{"title":"Estimasi Laju Deforestasi Kawasan Ekosistem Gambut Rawa Tripa Dengan Pendekatan Data Penginderaan Jauh","authors":"Anya Yenanda Husna, Ashabul Anhar, Sugianto Sugianto","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23024","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23024","url":null,"abstract":"Abstrak. Ekosistem gambut Rawa Tripa merupakan salah satu ekosistem hutan rawa gambut yang ada di Indonesia. Rawa Tripa adalah kawasan gambut yang memiliki kedalaman gambut lebih dari 3 meter. Sesuai dengan SK Presiden No.32 tahun 1990 yang menyatakan bahwa, “hutan gambut dengan kedalaman lebih dari 3m merupakan daerah yang harus dikonservasi dan tidak diperbolehkan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian”. Tetapi, peraturan ini tidak dapat menahan laju deforestasi oleh pemegang Hak Guna Usaha (HGU) kelapa sawit di kawasan Rawa Tripa yang terjadi sejak tahun 1995. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju deforestasi dan mengetahui perubahan tutupan hutan beserta luas deforestasi yang terjadi dalam kurun waktu 8 tahun mulai tahun 2013 sampai 2021 di kawasan Rawa Tripa. Penelitian ini dilakukan dengan teknik penginderaan jauh (remote sensing) menggunakan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) yaitu interactive supervised classification. Hasil penelitian dengan teknik penginderaan jauh diperoleh nilai perubahan tutupan lahan dari tahun 2013 sampai dengan 2021 di ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh yaitu luas tutupan lahan kategori hutan mengalami penurunan dari 9490,9 Ha menjadi 6065,3 Ha, luas tutupan lahan kategori perkebunan mengalami peningkatan dari 38192,6 Ha menjadi 41385,5 Ha, begitu juga luas tutupan lahan kategori lahan terbuka/ lahan terbangun yang mengalami peningkatan dari 12834,2 Ha menjadi 13258,2 Ha. Laju deforestasi yang terjadi dari tahun 2013 sampai dengan 2021 di ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh yaitu 428.2 Ha/ Tahun atau 3425,6 Ha. Penyebab deforestasi yang terjadi di kawasan ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh adalah alih fungsi lahan hutan gambut menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh pemegang HGU maupun oleh masyarakat setempat.Estimating The Deforestation Rate of The Tripa Peat Swamp Ecosystem Area with A Remote Sensing Data ApproachAbstract. The Tripa Swamp peat ecosystem is one of Indonesia's peat swamp forest ecosystems. Tripa Swamp is a peat area with a depth of more than 3 meters. Under Presidential Decree No.32 of 1990, \"peat forests with a depth of more than 3m are areas that must be conserved and are not allowed to be converted into agricultural land\". However, this regulation cannot withstand the rate of deforestation by oil palm rights holders in the Rawa Tripa area since 1995. This study aims to analyze the rate of deforestation and find out changes in forest cover along with the area of deforestation that occurred within 8 years from 2013 to 2021 in the Tripa Swamp area. This research was conducted with remote sensing techniques using the supervised classification method, namely interactive supervised classification. The results of research with remote sensing techniques obtained the value of land cover change from 2013 to 2021 in the Rawa Tripa peat ecosystem in Aceh Province, namely the area of land cover in the forest category decreased from 9","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76238333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Preferensi Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Di Pusat Latihan Gajah Holiday Resort Aek Raso Sumatera Utara","authors":"Suci Indah Sari, Ali Makmur, Erdiansyah Rahmi","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23226","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23226","url":null,"abstract":"Abstrak. Gajah sumatera merupakan satwa dilindungi yang populasinya semangkin menurun dan termasuk kedalam kategori keritis (critically and dangered/ CR). Dalam memilih habitat, gajah sumatera memperhitungkan berbagai faktor kondisi habitat misalnya ketersediaan tempat mecari makan, satwa liar ini juga memperhitungkan waktu melakukan berbagai aktivitas harian. Perilaku gajah sumatera meliputi perilaku individu dan perilaku sosial. Perilaku individu pada gajah meliputi perilaku makan, minum, berkubang, menggaram dan aktivitas indivudu gajah lainya. Perilaku sosisal gajah merupakan