{"title":"Spesies Udang yang Ditemukan di Perairan Desa Menco, Wedung, Demak","authors":"Aditya Rizqi Agung, Nur Taufiq-Spj, Ria Azizah","doi":"10.14710/jmr.v11i4.34914","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.34914","url":null,"abstract":"Wilayah Menco terletak di Kec. Wedung, Kab. Demak dan merupakan salah satu desa penghasil udang.Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis-jenis udang yang ditemukan di perairan Desa Menco. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik di perairan Desa Menco selama 3 Minggu, dengan menggunakan alat tangkap wangkong (trap net). Sampel yang diperoleh diidentifikasi dan dianalisis menggunakan 16 karakter morfometrik untuk mengetahui komposisi ukuran tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis udang dari famili Penaeidae yaitu: Penaeus merguiensis, Penaeus monodon, dan Metapenaeus ensis. Satu jenis dari famili Palaemonidae yaitu Macrobranchium equidens. Dua jenis dari famili Squillidae yaitu: Harpiosquilla raphidea, dan Oratossquilla oratoria. Total sampel yang ditemukan sebanyak 180 sampel, dengan komposisi: Penaeus monodon 60 sampel (33%), Metapenaeus ensis 60 sampel (33%), Harpiosquilla raphidea 27 sampel (15%). Sementara itu, Oratosquilla oratoria ditemukan 20 sampel (11%), Macrobranchium equidens 7 sampel (5%) dan Penaeus monodon 6 sampel (4%). Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan suhu perairan 29-30OC, salinitas 14-16 ppt, pH berkisar antara 7,4-7,6 dan DO yang berkisar antara 5,67-5,92 mg/l. Menco is located in Wedung District, Demak Regency, where most of the people work as fishermen. The purpose of this study was to determine the types of shrimp found in the waters of Menco Village. Sampling was carried out at three points in the waters of Menco Village during 3 weeks, using a wangkong (trap net). The samples obtained were identified and analyzed using 16 morphometric characters to determine the composition of the catch size. The results showed that there were 3 types of shrimp from the Penaeidae family, namely: Penaeus merguiensis, Penaeus monodon, and Metapenaeus ensis. One species from the family Palaemonidae is Macrobranchium equidens. Two species of the Squillidae family are: Harpiosquilla raphidea, and Oratossquilla oratoria. The total samples found were 180 samples, with the composition: Penaeus monodon 60 samples (33%), Metapenaeus ensis was found 60 samples (33%), Harpiosquilla raphidea 27 samples (15%). Meanwhile, Oratosquilla oratoria was found 20 samples (11%), Macrobranchium equidens 7 samples (5%) and Penaeus monodon 6 samples (4%). The results of water quality measurements showed that the water temperature was 29-30OC, salinity was 14-16 ppt, pH ranged from 7.4-7.6 and Dissolved Oxygen ranged from 5.67-5.92 mg/L.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49381255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kandungan Nitrat (NO3-) dan Fosfat (PO4-3) pada Sedimen terhadap Kondisi Penutupan Lamun di Pantai Prawean Jepara","authors":"Alia Fatimah Azzahra, M. Munasik, Ali Djunaedi","doi":"10.14710/jmr.v11i4.33924","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.33924","url":null,"abstract":"Lamun dapat menyerap nutrien dari substrat melalui sistem akar yang berperan dalam faktor pertumbuhan lamun tersebut sehingga efisiensi daur nutrien dalam sistemnya menjadi sangat penting untuk memelihara produktivitas primer padang lamun. Nitrat dan fosfat berfungsi sebagai nutrien untuk membantu proses fotosintesis. Selain masukan dari aktivitas daratan, nitrat dan fosfat berasal dari hasil dekomposisi tumbuhan lamun yang telah mati. Pantai Prawean Jepara termasuk kawasan yang didominasi oleh kegiatan wisata, dengan dermaga untuk kapal pesiar selain itu juga termasuk kawasan padat penduduk dengan berbagai aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kontribusi zat organik dan anorganik terhadap perairan sekitarnya sehingga mempengaruhi kadar nitrat dan fosfat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrien (nitrat dan fosfat) pada sedimen serta mengetahui jenis dan tutupan lamun yang terdapat di perairan Pantai Prawean Jepara. Metode penelitian ini yaitu deskriptif eksploratif, sedangkan metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling pada tiga stasiun. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021. Analisis sampel penelitian dilakukan di Laboratorium Pengujian Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Hasil kandungan nitrat dan fosfat dalam sedimen di perairan Pantai Prawean, Jepara pada stasiun 1 hingga 3 memiliki rata-rata nitrat 1,44 – 17,597 ppm tergolong tinggi dan fosfat 0,011 – 0,029 ppm tergolong rendah. Jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 4 spesies yaitu Oceana serullata, Cymodocea rotundata, Enhalus accoroides, dan Thalassia hemprichii dengan rata-rata tutupan lamun sebesar 41,41% yang tergolong sedang. Analisis regresi korelasi menunjukan hubungan yang sedang positif pada nitrat yaitu r = 0,34 dan lemah negatif pada fosfat yaitu r = -0,1. Besarnya pengaruh nitrat dan fosfat pada sedimen terhadap kondisi penutupan lamun menghasilkan nilai Determinansi Regresi (R) sebesar 0,4262 (42,62%) dan 0,0368 (3,68%). Seagrass can absorb nutrients from the substrate through the root system which plays a role in the growth factors of the seagrass so that the efficiency of the nutrient cycle in the system is very important to maintain the primary productivity of seagrass beds. Nitrates and phosphates function as nutrients to help the process of photosynthesis. In addition to input from land activities, nitrate and phosphate are derived from the decomposition of dead seagrass plants. Prawean Beach Jepara is an area that is dominated by tourism activities, with a dock for cruise ships, besides that it is also a densely populated area with various activities that contribute to the contribution of organic and inorganic substances to the surrounding waters, thereby affecting nitrate and phosphate levels in the waters. This study aims to determine the nutrient content (nitrate and phosphate) in the sediment and to determine the type and cover of seagrass found in the wat","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48101770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisa Air Tambak Desa Kaliwlingi sebagai Bahan Baku Produksi Garam Konsumsi","authors":"Retno Hartati, Widianingsih Widianingsih, Broto Wisnu Rtd, Meitri Bella Puspa, Edy Supriyo","doi":"10.14710/jmr.v11i4.35353","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.35353","url":null,"abstract":"Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes merupakan daerah yang berperan penting sebagai produsen garam rebus, yaitu garam yang diproduksi dengan cara merebus air laut dan garam konsumsi di Jawa Tengah. Namun informasi mengenai kandungan bahan organik dan indeks pencemaran kaitannya dengan baku mutu air laut di tambak sebagai bahan baku garam rebus di lokasi tersebut masih terbatas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan padatan terlarut, kadar salinitas, pH, dan suhu di beberapa tambak Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes yang digunakan sebagai bahan baku garam konsumsi dan membandingkannya dengan baku mutu bahan baku air laut garam. Metode deskriptif diterapkan dalam penelitian ini dengan materi berupa sampel air tambak di Desa Kaliwlingi yang diukur in situ pada kedalaman 1 meter sebagai sumber data total padatan terlarut (TDS), suhu, salinitas dan pH. Data kemuddian dianalisis secara kualitatif dengan indeks pencemaran dengan metode STORET yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Hasil penelitian mendapatkan kandungan TDS air bahan baku garam sebesar 1109-1692 mg/L, pH 7.6-8.7, kadar salinitas 16,9-19 Be pada rentang suhu 29.7-33. Kondisi tambak Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes tergolong perairan yang tercemar sedang dikarenakan hampir seluruh parameter yang diujikan melewati batas baku mutu air laut untuk pembuatan garam konsumsi dan melewati indeks STORET dengan skor perairan -12. Untuk itu perlu dilakukan perlakuan untuk meningkatkan mutu air laut bahan baku garam konsumsi antara lain dengan membuat kolam sedimentasi dan kolam tandon untuk mendapatkan bahan baku yang lebih baikKaliwlingi Village, Brebes Regency is an area that plays an important role as a producer of boiled and table salt in Central Java Province. However, information regarding the content of organic matter and the pollution index in relation to the quality standards of sea water in ponds as raw material for table salt is still limited. The purpose of this study was to determine the content of dissolved solids, salinity levels, pH, and temperature in several ponds of Kaliwlingi Village, Brebes Regency which were used as raw material for salt production and to compare them with the quality standard of raw salt seawater. The descriptive method was applied in this study with the material of samples of pond water in Kaliwlingi Village which were measured in situ at a depth of 1 meter as a data source for total dissolved solids (TDS), pH, temperature, and salinity. The data was then analyzed qualitatively using a pollution index of STORET method through the Decree of the State Minister of the Environment number 115 of 2003 and the Decree of the Minister of the Environment No. 51 of 2004 concerning guidelines for determining the status of sea water quality for consumption salt raw materials..The results showed that the TDS content of raw material salt water was 1109-1692 mg.L-1, pH 7,6-8,7, salinity levels 16,9-19 ppt ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43971016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
