Jurnal Sosiologi Reflektif最新文献

筛选
英文 中文
BUILDING INTERFAITH SOLIDARITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC THROUGH CELEBRATION OF MUSLIM AND CHRISTIAN RELIGIOUS HOLIDAYS IN INDONESIA 在新冠肺炎疫情期间,通过在印度尼西亚庆祝穆斯林和基督教节日,建立信仰间的团结
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2022-04-28 DOI: 10.14421/jsr.v16i2.2349
Maftukha Maftukha
{"title":"BUILDING INTERFAITH SOLIDARITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC THROUGH CELEBRATION OF MUSLIM AND CHRISTIAN RELIGIOUS HOLIDAYS IN INDONESIA","authors":"Maftukha Maftukha","doi":"10.14421/jsr.v16i2.2349","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i2.2349","url":null,"abstract":"Physical distancing policy has forced religious people in Indonesia to carry out worship at home and celebrate religious holidays with following a strict health protocol. This situation has affected for a loosening of solidarity in society, especially at the beginning era of pandemic. However, there are religious groups that modify some of the practices of religious rituals on their religious holidays, and adapt them to the rules of physical distancing, including Muslims and Christians in North Sulawesi. This article intends to discuss about Lebaran Ketupat and Thanksgiving, which are Muslim and Christian holidays in Minahasa as a means to strengthen community solidarity during the pandemic. This article was compiled based on a qualitative approach with data collection techniques in the form of in-depth interviews with Muslim and Christian communities in Ratatotok, Southeast Minahasa and Poigar Bolaang Mongondow in North Sulawesi. The results showed that the practice of Lebaran Ketupat and Thanksgiving can create social solidarity among interfaith groups. In addition, modifications to the practice of Eid Ketupat and Thanksgiving during the 2020-2021 pandemic have become a local resilience in dealing with the various impacts of the Covid-19 pandemic. Their ability to modify the Lebaran Ketupat and Thanksgiving rituals allows Muslim and Christian communities to create their solidarity as “torang samua basudara” (we are all brothers), in both idea and practice.Physical distancing telah memaksa umat beragama di Indonesia untuk melaksanakan ibadah di rumah dan merayakan hari besar keagamaan dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini berimplikasi pada mulai merenggangnya solidaritas di masyarakat. Namun demikian, terdapat kelompok keagamaan yang memodifikasi beberapa praktik ritual keagamaan pada hari besar keagamaan mereka, dan menyesuaikannya dengan  aturan pembatasan physical distancing tersebut, diantaranya adalah umat Muslim dan Kristen di Sulawesi Utara. Artikel ini bermaksud untuk membahas tentang Lebaran Ketupat dan Pengucapan Syukur yang merupakan hari besar umat Muslim dan Nasrani di Minahasa sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas masyarakat di masa pandemi. Artikel ini disusun berdasarkan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mandalam terhadap masyarakat Muslim dan Kristen di Ratatotok Minahasa Tenggara dan Poigar Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik Lebaran Ketupat dan Pengucapan Syukur dapat menciptakan solidaritas sosial diantara kelompok lintas agama. Selain itu, modifikasi praktik Lebaran Ketupat dan Pengucapan Syukur di masa pandemi pada tahun 2020-2021 telah menjadi local resilience dalam menghadapi berbagai dampak pandemi Covid-19. Kemampuan mereka untuk memodifikasi ritual Lebaran Ketupat dan Pengucapan Syukur memungkinkan masyarakat Muslim dan Kristen untuk menciptakan solidaritas mereka sebagai “torang samua basudara” (kita semua bersaudara), baik ","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45971420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
NEW MEDIA DAN OTORITAS KEAGAMAAN BARU: ANALISIS WACANA KONSPIRASI RAHMAT BAEQUNI (NEW MEDIA AND NEW RELIGIOUS AUTHORITIES: AN ANALYSIS ON RAHMAT BAEQUNI'S CONSPIRACY DISCOURSE) 新媒体与新宗教权威:拉赫玛·巴埃库尼阴谋论分析
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2022-04-28 DOI: 10.14421/jsr.v16i2.2409
R. Romario