perilaku hidup dengan pola matriarchal, yaitu hidup berkelompok yang dipimpin betina dewasa dengan ikatan social yang kuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbahan pakan dan preferensi pakan gajah di pusat latihan gajah holiday resort. Jenis tumbuhan yang terdapat di pusat latihan gajah holiday resort dari hasil pengamatan pada tiga lokasi yang berbeda di peroleh 17 jenis pakan alami gajah dari 8 famili. Tumbuhan tersebut yaitu Famili Cyperaceae tiga spesies, Famili Poaceae empat spesies,Famili Fabaceae tiga spesies, Famili Euphorbiaceae dua spesies, Famili Moraceae dua spesies, Famili Arecaceae satu spesies, Famili Musaceae satu spesies, Famili Gleicheniaceae satu spesies.Feed Preferensi For Sumatra Elephants (Elephas maximus sumatranus) In Holiday Resort Elephant Training Center Aek Raso North SumatraAbstract. The Sumatran elephant is a protected animal whose population is decreasing and is included the critically and dangered CR category. In choosing the habitat of the Sumatran elephant, it takes into account varios factors of habitat conditions, such as the availability of places to forage for food, this wild animal also takes into account the time to carry out various daily activies. Sumatran elephant beharvior includes individual behavior and social behavior. Individual behavior in elephant includes eating, drinking, salting, and other elephant activities. The social behavior of elephants is a living behavior with a matriarchal pattern, namely living in groups led by adult females with strong social ties. The types of plants found in the holiday resort elephants training center from observations at three different locations obtained 17 types of natural food for elephants from 8 families. The plants are Family Cyperaceae with three species, Family Poaceae with four species, Family Fabaceae with three species, Family Euphorbiaceae with two species, and Family Moraceae with two species. Family Arteaceae one species, Family Musaceae one species. The Family Gleicheniaceae is one species.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135748268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Khairul Akbar, I. Indra, Rahmaddiansyah Rahmaddiansyah
{"title":"Dampak Penggunaan Benih Unggul Inpari-32 Bersertifikat Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya","authors":"Khairul Akbar, I. Indra, Rahmaddiansyah Rahmaddiansyah","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23366","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23366","url":null,"abstract":"Abstrak. Kabupaten Pidie Jaya merupakan salah satu sentra lumbung padi Nasional terutama bagi Provinsi Aceh dengan luas tanam setiap tahun yang mencapai ±15.891 hektar dengan hasil produksi mencapai 101.731,50 ton. Rata-rata dari petani di Kecamatan Meureudu menggunakan benih unggul Inpari-32 yang bersertifikat yang merupakan jenis varietas unggul dari pemerintah yang diberikan kepada petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan produktivitas dan pendapatan antara petani yang menggunakan benih unggul jenis Inpari-32 bersertifikat dengan petani yang tidak menggunakan jenis benih bersertifikat. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Sampel penelitian ini berjumlah 154 sampel (80 sampel dari petani pengguna benih Inpari-32 bersertifikat dan 74 dari petani pengguna benih yang tidak bersertifikat). Untuk mengetahui adanya dampak penggunaan varietas unggul bersertifikat dengan benih non-sertifikat pada usahatani padi sawah terhadap pendapatan petani perlu dilakukan uji beda antara dua populasi yang berbeda dengan menggunakan uji independent sample t-test, yang bertujuan untuk membandingkan antara satu populasi dengan populasi yang lainnya. Teknik atau pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling (area sampling). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya antara petani pengguna jenis benih unggul Inpari-32 bersertifikat dengan petani yang tidak menggunakan jenis benih unggul bersertifikat, produktivitas petani pengguna benih unggul Inpari-32 bersertifikat relatif lebih tinggi daripada petani pengguna benih tidak bersertifikat dan pendapatan rata-rata dari petani responden pengguna benih varietas unggul Inpari-32 bersertifikat sebesar Rp22.075.735/hektar/Musim Tanam (MT), dibandingkan dengan petani yang menggunakan benih yang tidak bersertifikat yaitu sebesar Rp16.441.335/hektar/Musim Tanam (MT).The Impact of Using Inpari-32 Certified Superior Seeds on the Productivity and Income of Rice Farmers in Meureudu District, Pidie Jaya RegencyAbstract. Pidie Jaya Regency is one of the national rice storage centers, especially for Aceh Province with an annual planting area of ± 15,891 hectares with production reaching 101,731.50 tons. On average, farmers in Meureudu District use certified superior Inpari-32 seeds, which are superior varieties from the government given to farmers. The purpose of this study was to look at productivity and income comparisons between farmers who use certified superior Inpari-32 seeds and farmers who do not use certified seeds. This research was conducted in Meureudu District, Pidie Jaya Regency. There were 154 samples in this study (80 samples from farmers using certified Inpari-32 seeds and 74 from farmers using non-certified seeds). To determine the impact of using certified superior varieties with non-certified seeds in lowland rice farming on farmers","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74628922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Humairah Nahrifar, Arif Habibal Umam, I. Dewiyanti
{"title":"Keanekaragaman Jenis Burung di Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues","authors":"Humairah Nahrifar, Arif Habibal Umam, I. Dewiyanti","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23291","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23291","url":null,"abstract":"Abstark. Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Aceh dengan ketinggian 500 – 2000 m dpl, dengan luas wilayah 5.719,58 km². Rainforest Lodge Kedah merupakan kawasan hutan lindung yang diberi izin kelola sebagai kegiatan kerjasama antara Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah V dengan masyarakat setempat (Bpk.Jali). Burung merupakan salah satu komponen dalam ekosistem kehidupan terutama hutan, burung berperan penting dalam membantu regenerasi hutan secara alami seperti penyebar biji, penyerbukan bunga dan pengontrol hama. Tujuan untuk mengetahui struktur komunitas burung yang meliputi indeks terindeks, keseragaman, dominasi dan kepadatan serta mengetahui status konservasi burung yang terdapat di Rainforest LodgeKedah Kabupaten Gayo Lues. Pada hasil pengamatan terdapat 30 jenis burung yang tergolong ke dalam 21 famili. Indeks indeks tinggi H' = 3.0501, indeks keseragaman tinggi E = 0.8968, dan dominasi rendah C = 0.0643, nilai kepadatan populasi yang didapat dari seluruh titik pengamatan adalah 727.8, nilai kepadatan tertinggi adalah burung Kacamata Biasa ( Zosterops palpebrosus ) dengan 111.1 individu/ Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah terdapat 6 jenis burung yang statusnya dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Status keterancaman menurut daftar merah IUCN Vulnerable(Rentan) terdapat 2 jenis. Status NT ( Hampir Terancam ) terdapat 1 jenis dan status NE ( Not Evaluated ) terdapat 1 jenis.Keanekaragaman Burung Di Rainforest Lodge, Kabupaten Gayo LuesAbstrak. Gayo Lues merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Aceh dengan ketinggian 500 – 2000 m dpl, dengan luas wilayah 5.719,58 km². Rainforest Lodge Kedah merupakan kawasan hutan lindung yang diberikan izin pengelolaan sebagai kegiatan kerjasama antara Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah V dengan masyarakat setempat (Bpk.Jali). Burung merupakan salah satu komponen dalam ekosistem kehidupan khususnya hutan, burung berperan penting dalam membantu regenerasi hutan secara alami seperti penyebar benih, penyerbukan bunga dan pengendalian hama. Tujuannya untuk mengetahui struktur komunitas burung yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dominasi dan kerapatan serta menentukan status konservasi burung di Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues.Berdasarkan pengamatan, terdapat 30 jenis burung yang termasuk dalam 21 famili. Indeks indeks tinggi H' = 3,0501, indeks keanekaragaman tinggi E = 0,8968, dan indeks dominansi rendah C = 0,0643, nilai kepadatan populasi yang diperoleh dari seluruh titik pengamatan adalah 727,8, nilai kepadatan tertinggi adalah burung Common Glass (Zosterops palpebrosus) dengan nilai 111,1 individu/Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah, 6 jenis burung dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Menurut daftar merah IUCN Rentan (Rentan), ada 