{"title":"FAKE REALITY: WOMEN PORTRAYAL IN BEAUTY PRODUCT ADVERTISEMENTS OF PAKISTANI PRIVATE CHANNELS","authors":"Z. Rana","doi":"10.14421/jsr.v16i1.2257","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Since advertising was introduced many centuries ago, women have been objectified and, in some cases, insulted or belittled. The second wave of feminists challenged society's definition of femininity, and society's insistence on equating men with “thought” and women with “nature” and “body.” This paper aims to investigate the question of women portrayal in Pakistani media with “Jean Baudrillard theory of Simulacra and Simulation”. It focuses on how media and writing are constantly affected by hyperreality. Films, commercials, news, web-based media, and so on address fake real factors with the goal that the current world can't understand reality and innovation. Content analysis was used to emphasize how sexist media constructs an unattainable or objective image of female beauty. This paper shows how personal achievements and accomplishments are only acceptable if they meet the criteria of unrealistic beauty standards. The idea of being “perfect” is reinforced through media but mostly women are suffering with anxiety, depression and the feeling of being insecure in their homes. The fear of being inferior and rejection make them vulnerable and less competitive in society which develops a sense of passiveness and low self-esteem.Sejak dunia periklanan diperkenalkan, perempuan telah menjadi objek, dan dalam beberapa kasus mereka direndahkan dan mengalami penolakan. Gelombang feminis telah menentang definisi feminitas dan desakan masyarakat untuk menyamakan laki-laki dengan ‘pikiran’ dan perempuan dengan ‘nature’ dan ‘body’. Artikel ini bermaksud untuk menyelidiki bagaimana proses penggambaran perempuan di media Pakistan melalui teori Simulacra dan Simulasi Jean Baudrillard. Tulisan ini juga berfokus pada bagaimana media secara terus-menerus dipengaruhi oleh hiperrealitas. Film, iklan, berita, media berbasis website, dan yang lainnya membahas realitas palsu dengan tujuan agar dunia saat ini tidak memahami realitas dan inovasi. Analisis Konten digunakan untuk menekankan bagaimana media seksis membangun citra kecantikan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pencapaian pribadi hanya dapat diterima jika telah memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Gagasan untuk menjadi perempuan “sempurna” diperkuat melalui media, namun pada kenyataannya para perempuan justru mengalami kecemasan, depresi, dan perasaan tidak aman. Inferioritas dan dan ketakutan akan penolakan membuat mereka rentan dan kurang kompetitif dalam masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi sikap pasif dan memiliki harga diri yang rendah.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2257","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Since advertising was introduced many centuries ago, women have been objectified and, in some cases, insulted or belittled. The second wave of feminists challenged society's definition of femininity, and society's insistence on equating men with “thought” and women with “nature” and “body.” This paper aims to investigate the question of women portrayal in Pakistani media with “Jean Baudrillard theory of Simulacra and Simulation”. It focuses on how media and writing are constantly affected by hyperreality. Films, commercials, news, web-based media, and so on address fake real factors with the goal that the current world can't understand reality and innovation. Content analysis was used to emphasize how sexist media constructs an unattainable or objective image of female beauty. This paper shows how personal achievements and accomplishments are only acceptable if they meet the criteria of unrealistic beauty standards. The idea of being “perfect” is reinforced through media but mostly women are suffering with anxiety, depression and the feeling of being insecure in their homes. The fear of being inferior and rejection make them vulnerable and less competitive in society which develops a sense of passiveness and low self-esteem.Sejak dunia periklanan diperkenalkan, perempuan telah menjadi objek, dan dalam beberapa kasus mereka direndahkan dan mengalami penolakan. Gelombang feminis telah menentang definisi feminitas dan desakan masyarakat untuk menyamakan laki-laki dengan ‘pikiran’ dan perempuan dengan ‘nature’ dan ‘body’. Artikel ini bermaksud untuk menyelidiki bagaimana proses penggambaran perempuan di media Pakistan melalui teori Simulacra dan Simulasi Jean Baudrillard. Tulisan ini juga berfokus pada bagaimana media secara terus-menerus dipengaruhi oleh hiperrealitas. Film, iklan, berita, media berbasis website, dan yang lainnya membahas realitas palsu dengan tujuan agar dunia saat ini tidak memahami realitas dan inovasi. Analisis Konten digunakan untuk menekankan bagaimana media seksis membangun citra kecantikan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pencapaian pribadi hanya dapat diterima jika telah memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Gagasan untuk menjadi perempuan “sempurna” diperkuat melalui media, namun pada kenyataannya para perempuan justru mengalami kecemasan, depresi, dan perasaan tidak aman. Inferioritas dan dan ketakutan akan penolakan membuat mereka rentan dan kurang kompetitif dalam masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi sikap pasif dan memiliki harga diri yang rendah.
自从几个世纪前广告出现以来,女性一直被物化,在某些情况下,还被侮辱或贬低。第二波女权主义者挑战了社会对女性气质的定义,挑战了社会坚持将男性等同于“思想”、将女性等同于“自然”和“身体”的观念。本文旨在运用“让·鲍德里亚的拟像与模拟理论”来探讨巴基斯坦媒体中的女性形象问题。它关注的是媒体和写作如何不断受到超现实的影响。电影、广告、新闻、网络媒体等都是针对虚假的真实因素,目的是为了让当今世界无法理解现实和创新。内容分析强调了性别歧视媒体如何构建了一个无法实现的或客观的女性美形象。这篇论文展示了个人的成就和成就是如何被接受的,如果他们符合不切实际的美丽标准的标准。“完美”的观念通过媒体得到强化,但大多数女性都在遭受焦虑、抑郁和在家中没有安全感的痛苦。对自卑和被拒绝的恐惧使他们在社会中变得脆弱和缺乏竞争力,从而形成被动和自卑的感觉。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Gelombang女性是telah menentang definisi feminitas dandesakan masyarakat untuk menyamakan laki- lakki dengan ' pikiran ', perempuan dengan ' nature '和' body '。Artikel ini bermaksud untuk menyelidiki bagaimana提出penggambaran perempuan media Pakistan melaluori Simulacra和Simulasi Jean Baudrillard。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。电影,iklan, berita,媒体基础网站,dan yang lainnya membahas realitas palsu dengan tujuan agar dunia saat ini tidak memahami realitas dan inovasi。分析Konten digunakan untuk menkankan bagaimana media seksis meman citra kekankan perempuan。哈西尔·潘内利特(hail penelitian menunjukkan bagaimana penapaian pribadi),我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。加加桑untuk menjadi perempuan " sempurna " diperkuat melalui media, namun pada kenyatanya para perempuan justru mengalami kecemasan, depi, dan perasaan和tidak aman。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。