{"title":"NEW MEDIA DAN OTORITAS KEAGAMAAN BARU: ANALISIS WACANA KONSPIRASI RAHMAT BAEQUNI (NEW MEDIA AND NEW RELIGIOUS AUTHORITIES: AN ANALYSIS ON RAHMAT BAEQUNI'S CONSPIRACY DISCOURSE)","authors":"R. Romario","doi":"10.14421/jsr.v16i2.2409","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i2.2409","url":null,"abstract":"New media has provided a wider space for religious preachers to convey their da'wah messages to the public. This raises the consequence of the increase of da'wah contents that are not properly filtered by religious authorities, including the discourse of conspiracy. In Indonesia, Rahmat Baequni is one of the controversial Muslim preachers who spreads Islamic discourse and conspiracies through YouTube and has a large number of followers (netizens). This article was compiled based on qualitative research with the aim of discussing how Rahmat Baequni built his religious authority on social media through the conspiracy discourse. The results showed that Rahmat Baequni's story telling techniques and interesting way in his delivery were able to 'attract' young people to believe and follow the messages of his lectures. On the other hand, this phenomenon has raised pros and cons among netizens regarding the validity of the conspiracy discourse initiated by Rahmat Baequni.New media telah memberikan ruang yang luas bagi para penceramah agama untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya ke masyarakat. Hal ini memunculkan konsekuensi maraknya konten-konten dakwah yang tidak terfilter dengan baik oleh otoritas keagamaan, termasuk dalam hal ini adalah wacana konspirasi. Di Indonesia, Rahmat Baequni adalah salah satu penceramah Muslim kontroversial yang menyebarkan wacana Islam dan konspirasi melalui Youtube dan memiliki followers (netizen) dengan jumlah yang banyak. Artikel ini disusun berdasarkan penelitian kualitatif dengan maksud untuk membahas bagaimana Rahmat Baequni membangun otoritas keagamaannya di sosial media melalui wacana konspirasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik story telling dan penyampaian yang menarik dari Rahmat Baequni mampu ‘menarik’ anak-anak muda untuk mempercayai dan mengikuti pesan-pesan ceramahnya tersebut. Di sisi lain, fenomena ini telah memunculkan pro dan kontra di kalangan netizen tentang keabsahan wacana konspirasi yang digagas oleh Rahmat Baequni.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"66962947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
SUMBANGSIH FREUD BAGI KEHIDUPAN SOSIAL-KEAGAMAAN: TELAAH ATAS KARYA TOTEM AND TABOO (1912-1913) 图腾与禁忌(1912-1913)
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/JSR.V16I1.2162
Paulus Bagus Sugiyono
{"title":"SUMBANGSIH FREUD BAGI KEHIDUPAN SOSIAL-KEAGAMAAN: TELAAH ATAS KARYA TOTEM AND TABOO (1912-1913)","authors":"Paulus Bagus Sugiyono","doi":"10.14421/JSR.V16I1.2162","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JSR.V16I1.2162","url":null,"abstract":"One of Sigmund Freud's most famous works in the field of religion is Totem and Taboo (1912-1913). In this work, Freud uses psychoanalytic theory to dissect the genealogy of socio-religious phenomena in the form of totems and taboos from a philosophical-anthropological point of view, especially through his research on Aboriginal tribes in Australia. This article aims to examine Freud's contribution in the field of religion, and how it is contextualized in the socio-religious life of today's society. This study uses a qualitative approach by exploring various literatures that examine Freud's work on Totems and Taboos. The results of the study reveal that although this work tends to be problematic and particular in interpreting religion through the concepts of Totem and Taboo. However, there is a contribution from the series of arguments presented by Freud. This contribution is an invitation to purify one's intentions in carrying out religious rites, especially in today's modern society. Religious activity is no longer seen as a mechanistic ritual, but it has to be rooted from the deepest heart. Salah satu karya Sigmund Freud dalam bidang agama yang paling terkenal adalah Totem and Taboo (1912-1913). Dalam karyanya tersebut, Freud menggunakan teori psikoanalisis untuk membedah genealogi fenomena sosial keagamaan berupa totem dan taboo dari sudut pandang filosofis-antropologis, khususnya melalui penelitiannya tentang suku Aborigin di Australia. Artikel ini bertujuan untuk menelaah sumbangsih Freud dalam karya tersebut, dan bagaimana kontekstualisasinya dalam kehidupan sosial-keagamaan masyarakat saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menelusuri berbagai literatur yang mengkaji karya Freud tentang Totem dan Taboo . Hasil penelitian mengungkapkan bahwa meskipun karya ini cenderung problematis dan partikular dalam memaknai agama melalui konsep Totem dan Taboo , namun terdapat sumbangsih dari rangkaian argumentasi yang disampaikan oleh Freud tersebut. Sumbangsih tersebut adalah ajakan untuk memurnikan intensi diri dalam melaksanakan ritus-ritus beragama, khususnya dalam masyarakat modern saat ini. Aktivitas beragama bukan lagi menjadi ritual yang mekanistis, melainkan harus bersumber dari hati yang terdalam.