2","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85936553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Strategi Pembangunan Hutan Kota ( Studi Kasus Taman Hutan Kota Langsa)","authors":"Taufiq Kinandar, Tuti Arlita, Ashabul Anhar","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22665","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22665","url":null,"abstract":"Abstrak. Kota Langsa, kota berkembang terletak sekitar 400 Km dari kota Banda Aceh. Kota langsa sebelumnya berstatus administratif berdasarkan keputusan Nomor 64 Tahun 1991 tentang pembentukan kota administratif. Langsa kemudian diberikan status kota oleh Undang – Undang Nomor 3 tahun 2001. Sebagian besar wilayah Kota Langsa dikelilingi perkebunan kelapa sawit serta terjadi alih fungsi lahan yang disebabkan oleh masyarakat guna untuk pemukiman serta pihak – pihak pengusaha. Guna mengatasi permasalahan tersebut, penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata kota merupakan metode yang efektif dan efisien serta memberikan peluang bagi penerapan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode survei sosial. untuk mendapatkan data, baik faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor penghambat dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Responden yang diwawancarai adalah pihak pengelola dan pengunjung Taman Hutan Kota Langsa dengan jumlah 40 responden. Data dan informasi yang terkumpul selanjutnya diolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi permasalahan eksternal dan internal serta implementasi pembangunan hutan Kota Langsa. Analisis SWOT untuk menentukan strategi dalam pembangunan hutan kota dengan tujuan mendapatkan strategi terbaik dalam pembangunan hutan Kota Langsa sesuai kondisi pada saat ini. Kemudian menghasilkan strategi pembangunan taman hutan kota langsa berada kuadran I atau berada pada posisi progresif strategi (+,+), dimana posisi ini menandakan sebuah pengelola Taman Hutan Kota Langsa memiliki banyak peluang, namun juga sangat memiliki kekuatan. Hal ini menunjukan bahwa program pengembangan strategi Taman Hutan Kota meski banyak peluang namun dapat memanfaatkan kekuatan dari faktor kekuatan internal untuk menghindari dan mengurangi ancaman eksternal. Adapun strategi yang dipilih sesuai dengan posisi kuadran I, yaitu strategi progresif. Penerapan strategi melalui pemanfaatan seluruh kekuatan internal yang dimiliki Taman Hutan Kota langsa untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Penguatan peran Pemerintah Daerah untuk pengelolaan hutan Langsa Provinsi Aceh melalui berbagai kegiatan edukasi dan advokasi penglolaan hutan kota. Perlunya peningkatan pemanfaatan sumberdaya manusia (masyarakat dan pemerintah) dan pemanfaatan lahan masyarakat setempat sehingga perekonomian masyarakat sekitar dapat ditingkatkan.Urban Forest Develoment Strategy Anallysis Case Study Langsa City Forest Park, Langsa City, Aceh ProvinceAbstract. Langsa City, a developing city located about 400 Km from the city of Banda Aceh. Langsa city previously had administrative status based on Decree No. 64/1991 on the formation of an administrative city. Langsa was then given the status of a city by Law No. 3 of 2001. Most of the area of Langsa City is surrounded by oil palm plantations and there has been a conversion of land caused by t","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83800556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta) Terrestrial di Kawasan Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh","authors":"Sukma Hayati, Teti Arabia, Saida Rasnovi","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23309","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23309","url":null,"abstract":"Abstrak. Gayo Lues adalah salah satu kabupaten yang terletak di dataran tinggi Provinsi Aceh. Wilayah Kabupaten ini berada pada ketinggian 500 – 2.000 m dpl, dengan luas wilayah 5.719, 58 km². Hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues salah satunya hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang dikenal dengan nama Rainforest Lodge Kedah. Rainforest Lodge Kedah terletak di Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjeranggo, Kabupaten Gayo Lues. Tumbuhan paku (Pteridophyta) terrestrial merupakan kelompok tumbuhan paku yang hidup di permukaan tanah termasuk di lantai hutan. Tumbuhan paku terrestrial memiliki peran penting dalam pembentukkan humus, melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembapan tanah dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi terutama pada keindahannya sebagai tanaman hias.Tujuan penelitian ini mendata jenis tumbuhan paku-pakuan berdasarkan ketinggian di kisaran 1.300 – 1.600 m dpl, menghitung indeks nilai penting INP, indeks keanekaragaman jenis dan untuk menghitung indeks similaritas tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) terrestrial berdasarkan ketinggian di Kawasan Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh. Hasil dari penelitian ini Jenis tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) terrestrial di Kawasan Rainforest Lodge Kedah terdapat sebanyak 28 jenis yang terdiri dari 16 famili, dengan jumlah individu secara keseluruhan sebanyak 2.377 individu. Indeks nilai penting paling tinggi adalah Dryopteris filix-mas (L.) Schott (13,54) dan yang paling rendah Angiopteris palmiformis (Cav.) C. Chr (0,16) dan Angiopteris evecta (G. Forst.) Hoffm (0,16). Nilai rata-rata Indeks Keanekaragaman (1,36) dan nilai Indeks Kesamaan jenis paling tinggi pada ketinggian 1.300 – 1.400 m dpl dengan 1.400 – 1.500 m dpl dengan jumlah kesamaan jenis 82%. Diversity of Terrestrial Ferns Plant (Pteridophyta) in the Rainforest Lodge Kedah Gayo Lues Regency Aceh ProvinceAbstract. Gayo Lues is one of the districts located in the highlands of Aceh Province. The Regency area is at an altitude of 500 – 2,000 m above sea level, with an area of 5,719.58 km². One of the protected forests in Gayo Lues Regency is a protected forest which is directly adjacent to the Gunung Leuser National Park (TNGL), known as the Rainforest Lodge Kedah. Rainforest Lodge Kedah is located in Penosan Sepakat Village, Blangjeranggo District, Gayo Lues Regency. Terrestrial ferns (Pteridophyta) are a group of ferns that live on the soil surface, including on the forest floor. Terrestrial ferns have an important role in the formation of humus, protect the soil from erosion, maintain soil moisture and have high economic value, especially in terms of their beauty as ornamental plants. The purpose of this study was to record fern species based on altitude in the range of 1,300 – 1,600 m asl. , to calculate the IVI important value index, species diversity index and to calculate the similarity index of terrestrial ferns (Pteridophyta) based on alti","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83284289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Eksplorasi Tumbuhan Survival di Rainforest Lodge Kedah, Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues","authors":"Ema Julia Sari, M. Misdi, Iqbar Iqbar","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23293","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23293","url":null,"abstract":"Abstrak.Kemampuan untuk bertahan hidup di alam bebas sangat dipengaruhi salah satunya oleh kemampuan mengenal tumbuhan yang dapat dimakan dalam keadaan darurat (Survival foods). Tumbuhan survival dapat dimanfaatkan oleh manusiakhususnya pecinta alam yang sedang melaksanakan pendakian jika kehabisan bahan makanan.Komunitas pecinta alam memiliki banyak pengetahuan tentang pendakian, seperti bagaimana merencanakan pendakian, bahaya apa yang akan terjadi, dan bagaimana menghadapinya agar dapat mendaki dengan aman dan lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan survival, mendapatkan Indeks Nilai Penting (INP) dan keanekaragaman jenis tumbuhan survivalyang terdapat di Rainforest Lodge Kedah Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues. Pengamatan tumbuhan survival dilakukan dengan cara berjalan dengan salah seorang pendaki yang berpegalaman pada jalur pendakian dan plot di ketinggian 1.300-1.400 m dpl, 1.400-1.500 m dpl, 1.500-1.600 m dpl setiap jalur dibuat plot berbentuk vertical dengan panjang 100 m dan lebar 5 m kanan dan 5 m kiri (total lebar 10 meter). Jarak untuk ketinggian yaitu 100 m dpl.Hasil pengamatan dari tiga ketinggian terdapat 24 jenis tumbuhan survival yang terdiri dari 14 familia. Tumbuhan survival dari familia Arecaceae memiliki jenis terbanyak yaitu 6 jenis tumbuhan, familia Moraceae 4 jenis ,familia Myrtaceae dan Zingiberaceae terdapat 2 jenis tumbuhan dan jenis tumbuhan survival familia Myristicaceae, Salicaceae, Poaceae, Athyriaceae, Begoniaceae, Anacardiaceae, Rosaceae, Cucurbitaceae, Cluciaceaedan Phyllathaceae masing-masing terdapat 1 jenis tumbuhan Kata kunci :Familia, Tumbuhan Survival , Rainforester