif memiliki peranan penting khususnya limfosit T sitotoksik (CD8) yang memiliki peran dalam mengontrol pertumbuhan tumor dan metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan limfosit T CD8 dengan karakteristik klinikopatologi pada kanker kolorektal. Telah dilakukan penelitian uji diagnostik. Jenis penelitian deskriptif dengan desain serial kasus. Sampel penelitian berjumlah 41 kasus terdiri dari 19 kasus adenokarsinoma (AK), 12 kasus adenokarsinoma dengan komponen musin(ADKM), 6 kasus adenokarsinoma musinus(AM) dan 2 kasus cribriform comedo type carcinoma(CCTC). Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi CD8 dan dilanjutkan dengan penilaian kepadatan limfosit T CD8. Berdasarkan keempat tipe histopatologi mayoritas usia terbanyak ≥50 tahun, jenis kelamin laki-laki, tipe histopatologi adenokarsinoma, derajat differensiasi sedang, ukuran tumor ≥5 cm, lokasi tumor kolon kiri, kedalaman invasi T3 dan keterlibatan metastasis pada kelenjar getah bening N0 sama banyak dengan N1, tidak terdapat hubungan kepadatan limfosit T CD8 dengan karakteristik klinikopatologi adenokarsinoma kolorektal (p≥0,05). Kepadatan limfosit T CD8 tidak berhubungan dengan karakteristik klinikopatologi adenokarsinoma kolorektal","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128698036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Thia Prameswarie, Ahmad Ghiffari Chairil, Meta Prameswari
{"title":"Dua Spesies Cacing Soil Transmitted Helminths pada Sayuran Selada (Lactuca sativa) Yang Dijual di Warung Makan pada Kecamatan Seberang Ulu II Palembang","authors":"Thia Prameswarie, Ahmad Ghiffari Chairil, Meta Prameswari","doi":"10.32539/SJM.V2I3.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.76","url":null,"abstract":"Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing bulat usus yang siklus hidupnya terutama pada media tanah. Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Cacing tambang sp prevalensinya di Indonesia saat ini berkisar 20-86%. Penularan kecacingan terutama melalui makanan yang tidak bersih dan perilaku hidup yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kontaminasi telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) pada sayuran selada (Lactuca sativa). Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Seberang Ulu II Palembang tahun 2018. Metode penelitian adalah deskriptif cross sectional dengan uji laboratorium dengan pengendapan memakai NaOH 0,2% lalu diperiksa dibawah mikroskop pada bulan Juni 2018 sampai dengan Januari 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah lalapan selada yang didapatkan sebanyak 372 batang daun selada dari 31 warung makan, masing-masing dari warung makan diambil 12 batang daun selada. Hasil penelitian ini ditemukan telur Ascaris lumbricoides sebanyak 9 sampel (29%), telur Cacing tambang sp sebanyak 2 sampel (6%), namun telur cacing Trichuris trichiura tidak ditemukan. Kesimpulan didapatkan dua spesies telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu telur Ascaris lumbricoides dan Cacing tambang sp pada sayuran segar selada (Lactuca sativa). Sebaran kepositifan telur STH persentasenya tergolong sedang di warung makan tersebut.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116954314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor Risiko Pedikulosis Kapitis di Panti Asuhan","authors":"Laras Andianti Putri","doi":"10.32539/SJM.V2I3.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.81","url":null,"abstract":"Pedikulosis kapitis menimbulkan banyak permasalahan bagi penderita yaitu menyebabkan kepala terasa gatal dan sulit bersosialisasi. Lingkungan yang padat seperti panti asuhan merupakan tempat yang mendukung untuk berkembangnya pedikulosis kapitis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan program pencegahan dan pengobatan pedikulosis kapitis. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Oktober 2018. Seluruh anak asuh yang berjumlah 43 orang menjadi sampel pada penelitan ini. Data didapatkan dengan cara hasil wawancara dan pengambilan parasit di kulit kepala subjek. Prevalensi penderita pedikulosis kapitis sebanyak 69,8%. Subjek paling banyak pada kelompok usia 13-18 tahun (51,2%), mayoritas ditemukan pada perempuan (58,1%), subjek lebih banyak memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (62,7%), mayoritas subjek memiliki rambut lurus (60,5%) dan memiliki panjang rambut melebihi bahu (53,5%). Subjek paling banyak mencuci rambut setiap hari (60,5%). Subjek lebih banyak menggunakan penutup rambut yang sama (39,5%) dan sisir yang sama (69,8%). Mayoritas subjek memiliki kebiasaan tidur bersama (69,8%). Permasalahan di Panti Asuhan X adalah penggunaan sisir bersama di ruang tengah sehingga penularan pedikulosis kapitis tetap terjadi. Usia, jenis kelamin, panjang rambut, penggunaan penutup dan sisir rambut dan kebiasaan tidur bersama memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian pedikulosis kapitis.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133297681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hetti Rusmini, Asmia Djunishap, Muhammad Naufal, Muhammad Fikri Hanif
