{"title":"Estetika Sanggit: Perjumpaan Tradisi Modern dalam Paradigma Kekaryaan Seni","authors":"Dharsono Sony Kartika","doi":"10.30995/ppb.v1i2.503","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.503","url":null,"abstract":"Artwork with an aesthetic concept approach in the paradigm of the modern-tradition encounter, hereinafter we will call it \"aesthetic of Sanggit\". As a paradigm for meeting modern traditions in the creation of works of art. In today's era of globalization, we are faced with two main problems in terms of culture; on the one hand, we are required to progress (progress), on the one hand, we are required to preserve the cultural heritage that has been established. Artwork with a Sanggit aesthetic concept approach produces: First, the phenomenon that appears as a Sanggit revitalization work, vitally still refers to traditional art as the main reference. Second, the phenomenon that emerged as the work of reinterpretation of Sanggit. Traditional idioms are the result of reinterpretation, which are combined structures using modern exposition techniques, so there will be various versions of styles according to the results of the reduction of the artist's processing. Third, the phenomenon that appears as a work of abstraction/expression of Sanggit. The traditional idioms depicted no longer represent certain idioms but as a form of the symbolism of inner personal life. AbstrakKarya seni dengan pendekatan konsep estetika dalam paradigma perjumpaan tradisi-modern, selanjutnya kita sebut ”estetika sangit”. Sebagai paradigma perjumpaan tradisi modern dalam penciptaan karya seni. Pada era globalisasi dewasa ini kita dihadapkan dalam dua persoalan pokok dalam persoalan budaya; satu sisi kita dituntut untuk maju (progress), satu sisi kita dituntut untuk melestarikan warisan budaya yang telah mapan. Karya seni dengan pendekatan konsep estetika sangit, menghasilkan: Pertama, fenomena yang muncul sebagai karya revitalisasi sanggit, secara vital masih mengacu seni tradisi sebagai acuan pokoknya. Kedua, fenomena yang muncul sebagai karya reinterpretasi sanggit. idiom-idiom tradisi hasil reinterpretasi, merupakan struktur paduan dengan menggunakan teknik pembabaran modern, maka akan terjadi berbagai versi gaya sesuai hasil reduksi pengolahan senimannya. Ketiga, fenomena yang muncul sebagai karya abstraksi/ekspresi sanggit. Idiom tradisi yang dilukiskan bukan lagi mewakili idiom tertentu tetapi sebagai satu bentuk simbolisme kehidupan personal bathiniah. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116020973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desi Arisandi Laga Nguru, Indrilily Rambu Oru, Munatar Kause
{"title":"Implementasi Pendidikan Karakter Kristen di Era Digital","authors":"Desi Arisandi Laga Nguru, Indrilily Rambu Oru, Munatar Kause","doi":"10.30995/ppb.v1i2.506","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.506","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to analyze the concept of Christian character education which refers to the character of Christ adapted to the conditions of the digital era. The current massive technological development opens up all information, so it tends to be difficult to filter, so that information with positive and negative content is very easy to find. The limitations of currently existing technology filtering are a problem in the digital era, where the role of educators is very important, especially in shaping a person's character, in this case, students. Because the formation of a person's character starts from what the person thinks. Like the quote from Samuel Smile's theory that \"Sow thoughts and you will reap deeds, sow deeds then you will reap habits, sow habits so you will reap a character, and sow character so you will reap the future\". A person's future is very much influenced by the thoughts he creates, if the thoughts that are formed from the beginning are good thoughts then he will certainly have a good character and vice versa. If it is associated with Christian character, then people who follow or have the character of Christ will find the kingdom of God. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis konsep pendidikan karakter Kristen yang menga-cu pada karakter Kristus yang disesuaikan dengan kondisi era digital. Perkembangan teknologi yang sangat masif saat ini, membuka semua informasi, sehingga cenderung mulai susah untuk dilakukan penyaringan, sehingga informasi dengan konten positif dan negatif sangat mudah untuk ditemukan. Keterbatasan penyaringan teknologi yang ada pada saat ini menjadi permasalahan di era digital, di mana peran pendidik menjadi sangat penting, terutama dalam membentuk karakter seseorang, dalam hal ini peserta didiknya. Karena terbentuknya karakter seseorang dimulai dari apa yang dipikirkan orang itu sendiri. Seperti kutipan teori Samuel Smile bahwa “Taburkanlah pikiran maka kamu akan menuai perbuatan, taburkanlah perbuatan maka kamu akan menuai kebiasaan, taburkanlah kebiasaan maka kamu akan menuai karakter, dan taburkanlah karakter maka kamu akan menuai masa depan”. Masa depan seseorang sangat dipengaruhi oleh pikiran yang diciptakannya, jika pikiran yang dibentuk dari awal adalah pikiran yang baik maka dia akan dipastikan memiliki karakter yang baik dan begitu juga berlaku sebaliknya. Jika dikaitkan dengan karakter Kristen, maka orang yang mengikuti atau memiliki karakter Kristus kelak menemukan kerajaan Allah. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116957697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yada Putra Gratia, Elisabeth Mujiyati, Vanny Alfrits R. Paendong, Susanna Kathryn, Yoel Betakore
{"title":"Pendidikan Agama Kristen bagi Anak Korban Media Sosial di Masa Pandemi","authors":"Yada Putra Gratia, Elisabeth Mujiyati, Vanny Alfrits R. Paendong, Susanna Kathryn, Yoel Betakore","doi":"10.30995/ppb.v1i2.507","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.507","url":null,"abstract":"The development of social media which has become a primary need in the modern era coupled with the Covid-19 pandemic has become a serious problem that must be faced by children. Not infrequently, children become victims of their unpreparedness in using social media. In this study, the author uses a library research method that uses library materials as a data source. Families, churches, and schools as “duty-bearers” for children must be able to help children who are victims of social media get out of their slump and the negative stigma that binds them. The conclusion of this study is an effort to help children who are victims of social media regardless of their problems by implementing Christian Religious Education centered on education to the obedience of faith. The author presents three proposals related to efforts to educate children who are victims of social media. AbstrakPerkembangan media sosial yang telah menjadi kebutuhan primer di era modern ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 menjadi persoalan serius yang harus dihadapi oleh anak-anak. Tak jarang, anak menjadi korban dari ketidak-siapan mereka dalam penggunaan media sosial. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data. Keluarga, gereja dan sekolah sebagai “duty bearers” bagi anak harus mampu menolong anak korban media sosial keluar dari keterpurukannya dan stigma negatif yang mengikat mereka. Simpulan dari penelitian ini sebagai upaya untuk menolong anak korban media sosial terlepas dari persoalan mereka dengan menerapkan Pendidikan Agama Kristen yang berpusat pada pendidikan kepada ketaatan iman. Penulis menyajikan tiga usulan terkait upaya mendidikan anak korban media sosial. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128763471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Gereja dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di tengah Keberagamaan","authors":"Vony Sulistyorini, Riko Silaen, Andries Yosua","doi":"10.30995/ppb.v1i2.509","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.509","url":null,"abstract":"Violations of human rights in the religion of these days are increasingly rampant, where most violations cannot be categorized by mild violations, but some have entered anarchist actions. This violated Article 22 of Law Number 39 of 1999 concerning Human Rights. So that if the violation is tolerated or allowed to continue to occur, the image of the country which is a sovereign entity for the orderly of the social society based on the law is not well-reflected. So in this journal, the authors reveal from personal perspectives and based on experience in living in the midst of a compound society how human rights violations in religion often occur. And hope that all efforts can be done optimally so that Indonesia will again become a fair, sovereign, and back to the spirit of unity. And the church must provide examples of exemptions to protect and respect human rights because the church believes human rights are derived from God (Gen. 1: 26-27). AbstrakPelanggaran Hak Asasi Manusia dalam keberagamaan hari-hari ini semakin marak terjadi, dimana pelanggaran tersebut kebanyakan tidak bisa dikategorikan pelanggaran ringan, tetapi beberapa sudah masuk tindakan anarkis. hal itu melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Sehingga jika pelanggaran tersebut ditolerir atau dibiarkan terus terjadi maka citra negara yang merupakan entitas yang berdaulat atas tertib sosial masyarakat berdasarkan hukum tidak tercermin dengan baik. Maka dalam jurnal ini penulis mengungkap dari perspektif pribadi dan berdasarkan pengalaman dalam hidup ditengah masyarakat yang majemuk bagaimana pelanggaran-pelanggaran HAM dalam keberagamaan kerap terjadi. Dan berharap agar segala upaya bisa dilakukan dengan maksimal agar Indonesia kembali menjadi negara yang adil, berdaulat dan kembali memiliki semangat persatuan. Serta gereja harus memberikan contoh teladan bagimana melindungi dan menghormati HAM karena gereja percaya HAM adalah berasal daripada Tuhan (Kej 1: 26-27). ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131257805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Musik sebagai Media di Ladang Misi","authors":"Rini Sumanti Sapalakkai, Fransiskus Irwan Widjaja, Fredik Bouliu","doi":"10.30995/ppb.v1i2.508","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.508","url":null,"abstract":"Music functions as a communication tool to reach the soul by proclaiming the truth of God's word. Music has a very helpful role in evangelism through songs that are created, sung as a testimony to true stories in the lives of believers who declare that Jesus is Lord and Savior. This study aims to discuss music as the spearhead of the mission field. The method used in this research is a literature study approach, carried out by collecting data relevant to the topic or problem in this research. The results of this study will describe music as a medium of worship, music as a medium for preaching God's word, and music as the spearhead of harvesting the mission field. AbstrakMusik berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menjangkau jiwa dengan memberitakan kebenaran firman Tuhan. Musik memiliki peran yang sangat membantu dalam pekabaran injil melalui lagu yang diciptakan, dinyanyikan sebagai sebuah kesaksian kisah nyata dalam kehidupan orang percaya yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas musik sebagai instrumen yang penting di ladang misi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kepustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan data yang relevan dengan topik atau permasalahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai musik sebagai media dalam ibadah, musik sebgai media pemberitaan firman Tuhan, dan musik sebagai ujung tombak penuaian ladang misi. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132274628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pandemi, Pendidikan, dan Pemulihan: Mindfulness sebagai Model Pendidikan yang Memulihkan dalam Konteks Indonesia di Era Pandemi Covid-19","authors":"Justitia Vox Dei Hattu","doi":"10.30995/ppb.v1i2.502","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.502","url":null,"abstract":"The Covid-19 pandemic with all the problems it brings has changed various dimensions of human life, including the world of education. The teaching and learning process that has taken place for more than a year has created new problems. One of them is that educators and students experience various distractions and do not really focus on the teaching and learning process in virtual spaces. As a result, both teachers and students become tired and everything they do becomes routine. This paper wants to show that mindfulness can be an alternative that needs to be considered as a perspective in education because mindfulness shows the human side and recovery from education in the Covid-19 pandemic era. Mindfulness education and mindfulness practices that are intentionally integrated into curriculum design and learning processes during this pandemic create adequate space for everyone, both educators and students, to engage with full awareness in the learning process and in life activities. daily life, sharpening the sensitivity of educators and students to what is happening to themselves and their surrounding environment, as well as determining appropriate responses to these various situations. AbstrakPandemi Covid-19 dengan segala problematika yang dibawa sertanya telah merombak berba-gai dimensi kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Proses belajar mengajar yang terjadi sela-ma satu tahun lebih ini telah menciptakan berbagai masalah baru. Salah satunya adalah para pendidik maupun naradidik mengalami berbagai distraksi dan tidak menjadi benar-benar fokus pada proses belajar-mengajar di ruang-ruang virtual. Akibatnya, pengajar maupun pembelajar menjadi kelelahan dan segala yang dilakukan menjadi rutinitas saja. Tulisan ini ingin memperlihatkan bahwa mindfulness (ber-kesadaran penuh) dapat menjadi sebuah alternatif yang perlu dipertimbangkan sebagai sebuah perspek-tif dalam dalam pendidikan karena mindfulness memperlihatkan sisi kemanusiaan dan pemulihan dari sebuah pendidikan di era pandemi Covid-19. Pendidikan berperspektif mindfulness dan praktik-praktik mindfulness yang diintegrasikan secara sengaja dalam desain kurikulum dan proses pembelajaran di masa pandemi ini menciptakan ruang yang memadai bagi setiap orang, baik pendidik maupun nara-didik, untuk terlibat dengan kesadaran penuh dalam proses pembelajaran maupun dalam aktivitas kehi-dupan sehari-hari, mengasah kepekaan pendidik maupun naradidik atas apa yang sedang terjadi pada diri dan lingkungan sekitarnya, serta menentukan respons yang tepat terhadap berbagai situasi tersebut. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133661619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Multikultural dalam Bingkai Alkitabiah sebagai Kontribusi Membangun Komunikasi Antarumat Beragama","authors":"Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.30995/ppb.v1i2.504","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.504","url":null,"abstract":"A nation that stood through the struggle of its people, sacrificed a lot of body and soul for the unity and independence of the nation. Must continue to struggle to dispel the nation's own children with various forms of intolerance and discrimination that are spread to each other in a multicultural society. This article aims to examine multiculturalism from a biblical point of view, in which this basis is used as a contribution in building inter-religious communication. Using descriptive qualitative research methods with a literature study approach, it can be concluded that multicultural studies in a biblical frame as a contribution to building communication between religious communities are a priority for believers to remain in the value of mutual respect and appreciation as revealed by the Bible. So believers believe in multicultural values as part of the nation and the attitude of the nation's children in respecting continues to be maintained. This is based on an understanding of multiculturalism in biblical concepts. Which makes believers have an important role in communicating diversity. So that the creation of a pluralistic society in peace and tranquility. AbstrakBangsa yang berdiri melalui perjuangan rakyatnya, banyak mengorbankan jiwa raga demi persatuan dan kemerdekaan bangsa. Harus terus berjuang menghalau anak bangsa sendiri dengan ber-bagai bentuk sikap intoleransi maupun deskriminasi yang ditebar kepada sesamanya dalam masyarakat multikultural. Artikel ini bertujuan mengkaji multikultural dari sudut pandang Alkitabiah yang mana da-sar tersebut dijadikan kontribusi dalam membangun komunikasi antar umat beragama. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literatur maka dapat disimpulkan bahwa kajian multikultural dalam bingkai alkitabiah sebagai kontribusi membangun komunikasi antar umat beragama, menjadi prioritas bagi orang percaya untuk tetap berada dalam nilai saling menghormati dan menghargai seperti yang diungkapkan oleh Alkitab. Maka orang percaya meyakini nilai multikultural sebagai bagian dari bangsa dan sikap anak bangsa dalam menghargai terus dipertahankan. Hal itu didasari dari pemahaman akan multikultural dalam konsep Alkitabiah. Yang mana hal tersebut menjadikan orang percaya memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan keberagaman. Sehingga terciptanya masyarakat yang majemuk dalam kedamaian dan ketenangan. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134432060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan bagi Anak Remaja","authors":"J. Wattimena, N. Sahertian, Niechen J. Revallo","doi":"10.30995/ppb.v1i2.510","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.510","url":null,"abstract":"Environmental care character education in the family is the education that teaches children to get to know the environment which aims to increase children’s awareness and love for their environment. There are several indicators of environmental care that must be applied in the family, namely; a) maintaining the cleanliness of the home environment, b) maintaining plants properly without stepping on or damaging them, c) throwing garbage in the right place. The purpose of this paper is to provide a description of growing children’s character t be able to maintain, preserve and care for the environment for teenagers who are still far from what is expected or still lack the lack of value in terms of roles and responsibilities as parents that still exist to shape and build good children character. This lack f parental attention and assistance to the child cause the child’s character to decline which has an impact on attitudes and behavior in his daily life, both for himself and the environment in which he is located. AbstrakPendidikan karakter peduli lingkungan dalam keluarga adalah pendidikan yang mengajarkan anak untuk mengenal lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan anak terhadap lingkungannya. Adapun beberapa indikator sikap peduli lingkungan yang harus diterapkan dalam keluarga yaitu antara lain: a) menjaga kebersihan lingkungan rumah, b) memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik tanpa menginjak atau merusaknya, c) membuang sampah tepat pada tempatnya. Tujuan dari tulisan ini memberikan uraian dalam menumbuhkan karakter anak untuk dapat menjaga, melestarikan dan peduli terhadap lingkungan bagi Anak remaja yang masih jauh dari apa yang diharapkan atau masih kurangnya nilai dari sisi peran dan tanggung jawab sebagai orang tua untuk membentuk dan membangun karakter Anak yang baik. Kurangnya perhatian dan pendampingan orang tua terhadap Anak inilah, yang mengakibatkan karakter Anak merosot yang berdampak pada sikap dan tingkah laku dalam keseharian hidupnya, baik untuk diri sendiri maupun terhadap Lingkungan dimana Ia berada. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127956421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efesus Suratman, Muryati Muryati, G. Pakpahan, Yusak Setianto, Andreas Budi Setyobekti
{"title":"Moderasi Beragama dalam Perspektif Hukum Kasih","authors":"Efesus Suratman, Muryati Muryati, G. Pakpahan, Yusak Setianto, Andreas Budi Setyobekti","doi":"10.30995/ppb.v1i2.505","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.505","url":null,"abstract":"Conflicts that occur between religious communities make a problem, namely the incompatibility between the concept of the teachings of love from religion and the facts. Fundamentalist attitudes, radicalism, fanaticism, and extremism produced by religion are the triggers for conflict. With this conflict, it can be said that the teachings of love are not implemented properly. The purpose of writing this article is to state the law of love which is implemented in a pluralistic life which is an effort to build a culture of tolerance in religious moderation and is an effort to prevent, resolve horizontal conflicts between religions. The research method used is library research with a descriptive qualitative approach by collecting and digging various literature related to the theological biblical analysis of the law of love. From the analysis of this article, several findings were obtained, namely: first, religion does not function properly, secondly, the teachings of love are not implemented properly, the three concepts of implementing the law of love are the basis for moderating the middle way that can build awareness of tolerance in pluralism. AbstrakKonflik-konflik yang terjadi antar umat beragama menjadikan suatu permasalahan yaitu ketidak sesuaian antara konsep ajaran kasih dari agama dengan fakta yang ada. Sikap fundamentalis, radikalis-me, fanatisme dan ekstrimisme yang dihasilkan agama menjadi pemicu terjadinya konflik. Dengan adanya konflik tersebut maka dapat dikatakan bahwa ajaran kasih tidak terimplementasikan dengan baik. Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk menyatakan hukum kasih yang diimplementasikan dalam kehidupan majemuk yang menjadi suatu upaya membangun budaya toleransi dalam moderasi agama, dan menjadi suatu upaya pencegah, penyelesai konflik horizontal antar agama. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan dan menggali berbagai literatur yang berkaitan dengan analisis biblis teologis hukum kasih. Dari analisis artikel ini maka didapatkan beberapa penemuan yaitu: pertama, agama tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kedua tidak terimplementasinya ajaran kasih dengan baik, ketiga konsep implementasi hukum kasih menjadi dasar dalam moderasi jalan tengah yang dapat membangun kesadaran toleransi dalam kemajemukan. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133140807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kenduren sebagai Ruang Merawat KeIndonesiaan","authors":"F. J. Nugroho","doi":"10.30995/ppb.v1i1.497","DOIUrl":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i1.497","url":null,"abstract":"The issue of diversity and togetherness has attracted the attention of many parties in a time filled with disruptive turmoil. One of the tasks of religious education, such as a theological school, is to play a role in caring for a nationality that is threatened by the emergence of excessive fanaticism and leads to radicalism. What this paper wants to offer is a cultural approach, especially Javanese, in order to maintain Indonesianness. One form of the cultural approach proposed is kenduren. AbstrakIsu keragaman dan kebersamaan menjadi perhatian banyak pihak di masa yang penuh dengan gejolak disruptif. Salah satu tugas pendidikan keagamaan, seperti sekolah teologi, adalah turut berperan dalam merawat kebangsaan yang diancam oleh munculnya fanatisme berlebihan, dan berujung pada radikalisme. Apa yang ingin ditawarkan melalui paper ini adalah sebuah pendekatan budaya, terutama Jawa, dalam rangka merawat keindonesiaan. Salah satu bentuk pendekatan budaya yang diajukan adalah kenduren.","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"169 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114376707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}