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46218789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SOCIAL CAPITAL IN FISHERMEN LIVELIHOOD: CASE STUDY IN "KELOMPOK USAHA BERSAMA" (KUBE) KETAPANG, PANGKALPINANG, BANGKA 渔民生计中的社会资本:
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/jsr.v16i1.2091
Panggio Restu Wilujeng, P. Saputra, Bustami Rahman, Luna Febriani, Herdiyanti Herdiyanti, L. Hayati
{"title":"SOCIAL CAPITAL IN FISHERMEN LIVELIHOOD: CASE STUDY IN \"KELOMPOK USAHA BERSAMA\" (KUBE) KETAPANG, PANGKALPINANG, BANGKA","authors":"Panggio Restu Wilujeng, P. Saputra, Bustami Rahman, Luna Febriani, Herdiyanti Herdiyanti, L. Hayati","doi":"10.14421/jsr.v16i1.2091","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2091","url":null,"abstract":"The empowerment of social community in a sustainable way becomes an unavoidable need, including within the fishermen community. As one of the economically marginalized social communities, the Fisherman community needs more serious attention from all related parties to create a join business group (Kelompok Usaha Bersama/KUBE) to improve their welfare. This article intends to find out how KUBE in Ketapang strengthen social capital in their groups as a strategy to increase the welfare of their members. This research was conducted using a qualitative approach through observation and in-depth interviews with 5 (five) fisherman informants as data collection techniques. The results showed that economic capital was not the main factor in increasing the empowerment of fishermen, but the social capital of KUBE group, such as networks, trust, and social bonds (bonding), have played a more important role in increasing the welfare of their members.Upaya untuk mengembangkan pemberdayaan kelompok sosial secara berkelanjutan saat ini menjadi suatu kebutuhan tak elakkan, termasuk dalam hal ini adalah kelompok nelayan. Sebagai salah satu kelompok sosial yang termarginalisasi secara ekonomi, kelompok ini membutuhkan intervensi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Ketapang, Pangkalpinang, Bangka adalah dengan memperkuat modal sosial dalam kelompok tersebut. Artikel ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana upaya KUBE untuk menguatkan modal sosial di kelompok mereka sehingga mendorong para nelayan untuk menjadi lebih berdaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara mendalam terhadap 5 (lima) orang informan nelayan anggota KUBE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal ekonomi tidak menjadi faktor utama dalam meningkatkan keberdayaan nelayan, namun di kelompok KUBE ini modal sosial berupa jaringan, kepercayaan, dan ikatan sosial (bonding) memegang peranan yang lebih penting. Melalui kedua modal ini nelayan dapat saling membantu kebutuhan ekonomi satu sama lain, dan meningkatkan keberdayaan mereka dalam mencapai akses sumberdaya ekonomi yang lebih baik.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44124174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
DINAMIKA KONFLIK IDENTITAS PENGHAYAT SAPTA DARMA DI DESA SUKORENO, JEMBER, JAWA TIMUR 在SUCREEN,JEMBER,TIME中配置的命名CONFLIC身份
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/JSR.V16I1.2250
F. Hasanah, Ahmad Arif Widianto, Joan Hesti Gita Purwasih