La Ode Abdul Fajar Hasidu, Arif Prasetya, Maharani Maharani, Nur Anisa, Risnita Tri Utami, Laode Muhammad Hazairin Nadia
{"title":"Struktur Komunitas, Biomassa Permukaan dan Status Simpanan Karbon Biru di Kawasan Mangrove Terdegradasi Kabupaten Kolaka","authors":"La Ode Abdul Fajar Hasidu, Arif Prasetya, Maharani Maharani, Nur Anisa, Risnita Tri Utami, Laode Muhammad Hazairin Nadia","doi":"10.14710/jmr.v11i4.35058","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.35058","url":null,"abstract":": Ekosistem mangrove memiliki potensi yang cukup besar dalam menyerap emisi karbon dari atmosfer. Karbon tersebut mampu tersimpan di dalam biomassa maupun sedimen, dan dikenal sebagai blue carbon. Meskipun demikian, degradasi mangrove dapat mengganggu potensi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, biomassa permukaan (AGB), simpanan karbon biru vegetasi mangrove, serta kemampuan serapan karbon ekosistem mangrove yang telah mengalami degradasi di sepanjang pesisir Kabupaten Kolaka. Ekosistem mangrove di kawasan tersebut merupakan mangrove tepian (Fringe Mangrove), dan ketebalannya kurang dari 100 meter. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadrat sejajar garis pantai. Sebanyak 5 plot berukuran 100m2 diletakkan disepanjang transek. Data yang dikoleksi di setiap plot berupa diameter batang (dbh), jenis, dan jumlah jenis. AGB diestimasi menggunakan persamaan allometrik yang telah dikembangkan oleh beberapa peneliti terdahulu. Sementara itu stok karbon diestimasi menggunakan data AGB dan konstanta karbon dari bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di pesisir Kolaka tersusun atas 8 spesies mangrove. Kerapatan mangrove tertinggi berturut-turut stasiun 3 (2180 ind/ha; kategori baik), stasiun 4 (2160 ind/ha; kategori baik), stasiun 1 (1520 ind/ha; kategori baik), dan stasiun 2 (1160 ind/ha; kategori sedang). Total AGB untuk seluruh stasiun sebesar 1242,29 ton/ha dengan AGB tertinggi pada stasiun 4 (455,58 ton/ha). Total stok karbon vegetasi mangrove untuk seluruh stasiun yaitu sebesar 583,85 ton/ha, dengan stok karbon tertinggi terdapat pada stasiun 4 (214,11 ton/ha). Sementara itu, total serapan karbon untuk seluruh stasiun sebesar 1362,46 ton/ha, dengan serapan karbon tertinggi terdapat pada stasiun 4 (499,65 ton/ha). Nilai AGB berbanding lurus dengan nilai stok karbon dan serapan karbon. Mangrove ecosystem has a great potential to absorb carbon emission from atmosphere. Those carbon could be stored into the biomass as well as into the sediment, and it’s well known as blue carbon. Nevertheless, mangrove degradation could disturb those mangrove potential. The aims of this study were to knows the community structure, aboveground biomass (AGB), blue carbon stocks of mangrove vegetation, as well as the ability of carbon absorbtion of degraded mangrove ecosystem along Kolaka Coastal Line. The mangrove ecosystem at those areas was a fringe mangrove, and the mangrove thickness less than 100 meters. This study using quadratic transect method prependicular to the coastal line. 5 plots sized 100m2 were placed along transect line. The data were collected in each plot were stem diameter (dbh), species and total of species. The AGB were estimated using allometric equation that has been developed by previous researcher. Meanwhile, the carbon stock was estimated by using the AGB data and carbon constant value from organic matter. The results of this study showed that mangrove ecosystem of Ko","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49616441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari Poncowati, Nirwani Soenardjo, Nur Taufiq-Spj, Mada Triandala Sibero