{"title":"Pengaruh Gel Kulit Nanas Madu Terhadap Penyembuhan Luka Terbakar Derajat Dua Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)","authors":"Hetti Rusmini, Asmia Djunishap, Muhammad Naufal, Muhammad Fikri Hanif","doi":"10.32539/SJM.V2I3.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.73","url":null,"abstract":"Kulit nanas (Ananas comosus. L) merupakan limbah dari olahan buah nanas yang populer dikonsumsi oleh masyarakat. Kulit nanas mengandung senyawa flavonoid yang mampu mempercepat rposes penyembuhan luka bakar derajat 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penyembuhan luka bakar dari gel kulit nanas pada tikus yang telah diberikan luka bakar derajat 2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only control group. Ekstrak kulit nanas dibuat dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Metode yang digunakan dalam uji efektifitas penyembuhan luka bakar derajat 2 ini menggunakan tikus putih (Rattus novergicus). Sampel terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu gel kulit nanas dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% dan kelompok kontrol bioplacenton disertai kontrol negatif. Analisis data menggunakan One Way ANOVA. Hasil penelitian ini adalah efektivitas gel kulit nanas dengan konsentrasi optimal 20% dengan efek penyembuhan mampu meyamai obat komersil bioplasenton.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"444 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132824560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Laju Filtrasi Glomerulus dengan Derajat Anemia pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik","authors":"D. Natalia, S. Susilawati, Safyudin Safyudin","doi":"10.32539/SJM.V2I3.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I3.78","url":null,"abstract":"Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah proses patologis yang mengakibatkan penurunan progresif fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Penyakit ginjal kronik dapat mengakibatkan terjadinya anemia dan osteodistrofi renal. Anemia merupakan komplikasi penyakit ginjal kronik yang paling sering terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan laju filtrasi glomerulus dengan derajat anemia penderita PGK di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan tercatat di rekam medik tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 214 pasien, didapatkan 55,1% penderita PGK adalah laki-laki dan 35% berumur 50-59 tahun. Berdasarkan derajat PGK didapatkan 79,4% penderita PGK memiliki derajat 5 dan berdasarkan derajat anemia didapatkan 94,9% penderita PGK mengalami anemia derajat sedang dan berat. Nilai cutoff LFG dan kadar Hb pada seluruh sampel didapatkan nilai < 8,56 mL/min/1,73m2, pada laki-laki < 8,1 mL/min/1,73m2, dan pada perempuan < 9,43mL/min/1,73m2. Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa LFG memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat anemia (p=0,000). Terdapat hubungan yang signifikan antara laju filtrasi glomerulus dan derajat anemia pada penderita penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang maka laju filtrasi glomerulus merupakan faktor risiko dari derajat anemia.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131441318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aggra Wardatu, Ardesy Melizah Kurniati, Riana Sari Puspita Rasyid, Syarif Husin, Liniyanti D. Oswari
{"title":"Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Makronutrien dengan Kecukupan Dan Keseimbangan Asupan Makronutrien Pasien Diabetes Melitus Tipe 2","authors":"Aggra Wardatu, Ardesy Melizah Kurniati, Riana Sari Puspita Rasyid, Syarif Husin, Liniyanti D. Oswari","doi":"10.32539/SJM.V2I2.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/SJM.V2I2.68","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologi. Terapi nutrisi medis berupa pengaturan diet yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Untuk mencapai diet yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan kalori maka pasien DM harus mempunyai pengetahuan gizi yang baik terkait penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makronutrien dengan kecukupan dan keseimbangan asupan makronutrien pasien DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional, dilakukan di Puskesmas Sako Palembang pada bulan November-Desember 2018. Sampel pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di Puskesmas Sako Palembang. Data diperoleh dengan cara wawancara langsung pada pasien kemudian dianalisis dengan uji Chi Square. Hubungan tingkat pengetahuan tentang makronutrien dengan kecukupan asupan makronutrien pasien DM tipe 2, didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) dan hasil analisis mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang makronutrien dengan keseimbangan asupan makronutrien pasien DM tipe 2 didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang makronutrien dengan kecukupan dan keseimbangan asupan makronutrien pasien DM tipe 2.","PeriodicalId":252478,"journal":{"name":"Sriwijaya Journal of Medicine","volume":"319 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133367348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}