{"title":"DINAMIKA KONFLIK IDENTITAS PENGHAYAT SAPTA DARMA DI DESA SUKORENO, JEMBER, JAWA TIMUR","authors":"F. Hasanah, Ahmad Arif Widianto, Joan Hesti Gita Purwasih","doi":"10.14421/JSR.V16I1.2250","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JSR.V16I1.2250","url":null,"abstract":"The polemic of religious identity between “penghayat kepercayaan” (believers of indigenous religion) and followers of the official religions in Indonesia is still become a sensitive issue, which adds to the long list of marginalization of indigenous believers in Indonesia. Several forms of marginalization are: forcing to choose certain official religions in their National ID Card, the pros and cons of the burial places of the deceased indigenous believers, and restrictions on the construction of their worship places. This article aims to elaborate the dynamics of identity conflict between adherents of the Sapta Darma (one of indigenous belief) and the followers of official religions in Sukoreno Village, Jember, East Java. This study uses a qualitative approach using observation, in-depth interviews with 7 (seven) informants of Sapta Darma followers, and members of FKUB (Forum of Religious Harmony) for the data collection. The results of the study reveal that this identity polemic has made it difficult for adherents of Sapta Dharma to change their religious identity on their ID cards. As a consequence, they also have difficulty in accessing public burial places. Conflict resolution efforts are carried out through FKUB by providing socialization of knowledge on nationality and cultural perspective to the interfaith leaders. Polemik identitas agama antara penghayat kepercayaan dengan pemeluk agama resmi di Indonesia masih menjadi isu yang menambah daftar panjang marginalisasi penganut kepercayaan di Indonesia. Bentuk marginalisasi ini mengarah kepada pemaksaan pencantuman agama tertentu dalam KTP dan KK warga penghayat, pro dan kontra tempat pemakaman warga penghayat yang meninggal, dan pembatasan pembangunan rumah peribadatan bagi warga penghayat. Artikel ini bermaksud untuk mengelaborasi dinamika konflik identitas antara penghayat kepercayaan Sapta Darma dengan para pemeluk agama resmi, dengan mengambil lokasi tempat di Desa Sukoreno, Jember, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam terhadap 7 (tujuh) informan warga penghayat Sapta Darma, dan anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa polemik identitas ini mengakibatkan warga pengahayat kesulitan dalam mengganti identitas agamanya di KTP dan KK sehingga mereka memiliki identitas ganda dan kesulitan dalam mengakses tempat pemakaman umum. Upaya resolusi konflik dilakukan melalui FKUB dengan memberikan sosialisasi wawasan kebangsaan dan pendekatan kultural dengan tokoh lintas agama.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43759682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
IMPLEMENTASI KEADILAN GENDER DI PONDOK PESANTREN SABILURROSYAD KOTA MALANG 马朗军需点实施情况
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/jsr.v16i1.1774
B. F. Sanah, Ika Wildah Nafisah, Maulidina Zahrah Mukmina, Satria Adli Cholid, T. Prayoga
{"title":"IMPLEMENTASI KEADILAN GENDER DI PONDOK PESANTREN SABILURROSYAD KOTA MALANG","authors":"B. F. Sanah, Ika Wildah Nafisah, Maulidina Zahrah Mukmina, Satria Adli Cholid, T. Prayoga","doi":"10.14421/jsr.v16i1.1774","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.1774","url":null,"abstract":"Gender equality still becomes a sensitive issue in Islamic educational institutions, especially in pesantren, a traditional Islamic educational institution. There is a strong assumption that in the socio-religious tradition of pesantren, women's subordination still practices widely. However, some pesatren take serious attention to overcome this issue through their daily activities within pesantren. One of which is Pesantren Sabilurrosyad in Malang, East Java. This article aims to elaborate on the realization of gender justice in the pesantren. This research uses a qualitative approach through observation and in-depth interviews with the board members of pesantren, as well as its male and female students. The results showed that the Pesantren Sabilurrosyad had implemented the values of gender justice in their socio-religious activities. The implementation forms include providing opportunities for female students to become head of student association; female students are given freedom to recite the Koran directly to the kyai; and female teachers (ustadzah) are given the opportunity to share in one forum with male students.Kesetaraan gender masih menjadi isu sensitive di lembaga pendidikan Islam, khususnya di pondok pesantren. Terdapat anggapan bahwa dalam tradisi sosial-keagamaan di pesantren  subordinasi perempuan