Indonesia Medicus Veterinus最新文献

筛选
英文 中文
Laporan Kasus: Enteritis Hemoragi karena Koinfeksi Ancylostomiosis dan Koksidiosis, Disertai Komplikasi Erlichiosis pada Anjing Kacang 病例报告:一只花生犬因同时感染寄生虫病和球虫病导致出血性肠炎,并伴有二联症
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.807
Grace Caroline, I. W. Batan, P. Putriningsih
{"title":"Laporan Kasus: Enteritis Hemoragi karena Koinfeksi Ancylostomiosis dan Koksidiosis, Disertai Komplikasi Erlichiosis pada Anjing Kacang","authors":"Grace Caroline, I. W. Batan, P. Putriningsih","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.807","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.807","url":null,"abstract":"Infeksi saluran cerna pada anjing, salah satunya dapat terjadi karena parasit dan protozoa pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan enteritis hemoragik. Parasit berbahaya yang berada dalam saluran pencernaan adalah Ancylostoma spp. serta dari kelompok protozoa adalah Isospora spp., Kedua penyakit ini dapat menimbulkan penyakit yang menunjukkan tanda klinis yang hampir sama yakni diare hingga pendarahan, penurunan nafsu makan, lemah, anoreksia, yang dapat diteguhkan oleh pemeriksaan feses. Hasil pemeriksaan klinis anjing mengalami kepucatan pada membran mukosa dan konjungtiva, serta waktu pengisian kaca yang bertambah lama. Hasil pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan kasus anjing mengalami anemia mikrositik hipokromik, leukositosis, monositosis, neutrofilia, dan trombositopenia. Hasil pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya telur cacing Ancylostoma spp., dan ookista Isospora spp . Berdasarkan pemeriksaan tersebut, anjing kasus didiagnosis mengalami ancylostomiosis dan koksidiosis. Saat dilakukan pemeriksaan hematologi rutin, anjing mengalami kasus trombositopenia yang terinfeksi juga oleh parasit darah. Dilakukan ulas darah dan uji serologi rapid test antibodi dan didapat hasil anjing kasus positif terinfeksi Ehrlichia sp . Terapi yang diberikan berupa anthelmintik dengan kandungan pyrantel secara peroral, 5 mg/kg BB diulangi pada hari ke-3, hari ke-7, dan hari ke-10. Terapi antibitoik berupa sulfamethoxazole-trimethroprim secara peroral 30 mg/kg BB, satu kali sehari selama 10 hari. Terapi antibiotik lainnya berupa doksisiklin secara peroral, 10 mg/kg BB, satu kali sehari selama 28 hari. Antiparasit dengan kandungan sarolaner. Terapi suportif berupa hematopoietikum satu kapsul per hari, secara peroral satu kali sehari selama 10 hari. Pada hari ke-15 pengobatan, kasus anjing menunjukkan perbaikan kondisi yang ditandai dengan feses yang teramati tidak ada darah dan konsistensi feses yang memadat. Pada hari ke-28 kondisi kasus anjing semakin membaik, sangat aktif, dan mengalami penambahan bobot badan.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pertumbuhan Alometri Lingkar Tubuh Kerbau Jantan Selama Penggemukan di Desa Kalianget, Seririt, Buleleng, Bali 巴厘岛 Buleleng 省 Seririt 镇 Kalianget 村公水牛育肥期间体围的 Alometric 增长率
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.776
Dosmonytha Boru Keliat, I. Sampurna, T. S. Nindhia
{"title":"Pertumbuhan Alometri Lingkar Tubuh Kerbau Jantan Selama Penggemukan di Desa Kalianget, Seririt, Buleleng, Bali","authors":"Dosmonytha Boru Keliat, I. Sampurna, T. S. Nindhia","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.776","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.776","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan di Desa Kalianget, Seririt, Buleleng, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pertumbuhan ukuran lingkar kerbau tubuh yaitu lingkar leher depan, leher belakang, lingkar dada, dan lingkar pinggul kerbau jantan selama penggemukan. Kerbau yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kerbau lumpur (Bubalis bubalus) dengan kisaran umur 11-74 bulan. Data diambil dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik sampel yang diambil adalah semua kerbau jantan yang digemukkan selama tiga bulan yang memenuhi persyaratan untuk diteliti dari bidang kesehatan dan keadaan fisiknya. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap, pada tahap pertama diukur 20 ekor kerbau jantan, selanjutnya setelah satu bulan dilakukan pengukuran tahap kedua, dan selanjutnya tahap ketiga setelah satu bulan tahap kedua dilakukan. Total data yang diperoleh dari tahap pengukuran ketiga sebanyak 60 buah data. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan model regresi pangkat dengan persamaan alometri Y=aXb. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan koefisien korelasi yang nyata antara lingkar tubuh kerbau selama penggemukan. Pertumbuhan dimensi lingkar tubuh dimulai dari lingkar dada, kemudian diikut lingkar pinggul, lingkar leher depan, dan lingkar leher belakang. Lingkar leher depan dan potensi pertumbuhannya lebih tinggi dari pada lingkar dadar dan lingkar pinggul. Dengan mengetahui potensi pertumbuhan lingkar tubuh ternak, maka peternak dapat mengetahui kapan sebaiknya ternak tersebut dipotong.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140433445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Diagnosis dan Penanganan Hernia Umbilikalis dengan Metode Herniorafi Terbuka pada Kucing Lokal 用开放式疝气切除术诊断和处理本地猫的脐带疝气
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.851
Theresa Utami, N. Pertiwi, A. Jayawardhita
{"title":"Diagnosis dan Penanganan Hernia Umbilikalis dengan Metode Herniorafi Terbuka pada Kucing Lokal","authors":"Theresa Utami, N. Pertiwi, A. Jayawardhita","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.851","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.851","url":null,"abstract":"Hernia adalah protrusi atau penyembulan organ dari sebuah lubang pada dinding tubuh yang dapat disebabkan oleh kejadian maupun kebocoran anatomi normal (kongenital). Banyaknya kucing pembohong atau anjing yang dipelihara secara dilepasliarkan di luar rumah meningkatkan risiko terjadinya hernia akibat trauma karena tertabrak kendaraan. Apabila penanganan tidak dilakukan dalam waktu yang lama, hernia umbilikalis dapat berakibat fatal karena hewan dapat mati dalam waktu yang singkat jika protrusi organ tersebut terjepit atau terpelintir. Hernia umbilikalis merupakan kejadian hernia yang paling sering terjadi akibat kongenital, meskipun dapat juga terjadi karena kecelakaan. Kasus kucing adalah kucing lokal berumur lima bulan dengan bobot badan 1,7 kg dengan warna rambut hitam dan putih. Kucing tersebut dilaporkan memiliki penyembulan massa lunak pada bagian ventral perut yaitu pada bagian umbilikus. Kondisi umum kucing sehat dengan nafsu makan baik. Berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan fisik, kucing tersebut didiagnosis mengalami hernia umbilikalis dengan prognosis fausta. Pada kasus kucing dilakukan penanganan berupa pembedahan dengan metode herniorafi terbuka. Premedikasi menggunakan atropin sulfat dan anestesi umum berupa kombinasi ketamin dan xylazine . Pola jahitan yang digunakan adalah pola kontinyu sederhana. Perawatan pascaoperasi dilakukan dengan pemberian antibiotik cefotaxime secara intramuskuler selama tiga hari yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik cefixime secara peroral selama lima hari. Jahitan dibuka pada hari ke-10 pascaoperasi setelah mengalami kesembuhan total yang ditandai dengan luka sayatan bedah tidak lagi ditemukan peradangan, luka menyatu, dan mengering.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Vulnus Morsum Stadion III dan IV pada Kucing Lokal 病例报告:成功治疗一只本地猫的外阴残割 III 期和 IV 期疾病
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.861
Yulia Khalifatun Nissa, I. G. A. G. P. Pemayun, A. Jayawardhita