{"title":"Profil Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Mangrove Lumnitzera racemosa Asal Perairan Teluk awur, Jepara","authors":"Sari Poncowati, Nirwani Soenardjo, Nur Taufiq-Spj, Mada Triandala Sibero","doi":"10.14710/jmr.v11i4.34325","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.34325","url":null,"abstract":"Mangrove merupakan tumbuhan daerah tropis yang mampu hidup diwilayah pasang surut air laut dan sering dijadikan sebagai obat herbal tradisional karena memiliki kandungan senyawa bioaktif. Salahsatu mangrove yang berpotensi namun jarang diteliti yaitu Lumnitzera racemosa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa bioaktif dari ekstrak daun mangrove Lumnitzera racemosa asal perairan Teluk awur, Jepara, serta pengaruh dari penggunaan metode panas yaitu soxhletasi terhadap senyawa yang didapatkan. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi soxhletasi bertingkat dengan pelarut yang berbeda yaitu n-heksana, etil asetat, dan methanol. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, triterpenoid, kuinon, dan saponin. Uji TLC dilakukan dengan eluen n-heksana : etil asetat (7:3). Hasil penelitian menunjukkan rendemen terbanyak dihasilkan oleh ekstrak methanol, sehingga dapat disimpulkan metode soxhletasi menghasilkan rendemen lebih banyak daripada maserasi dan methanol mampu mengekstraksi sampel dengan lebih optimal. Uji fitokimia dan TLC menunjukkan mangrove L. racemosa terdapat senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, terpenoid, dan kuinon. Pereaksi DPPH yang digunakan menunjukkan sampel L. racemosa positif berpotensi sebagai antioksidan. Mangroves are tropical plants that are able to live in tidal areas and are often used as traditional herbal medicines due to containing bioactive compounds. One of the mangroves that has the potential but is rarely studied is Lumnitzera racemosa. The purpose of this study was to determine the bioactive compounds from mangrove leaf extract L. racemosa from the waters of Teluk Awur, Jepara, and the effect of using the heat method, namely soxhletation, on the compounds obtained. This study used a stratified soxhlet extraction method with different solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Phytochemical tests were conducted to determine the content of alkaloids, flavonoids, phenols, steroids, triterpenoids, quinones, and saponins. The TLC test was carried out with n-hexane: ethyl acetate as an eluent (7:3). The results showed that the highest yield was produced by methanol extract, so it can be concluded that the soxhletation method produced more yield than maceration and methanol was able to extract samples more optimally. Phytochemical and TLC tests showed that the L. racemosa mangrove contained bioactive compounds such as alkaloids, flavonoids, phenols, steroids, terpenoids, and quinones. Meanwhile, the DPPH reagent used showed positive L. racemosa samples as potential antioxidants.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44315976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Trisnawaty Rica Florentina Siahaan, Endriano Manalu, Setiawan Mangando, Fredy Christian Eldiester Dan, Yulianti Elisabet Demena, Frits N. Y. Rumbino, S. Leatemia, F. I. Saleh, Selvi Tebaiy, Nur Widiastuti, Emmanuel Manangkalangi
{"title":"Komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Pulau Padaidori, Kabupaten Biak Numfor, Papua","authors":"Trisnawaty Rica Florentina Siahaan, Endriano Manalu, Setiawan Mangando, Fredy Christian Eldiester Dan, Yulianti Elisabet Demena, Frits N. Y. Rumbino, S. Leatemia, F. I. Saleh, Selvi Tebaiy, Nur Widiastuti, Emmanuel Manangkalangi","doi":"10.14710/jmr.v11i4.33933","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.33933","url":null,"abstract":"Komunitas gastropoda sangat penting sebagai komponen dalam rantai makanan dan dekomposisi di ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur komunitas gastropoda (komposisi spesies, pola sebaran, kepadatan, dan indeks keanekaragaman) pada ekosistem mangrove di Pulau Padaidori, Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor. Ada dua stasiun yang dipilih untuk dilakukan pengambilan sampel. Periode pengambilan sampel gastropoda berlangsung pada bulan Agustus-September 2021 dengan menggunakan metode garis transek dan kuadrat. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan ketika kondisi air surut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 12 spesies gastropoda yang termasuk dalam enam famili (Cerithiidae, Ellobiidae, Littorinidae, Muricidae, Neritidae, dan Potamididae). Umumnya spesies ditemukan di substrat dasar dan akar vegetasi mangrove, kecuali Littoraria scabra yang ditemukan juga pada bagian batang dan daun mangrove. Kepadatan yang tinggi ditemukan pada spesies L. scabra (3,85-6,24 ind.m-2) dan Cerithium coralium (4,18-4,36 ind./m-2), sedangkan kepadatan untuk setiap stasiun, yaitu 12,73 ind.m-2 (stasiun 1) dan 9,97 ind.m-2 (stasiun 2). Pola persebaran spesies gastropoda umumnya mengelompok. Nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi komunitas gastropoda di kedua stasiun yaitu 1,271-1,344, 0,579-0,646, dan 0,334-0,366. Kondisi ini mengambarkan bahwa komunitas gastropoda di kedua stasiun relatif stabil. Berbagai parameter dalam komunitas gastropoda ini bisa berubah karena gangguan dan aktivitas pemanfaatan. Oleh karena itu, informasi mengenai komunitas gastropoda ini dapat digunakan sebagai indikator dalam pemantauan perubahan kondisi ekosistem mangrove. The gastropod community is very important as a component in the food chain and decomposition in mangrove ecosystems. This study aims to describe the structure of the gastropod community (species composition, distribution pattern, density, and diversity index) in the mangrove ecosystem on Padaidori Island, Padaido Islands, Biak Numfor Regency. There were two stations selected for sampling. The sampling period for gastropods took place in August-September 2021 using the line transect and quadrat method. Sampling of gastropods was carried out at low tide. Results Based on the research, there were 12 gastropod species belonging to six families (Cerithiidae, Ellobiidae, Littorinidae, Muricidae, Neritidae, dan Potamididae). Generally, the species were found in the bottom substrate and roots of mangrove vegetation, except for Littoraria scabra which was also found on the stems and leaves of mangroves. High density was found in L. scabra (3.85-6.24 ind.m-2) and Cerithium coralium (4.18-4.36 ind./m-2), the density for each station was 12.73 ind.m-2 (station 1) and 9.97 ind.m-2 (station 2). The distribution pattern of gastropod species is generally clustered. The index of diversity, evenness, and dominance at the two stations was 1.271-1.344, 0.579-0.646, and 0.334-0.366. ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44069664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konektivitas Mangrove dan Terumbu Karang Berdasarkan Komunitas Ikan Karang (Studi Kasus: Kepulauan Mentawai dan Belitung)","authors":"Clarissa Belinda, Rudhi Pribadi, Yaya Ihya Ulumuddin","doi":"10.14710/jmr.v11i4.32346","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.32346","url":null,"abstract":": Mangrove, terumbu karang, dan padang lamun merupakan ekosistem yang saling berkaitan satu sama lain dan memiliki peran penting bagi komunitas biota di laut sebagai habitat yang menyediakan area pemijahan (spawning ground), area asuhan (nursery ground), dan tempat mencari makan (feeding ground). Beberapa jenis ikan karang hanya hidup pada satu habitat saja, namun beberapa jenis ikan karang yang lain dapat berpindah habitat semasa hidupnya, dari satu area ekosistem ke area yang lain, yang disebut dengan migrasi ontogenetik. Adanya aktivitas migrasi tersebut, menyebabkan terjadinya interaksi antara komunitas ikan karang dengan ekosistem pesisir di sekitarnya. Banyak penelitian telah dilakukan berkaitan dengan interaksi ini, ditinjau dari perpindahan nutrien antar ekosistem dan trofik level komunitas ikan karang, namun belum banyak penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan bentang laut (seascape) dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis interaksi antara ekosistem mangrove dan terumbu karang penting dilakukan karena hal tersebut memiliki pengaruh terhadap persebaran ikan dan proses ekologi yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat hubungan ekosistem mangrove dan terumbu karang berdasarkan komunitas ikan karang di dalamnya. Data komunitas ikan karang didapatkan dari Laporan Reef Health Monitoring (RHM) LIPI pada tahun 2018. Pembuatan peta struktur bentang laut dilakukan dengan menggabungkan Peta Mangrove Indonesia dengan Peta Terumbu Karang menggunakan software QGIS 3.16. Setelahnya, dilakukan ekstraksi seascape metrics, eksplorasi data metrik, uji korelasi dan regresi linier menggunakan software R Studio. Analisis regresi menghasilkan metriks ikan dan seascape metrics pada kandidat model. Hasil diperoleh konektivitas tertinggi di Kepulauan Mentawai adalah pada class area karang terhadap kelimpahan Siganidae dengan nilai persamaan regresi y=4,76-2,86 dan nilai korelasi R = -0,95 serta nilai koefisien determinan R2 = 0,9. Sedangkan di Perairan Belitung, konektivitas tertinggi adalah pada edge density mangrove terhadap kelimpahan Chaetodontidae dengan persamaan regresi y=3,23-0,14x dan nilai korelasi R = -0,84 serta nilai koefisien determinan R2 = 0,71. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekosistem mangrove dan terumbu karang memengaruhi kelimpahan ikan karang di kedua lokasi ini. Mangroves, coral reefs, and seagrass beds are ecosystems that interconnected to one another, and each of those ecosystems has crucial function as spawning grounds, nursery grounds, and feeding grounds for many marine biotas, including reef fish community. Some reef fish live only in one habitat for their lives, and some live by moving from one ecosystem to another during their lifetime. The movement of reef fish during the stage of their life is called ontogenetic migration. This ontogenetic activity can create interaction between the coral reef fish to the ecosystems around them. Many","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48173863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Korelasi Nutrien Nitrat Fosfat Pada Sedimen terhadap Persentase Tutupan Lamun di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta","authors":"Safira Aisha Putri, S. Suryono, R. Ario","doi":"10.14710/jmr.v11i4.34126","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.34126","url":null,"abstract":"Nutrien nitrat dan fosfat merupakan salah satu faktor pembatas yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan pada ekosistem laut terutama lamun. Penelitian dilaksanakan pada bulan November - Desember 2021 dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrien nitrat dan fosfat pada sedimen serta korelasinya terhadap tutupan lamun di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pemihan stasiun penelitian menggunakan purposive sampling. Analisis konsentrasi nutrien nitrat dilakukan dengan metode IK-BP2-MU-A-08-2005 dan fosfat dengan SNI 06-6989.31-2005. Analisis korelasi dilakukan dengan metode person-correlation. Hasil menunjukkan bahwa rata – rata tutupan lamun di Pulau Harapan sebesar 43,94% dan Pulau Kelapa Dua 29,42 %. Korelasi nutrien terhadap tutupan lamun di Pulau Harapan menunjukkan nitrat sebesar 0,63 dan fosfat 0,19 sedangkan di Pulau Kelapa Dua nilai korelasi menunjukkan nitrat sebesar 0,43 dan fosfat -0,24. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa konsentrasi nutrien pada Pulau Harapan memiliki hubungan kuat positif untuk nitrat dan sangat rendah untuk fosfat, sedangkan di Pulau Kelapa Dua menunjukkan hasil cukup positif untuk nitrat dan sangat rendah untuk fosfat. Nitrate and phosphate nutrients are one of the limiting factors that affect the growth process in marine ecosystems, especially seagrass. The research was carried out in November - December 2021 with the aim of knowing the concentration of nitrate and phosphate nutrients in sediments and their correlation to seagrass cover on Harapan Island and Kelapa Dua Island. The method used in this research is a survey method. Selection of research stations using purposive sampling. Analysis of the nutrient content of nitrate was carried out with the method of IK-BP2-MU-A-08-2005 and phosphate with SNI 06-6989.31-2005. Correlation analysis was carried out using the person-correlation method. The results showed that the average seagrass cover on Harapan Island was 43.94% and Kelapa Dua Island was 29.42%. Nutrient correlation to seagrass cover in Harapan Island showed nitrate of 0.63 and phosphate of 0.19 while in Kelapa Dua Island the correlation value showed nitrate of 0.43 and phosphate of -0.24. The conclusion of the study was that the nutrient concentration on Harapan Island had a strong positive relationship for nitrate and very low for phosphate, while in Kelapa Dua Island the results were quite positive for nitrate and very low for phosphate.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42481594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Moh. Muhaemin, Taslim Arifin, Nafisa Mahdafikia, H. Fihrin