masih terjadi. Hal ini menjadi perhatian bagi beberapa pesantren yang ingin menjadikan isu ini sebagai bagian dari aktivitas pesantren, salah satunya adalah Pondok Pesantren Sabilurrosyad di Malang. Artikel ini bertujuan untuk mengelaborasi perwujudan keadilan gender di pondok tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap para pengurus ponpes dan santri putra dan santri putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pondok pesantren Sabilurrosyad telah mengimplementasikan nilai-nilai keadilan gender dalam tradisi sosial-keagamaan pesantren. Wujud implementasi tersebut diantaranya adalah memberikan kesempatan kepada santri putri untuk menjadi ketua pondok, santri putri diberikan kebebasan untuk mengaji langsung kepada kyai, serta pengajar putri (ustadzah) diberikan peluang untuk bersama 1 (satu) forum dengan santri putra.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44022644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
FAKE REALITY: WOMEN PORTRAYAL IN BEAUTY PRODUCT ADVERTISEMENTS OF PAKISTANI PRIVATE CHANNELS 虚假的现实:女性在巴基斯坦私人频道的美容产品广告中的形象
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/jsr.v16i1.2257
Z. Rana
{"title":"FAKE REALITY: WOMEN PORTRAYAL IN BEAUTY PRODUCT ADVERTISEMENTS OF PAKISTANI PRIVATE CHANNELS","authors":"Z. Rana","doi":"10.14421/jsr.v16i1.2257","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2257","url":null,"abstract":"Since advertising was introduced many centuries ago, women have been objectified and, in some cases, insulted or belittled. The second wave of feminists challenged society's definition of femininity, and society's insistence on equating men with “thought” and women with “nature” and “body.” This paper aims to investigate the question of women portrayal in Pakistani media with “Jean Baudrillard theory of Simulacra and Simulation”. It focuses on how media and writing are constantly affected by hyperreality. Films, commercials, news, web-based media, and so on address fake real factors with the goal that the current world can't understand reality and innovation. Content analysis was used to emphasize how sexist media constructs an unattainable or objective image of female beauty. This paper shows how personal achievements and accomplishments are only acceptable if they meet the criteria of unrealistic beauty standards. The idea of being “perfect” is reinforced through media but mostly women are suffering with anxiety, depression and the feeling of being insecure in their homes. The fear of being inferior and rejection make them vulnerable and less competitive in society which develops a sense of passiveness and low self-esteem.Sejak dunia periklanan diperkenalkan, perempuan telah menjadi objek, dan dalam beberapa kasus mereka direndahkan dan mengalami penolakan. Gelombang feminis telah menentang definisi feminitas dan desakan masyarakat untuk menyamakan laki-laki dengan ‘pikiran’ dan perempuan dengan ‘nature’ dan ‘body’. Artikel ini bermaksud untuk menyelidiki bagaimana proses penggambaran perempuan di media Pakistan melalui teori Simulacra dan Simulasi Jean Baudrillard. Tulisan ini juga berfokus pada bagaimana media secara terus-menerus dipengaruhi oleh hiperrealitas. Film, iklan, berita, media berbasis website, dan yang lainnya membahas realitas palsu dengan tujuan agar dunia saat ini tidak memahami realitas dan inovasi. Analisis Konten digunakan untuk menekankan bagaimana media seksis membangun citra kecantikan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pencapaian pribadi hanya dapat diterima jika telah memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Gagasan untuk menjadi perempuan “sempurna” diperkuat melalui media, namun pada kenyataannya para perempuan justru mengalami kecemasan, depresi, dan perasaan tidak aman. Inferioritas dan dan ketakutan akan penolakan membuat mereka rentan dan kurang kompetitif dalam masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi sikap pasif dan memiliki harga diri yang rendah.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43482884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
FENOMENA BU NYAI PENGAJAR TAFSIR BERDIMENSI GENDER LOKALITAS DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUL QUR'AN JEMBER 妇女,但新的第一年的地方参考成员的观点
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/jsr.v16i1.2127