{"title":"Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Vulnus Morsum Stadion III dan IV pada Kucing Lokal","authors":"Yulia Khalifatun Nissa, I. G. A. G. P. Pemayun, A. Jayawardhita","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.861","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.861","url":null,"abstract":"Vulnus morsum adalah luka yang disebabkan oleh gigitan. Vulnus morsum yang tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menimbulkan infeksi. Seekor kucing lokal betina steril berumur satu tahun dengan bobot badan 2,3 kg diperiksa karena adanya luka gigitan pada daerah tulang belikat bagian kiri yang telah berlangsung lebih dari dua minggu. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan adanya dua luka terbuka, salah satu luka sudah mengalami nekrosis dan luka lainnya terlihat dalam. Mukosa mulut tampak pucat dengan capillary fill time (CRT) lebih dari dua detik, serta nafsu makan dan minum yang berkurang. Pemeriksaan hematologi menunjukkan polisitemia dan trombositopenia, sedangkan parameter lainnya menunjukkan hasil yang normal. Kasus kucing didiagnosis mengalami vulnus morsum stadium III dan IV dengan prognosis fausta. Kucing ditangani dengan operasi penutupan luka menggunakan tiga prinsip penanganan luka, yaitu pembersihan luka ( cleansing ) , transmisi jaringan yang mati dan rusak ( debridement ) , dan penutupan luka dengan jahitan ( penjahitan ). Luka diberikan iodin dan ditutup menggunakan kasa yang mengandung antibiotik framycetin sulfate . Pasca operasi diberikan cefotaxime 20 mg/kg BB (IM q12h) selama tiga hari dan cefixime 10 mg/kg BB (PO q12h) selama empat hari serta dexamethasone 0,5 mg/ekor (PO q12h) selama tiga hari. Pada hari ke-10 pascaoperasi, kucing menunjukkan kesembuhan secara klinis yang ditandai dengan menyatunya luka, nafsu makan dan minum yang baik, serta adanya peningkatan bobot badan.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laporan Kasus: Kombinasi Imidacloprid dan Moxidectin dalam Penanganan Skabiosis dan Toksokariosis pada Anjing Kacang 病例报告:吡虫啉和莫西菌素联合治疗花生犬的疥癣病和毒蝇蛆病
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.785
Linus Putra Jaya Lase, I. W. Batan, Putu Devi Devi Jayanti
{"title":"Laporan Kasus: Kombinasi Imidacloprid dan Moxidectin dalam Penanganan Skabiosis dan Toksokariosis pada Anjing Kacang","authors":"Linus Putra Jaya Lase, I. W. Batan, Putu Devi Devi Jayanti","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.785","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.785","url":null,"abstract":"Seekor anak anjing kacang berjenis kelamin jantan, bernama Mocca, umur empat bulan, berat badan 3 kg dengan rambut berwarna hitam. Anjing Mocca memiliki kebiasaan menggaruk seluruh tubuhnya dengan frekuensi sering. Pemeriksaan fisik menunjukkan turgor kulitnya agak lambat dan ditemukan alopesia dengan rambut kusam, kering dan kasar di samping terdapat papula, pustula, eritema, krusta, dan hiperkeratosis di seluruh kulit pada permukaan tubuhnya. Terdapat pula lipatan kulit pada daerah badan dan kepala. Pemeriksaan secara mikroskopis dengan metode kerokan kulit atau kerokan kulit superfisial ditemukan tungau dan telur Sarcoptes scabiei . Hasil pemeriksaan histopatologi biopsi kulit ditemukan tungau dan terowongan S. scabiei pada epidermis kulit, terjadi perubahan hiperplasia pada membrana basalis epidermis, dan teramati banyak infiltrasi sel radang. Pemeriksaan hitung darah lengkap menunjukkan peningkatan sel darah putih (WBC), limfosit, trombosit (PLT) dan prokalsitonin (PCT); serta mengalami penurunan granulosit, Red blood cell (RBC), hemoglobin (HGB), hematokrit (HCT), mean corpuscular hemoglobin (MCH), dan mean cell hemoglobin concetration (MCHC). Feses berwarna kehijauan dan memiliki konsistensi padat, muntahan anjing disertai cacing Toxocara canis, dan pada pemeriksaan feses dengan metode natif diidentifikasi telur cacing T. canis . Terapi yang diberikan yaitu pemberian antiparasit secara topikal kombinasi imidakloprid 10 mg/kg BB dan moxidectin 2,5% BB, serta suplemen kulit dan rambut. Pasca pengobatan hari ke-28, pruritus anjing masih ada tetapi dengan frekuensi yang jarang. Lesi sudah tidak terlihat, pertumbuhan rambut yang sudah lebat, dan telur cacing sudah tidak teramati pada pemeriksaan dengan metode natif dan apung. Kebersihan lingkungan dan hewan harus selalu dijaga untuk mencegah tertularnya kembali agen infeksi.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kajian Pustaka: Vektor-vektor Penyakit Demam Babi Afrika yang Mewabah pada Berbagai Peternakan Babi 文献综述:各种猪场中的非洲猪瘟病媒
