Pesona Pegringsingan : Mengulik Sejarah dan Dinamika Resiliensi Adat Tradisi Masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan Bali dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Zahra Auliani Fauziatunnisa, Putri Indah Rengganis, Muhammad Affan Asyraf
{"title":"Pesona Pegringsingan : Mengulik Sejarah dan Dinamika Resiliensi Adat Tradisi Masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan Bali dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan","authors":"Zahra Auliani Fauziatunnisa, Putri Indah Rengganis, Muhammad Affan Asyraf","doi":"10.24042/jhcc.v2i2.9714","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pergesekan antara adat dan pariwisata menjadi salah satu masalah yang mengakar di Indonesia. Namun, hal tersebut dapat diatasi oleh masyarakat adat Bali Aga di Tenganan Pegringsingan Bali. Berangkat dari dinamika sejarah yang membentuk mereka hingga saat ini, masyarakat disana masih memegang teguh tradisi budayanya sebagai pedoman hidup di samping menjalankan sektor wisata. Mampu bersaing di tengah masifnya atmosfer pariwisata dengan identitas khusus yang melekat dalam kehidupan budaya masyarakatnya. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis proses sejarah dan dinamika masyarakat Desa Tenganan, mengidentifikasi ragam adat tradisi masyarakat tersebut, menganalisis kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi wisata di tengah pusaran pariwisata Bali, serta menyajikan bentuk resiliensi dari masyarakat adat tersebut dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penulisan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode penulisan sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah masyarakat adat dan dinamika kehidupan di Desa Tenganan, mereka mengalami transisi dari masyarakat berbasis agraris menjadi pariwisata. Namun, adanya transisi itu tidak mengikis keberadaan ragam tradisi dan budaya mereka. Hal itu terbentuk dari kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi kondisi baru dan menciptakan harmonisasi antara adat dengan pariwisata. Pola adaptasi ini justru menjadi salah satu perwujudan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dan mengatasi pergesekan antara adat dan wisata.Kata Kunci: sejarah masyarakat adat, Tenganan, resiliensi, pariwisata berkelanjutan","PeriodicalId":162452,"journal":{"name":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24042/jhcc.v2i2.9714","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pergesekan antara adat dan pariwisata menjadi salah satu masalah yang mengakar di Indonesia. Namun, hal tersebut dapat diatasi oleh masyarakat adat Bali Aga di Tenganan Pegringsingan Bali. Berangkat dari dinamika sejarah yang membentuk mereka hingga saat ini, masyarakat disana masih memegang teguh tradisi budayanya sebagai pedoman hidup di samping menjalankan sektor wisata. Mampu bersaing di tengah masifnya atmosfer pariwisata dengan identitas khusus yang melekat dalam kehidupan budaya masyarakatnya. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis proses sejarah dan dinamika masyarakat Desa Tenganan, mengidentifikasi ragam adat tradisi masyarakat tersebut, menganalisis kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi wisata di tengah pusaran pariwisata Bali, serta menyajikan bentuk resiliensi dari masyarakat adat tersebut dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penulisan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode penulisan sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah masyarakat adat dan dinamika kehidupan di Desa Tenganan, mereka mengalami transisi dari masyarakat berbasis agraris menjadi pariwisata. Namun, adanya transisi itu tidak mengikis keberadaan ragam tradisi dan budaya mereka. Hal itu terbentuk dari kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi kondisi baru dan menciptakan harmonisasi antara adat dengan pariwisata. Pola adaptasi ini justru menjadi salah satu perwujudan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dan mengatasi pergesekan antara adat dan wisata.Kata Kunci: sejarah masyarakat adat, Tenganan, resiliensi, pariwisata berkelanjutan