Afifatul Munawiroh, M. K. H. Al Asy Ari
{"title":"FENOMENA BU NYAI PENGAJAR TAFSIR BERDIMENSI GENDER LOKALITAS DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUL QUR'AN JEMBER","authors":"Afifatul Munawiroh, M. K. H. Al Asy Ari","doi":"10.14421/jsr.v16i1.2127","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2127","url":null,"abstract":"The majority of pesantren, the oldest Islamic educational institution in Indonesia, are still giving a priority to men for most important positions and roles in managing the pesantren. However, there is an interesting phenomenon at Pesantren Roudhotul Qur'an in Jember, East Java, where Nyai Mulazimah took unusual position as a leader of the pesantren, as well as the teacher of Tafsir Jalalain, the most influential tafsir books at pesantren. One of her contribution is conducting a reading of Tafsir Jalalain using a gender approach. This article aims to analyze the role of Nyai Mulazimah and her influences on shaping socio-religious traditions within her pesantren, especially related to the interpretation of the Qur'an (tafsir). This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and in-depth interviews with Mrs. Nyai Mulazimah and several students. The results reveal that the presence of Nyai Mulazimah as a teacher, who makes an interpretation of the Qur’an using a gender perspective, has created a new distinction to the tradition of teaching a tafsir within a pesantren which has been dominated by men. Therefore, this also gives rise to more diverse perspectives on the interpretation of certain verses within the pesantren, especially those related to the role and social position of women.Mayoritas pesantren di Indonesia masih memprioritaskan laki-laki pada posisi dan peran-peran penting di pondok pesantren. Salah satu fenomena menarik di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an di Jember adalah keberadan Bu Nyai Mulazimah sebagai pemimpin pondok sekaligus pengajar Tafsir Jalalain. Melalui peran Bu Nyai Mulazimah, pengajaran Tafsir Jalalain diajarkan dengan pendekatan gender. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Bu Nyai tersebut dan pengaruhnya terhadap tradisi sosial-keagamaan di pesantren khususnya dalam konteks penafsiran al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara  mendalam terhadap Bu Nyai Mulazimah dan beberapa santri. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keberadaan Bu Nyai Mulazimah sebagai pengajar tafsir dengan perspektif gender telah memberikan nuansa baru dalam tradisi pengajaran tafsir di pesantren yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Sehingga, hal ini memunculkan sudut pandang yang lebih beragam tentang tafsir ayat-ayat tertentu di pesantren, khususnya yang berkaitan dengan peran dan posisi sosial perempuan dalam masyarakat.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41667057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
GERAKAN SOSIAL BARU INDONESIA: STUDI GERAKAN GEJAYAN MEMANGGIL 2019 社会预警新印度:2019年预警研究
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/JSR.V16I1.2163
Sanny Nofrima, Zuly Qodir
{"title":"GERAKAN SOSIAL BARU INDONESIA: STUDI GERAKAN GEJAYAN MEMANGGIL 2019","authors":"Sanny Nofrima, Zuly Qodir","doi":"10.14421/JSR.V16I1.2163","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/JSR.V16I1.2163","url":null,"abstract":"The Gejayan Calling Movement 2019 becomes an interesting phenomenon of the development of new student social movements in Indonesia. Using social media platforms (#tranding topics) as a means of mass mobilization, this action succeeded in managed around 15,000 protesters. This article aims to elaborate the 2019 Gejayan Menanggil Movement in more detail, covering the background of the action, the means of mass mobilization, the consolidation process, and the issues raised. The research method uses a qualitative approach with data collection techniques through virtual observations on social media, data searches on the Drone Emprit website, and in-depth interviews with members of HMI DIPO, HMI MPO, IMM, GMNI, and ARB (Aliansi Rakyat Bergerak). The collected data were analyzed using NVivo Plus software. The results show that the Gejayan Calling Movement has become the starting point for changes in social movements in Indonesia, where the foundations built are no longer based on material