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.873
Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo, Devand Ainur Riza, Theresia Ene, Anastasia Bhala, Maria Dolorosa Leta Bili, Muchammad Wildan Firdaus, I. W. Batan
{"title":"Kajian Pustaka: Vektor-vektor Penyakit Demam Babi Afrika yang Mewabah pada Berbagai Peternakan Babi","authors":"Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo, Devand Ainur Riza, Theresia Ene, Anastasia Bhala, Maria Dolorosa Leta Bili, Muchammad Wildan Firdaus, I. W. Batan","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.873","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.873","url":null,"abstract":"Penyakit menular pada bayi memiliki pengaruh terhadap keamanan nutrisi ketersediaan daging babi sebagai produk protein tinggi. African Swine Fever (ASF) adalah penyakit virus menular yang menyerang babi domestik dan babi pembohong. Penyakit ini disebabkan oleh virus ASF dan sangat berbahaya bagi populasi babi karena dapat menyebabkan kematian mendadak dalam waktu 7–10 hari setelah terinfeksi serta mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar dalam industri peternakan babi. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi penyebaran ASF, peran penting dimainkan oleh caplak lunak dari genus Ornithodoros , terutama spesies Ornithodoros moubata . Penularan terjadi ketika caplak menginfeksi darah yang mampu mempertahankan virus untuk waktu yang lama dan menularkannya ke inang yang rentan. Selain itu, transmisi transstadial, transovarial, dan seksi pada caplak Ornithodoros memungkinkan untuk bertahannya infeksi ASF tanpa adanya inang. Siklus penularan virus ASF berlangsung secara silvatik dan domestik. Metode biosekuriti yang efektif dapat memperlambat penyebaran ASF yang merupakan ancaman besar bagi produksi babi dunia dan perdagangan babi internasional. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai vektor dari virus ASF. Dari berbagai macam sumber baik dari artikel, jurnal, dan buku mengenai vektor dari virus ASF yang telah dikaji, diperoleh hasil bahwa soft ticks (caplak lunak) Ornithodoros sp . menjadi vektor penularan virus ASF. Spesies yang banyak ditemukan dan sudah dibuktikan menjadi vektor antara lain adalah O. turicata, O. coriaceus, O. erraticus, dan O. moubata. Dalam beberapa sumber juga disebutkan kutu keras sebagai vektor yaitu ( I. Ricinus dan D. reticulatus ). Vektor lain yang dapat menularkan ASFV adalah spesies lalat Muscidae","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laporan Kasus Laporan Kasus: Urolitiasis Magnesium Amonium Fosfat dengan Sistitis pada Kucing Lokal 病例报告 病例报告:一只本地猫的磷酸铵镁尿路结石伴膀胱炎
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.840
I. Maulana, I. G. Soma, P. Putriningsih
{"title":"Laporan Kasus Laporan Kasus: Urolitiasis Magnesium Amonium Fosfat dengan Sistitis pada Kucing Lokal","authors":"I. Maulana, I. G. Soma, P. Putriningsih","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.840","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.840","url":null,"abstract":"Urolitiasis adalah penyakit yang disebabkan karena adanya urolit, kalkuli, kristal, ataupun sedimen yang berlebihan dalam saluran urinaria. Sistitis merupakan peradangan pada kandung kemih yang sering terjadi pada hewan peliharaan sebagai bagian dari infeksi pada saluran kemih. Laporan kasus ini membahas mengenai urolitiasis magnesium amonium fosfat dengan sistitis pada kucing domestik. Kasus kucing merupakan ras kucing domestik jantan, berumur lima tahun dengan bobot badan 5 kg dengan keluhan kesulitan buang air kecil dan tiga hari sebelumnya ditemukan urin bercampur darah, kucing tampak merejan saat buang air kecil dan mengalami penurunan nafsu makan. Pemeriksaan klinis kucing terlihat postur tubuh tidak tegap, cenderung diam dan kebanyakan duduk, menjilat daerah kemaluan, dan berbau pesing. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa kucing mengalami leukositosis dan monositosis, pemeriksaan USG terlihat penebalan dinding vesica urinaria , dan hasil sedimen urin diperoleh kristal magnesium amonium fosfat (struvite). Kasus kucing didiagnosis menderita rolitiasis magnesium amonium fosfat dan sistitis dengan prognosis buruk. Terapi yang diberikan yaitu antibiotik cefixime 10mg/kg BB diberikan dua kali dalam sehari selama enam hari, antiinflamasi deksametason 0,1mg/kg BB diberikan satu kali dalamselama tiga hari. Pemberian obat herbal Kejibeling® satu kapsul satu kali sehari selama tujuh hari. Terapi suportif diet Formula perawatan saluran kemih Royal Canin® selama tiga bulan. Kasus kucing setelah diterapi selama tujuh hari terlihat tidak mengalami kesulitan buang air kecil dan tidak menunjukkan rasa nyeri serta tidak ditemukan urin bercampur darah pada saat buang air kecil.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kajian Pustaka: Obstruksi Esofagus oleh Benda Asing pada Ternak Sapi Betina dari Berbagai Ras 文献综述:不同品种母牛的食道异物阻塞情况
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.897
Baiq Harvani, Muhammad Farhan Al Ma'arif, Yeni Ratna Sari, Milda Laila, Ni Made Adinda Arya Ningrum, I. W. Batan
{"title":"Kajian Pustaka: Obstruksi Esofagus oleh Benda Asing pada Ternak Sapi Betina dari Berbagai Ras","authors":"Baiq Harvani, Muhammad Farhan Al Ma'arif, Yeni Ratna Sari, Milda Laila, Ni Made Adinda Arya Ningrum, I. W. Batan","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.897","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.897","url":null,"abstract":"Obstruksi esofagus adalah suatu kondisi tidak normal akibat adanya penyempitan atau penyumbatan saluran kerongkongan/esofagus. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui metode diagnosis dan cara-cara penanganan pada kasus obstruksi esofagus. Penyumbatan pada esofagus dapat disebabkan oleh tertelannya benda asing. Penyumbatan esofagus yang telah lama terjadi dapat menyebabkan kembung/kembung pada rumen dan retikulum penderita karena hewan sulit untuk melakukan sendawa/eruktasi gas yang umum dilakukan oleh hewan ruminansia besar. Tanda klinis yang diderita hewan bervariasi berdasarkan penyebab dan letak terjadinya obstruksi, tetapi tanda klinis yang umum ditemukan ialah hewan terlihat gelisah, hipersalivasi, penurunan nafsu makan, dan anoreksia. Dari lima kasus yang dibahas dalam artikel ini, peneguhan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan sonde lambung atau belly tube/oro-ruminal probe . Hasil pemeriksaan umumnya menunjukkan adanya massa yang menghambat masuknya selang lambung menuju rumen. Penanganan pada kasus obstruksi esofagus adalah dengan cara mengupayakan secara manual dengan mendorong benda asing masuk ke rumen atau dengan pembedahan. Empat dari lima kasus yang dilaporkan penanganannya dilakukan dengan pembedahan, satu di antaranya mengalami kematian saat dilakukan pemeriksaan pemeriksaan. Untuk pengobatan pascaoperasi, pasien diberikan sediaan antibiotik secara paraenteral seperti penisilin-streptomisin serta meloxicam sebagai anti radang. Diagnosis obstruksi esofagus dapat ditegakkan berdasarkan riwayat, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, sedangkan penanganannya dapat dilakukan dengan pemijatan esofagus eksternal, penggunaan selang nasogastrik , tabung endotrakeal, endoskopik, dan pembedahan.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laporan Kasus: Penyingkiran Benda Asing yang Tersangkut pada Kerongkongan Anjing Peranakan Dachshund 病例报告:取出粘附在腊肠犬食道上的异物
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.830
Rojelio Dias Trindade Sousa, I. W. Batan, I. G. Soma, I. Putra
