Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46589
Thresna Suci Riyandhini, H. Purnamawati, J. G. Kartika
{"title":"Pengaruh Pemangkasan Daun terhadap Produktivitas Tiga Varietas Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp)","authors":"Thresna Suci Riyandhini, H. Purnamawati, J. G. Kartika","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46589","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46589","url":null,"abstract":"Pemangkasan daun menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kacang tunggak. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu terbaik pemangkasan daun dalam memperoleh produktivitas paling optimal. Penelitian dilaksanakan di Desa Tangkil, Kecamatan Citeureup, Bogor, dari bulan April hingga Juli 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor yaitu varietas (petak utama) dan waktu pemangkasan (anak petak) yang disusun pada petak terbagi (split plot) dengan empat ulangan. Petak utama adalah tiga varietas tanaman kacang tunggak, yaitu KT-2, KT-6, dan KT-8. Anak petak adalah waktu pemangkasan daun, yaitu 4 MST (minggu setelah tanam), 6 MST, 8 MST, dan 10 MST. Hasil penelitian menunjukkan pemangkasan daun berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah polong, bobot kering polong, dan bobot biji kacang tunggak. Komponen hasil paling optimal didapatkan pada tanaman dengan perlakuan pemangkasan tua, yaitu minggu ke 8 dan 10. Pemangkasan minggu ke 8 menunjukkan hasil paling optimal dalam peubah umur berbunga, jumlah tandan bunga, jumlah bunga, jumlah polong, bobot kering polong, dan bobot biji. Pemangkasan pada minggu ke 10 menunjukkan hasil paling optimal dalam peubah jumlah daun, bobot 100 biji, dan indeks panen. Varietas KT-8 menunjukkan hasil paling optimal pada peubah jumlah daun, jumlah tandan bunga, jumlah bunga, jumlah polong, bobot kering polong, bobot biji, dan indeks panen. \u0000Kata kunci: indeks panen, split plot, optimal, jumlah tandan bunga, bobot 100 biji","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123890150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46590
S. Kurniawan
{"title":"Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Pisang dan Daun Kelor ke dalam media terhadap Pertumbuhan Embrio Kelapa (Cocos nucifera L.) secara In Vitro","authors":"S. Kurniawan","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46590","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46590","url":null,"abstract":"Kelapa merupakan komoditas penting di Indonesia maupun di dunia Internasional. Perbanyakan kelapa dapat dilakukan dengan pembiakan melalui metode kultur jaringan. Kultur embrio merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh penambahan ekstrak buah pisang dan daun kelor ke dalam media untuk perkecambahan kelapa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan 5 perlakuan, yaitu kontrol, penambahan ekstrak buah pisang 100 g L-1, ekstrak buah pisang 150 g L-1, ekstrak daun kelor 10 ml L-1, dan ekstrak daun kelor 20 ml L-1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan kontrol memiliki hasil daya berkacambah paling tinggi namun tidak berbeda nyata terhadap waktu tumbuh dibanding perlakuan lainnya. Eksplan yang menghasilkan persentase akar dan plumula paling tinggi terdapat pada perlakuan kontrol namun tidak berbeda nyata dibanding pemberian ekstrak daun kelor 10 ml L-1. Pemberian ekstrak buah pisang ambon 100 g L-1 dan 150 g L-1 mengalami tingkat kematian dan browning paling tinggi. Pemberian ekstrak daun kelor 10 ml L-1 memiliki persentase panjang plumula paling tinggi pada 12 MST namun tidak berbeda nyata dibanding perlakuan kontrol dan pemberian ekstrak daun kelor 20 ml L-1. \u0000 \u0000Kata kunci: cendawan, kultur embrio, kultur jaringan","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125536445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46580
Sintia Octaviani, Hariyadi, Suwarto
{"title":"Perbandingan Pemetikan Secara Manual dan Mesin Terhadap Hasil Produksi Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) di Kebun Wonosari, Malang, Jawa Timur","authors":"Sintia Octaviani, Hariyadi, Suwarto","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46580","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46580","url":null,"abstract":"Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - April 2021 di Kebun Wonosari, Malang, Jawa Timur. Kegiatan penelitian bertujuan untuk mengevaluasi metode pemetikan manual dan mesin pada hasil dan kualitas teh. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tinggi bidang petik dan diameter bidang petik semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur setelah pangkas. Tinggi dan diameter bidang petik sudah sesuai dengan tinggi dan diameter yang ideal untuk tanaman teh. Potensi pucuk dengan mutu yang baik (pucuk peko) lebih banyak terdapat pada areal pemetikan manual dibanding areal pemetikan mesin. Gilir petik pada pemetikan manual lebih cepat dibanding gilir petik pada pemetikan mesin. Kapasitas pemetik dipengaruhi oleh umur pemetik dan tidak dipengaruhi oleh lama pengalaman kerja, dan gender pemetik. Tenaga petik dilapang pada kedua metode masih kurang jika dilihat dari hasil perhitungan. Analisis petik dan analisis pucuk belum memenuhi standar perusahaan, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil pemetikan sesuai dengan standar perusahaan. \u0000 \u0000Kata kunci: gilir petik, keterampilan, kualitas pucuk, potensi pucuk, umur pemetik","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121857385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46579
