{"title":"Dominasi Transmigran Ponorogo di Kelurahan Ponorogo (Kajian Penyebab dan Pengaruhnya)","authors":"Monica Diah Ajeng Sekar Ayu","doi":"10.24042/jhcc.v2i2.9840","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.9840","url":null,"abstract":"AbstractAbstrakThe transmigration program has been implemented in Indonesia since the year 1905. The success of this program encouraged more people from densely populated areas to do transmigration into potential areas where the population density was still low. The migrants’ purpose was to obtain security, prosperity, and welface in life. This happened on the Ponorogo Migrants who was seeking a new life in the Urban Village Ponorogo, until they became the dominant group set aside a native of the local area. This study aims to analyze the causes and consequences of the dominance of Ponorogo migrants in the Urban Village Ponorogo. This study is a qualitative study by conducting interview, observation, and literature research. The results of the study show that domination obtained by the migrants to give them credit for also leaving the influence of culture in targeted areas of transmigration. Aspects that are affected by the arrival of the migrants include the language, the art, and the social relations of society.Keywords: transmigrant, Ponorogo, Ponorogo Urban Village.Program transmigrasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1905. Keberhasilan program ini mendorong lebih banyak masyarakat dari daerah padat penduduk untuk melakukan transmigrasi ke daerah-daerah potensial yang kepadatan penduduknya masih rendah. Para transmigran berpindah dengan tujuan untuk mendapatkan peningkatan keamanan, kemakmuran, dan kesejahteraan hidup. Hal ini terjadi pada para transmigran Ponorogo yang mencari penghidupan baru di Kelurahan Ponorogo, hingga mereka menjadi kelompok dominan menyisihkan warga asli daerah setempat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis sebab dan akibat terjadinya dominasi tansmigran Ponorogo di Kelurahan Ponorogo. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dominasi yang didapatkan oleh para transmigran memberikan mereka kredit untuk turut meninggalkan pengaruh kebudayaan di daerah target transmigrasi. Aspek-aspek yang terpengaruh oleh kedatangan para transmigran meliputi bahasa, seni, hingga hubungan sosial masyarakat.Kata Kunci: transmigran, Ponorogo, Kelurahan Ponorogo.","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117005747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zahra Auliani Fauziatunnisa, Putri Indah Rengganis, Muhammad Affan Asyraf
{"title":"Pesona Pegringsingan : Mengulik Sejarah dan Dinamika Resiliensi Adat Tradisi Masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan Bali dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan","authors":"Zahra Auliani Fauziatunnisa, Putri Indah Rengganis, Muhammad Affan Asyraf","doi":"10.24042/jhcc.v2i2.9714","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.9714","url":null,"abstract":"Pergesekan antara adat dan pariwisata menjadi salah satu masalah yang mengakar di Indonesia. Namun, hal tersebut dapat diatasi oleh masyarakat adat Bali Aga di Tenganan Pegringsingan Bali. Berangkat dari dinamika sejarah yang membentuk mereka hingga saat ini, masyarakat disana masih memegang teguh tradisi budayanya sebagai pedoman hidup di samping menjalankan sektor wisata. Mampu bersaing di tengah masifnya atmosfer pariwisata dengan identitas khusus yang melekat dalam kehidupan budaya masyarakatnya. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis proses sejarah dan dinamika masyarakat Desa Tenganan, mengidentifikasi ragam adat tradisi masyarakat tersebut, menganalisis kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi wisata di tengah pusaran pariwisata Bali, serta menyajikan bentuk resiliensi dari masyarakat adat tersebut dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penulisan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode penulisan sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah masyarakat adat dan dinamika kehidupan di Desa Tenganan, mereka mengalami transisi dari masyarakat berbasis agraris menjadi pariwisata. Namun, adanya transisi itu tidak mengikis keberadaan ragam tradisi dan budaya mereka. Hal itu terbentuk dari kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi kondisi baru dan menciptakan harmonisasi antara adat dengan pariwisata. Pola adaptasi ini justru menjadi salah satu perwujudan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dan mengatasi pergesekan antara adat dan wisata.Kata Kunci: sejarah masyarakat adat, Tenganan, resiliensi, pariwisata berkelanjutan","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129177200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TRADISI MANDHASIYA DESA PANCOT DAN POTENSINYA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KABUPATEN KARANGANYAR","authors":"Devi Murdyaningsih","doi":"10.24042/jhcc.v2i2.9870","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.9870","url":null,"abstract":"AbstractThe