{"title":"Pengaruh Parameter Oseanografi Fisik Terhadap Indikasi Pemutihan Karang (Coral Bleaching) di Taman Wisata Perairan (TWP) Kapoposang Spermonde Selat Makassar","authors":"Moh. Muhaemin, Taslim Arifin, Nafisa Mahdafikia, H. Fihrin","doi":"10.14710/jmr.v11i4.33401","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.33401","url":null,"abstract":"Karang di Taman Wisata Perairan (TWP) Kapoposang terindikasi mengalami tekanan lingkungan sebagai dampak antropogenik ataupun alami. Kondisi alami yang diduga berperan terhadap kesehatan karang di kawasan tersebut adalah suhu permukaan laut (SPL), salinitas, dan arus permukaan laut (APL). Penelitian dilakukan untuk menganalisis sebaran horizontal parameter oseanografi fisik (SPL, salinitas, dan APL) dan indikasi hubungan antara parameter tersebut dengan pemutihan karang (persentase tutupan karang, PTK). Data seri waktu SPL, salinitas, dan APL pada kurun waktu 2003-2020 dianalisis berdasarkan musim dengan menggunakan Surfer 13 untuk memperoleh pola sebaran horizontal parameter tersebut. Secara terpisah, data citra Landsat pada kurun waktu 2000, 2005, 2015 dan 2020 dianalisis dengan menggunakan Er Mapper 7.0, Envi 5.3, dan ArcGis 10.7 untuk pemetaan klasifikasi karang. Analisis spasio temporal deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabilitas kondisi oseanografi dan indikasi hubungannya dengan pemutihan karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPL pada musim timur lebih tinggi dari musim barat, sedangkan salinitas dan APL di musim timur lebih rendah dari musim barat. Persentase tutupan karang hidup terhadap karang total (KH/KT) cenderung menurun pada kurun waktu 20010-2020, sedangkan persentase karang mati terhadap karang total (KM/KT) cenderung meningkat. Terdapat indikasi kuat SPL berkorelasi kuat terhadap peristiwa pemutihan karang di TWP Kapoposang. Corals at the Marine Tourism Park (MTP) of Kapoposang have been depleting by the anthropogenic or natural disaster effects. The natural phenomena which have been affecting the local corals were sea surface temperature (SST), salinity, and sea surface current (SSC). The research was conducted to analyze the horizontal distribution of those oceanographic parameters and to describe relationship indication of local coral bleaching events (represented by coral coverage area, CCA). The horizontal monsoonal distribution pattern of SST, salinity, and SSC data series (2003 to 2020) were analyzed by using Surfer ver13. In addition, the CCA’s distinct Landsat imagery data (2000, 2005, 2015, and 2020) was analyzed by using Er Mapper ver 7.0, Envi ver 5.3, and ArcGis ver 10.7 softwares. Generally, the descriptive spacious-temporal data analysis was used to describe the variability of monsoonal oceanographic conditions (related to regional oceanographic phenomena) and its indication relationship with local coral bleaching events. The result showed that SST in east season was tend to higher than SST in west season; whereas salinity and SSC in east season were tend to lower than those in west season. The life and total CCA ratio (KH/KT) had different trend in which compared with the death and total CCA ratio (KM/KT). Respectively, the SST had close relationship with local coral bleaching events in MTP of Kapoposang.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44077430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Status Nudibranchia dari Pantai Krakal, Gunungkidul, Yogyakarta","authors":"Dinda Richa Kumarahaqi, Delianis Pringgenies, Retno Hartati","doi":"10.14710/jmr.v11i4.34019","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.34019","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai identifikasi nudibranchia belum banyak dilakukan khususnya di Pantai Krakal, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nudibranchia yang ditemukan di Pantai Krakal. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2021. Nudibranchia dikumpulkan dengan menggunakan coolbox dari Pantai Krakal. Identifikasi dilakukan secara in situ dengan buku iden Debelius 2004. Jenis nudibranchia yang ditemukan dari penelitian ini adalah Aplysia dactylomela, Dendrodoris carbunculosa, Dendrodoris fumata, Dendrodoris nigra dan Discodoris lilacina. Dendrodoris nigra merupakan spesies yang paling banyak ditemukan di Pantai Krakal, dengan warna kehitaman dan memiliki corak bintik-bintik putih pada mantel.Research on the identification of nudibranchs has not been widely carried out, especially in Krakal Beach, Gunungkidul, DI Yogyakarta. This study aims to identify nudibranchs found on Krakal Beach. The study was conducted in October 2021. Nudibranchia were collected using a coolbox from Krakal Beach. Identification was carried out in situ with the book Iden Debelius 2004. The types of nudibranchia found in this study were Aplysia dactylomela, Dendrodoris carbunculosa, Dendrodoris fumata, Dendrodoris nigra and Discodoris lilacina. Dendrodoris nigra is the most common species found on Krakal Beach, with a blackish color and has a pattern of white spots on the mantle. ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67006674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}