Safitri Nuraina, Yudiwanti W.E. Kusumo, H. Purnamawati
{"title":"Uji Daya Hasil 18 Galur Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil Seleksi IPB Di Cianjur, Jawa Barat","authors":"Safitri Nuraina, Yudiwanti W.E. Kusumo, H. Purnamawati","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46579","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46579","url":null,"abstract":" Pengujian daya hasil galur-galur hasil seleksi merupakan salah satu tahap dalam perakitan varietas unggul. Penelitian bertujuan mempelajari daya hasil 18 galur kacang tanah (Arachis hypogaea L.) generasi F8 hasil seleksi IPB. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai April 2020 di lahan pertanian Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada ketinggian 600 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak faktor tunggal dengan 18 galur uji dan 3 varietas pembanding. Berdasarkan hasil penelitian, daya hasil 18 galur kacang tanah generasi F8 hasil seleksi IPB menunjukkan terdapat beberapa karakter yang memiliki daya hasil nyata lebih tinggi dari varietas pembanding. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antar galur pada beberapa karakter percobaan. Galur yang memiliki daya hasil tinggi yaitu G33, G41, G53, G99, G100, G133, G142, G205, G209, dan G234. \u0000Kata kunci: galur, karakter, koefisien, seleksi","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128871786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46582
Afifuddin, Hariyadi, Suwarto
{"title":"Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan di Kebun Petapahan, Kampar, Riau","authors":"Afifuddin, Hariyadi, Suwarto","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46582","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46582","url":null,"abstract":"Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan minyak nabati. Salah satu faktor terpenting dalam pemeliharaan kelapa sawit adalah pemupukan untuk meningkatkan produktivitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 di Kebun Petapahan PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit di Kebun Petapahan. Pengamatan aspek khusus dilakukan terhadap manajemen pemupukan di lapangan berdasarkan 5 prinsip tepat (tepat jenis, tepat takaran, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat cara aplikasi) dan gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit. Hasil pengamatan terhadap prinsip 5T menunjukkan bahwa aplikasi pemupukan di Kebun Petapahan sudah sesuai dengan rekomendasi perusahaan dengan ketepatan 100%. Ketepatan dosis pupuk Borate adalah 97.78%. Ketepatan pemupukan cukup baik dengan persentase rata-rata 91.11%. Akurasi penempatan pada pupuk KCL sebesar 152.81 cm. Namun pada prinsipnya ketepatan takaran pupuk KCL masih dibawah standar aplikasi perkebunan yaitu 90.56%. Sedangkan pada pengamatan ketepatan waktu aplikasi pupuk Urea, Rock phosphate, dan Dolomit masih belum sesuai dengan waktu aplikasi yang direkomendasikan. Defisiensi unsur hara menunjukkan bahwa di Kebun Petapahan terdapat 12% tanaman yang mengalami gejala defisiensi unsur hara Kalium (K). \u0000Kata kunci: defisiensi hara, pupuk, rekomendasi, tepat pemupukan","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114300422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46587
W. Utomo, Dwi Guntoro
{"title":"Potensi Ekstrak Daun Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms-Laub.) sebagai Bioherbisida untuk Mengendalikan Gulma pada Padi Sawah","authors":"W. Utomo, Dwi Guntoro","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46587","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46587","url":null,"abstract":" Biomassa gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) mengandung zat allelopati yang dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak eceng gondok sebagai bioherbisida untuk mengendalikan gulma pada padi sawah. Penelitian dilaksanakan pada November 2016 hingga Agustus 2017 di Kebun Percobaan Cikabayan dan Laboratorium Ecotoxicology Waste and Bioagents, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Percobaan disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor, dan empat ulangan. Perlakuan konsentrasi ekstrak yang diuji yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% (bobot/volume). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol biomass eceng gondok dapat menekan pertumbuhan gulma spesies Echinochloa colonum, Ludwigia octovalvis, dan Fimbristylis miliacea. Konsentrasi ekstrak 25% memperlihatkan penekanan pertumbuhan gulma uji yang tertinggi. Gejala kerusakan gulma yang ditimbulkan yaitu klorosis dan nekrosis. \u0000Kata kunci: alelopati, klorosis, methanol","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128328376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46585