Mandhasiya tradition is a village clean tradition carried out by the people of Pancot Village, Tawangmangu District, Karanganyar Regency. This tradition has an important role in the realization of social cohesion between communities. The purpose of this study is to explain the identity and history of Pancot Village, to describe the procession of implementing the Mandhasiya tradition, and to provide an overview of the attractiveness of cultural tourism. The method of this research used a descriptive qualitative method. The data of this research was obtained through literature study and in-depth interview. Data analysis was performed by data reduction and data presentation. The results showed that the history of Pancot Village originated from the story of the defeat of Prabu Baka by Putut Tetuka. This tradition is carried out every seven months on Tuesday Kliwon wuku Mandhasiya. The procession of implementing the Mandhasiya tradition has two stages, namely the pre-ceremony and the implementation of the ceremony. The attractiveness of this traditional tourism lies in the aspects of attractions, amenities, accessibility and activities. Based on the SWOT analysis, this tradition deserves to be used as one of the cultural tourism objects in Karanganyar Regency.Keywords: Mandhasiya Tradition, Pancot Village, Tourist Attraction","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124763322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pelestarian Batik Melalui Kub Lestari Desa Kalidawir Tahun 2016-2020","authors":"Alfin Ganendra Albar","doi":"10.24042/jhcc.v2i2.8816","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.8816","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah Desa Kalidawir yang berkaitan dengan potensi budaya yaitu batik. Permasalahan yang dikaji yaitu berkaitan mengenai peran perempuan terhadap pelestarian batik di Desa Kalidawir serta dampaknya pada bidang ekonomi dan sosial budaya. Oleh karena itu, untuk mengkaji permasalahannya maka penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Batik saat ini dapat ditemukan di berbagai daerah, tak terkecuali Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Perkumpulan ibu-ibu PKK membentuk KUB Lestari yang bertujuan untuk membuat sekaligus melestarikan batik dengan ciri khas Desa Kalidawir. Potensi budaya ini diawali pada tahun 2016 dengan mengikuti pelatihan dan diresmikan pada tanggal 10 Oktober 2018, seiring berkembangnya mampu membawa nama Desa Kalidawir dengan mendatangkan pelanggan dari beberapa daerah. Batik yang terkenal dalam KUB Lestari Kalidawir ini ialah batik jumput dan serut yang dijadikan menjadi satu dengan motif zigzag. Keberhasilan dalam melestarikan budaya batik dapat dirasakan oleh masyarakat secara nyata dengan membangun interaksi sosial antara pekerja, menambah pemasukan ekonomi, dan desa memiliki produk unggulan. Dalam hal tersebut diperlukan peran perempuan yang dituntut untuk kreatif dan inovatif.The aims of the research is to the history of Kalidawir village that’s related to the potential of culture, Batik. The issue studied is associated with women’s role to the preservation of batik in Kalidawir Village and its impact on the economic and sosio-cultural fields. Therefore, to examine the problem author uses historical research methods that consists of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Batik can now be found in various regions, including Kalidawir Village, Tanggulangin District, Sidoarjo. (The associaton of PKK mothers) created group named KUB Lestari which aims to make and preserve batik with the characteristic of Kalidawir Village. This cultural potential began in 2016 by attending training and inaugurated on October 10, 2018, along with its development, batik was able to bring the name of Kalidawir Village by bringing customers from several regions. The popular batik in KUB Lestari Kalidawir is batik jumput and serut that is modified into one with zigzag motif. Success in preserving batik culture can be felt by the community in real terms by building social interaction between workers, increasing economic income, and the village has superior products. In that case, the role of women is required to be creative and innovative","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131007169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jaringan Tarekat: Pemikiran Dan Gerakan Keagamaan Di Sulawesi Tengah Abad XIX-XX M","authors":"M. Azis","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.8456","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.8456","url":null,"abstract":"Gerakan Tarekat merupakan isu yang berkembang di Nusantara pada masa-masa awal penyebaran Islam, terutama abad ke-14 M. Perkembangan gerakan ini tidak lepas dari banyaknya penyebar ajaran Islam yang melihat bahwa masyarakat Nusantara memiliki keunikan khusus dalam mempraktikkan kehidupan beragama. Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 gerakan tarekat menjadi salah satu altrenatif masyarakat Muslim untuk dapat terus eksis. Tulisan ini menggunakan metode sejarah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari kajian ini dtemukan bahwa gerakan tarekat yang berkembang di Sulawesi Tengah membentuk jejaring, baik melalui relasi guru-murid, atau bahkan jejaring niaga. Mereka juga mengembangkan cara berfikirnya melalui gerakan-gerakan keagamaan yang mudah diterima di tengah masyarakat. Tidak hanya melalui afiliasi dan gerakan politik, namun juga pada ranah pendidikan. Di Sulawesi Tengah jaringan tarekat berkembang melalui relasi pendidikan atau hubungan guru-murid yang mendalami ajaran Islam hingga sampai ke Haramayn. Selain itu, mereka juga menanamkan ajaran pemikiran yang tetap melihat konteks masyarakat Muslim di daerah tersebut.Kata Kunci: Tarekat, Jejaring, Sulawesi Tengah","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124781272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Pemikiran As-Syaibani Bagi Pembangunan Perekonomian Dinasti Abbasiyah (750- 804 M)","authors":"Ahmad Gurdachi, Hasan Afabel","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.7759","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.7759","url":null,"abstract":"Tulisan ini mencoba mengemukakan pemikiran ekonomi Abu Abdullah Muhammad bin Hasan bin Farqad Jazariya As-Syaibani atau yang lebih dikenal dengan As-Syaibani. Ia lahir di kota Wasith 132 H/750 M. Pemikiran ekonomi As-Syaibani ia tuangkan dalam lima unsur pokok yaitu 1. Al-Kasb (Kerja), 2. konsep kekayaan dan kefakiran, 3. Mengklasifikasi usaha-usaha perekonomian 4. kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan 5. distribusi pekerjaan. Menurut As-Syaibani, usaha-usaha dalam memajukan perekonomian Islam pada masa Dinasti Abbasiyah terbagi menjadi empat, yaitu: 1). Sewa-menyewa, 2). Pertanian, 3). Perdagangan dan 4). Perindustrian. Pemikiran As-Syaibani akhirnya berdampak pada ekonomi Dinasti Abbasiyah.dalam memajukan perekonomian Abbasiyah, As-Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian dari pada dengan yang lainnya, hal ini bertujuan agar menyejahterakan masyarakat bawahan, dimana kebutuhan primer dan sekunder didapatkan dari dari hasil bertani yang menunjang berbagai kebutuhan masyarakat.As-Syaibani juga menganjurkan untuk berbondong-bondong membangun berbagai usaha dalam bidang industri, sehingga kota baghdad akhirnya menjadi kota yang ramai, dan menjadi kota pusat perniagaan.Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan fenomenologi, penelitian sejarah karena konteksnya adalah masa lampau, sedangkan pendekatan fenomenologi menganalisis tentang fenomena dan pengalaman tokoh As-Syaibani dalam membahas pemikiran ekonomi dan pembangunan pada masa Dinasti Abbasiyah. Kata kunci: Pemikiran, Ekonomi Islam, As-Syaibani","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125557620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Menanamkan Nilai Persatuan Dan Kesatuan Melalui Pembelajaran Sejarah","authors":"Mus Lim","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.6486","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.6486","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pendidikan sejarah dalam upaya menanamkan nilai-nilai patriotisme melalui keteladanan tokoh sejarah masa pergerakan nasional. Metode kajian ini, kualitatif deskriptif, metode yang menyajikan temuan dalam bentuk deskriptif kalimat yang rinci, lengkap, mendalam untuk mendukung penyajian data. Hasil kajian: 1) Wujud materi sejarah masa pergerakan nasional, 2) Pembinaan nilai-nilai keteladanan dalam pendidikan sejarah. Pertama, berbicara. Dalam berbicara peserta didik diharuskan menggunakan kata-kata yang baik dan tutur kata yang sopan. Kedua, tingkah laku. Peserta didik akan cenderung selalu meniru perilaku orang dewasa, dalam hal ini ialah gurunya sendiri, karena itu guru sejarah harus berusaha semaksimal mungkin menampilkan perilaku terpuji. Ketiga, keteladanan sikap, adil, jujur, tanggung jawab, dan juga mengajarkan pada peserta didik bagaimana menghargai sesama teman yang berbeda dengannya baik itu kaitannya dengan suku, ras, dan lingkungan sosial budaya lainnya dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan nasional serta semangat patriotisme.","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127674123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sejarah Konversi Khalifah Al-Rasul Menjadi Khalifatullah","authors":"Mif tahul Khoiri","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.7440","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.7440","url":null,"abstract":"AbstrakArtikel ini membahas sejarah konversi khalifah al-rasul menjadi khalifatullah, yang mana, dalam perjalanan sejarah Islam pasca wafatnya rasulullah, kepemimpinan dalam Islam mengalami beberapa kali pergantian. Setelah rasulullah wafat, kepemimpinan di kendalikan oleh empat sahabat nabi, yakni Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Tholib. Yang mana keempat sahabat ini dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Pasca kepemimpinan khulafaur rasyidin, kepemimpinan selanjutnya beralih ke Dinasti Umayyah