Lodge Kedah. Abstract. The ability to survive in the wild is strongly influenced by, among other things, the ability to recognize plants that can be eaten in an emergency (survival foods). Survival plants can be used by humans, especially nature lovers who are climbing if they run out of food. The nature lover community has a lot of knowledge about climbing, such as how to plan a hike, what hazards will occur, and how to deal with them so that they can climb safely and smoothly. The purpose of this study was to determine survival plant species, obtain an Important Value Index (IVI) and diversity index of survival plant species found in the Rainforest Lodge Kedah, Penosan Sepakat Village, Blangjerango District, Gayo Lues Regency. Observation of survival plants was carried out by walking with one experienced climber on climbing routes and research plots. Along the observation path at each altitude, 1 transect was made each at an altitude of 1,300 -1,400 m asl, 1,400 -1,500 m asl, 1,500 -1,600 m asl, each route was made a vertical plot with 100 m long and 5 m wide on the left and 5 m on the right (total width of 10 meters), the distance for the height is 100 meters above sea level. Based on observations from three altitudes, there were 24 species of survival plants consisting of 14 fa","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80704983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Kelompok Wanita Tani pada Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Terhadap Pengembangan Life Skill Anggota Kelompok di Kabupaten Aceh Besar","authors":"Tasyarah Tasyarah, Ellys Susanti, Elvira Iskandar","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23367","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23367","url":null,"abstract":"Abstrak. Program pembangunan yang dapat memberdaya wanita untuk lebih produktif dan berkembang adalah program pekarangan pangan lestari. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana tingkat life skill anggota KWT pada program pekarangan pangan lestari di Kabupaten Aceh Besar dan bagaimana peran KWT pada program P2L terhadap pengembangan life skill anggota kelompok di Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian ini adalah survey dengan melakukan pendekatan secara deskriptif. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan chi square. Penelitian ini menggunakan kuesioner berbentuk skala likert yang mengungkapkan data tentang peran KWT dan life skill anggota KWT. Respondennya ialah 90 orang, populasinya sebanyak 2160 orang. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa: 1) Secara umum tingkat life skill anggota KWT di Kabupaten Aceh Besar berada pada kategori sedang. 2) Secara umum peran KWT berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan life skill anggota kelompok di Kabupaten Aceh Besar. Secara parsial peran KWT sebagai wahana kerjasama dan unit produksi berpengaruh signifikan terhadap pengembangan Life Skill anggota kelompok di Kabupaten Aceh Besar. The Role of Women Farmers Groups in the Sustainable Food Yard Program on the Development of Life Skills for Group Members in Aceh Besar DistrictAbstract. A development program that can empower women to be more productive and develop is a sustainable food garden program. This study aims to find out how the level of life skills of KWT members in the sustainable food garden program in Aceh Besar District and what is the role of KWT in the P2L program in developing the life skills of group members in Aceh Besar District. This research method is a survey with a descriptive approach. This research was analyzed using quantitative descriptive analysis and chi square. This study used a questionnaire in the form of a Likert scale which revealed data about the role of the KWT and the life skills of KWT members. Respondents are 90 people, the population is 2160 people. The results of the study concluded that: 1) In general, the life skill level of KWT members in Aceh Besar District is in the moderate category. 2) In general, the role of KWT significantly influences the development of the life skills of group members in Aceh Besar District. Partially the role of KWT as a vehicle for cooperation and production units has a significant effect on the development of the Life Skills of group members in Aceh Besar District.