resistance, but are more based on issues of humanity, injustice, politics, the environment and women. Therefore, the ideology of the movements has also changed from a class resistance to an identity resistance.Gerakan Gejayan Memanggil 2019 menjadi salah satu fenomena menarik dari perkembangan gerakan sosial baru mahasiswa di Indonesia. Melalui platform media sosial (tranding topic) sebagai alat mobilisasi massa, aksi ini telah melibatkan 15.000 (lima belas ribu) demonstran. Artikel ini bermaksud untuk mengelaborasi Gerakan Gejayan Memanggil 2019 secara lebih mendalam, meliputi latar belakang aksi, sarana mobilisasi massa, proses konsolidasi, dan isu yang diangkat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi virtual di sosial media, penelusuran data di situs internet Drone Emprit, dan wawancara mendalam terhadap anggota HMI DIPO, HMI MPO, IMM, GMNI, dan ARB (Aliansi Rakyat Bergerak). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan software NVivo Plus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Gejayan Memanggil ini telah menjadi titik tolak perubahan gerakan sosial di Indonesia, dimana pondasi yang dibangun tidak lagi berbasis pada perlawanan yang bersifat material, tetapi lebih berbasiskan pada isu-isu kemanusiaan, ketidakadilan, politik, lingkungan dan perempuan. Oleh sebab itu, ideologi yang berkembang berubah dari hal yang bersifat perlawanan kelas menjadi perlawanan identitas.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49563805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
OPTIMALISASI WHATSAPP GRUP LINTAS AGAMA DALAM MENGOKOHKAN JARINGAN SOSIAL UMAT BAHA’I DI DESA CEBOLEK KIDUL, PATI, JAWA TENGAH 爪哇中部的CEBOLEK KIDUL村,WHATSAPP跨宗教团体协助建立巴卡拉族的社交网络
Jurnal Sosiologi Reflektif Pub Date : 2021-10-29 DOI: 10.14421/jsr.v16i1.2125
Moh Rosyid
{"title":"OPTIMALISASI WHATSAPP GRUP LINTAS AGAMA DALAM MENGOKOHKAN JARINGAN SOSIAL UMAT BAHA’I DI DESA CEBOLEK KIDUL, PATI, JAWA TENGAH","authors":"Moh Rosyid","doi":"10.14421/jsr.v16i1.2125","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2125","url":null,"abstract":"This paper aims to describe the existence of followers of the Baha'i religion in Cebolek Kidul, Margoyoso, Pati, Central Java. This lack of state and community recognition of the presence of followers of the Baha'i religion encourages them to preserve their existence by strengthening the interaction of fellow Baha'is with other interfaith fellows. Data of this paper was obtained by observing and doing in-depth interviews with the members of Baha'is. The results reveal that although Baha'i adherents have not yet received their rights as other recognized religious fellow in Indonesia, they maintain and preserve their existence by involving themselves in interfaith forums in the WhatsApp group. Their participation in the WhatsApp group becomes a medium for followers of other religions to understand Bahai teachings, follow information and dynamics of Baha'i, and provide a better understanding to the public about Baha'i religious teachings. As a consequence, Baha'i people in Cebolek Kidul feel close and become an inseparable part of their society.Artikel ini bertujuan untuk memaparkan eksistensi penganut agama Baha’i di Desa Cebolek Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kurangnya pengakuan negara dan masyarakat terhadap kehadiran para pemeluk agama Baha’i ini mendorong mereka untuk berupaya menjaga eksistensi dengan mengokohkan interaksi sesama pemeluk Baha’i dengan umat lintas agama lain. Upaya ini mereka lakukan melalui pengelolaan jaringan via grup WhatsApp (WA). Data diperoleh dengan observasi dan wawancara mendalam terhadap umat Baha’i. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa meskipun pemeluk agama Baha’i belum mendapatkan haknya sebagai umat beragama di Indonesia, namun mereka menjaga eksistensi mereka dengan melibatkan diri dalam forum lintas agama di grup Whatsapp. Keikutsertaan ini menjadi media bagi pemeluk agama lain untuk memahami ajaran Bahai, mengikuti informasi dan dinamika Baha’i, serta memberi pemahaman pada publik tentang ajaran agama Baha’i. Sehingga secara tidak langsung, umat Baha’i merasa dekat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat mereka.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48738659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信