yang terdiri dari empat belas pemimpin. Kemudian setelah dinasti Umayyah tumbang, munculah kepemimpinan Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh 37 pemimpin. Yang mana dari munculnya dinasti abbasiyah inilah gejolak selain khalifah Abu al-Abbas al-Saffah, konversi dari khalifah al-rasul menjadi khalifatullah mulai tampak. Di akhir berdirinya dinasti abbasiyah tersebut, ketika abbasiyah mulai lemah, berdirilah dua kekhalifahan yakni, kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara dan kekhalifahan Dinasti umayyah II Andalusia.Kata kunci: Sejarah, Konversi, Khalifah al-rasul, khalifatullah. AbstractThis article discusses the history of conversion of the caliph of al-rasul to khalifatullah. Which, in the course of Islamic history after the death of the apostle, leadership in Islam experienced several changes. After the Prophet's death, leadership was handled by four Companions of the Prophet, Abu Bakr As-Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, and Ali Bin Abi Tholib. Which these four friends are known as Khulafaur Rasyidin. After the rulership of khulafaur rasyidin, the leadership then shifted to the Umayyad Dynasty consisting of fourteen leaders. Later after the Umayyad dynasty collapsed, the leadership of the Abbasid Dynasty led by 37 leaders. Which of the emergence of this abbasiyah dynasty is the turmoil besides Caliph Abu al-Abbas al-Saffah, the conversion of the caliph al-rasul to khalifatullah began to appear. At the end of the abbasiyah dynasty, when abbasiyah began to weaken, stood two caliphate namely, the Fatimid caliphate in North Africa and the Caliphate of the umayyah Dynasty of Andalusia II.Keywords: History, Conversion, Caliph al-rasul, khalifatullah.","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125504704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Islam dan Demokrasi di Pakistan","authors":"Fitri Wulandari","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.7882","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.7882","url":null,"abstract":"Pakistan is an Islamic country with the third largest Muslim population in the world. However, the size of the Muslims here is inversely proportional to the recognition of Pakistan as an insecure and conflict-prone country. In fact, the use of Islam as the state ideology is not always easy in implementing Islamic law perfectly. Islam, which is manifested as an ideology in its elaboration, has not yet reached a national consensus, especially to find a common ground between Islam and democracy. This journal writing aims to examine more deeply the application of Islam and democracy in Pakistan. To approach the problem, this study uses a political sociology approach by referring to the theory put forward by John L. Esposito and James P. Piscatory. Collecting data in this study using techniques library research, while in the analysis using qualitative sources and other supporting sources. This research results in the finding that there is a mutually interesting relationship between Islam and democracy in government in Pakistan. This occurs because of differences in views between Islamic groups in interpreting Islam as the state ideology. This difference is what causes the application of Islamic law to not necessarily coincide with democratic practices in Pakistan.","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129538950","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Historiografi Islam Kesarjanaan Barat dalam Tinjauan Ortodoksi dan Heterodoksi","authors":"A. Majdi","doi":"10.24042/JHCC.V2I1.7886","DOIUrl":"https://doi.org/10.24042/JHCC.V2I1.7886","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk menganalisis historiografi Islam kesarjanaan Barat dalam sudut pandang ortodoksi dan heterodoksi. Narasi dan historiografi Islam kesarjanaan Barat yang berusaha untuk didudukkan posisinya adalah karya-karya historiografi yang tergolong pada karya-karya revisionis moderat dan radikal. Untuk tujuan ini, dirumuskan konsep ortodoksi-heterodoksi dalam kajian sejarah Islam. Artikel ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif kepustakaan dengan sifat analisis deskriptif-eksplanatif-interpretatif dan menggunakan pendekatan historis-filosofis sebagai alat bantu analisis. Temuan yang didapatkan adalah jika dilihat dari narasinya, maka karya historiografi revisionis dapat dipandang heterodoks, tetapi jika dilihat dari epistemolog-metodolog, maka dapati diposisikan sebagai ortodoks. Namun, karena dua istilah ini kadang tidak diterima begitu saja, maka artikel ini juga menawarkan kajian sejarah Islam kesarjanaan Barat yang menghasilkan historiografi Islam revisionis sebagai sebuah kajian yang ada pada tataran ortopraksi. Dengan tawaran demikian, karya historiografi Islam revisionis tidak perlu ditolak dari segi epistemologi dan metodologinya, walaupun tidak dapat diterima sepenuhnya dari sisi hasil temuan atau kesimpulan.","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122366955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}