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88979682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi Semasa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar","authors":"Sarah Melisa, Fajri Jakfar, Suyanti Kasimin","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23349","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23349","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani semasa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus tahun 2022. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan, wawancara langsung dengan petani padi di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Data sekunder dikumpulkan dan diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi lainnya. Metode pengambilan sampel dilaksanakan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 44 Rumah Tangga Petani Padi di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis probit menunjukkan pendapatan, harga, jumlah anggota keluarga, dan pengeluaran berpengaruh terhadap ketahanan pangan, sedangkan jumlah produksi tidak berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Secara keseluruhan, pendapatan, harga, jumlah produksi, jumlah anggota keluarga, dan pengeluaran berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Factors Affecting Rice Farmer Household Food Security During the Covid-19 Pandemic in Indrapuri sub-District, Aceh Besar District Abstract. This study aims to determine the level of food security of farmer households during the Covid-19 Pandemic in Indrapuri District, Aceh Besar District. This research was conducted in August 2022. The data used in this research are primary data and secondary data. Primary data were obtained from observations, direct interviews with rice farmers in Indrapuri District, Aceh Besar District. Secondary data was collected and obtained from the Central Bureau of Statistics and other agencies. The sampling method was carried out using simple random sampling method. The number of samples used in this study were 44 rice farming households in Indrapuri District, Aceh Besar District. The results showed that the results of the probit analysis showed that income, price, number of family members, and expenses had an effect on food security, while the amount of production had no effect on food security. Overall, income, price, amount of production, number of family members, and expenses affect food security. ","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82043429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firdalisma Firdalisma, Iwan A. Kadir, Romano Romano
{"title":"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Cabai Merah Dalam Mengadopsi Teknologi Di Kabupaten Aceh Tengah","authors":"Firdalisma Firdalisma, Iwan A. Kadir, Romano Romano","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23353","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23353","url":null,"abstract":"Abstrak. Capsicum annum L. atau yang umum disebut cabai merah, termasuk tanaman hortikultura (Family Ssolanaceae). Tanaman cabai merah memiliki tingkat adaptasi yang baik di Kabupaten Aceh Tengah dengan tingkat produksi tertinggi untuk tanaman cabai merah di Provinsi Aceh. Penelitian ini untuk menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi petani cabai merah dalam mengadopsi teknologi pada komoditi tersebut di Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan hasil penelitian, hanya variabel pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan akses kredit modal yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani mengadopsi teknologi cabai merah di Kabupaten Aceh Tengah. Factors Affecting the Decisions of Red Chili Farmers in Adopting Technology in Central Aceh RegencyAbstract. Capsicum annum L. or what is commonly called red chili, is a horticultural plant (Family Ssolanaceae). Red chili plants have a good level of adaptation in Central Aceh Regency with the highest production rate for red chili plants in Aceh Province. This study analyses the factors that make red chili farmers adopt technology for this commodity in Central Aceh Regency. Based on the study results, only the variables of farming experience, number of family dependents and access to capital credit had a significant effect on farmers' decisions to adopt red chili technology in Central Aceh Regency.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"87 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84041447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}