{"title":"Laporan Kasus: Penyingkiran Benda Asing yang Tersangkut pada Kerongkongan Anjing Peranakan Dachshund","authors":"Rojelio Dias Trindade Sousa, I. W. Batan, I. G. Soma, I. Putra","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.830","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.830","url":null,"abstract":"Seekor anjing peranakan dachshund, berjenis kelamin jantan, berumur delapan tahun, dengan bobot badan 5,4 kg datang ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, dengan keluhan muntah, kesulitan menelan, dan regurgitasi. Pemeriksaan fisik teramati adanya bengkak di leher, nyeri, dan ada reflek muntah saat dipalpasi. Hasil pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya benda asing di dalam esofagus. Berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan radiografi, kesimpulannya bahwa kasus anjing mengalami obstruksi benda asing di dalam esofagus. Sebelum melakukan perawatan, anjing dianastesi terlebih dahulu dengan premedikasi menggunakan atropin sulfat dengan dosis anjuran 0,02-0,04 mg/kg BB diberikan secara subkutan. Anastesi diberikan kombinasi xylazine dengan dosis anjuran 1-3 mg/kg BB dan ketamin dengan dosis anjuran 10-15 mg/kg BB diberikan secara intramuskuler. Pengangkatan benda asing berupa sepotong tulang di dalam esofagus berhasil dikeluarkan melalui rongga mulut dibantu dengan alat forceps . Terapi yang diberikan pasca pemberian potongan tulang di dalam esofagus antara lain: asam tolfenamat dengan dosis anjuran 4 mg/kg BB secara intramuskuler, antibiotik doksisiklin dengan dosis anjuran 4,4-11 mg/kg BB diberikan peroral (dua kali sehari) selama satu minggu , dan prednison dengan dosis anjuran 0,5 -1 mg/kg BB (satu kali sehari) selama tiga hari. Anjing mengalami kesembuhan pada hari kedua setelah mengangkat benda asing berupa tulang ayam, ditandai dengan anjing mulai makan dan minun dengan normal.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140433147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laporan Kasus: Penanganan Infeksi Parvovirus pada Anjing Kacang Umur Tiga Bulan 病例报告:一只三个月大花生犬感染副病毒的处理方法
Indonesia Medicus Veterinus Pub Date : 2024-02-25 DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.820
Widia Insani, M. S. Anthara, I. Suartha, Baiq Renny Kamaliani
{"title":"Laporan Kasus: Penanganan Infeksi Parvovirus pada Anjing Kacang Umur Tiga Bulan","authors":"Widia Insani, M. S. Anthara, I. Suartha, Baiq Renny Kamaliani","doi":"10.19087/imv.2023.12.6.820","DOIUrl":"https://doi.org/10.19087/imv.2023.12.6.820","url":null,"abstract":"Canine parvovirus (CPV) merupakan virus yang sangat menular, menyebabkan kematian tertinggi pada bangsa anjing di seluruh dunia. Prevalensi infeksi parvovirus lebih tinggi ditemukan pada anjing berumur di bawah enam bulan. Seekor anjing lokal diperiksa di tempat Praktek Dokter Hewan Ari Sapto Nugroho dengan keluhan; tidak nafsu makan, muntah dan lemas. Hasil pemeriksaan fisik; membran mukosa mulut cetak, Capillary Refill Time (CRT) lebih dari 2 detik, dan anjing lemah. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan terjadi anemia mikorsitik hipokromik, trombositopenia, leukopenia, limfositosis dan monositosis. Pemeriksaan tes kit menunjukkan hasil positif mengandung antibodi Canine Parvo Virus sehingga anjing kasus terinfeksi Canine Parvovirus (CPV). Terapi yang diberikan pada anjing kasus yaitu terapi cairan menggunakan cairan fisiologis (Ringer Lactate, PT. Widatra Bhakti, Jawa Timur). Cairan fisiologis diberikan melalui rute intra vena selama 5 hari. Selain itu diberikan juga obat antiemetik berupa Maropitant Citrate (Prevomax® 10 mg/mL, LeVet Pharma, Oudewater, Belanda) dengan dosis anjuran 1 mg/kg bb, jumlah pemberian sebesar 0,32 mL [IV; q24 jam; 5 hari], antibiotik amoksisilin (Amoksisilin 15% LA® 150 mg/mL, Vetoquinol, Amerika) dengan dosis 30 mg/kg bb, jumlah pemberian 0,64 mL [IM; q72h; 2 kali pemberian], Hematodin (Hematodin® 100 ml, PT Romindo Primavet, Jakarta, Indonesia) dengan label dosis 0,5-2 mL/kg bb, jumlah pemberian sebesar 1,6 mL [IM; q24 jam; 8 hari] dan injeksi Vitamin B kompleks (viamin-34 Inj® 100 ml, Samyang Anipharm, Korea Selatan) dengan label dosis 0,3ml/kg bb, jumlah pemberian sebesar 0,96 ml [SC; q24 jam; 8 hari]. Selama menjalani masa rawat inap yaitu delapan hari memberikan hasil yang memuaskan terhadap kesehatan anjing kasus dari segi nafsu makan yang membaik, serta menunjukkan tingkah laku menjadi lebih aktif.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140432573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信