Ratna Trisnawati, Ni Made Armini Wiendi, A. Purwito
{"title":"Induksi Proliferasi Tunas Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.) melalui Organogenesis dengan Penambahan IAA dan BAP","authors":"Ratna Trisnawati, Ni Made Armini Wiendi, A. Purwito","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46585","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46585","url":null,"abstract":"Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.) merupakan tumbuhan khas Kalimantan Tengah yang digunakan sebagai obat tradisional oleh suku Dayak. Teknologi kultur jaringan dapat digunakan untuk keperluan budidaya Bawang Dayak dalam menghasilkan kualitas benih yang baik dan ketersediaan benih yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mempelajari respon eksplan mata tunas vegetatif dari umbi Bawang Dayak dengan penambahan IAA dan BAP. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh komposisi zat pengatur tumbuh IAA dan BAP yang optimal untuk perbanyakan tanaman Bawang Dayak secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan II, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Oktober 2018 sampai Juni 2019. Penelitian ini terdiri dari 3 percobaan terpisah yang masing-masing menggunakan jenis eksplan dan perlakuan berbeda setiap percobaan. Percobaan I, proliferasi tunas aseptic umbi Bawang Dayak. Percobaan II, induksi proliferasi tunas dengan penambahan IAA dan BAP. Percobaan III, induksi tunas dari umbi ex vitro Bawang Dayak. Percobaan I, eksplan ditanam pada media perbanyakan KC2 dan MS13K. Percobaan II dan III.a disusun menggunakan rancangan perlakuan faktorial disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), terdiri dari 2 faktor, yaitu IAA (0.0, 0.5, 1.0, 1.5 mg L-1) dan BAP (0.0, 1.0, 2.0, 3.0 mg L-1). Percobaan III.b terdiri atas 3 faktor, yaitu IAA (0.0, 0.5, 1.0, 1.5 mg L-1), BAP (0.0, 1.0, 2.0, 3.0 mg L-1), dan GA3 (0.0, 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 mg L-1). Media perlakuan KC2 memiliki rataan jumlah tunas lebih tinggi sebesar 1.93 tunas per eksplan dibandingkan dengan media MS13K sebesar 1.42 tunas per eksplan. Media perlakuan IAA 1.0 mg L-1 dan media perlakuan BAP 3.0 mg L-1 berpengaruh sangat nyata dalam pembentukan tunas sebesar 6.5 tunas per eksplan. Subkultur kedua, media perlakuan IAA 1.5 mg L-1 berpengaruh sangat nyata dalam pembentukan tunas sebesar 3.3 tunas per eksplan. Media perlakuan IAA 1.5 mg L-1 + BAP 3.0 mg L-1 berpengaruh sangat nyata dalam pembentukan daun sebesar 5.7 daun per eksplan dibandingkan dengan media perlakuan yang lain. \u0000Kata kunci: Benzil Amino Purin, eksplan, Indole Acetic Acid, in vitro","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127964937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46578
T. Situmorang, Abdul Qadir, Maryati Sari
{"title":"Perlakuan Hidrasi-Dehidrasi terhadap Vigor Dua Lot Benih Kacang Bambara (Vigna subterranean L. Verdc.)","authors":"T. Situmorang, Abdul Qadir, Maryati Sari","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46578","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46578","url":null,"abstract":"Ketersediaan benih yang berkualitas merupakan hal yang penting dalam peningkatan produktivitas kacang Bambara, namun terdapat kendala dalam proses penyediannya salah satunya yaitu deteriorasi (kemunduran) pada benih yang telah mengalami penyimpanan. Hidrasi-dehidrasi merupakan salah satu metode yang diharapkan dapat meningkatkan vigor dan viabilitas benih. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh hidrasi-dehidrasi sebagai perlakuan invigorasi terhadap vigor dan viabilitas dua lot benih kacang bambara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2019 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikutura, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdir atas 2 faktor. Faktor pertama yaitu benih bambara lanras Tasikmalaya yang terdiri atas 2 taraf. Taraf pertama yaitu lot 1 dipanen Maret 2019, lot 2 dipanen Oktober 2017. Faktor kedua yaitu hidrasi-dehidrasi terdiri atas 5 taraf, yaitu kontrol, perendaman dalam air selama 12 jam lalu dikeringkan 4 jam pada suhu 28-30 oC, perendaman dalam air selama 12 jam lalu dikeringkan 4 jam pada suhu 38-40 oC, perendaman dalam air selama 12 jam+aerator lalu dikeringkan 4 jam pada suhu 28–30 oC, perendaman dalam air selama 12 jam+aerator lalu dikeringkan 4 jam pada suhu 38-40 oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan hidrasi-dehidrasi mampu memperbaiki vigor benih secara nyata yang ditunjukkan oleh indeks vigor yang meningkat dari 2% menjadi 27% dan kecepatan tumbuh meningkat dari 9% KN etmal-1 menjadi 11% KN etmal-1pada taraf perlakuan perendaman dalam air selama 12 jam lalu dikeringkan 4 jam dengan suhu 38-40 oC. \u0000Kata kunci: kemunduran, perendaman, bermutu, deteriorasi benih, aerator","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132734289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Jumlah Benih Per Lubang Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata. Sturt)","authors":"Savirha Regyta, Arya Widura Ritonga, Okti Syah Isyani Permatasari","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46591","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46591","url":null,"abstract":"Produktivitas nasional jagung manis masih tergolong rendah dengan potensi hasil yang tidak stabil, sedangkan kebutuhan masyakarat terus meningkat. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas unggul dan teknik budidaya yang tepat salah satunya jumlah benih per lubang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh varietas, jumlah benih per lubang, serta interaksi jumlah benih per lubang dan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus hingga November 2021 di Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) pola tersarang, dengan petak utama jumlah benih per lubang tanam dan anak petak 8 varietas jagung manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah benih per lubang berpengaruh nyata terhadap karakter-karakter agronomis seperti, panjang daun, lebar daun, panjang tongkol, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tangkai tongkol, padatan terlarut total, dan produktivitas. Serta terdapat interaksi yang tidak nyata antara pemakaian jumlah benih dan varietas terhadap beberapa karakter yang diamati. Terdapat keragaman yang nyata antar varietas yang diuji pada semua karakter. \u0000Kata kunci: interaksi genetik lingkungan, jumlah populasi, kompetisi, produktivitas","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125099491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-03-31DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46618
Chandra Wijaya, M. R. Suhartanto, Sobir
{"title":"Pengemasan Bibit Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) Hasil Kultur Jaringan untuk Mempertahankan Mutu Selama Transportasi","authors":"Chandra Wijaya, M. R. Suhartanto, Sobir","doi":"10.29244/agrob.v11i1.46618","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i1.46618","url":null,"abstract":"Kendala dari pendistribusian bibit nanas ke berbagai daerah di Indonesia adalah jarak yang cukup jauh dan banyak wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Transportasi bibit jarak jauh idealnya memerlukan teknik pengemasan yang dapat menjaga mutu bibit, praktis, ringan, dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan mempelajari teknologi pengemasan bibit nanas hasil kultur jaringan untuk mempertahankan mutu selama periode transportasi. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor, yaitu jenis media dan kemasan. Faktor pertama adalah jenis media dengan taraf perlakuan tanpa cocopeat, cocopeat 50 g + 100 ml air + fungisida Mankozeb 80%, cocopeat 100 g + 200 ml air + fungisida Mankozeb 80%, sedangkan faktor kedua adalah kemasan dengan taraf perlakuan strimin rangkap satu, strimin rangkap dua, dan strimin rangkap tiga. Periode transportasi dilakukan sebanyak dua kali (pulang-pergi) dengan rute Bogor-Solo-Bogor selama 252 jam 33 menit dengan 135 jam 20 menit dalam kendaraan menggunakan jasa ekspedisi (non stasioner) dan 117 jam 11 menit dalam ruangan (stasioner). Pengemasan bibit nanas menggunakan strimin, media cocopeat, maupun tanpa cocopeat mampu mempertahankan mutu bibit selama proses transportasi. Semua perlakuan mampu mempertahankan bobot bibit dengan baik dengan nilai persentase susut bobot bibit perkemasan yang rendah. Dalam aplikasinya, pengiriman tanpa cocopeat merupakan metode terbaik dalam segi efisiensi pengiriman karena memiliki total bobot perkemasan lebih rendah dibandingkan kemasan dengan cocopeat 50 g dan 100 g. Semua perlakuan tidak berpengaruh terhadap penurunan kandungan klorofil daun. Penggunaan kain strimin yang lebih tebal mampu meminimalisasi intensitas kerusakan bibit. Kombinasi cocopeat dan lapis strimin selama transportasi diduga mampu mempercepat proses pemulihan pertumbuhan kembali bibit nanas. \u0000Kata kunci: cocopeat, fungisida, klorofil, strimin, vigor ","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123832730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}